Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan warga negara Indonesia yang

memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh

pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,

memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menyebutkan bahwa dalam

rangka mewujudkan pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan

Negara, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas,

profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek

korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik

bagi masyarakat, serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat

pemersatu bangsa dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang berdasakan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.1

Dalam pembelajaran pola baru ini proses internalisasi tersebut dilakukan

dengan cara mengaktualisasikan teori yang telah diterima di tempat bekerja,

sehingga nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut dapat dirasakan secara

langsung manfaatnya. Dasar hukum pelaksanaan Latsar tertuang dalam PER

LAN No 12 Tahun 2018 tentang pelatihan dalam Masa Prajabatan yang

dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,

1
UU Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

1
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian

yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta

kompetensi bidang2. Melalui Latsar ini diharapkan dapat membentuk sumber

daya manusia yang berkarakter, unggul, kreatif dan berdaya saing tinggi, guna

mempercepat peningkatan pertumbuhan pembangunan dan ekonomi

indonesia, didalam menghadapi era globalisasi.

Guru sebagai ujung tombak fungsi pelaksanaan pelayanan di bidang

pendidikan merupakan profesi yang sangat mulia sekaligus membutuhkan

aparat yang berlandaskan ANEKA guna mencapai tujuan dan sasaran pokok.

Hakekat Bimbingan dan Konseling merupakan upaya sistematis ,

objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh

konselor atau guru BK untuk memfasilitasi perkembangan peserta

didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Dari hakekat

tersebut bisa disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling di sekolah

memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik untuk mencapai

kemandirian dalam kehidupannya yang mengarah pada pencapaian tugas-

tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi

Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya

mendukung pencapaian kemandirian peserta didik sesuai tugas perkembangan

tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan

kolaboratif dengan seluruh stakeholder yang ada disekolah.

2
Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan dasar calon pegawai
negeri sipi

2
Dari permasalahan diatas, perlu dibentuk sosok ASN yang profesional,

yaitu ASN yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga

mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Peraturan

Kepala LAN No. 15 Tahun 2015 tentang Diklat Prajabatan Golongan III

menyatakan bahwa untuk membentuk Aparatur Sipil Negara yang profesional

yang mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan publik

diperlukan pembentukan karakter melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan yang didasarkan pada nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil

Negara. Pelaksanaan diklat prajabatan pola baru ini mengedepankan

internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN dengan harapan dapat

mewujudkan etos kerja pegawai yang lebih profesional.

Penulis sebagai Calon Guru Bimbingan Konseling di MTs Negeri 2 Kota

Palembang yang di tugaskan mengampu kelas IX dimana mereka

membutuhkan bimbingan bidang karier untuk prospek kedepan dan

mengkoordinasikan hasilnya pada pihak yang terkait.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan Rancangan Aktualisasi dan yang akan dilaksanakan

oleh CPNS sebagai peserta latsar mampu menerapkan nilai-nilai dasar

Profesi ASN di MTS Negeri 2 Model Palembang sebagai berikut :

a. CPNS sebagai peserta latihan dasar mampu menerapkan nilai-nilai dasar

PNS (nilai-nilai ANEKA) sehingga memiliki tanggung jawab dan

3
integritas terhadap apa yang dikerjakan di MTS Negeri 2 Model

Palembang.

b. CPNS sebagai peserta latihan dasar mampu menerapkan kedudukan dan

peran PNS dalam NKRI meliputi (Manajemen ASN, Whole Of

Goverment dan Pelayanan Publik) di masing-masing satuan kerja

c. Peserta latihan dasar mampu menciptakan lingkungan kerja yang

harmonis dan kondusif di masing-masing satuan kerja

d. Peserta pendidikan dasar mampu menjadi abdi Negara.

2. Manfaat

Pembuatan laporan kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk :

a. Bagi peserta Diklat Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Agama Gol. III

Gelombang II sebagai acuan dalam mengimplementasikan

pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS dalam mengemban tanggung

jawab penuh sebagai abdi Negara sesuai dengan nilai-nilai dasar profesi

PNS yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,

dan Anti Korupsi (ANEKA) dan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI

yang terdiri dari Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of

Goverment.

b. Bagi unit kerja dapat memberikan kontribusi dalam penerapan aktualisasi

nilai-nilai dasar ditempat tugas mendapatkan pelayanan yang prima dari

calon cpns yang menerapkan nilai-nilai dasar ASN yang terangkum dalam

ANEKA

4
c. Bagi organisasi dapat menjadikan sebagai abdi negera yang mampu

berperan aktif dalam mengembangkan Negara yang lebih baik sesuai

penerapan nilai-nilai dasar ASN yang terangkum dalam ANEKA

d. Bagi steckeholder dapat mengubah mindset di dalam diri ASN untuk

menjadi lebih professional, berkomitmen, beretika, dan berintegritas dalam

menjalankan tugas yang terangkum dalam ANEKA.

5
C. Ruang Lingkup

Kegiatan habituasi untuk aktualisasi dilaksanakan selama 30 hari

aktif kerja pada MTs Negeri 2 Kota Palembang. Adapun kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Membuat asesmen dan mengumpulkan data

2. Membuat prota dan prosem

3. Membuat RPL bimbingan dan konseling untuk kelas IX 7.

4. Memberikan layanan Peminatan bidang karier untuk kelas IX 7.

5. Memberiakan layanan konsultasi pada siswa dalam proses pemantapan

studi lanjutan kepada siswa siswi kelas IX MTs N 2 Kota Palembang.

6. Melaksanakan koordinasi dengan sekolah lanjutan yang ada disekitar

dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.

6
BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi

1. Profil Sekolah

MTs Negeri 2 Kota Palembang terletak di pusat kota Palembang,

tepatnya di Kecamatan Ilir Barat I, Kelurahan Siring Agung, Jalan

Inspektur Marzuki Km 4,5 Rt 04 Rw 06 Pakjo, telepon 0711-410139.

Secara geografis Mts. Negeri 2 Palembang berada di kawasan Komplek

Madrasah terpadu yang berbatasan :

- Sebelah barat berbatasan dengan asrama siswa/siswi Madrasah

Terpadu

- Sebelah timur berbatasan dengan MIN 2 Model Palembang

- Sebelah Utara berbatasan dengan MAN 3 Model Palembang

- Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk

Komplek Perumahan Wai Hitam.

MTs. Negeri 2 Model Palembang melalui kiprahnya sebagai Sekolah

Menengah Tingkat Pertama yang berciri khas Islam untuk pembenahan

kegiatan belajar mengajar dalam rangka peningkatan mutu lulusan. MTs.

Negeri 2 Model Palembang ditetapkan sebagai Mts. Model oleh Direktur

Jendral Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI pada tanggal

14 Maret 1998 di Yogyakarta.

Fungsi MTs. Negeri 2 Model Palembang :

7
1. Fungsi Model, yaitu MTs. Model adalah merupakan susunan standar

semua aspek program akademis MTs. Mutu pendidikan, kualifikasi

kepala Madrasah dan Guru, Fasilitas Madrasah, Operasional dan

Manajemen Madrasah

2. Fungsi Pelatihan, yaitu Kepala Madrasah dan Guru Master harus

memberikan pelatihan berkala kepada Kepala Madrasah KKM dan

guru-guru MTs. di wilayah binaannya.

3. Fungsi kepemimpinan, yakni bahwa MTs. Negeri Model adalah

Pemimpin/Pembina dalam berbagai aktifitas dari MTs. di wilayah

binaannya.

4. Fungsi pelayanan sarana pendidikan, yaitu bahwa sarana-sarana

pendidikan yang dimiliki MTs. Negeri Model dipergunakan sebagai

sarana penunjang pendidikan bagi MTs-MTs di wilayah binaannya.

5. Fungsi pengawasan/supervisi, yaitu bahwa Kepala Madrasah dan

guru master/bina MTs Negeri Model harus melakukan

pengawasan/supervisi terhadap pelaksanaan pendidikan pada

madrasah binaannya.

6. Fungsi pelayanan profesional adalah melalui MTs Negeri Model

para Kepala Madrasah, guru dan seluruh staf madrasah mendapat

kesempatan untuk tumbuh menjadi tenaga kependidikan yang

profesional

8
2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi

- Visi

Unggul dalam prestasi, islam, berbudaya dan berwawasan

lingkungan.

- Misi

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara mandiri dan

efektif sehingga setiap siswa memiliki kompetensi yang

diharapkan

b. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri secara mandiri dan

efektif sehingga setiap siswa menemukan potensi dirinya

c. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada konsep

islami, kreatif dan inovatif

d. Menciptakan suasana kondusif untuk meraih kualitas sesuai ciri

khas madrasah

e. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai islami sehingga

terbangun siswa yang bertaqwa dan berakhlak mulia

f. Menerapkan pembelajaran berbasis ICT untuk pengembangan

IMTAQ dan IPTEK

g. Menumbuhkan semangat dan kesadaran diri untuk memiliki

budaya dan etos kerja profesional

h. Mengkondisikan lingkungan belajar yang sehat, nyaman, aktif

dan efektif

9
- Nilai – Nilai Organisasi

1) Nilai kesabaran (istibar)

2) Nilai ketekunan (hirsun)

3) Nilai kejujuran (sidiq)

4) Nilai terpercaya (amanah

5) Nilai kearifan (hikmah)

B. Deskripsi Isu

Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang

muncul pada instansi kerja penulis yaitu MTs Negeri 2 Kota Palembang. Isu

tersebut muncul berdasarkan permasalahan yang sering timbul di tempat

penulis bekerja. Beberapa permasalahan tersebut di inventarisir dengan

mengaktegorikannya kedalam tiga prinsip ASN yaitu ; 1) Manajemen ASN, 2)

Pelayanan Publik, dan 3) Whole of Government (Wog).

Isu utama dari bidang yang penulis hadapi adalah penyusunan dan

pelaksanaan program layanan peminatan bidang karier peserta didik di kelas

IX. Penulis melihat masih ada beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki

penyusunan dan pelaksanaan program layanan peminatan bidang karier, agar

tercipta pelaksanaan pelayanan bimbingan konseling yang optimal bagi

peserta didik. Selama ini pelaksanaan penyusunan dan pelaksanaan program

layanan peminatan bidang karier dikelas IX kurang optimal dan tidak

berlandaskan kebutuhan peserta didik. Oleh sebab itu, pelaksanaan bimbingan

konseling disekolah harus berlandaskan asas kebutuhan siswa terutama siswa

10
kelas IX yang memerlukan layanan peminatan bidang karier untuk studi

lanjutan berdasarkan daftar cek masalah siswa.

Rencana pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang akan dilakukan

masih memiliki beberapa kendala yang membutuhkan solusi. Adapun ide

pemecahan masalah yang dihadapi itu dengan membuat need assessment

dalam membuat, merancang dan mengoptimalkan layanan peminatan bidang

karier.

C. Analisis Isu

Isu merupakan suatu kondisi atau peristiwa, baik didalam maupun diluar

organisasi, yang jika dibiarkan akan menjadi efek yang signifikan pada fungsi

atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-trget organisasi tersebut

dimasa mendatang.suatu kondisi atau peristiwa, baik didalam maupun diluar

organisasi, yang jika dibiarkan akan menjadi efek yang signifikan pada fungsi

atau kinerja organisasi tersebut atau pada target-trget organisasi tersebut

dimasa mendatang. Setelah dideskripsikan diperlukan analisis lanjutan dari

isu-isu tersebut. Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan

kualitas isu. Disamping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu

aktual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu, alat analisis kriteria

isu dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,

Problematika, Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu dengan

menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).

AKPK (Kriteria Isu)

1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat.

11
2. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak.

3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu

dicarikan solusinya sesegera mungkin.

4. Kelayakan: masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif

pemecahan masalahnya.

Pembobotan dan analisis AKPK

Bobot Keterangan

5 Sangat kuat pengaruhnya

4 Kuat pengaruhnya

3 Sedang pengaruhnya

2 Kurang pengaruhnya

1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 1. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG

Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis AKPK

No A K P K
Isu Jml Peringkat
. (1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

1. Program BK masih 4 4 2 4 14 3

menggunakan system lama

2. hasil asesment siswa kurang 3 3 3 2 11 5

tepat guna

12
3. Konseling Individu tidak 3 3 4 3 13 4

berjalan sesuai asas-asas

4. Mindset siswa tentang guru 4 3 4 4 15 2

BK hanya menangani anak

bermasalah

5. Minimnya layanan 5 4 4 5 18 1

peminatan bidang karier

dikelas IX

Tabel 2. Analisis Isu Menggunakan AKPK

Dari analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut di atas lalu

diambil tiga nilai tertinggi. Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga

besar tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu

dengan alat analisis USG.

USG (kualitas isu)

1. Urgency: sebeapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan

ditindaklanjuti.

2. Seriousness: seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat

yang ditimbulkan.

3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak

ditangani sebagaimana mestinya.

13
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan

rentang nilai 1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu

tersbut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.

Analisis kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG.

Pembobotan dan analisis USG

Bobot Keterangan

5 Sangat kuat pengaruhnya

4 Kuat pengaruhnya

3 Sedang pengaruhnya

2 Kurang pengaruhnya

1 Sangat kurang pengaruhnya

No. Penilaian Kriteria Jml Peringkat

U S G

Masalah (1-5) (1-5) (1-5)

1. Mindset siswa tentang 4 4 4 12 2

guru BK hanya

menangani anak

bermasalah

2. Program BK masih 4 4 5 13 3

menggunakan system

lama

14
3. Minimnya layanan 5 4 5 15 1

peminatan bidang

karier dikelas IX

Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG

Analisis USG diatas menunjukkan bahwa isu yang akan diangkat pada

kegiatan aktualisasi ini adalah Minimnya layanan peminatan bidang karier

dikelas IX. Berdasarkan Analisis Kebutuhan siswa di MTs Negeri 2 Kota

Palembang melalui implementasi nilai-nilai ANEKA. Analisis dampak jika isu

tersebut tidak segera dipecahkan akan menyebabkan :

1. Kebutuhan peserta didik tidak terukur dengan baik

2. Tidak mendapatkan kejelasan tentang karier siswa

3. Tidak mendapatkan deskripsi kebutuhan peserta didik

4. Program bimbingan konseling tidak berjalan dengan semestinya

5. Guru BK akan kebingungan untuk mengimplementasikan pelayanan

konseling

6. Visi dan Misi lembaga belum dapat dicapai dengan baik

D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih

Layanan Bimbingan Konseling merupakan salah satu komponen

penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat

dibutuhkan, khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan

pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan

pengembangan karir. Layanan peminatan dalam Bimbingan konseling

15
disekolah memberikan gambaran studi lanjutan siswa siswi terutama kelas IX.

Siswa masih bingung memilih sekolah lanjutan misal ke SMA, SMK atau

kesekolah yang berbasis pondok pesantren. Kemudian dari segi pelaksanaan

need asessment yang kurang sesuai dengan panduan operasional

penyelenggaraan bimbingan konseling ( POP BK ) di MTs/ SMP kurikulum

2013. Ditambah lagi dengan Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang

Peminatan pada Pendidikan Menengah3. Permendikbud No. 111 Tahun 2014

tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah4.

Berdasarkan hasil USG telah ditemukan core issue yaitu Minimnya

layanan peminatan bidang karier dikelas IX berdasarkan analisis kebutuhan

siswa. Dilihat dari permasalahannya, coreissue tersebut memang memiliki

dampak yang sangat besar apabila dilaksanakan dengan baik untuk kemajuan

karier siswa dan program bimbingan konseling itu sendiri. Maka dari itu

penulis akan mengangkat isu dengan topik dengan judul “Optimalisasi

Layanan peminatan Bimbingan dan Konseling Bidang Karier Pada Kelas

IX 7”

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS

1. Akuntabilitas

a) Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas. Namun

kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas

adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan


3
Permendikbud No. 64 Tahun 2014. Tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah
4
Permendikbud No. 111 Tahun 2014. Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar.

16
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus

dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,

kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang

menjadi amanahnya dengan tujuan menjamin terwujudnya nilai

nilai publik. 5Adapun nilai-nilai publik tersebut antara lain :

a. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari

dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.

b. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

c. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat

diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Adapun nilai-nilai dasar dari akuntabilitas, sebagai berikut :

a. Penuh semangat

b. Disiplin

c. Profesional

d. Tepat waktu

e. Transparan

f. Efektif dan efisien

2 .Nasionalisme

Nasionalisme dalam artian sempit merupakan suatu sikap yang

meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain

sebagaimana mestinya. Nasionalisme secara politis merupakan manifestasi

5
Bevaola Kusumasari, dkk., Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III (Jakarta: LAN, 2015), h.7

17
kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu

bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan

ataupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan

masyarakat, bangsa dan negaranya. Nasionalisme pancasila merupakan

pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan

tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila. Ada beberapa

bentuk implementasi nilai-nilai nasionalisme yang terdapat di dalam

pancasila, yang dimulai dari sila pertama sampai sila ke lima, sebagai

berikut:

a. Implementasi nilai ketuhanan (pancasila sila pertama)

1) Landasan pengelolaan kehidupan masyarakat dalam konteks masyarakat

yang majemuk, tanpa menjadikan satu agama tertentu mendikte negara;

2) Pancasila menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang

memisahkan agama dan negara;

3) Negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan

kepercayaan masing-masing;

4) Kekuasaan/jabatan tidak hanya amanat manusia tapi juga amanat Tuhan;

b. Implementasi nilai kemanusiaan (pancasila sila ke dua)

1) Pendengar yang baik;

2) Pelayanan administratif yang adil;

3) Memelihara komunikasi dan interaksi dengan baik,

c. Implementasi nilai persatuan (pancasila sila ke tiga)

1) Tanpa membedakan agama, bahasa, asli/asal turunannya;

18
2) Implementasi nilai kerakyatan dan permusyawaratan dalam masyarakat

3) Penghormatan terhadap suara rakyat (kerakyatan);

5) Persatuan diatas kepentingan pribadi dan golongan (musyawarah)

d. Implementasi nilai keadilan sosial (pancasila sila ke lima)

1) Partisipasi dalam bidang politik

2) Partisipasi dalam bidang ekonomi

3. Etika Publik

Beberapa nilai etika publik yang harus diperhatikan oleh setiap profesi

ASN adalah sebagai berikut:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar dan NKRI

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah.

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna menunjang program pemerintah

k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

19
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan6.

4. Komitmen Mutu

Beberapa nilai komitmen mutu yang yang harus diperhatikan oleh setiap

ASN adalah sebagai berikut:

a. Efektif;

b. Efisien;

c. Inovasi, dan;

d. Mutu.

Adapun menurut Zeithmalh, dkk menyatakan bahwa terdapat sepuluh

ukuran dalam menilai mutu pelayanan, yaitu : “(1) Tangible

(nyata/berwujud), (2) Reliability (kehandalan), (3) Responsiveness (Cepat

tanggap), (4) Competence (kompetensi), (5) Access (kemudahan), (6)

Courtesy (keramahan), (7) Communication (komunikasi), (8) Credibility

(kepercayaan), (9) Security (keamanan), (10) Understanding the Customer

(Pemahaman pelanggan).”

5. Anti Korupsi

Beberapa nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan

oleh setiap ASN adalah sebagai berikut:

a. Jujur

b.Disiplin.

c. Tanggung jawab

d. Adil

6
Wahyudi Kumorotomo, Etika Publik: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III
(Jakarta: LAN, 2015),memahami h. 10-11

20
e. Berani

f. Peduli

g. Kerja keras

h. Sederhana

i. Mandiri

6. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

1) Whole Of Goverment

WoG adalah kosakata untuk menjelaskan sekelompok respon

terhadap masalah peningkatan permentasi dari sektor publik dan pelayanan

publik serta keinginan untuk meningkatkan integrasi, koordinasi, dan

kapasitas. WoG berdasarkan jenis:

a. Pelayanan yang bersifat administratif

b. Pelayanan jasa

c. Pelayanan barang

d. Pelayanan regulatif

Adapun bentuk WoG adalah:

a. Integrating

b. Koordinasi dan Kolaborasi

c. Integrating dan rebalancing

d. Culture Change

2. Manajemen ASN

Pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang

profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi

21
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Adapun

manajemen PNS adalah:

a. Penyusunan dan penetapa kebutuhan;

b. Pengadaan

c. Pangkat dan jabatan

d. Pengembangan karier

e. Pola karier

f. Promosi

g. Mutasi

h. Penilaian kerja

i. Penggajian dan tunjangan

j. Penghargaan

k. Disiplin

l. Pemberhentian

m. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua

n. Perlindungan

3) Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan

atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain

yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan

pokok dan tatacara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan

kepuasan kepada penerima pelayanan. Dunia pelayanan tidak dapat

dipisahkan dengan kehidupan manusia. Setiap manusia bahkan ketika

22
masih dirahim ibunya sudah mendapatkan pelayanan berupa asupan nutrisi

dan do‟a, fase selanjutnya adalah setelah cukup waktu untuk lahir ke dunia

ia juga mendapatkan pelayanan.

pelayanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

kehidupan manusia. Berbagai literatur administrasi publik menyebut

bahwa prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan

prima adalah:

a. Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang

dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat

dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;

b. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah

sebagai penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses

bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan

pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti:

persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga

harus diberi akses yang sebesar-besarnya untuk mempertanyakan

dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak puas

dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;

c. Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah

wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga

negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan

publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan

mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur,

23
dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat,

birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat

yang menduduki posisi sebagai agen;

d. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan

warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga

negara, seperti: status sosial, pandangan politik, enisitas, agama,

profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan

sejenisnya;

e. Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana

masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar

fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus

diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang

dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah

dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk

mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga

negara.

f. Efektif dan efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu

mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk

melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuantujuan

strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan

tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga

kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;

24
g. Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah

harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan

dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah

dilihat, gampang ditemukan, dan lain lain.) dan dapat dijangkau

dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan

yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan

tersebut.

h. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan

menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai

oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar..

25
F. Matrix Rancangan

Matrix Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : MTs Negeri 2 Kota Palembang

Identifikasi isu : 1. Minimnya layanan peminatan bidang karier dikelas IX

2. Mindset siswa tentang guru BK hanya menangani anak bermasalah

3. Program BK masih menggunakan system lama

Isu yang diangkat : Minimnya layanan peminatan bidang karier dikelas IX.

Gagasan pemecahan isu : 1. Melakukan need asesment dan penginputan data siswa

2.Menyusun Program bimbingan konseling berdasarkan analisis kebutuhan siswa

3. Melaksanakan layanan peminatan bidang karir kepada siswa kelas IX.7

4. Melaksanakan layanan konsultasi untuk studi lanjutan siswa

5. Melaksaakan Penilaian pelaksanaan layanan peminatan bimbingan konseling

6. Mengevaluasi hasil pelayanan bimbingan dan konseling

26
Nilai Dasar yang Terkandung

Kontribusi Penguatan Nilai-Nilai


No Kegiatan Tahapan Output/Hasil
Nilai Uraian terhadap visi Organisasi

misi

1 Mengumpulkan 1. Menggunakan Mendapatkan Akuntabilitas Tanggung Jawab: Upaya Nilai kesabaran (istibar)

data dan aplikasi DCM informasi mewujudkan MTs


Mencari Informasi tentang Nilai ketekunan (hirsun)
penginputan dalam asesmen secara negeri 2 kota
siswa merupakan tanggung
Nilai kejujuran (sidiq)
data siswa siswa menyeluruh Palembang
jawab guru BK.

27
2. Memberikan tentang Kejelasan Target: unggul dalam Nilai terpercaya (amanah)

petunjuk dalam masalah yang berprestasi yang


Guru BK harus Nilaikearifan (hikmah)
pengisian dimiliki oleh mampunyai
mendapatkan informasi Nilai kesucian jiwa
analisis siswa potensi
yang akurat dari hasil (tazkiyah)
3. Mengentri hasil berorentasi
penginputan data
jawaban siswa kepada jiwa
Nasionalisme Tidak Diskriminatif:
keislaman guna

Setiap permasalahan siswa menghasilkan

yang sudah diketahui, lulusan yang

tidak tebang pilih dalam bermutu,

penyelesaiannya memberikan

Amanah: percontohan bagi

madrasah
Menjaga kerahasian data

28
siswa dari siapapun binaannya serta

kompeten dalam
Etika Publik Sopan:
bidang ICT
Semua siswa diperlakukan

secara santun saat

melakukan layanan

bimbingan dan konseling

Komitmen Mutu Efektif:

Menggunakan Aplikasi

dalam penginputan

jawaban siswa.

Anti Korupsi Berani:

Berani menolak mereka

29
yang tidak berkepentingan

yang menginginkan profil

data siswa

Manajemen Menetapan kebutuhan:

ASN saat menyebarkan

instrument untuk mencari

need assessment siswa

WOG Pelayanan jasa:

Pemberian layanan pada

saat menyebar instrument

Pelayanan Tidak diskriminatif:

Publik
Dalam memberikan

instrument tidak

30
membedakan siswa

2 Menyusun 1. Menyusun Mendapatkan Akuntabilitas Tanggung Jawab: Upaya Nilai kesabaran (istibar)

program indikator analisis mewujudkan MTs


merupakan tanggung Nilai ketekunan (hirsun)
bimbingan berdasarkan masalah di negeri 2 kota
jawab Guru BK untuk
Nilai kejujuran (sidiq)
konseling bidang Pribadi setiap bidang Palembang
mencari informasi tentang
berdasarkan 2. Menyusun yang akan unggul dalam Nilai terpercaya (amanah)
siswa
daftar cek indikator diungkapkan berprestasi yang Nilaikearifan (hikmah)
Nasionalisme Tidak Diskriminatif:
masalah siswa berdasarkan mampunyai Nilai kesucian jiwa
bidang, Sosial Menghargai perbedaan potensi (tazkiyah)
3. Menyusun yang ada pada setiap berorentasi

indikator individu siswa kepada jiwa

berdasarkan Etika Publik Sopan: keislaman guna

bidang belajar menghasilkan


Merespon siswa dengan

31
4. Menyusun ramah dan bersahabat lulusan yang

indikator bermutu,
Inovatif:
berdasarkan memberikan
Memanfaatkan TIK dalam
bidang karir percontohan bagi
menyusun indikator agar
Komitmen Mutu madrasah
lebih efektif dan efisien
binaannya serta
yangi berorientasi pada
kompeten dalam
mutu
bidang ICT

Anti Korupsi Disiplin:

Membuat indikator

berurutan dan berdasarkan

kebutuhan

Manajemen Menetapan kebutuhan:

32
ASN menyusun program

layanan berdasarkan need

assessment siswa

WOG Pelayanan jasa:

Pemberian layanan pada

saat mendapat hasil

asessment instrument

Pelayanan Tidak diskriminatif:

Publik
Dalam memberikan

layanan tidak

membedakan siswa

3 Melaksanakan 1. Mendapatkan Siswa Akuntabilitas Konsisten: Upaya Nilai kesabaran (istibar)

33
layanan data tentang mengenal Senantiasa memberikan mewujudkan MTs Nilai ketekunan (hirsun)

peminatan siswa yang jenis-jenis informasi bermanfaat bagi negeri 2 kota


Nilai kejujuran (sidiq)
bidang karir akan sekolah siswa kelas IX.7 Palembang
Nilai terpercaya (amanah)
kepada siswa melanjutkan ke menengah, dan unggul dalam
Kejelasan Target:
kelas IX.7 pendidikan jenjang karir berprestasi yang Nilaikearifan (hikmah)
Semua materi yang akan
menengah berikutnya mampunyai Nilai kesucian jiwa
diberikan bertujuan
2. Menyusun potensi (tazkiyah)
tentang informasi sekolah
Rencana berorentasi
menengah
Pelaksanaan kepada jiwa

Layanan (RPL) ( sekolah lanjutan ) keislaman guna

dengan materi Kerjasama: menghasilkan

bimbingan Nasionalisme lulusan yang


Berkoordinasi dengan guru
karir bermutu,
mata pelajaran atau guru

34
3. Menyampaikan lain yang berkaitan memberikan

materi kepada mengenai bimbingan karir percontohan bagi

siswa madrasah
Etika Publik Cermat:
binaannya serta
Mendata dengan tepat
kompeten dalam
informasi yang diberikan
bidang ICT
siswa

Komitmen Mutu Mutu:

Memastikan materi yang

yang diberikan jelas dan

mencapai target yang ingin

dicapai.

Anti Korupsi Jujur:

35
Menyampaikan materi apa

adanya dan tidak bias

Manajemen Pengembangan karier:

ASN memberikan layanan

peminatan bidang karier

pada siswa

WOG Pelayanan jasa:

Pemberian layanan pada

saat mendapat hasil

asessment instrument

Pelayanan Tidak diskriminatif:

Publik
Dalam memberikan

layanan tidak

36
membedakan siswa

4 Melaksanakan Siswa Akuntabilitas Responsibilitas: Upaya Nilai kesabaran (istibar)


1. Mendapatkan
layanan memahami mewujudkan MTs
Merespon dengan cepat Nilai ketekunan (hirsun)
informasi awal
konsultasi tugas negeri 2 kota
apa yang menjadi
tentang siswa Nilai kejujuran (sidiq)
sesuai asas- perkembangan Palembang
permasalahan siswa
yang akan Nilai terpercaya (amanah)
asas konseling nya sehingga unggul dalam
menjadi Nasionalisme Tidak Diskriminatif:
mampu berprestasi yang Nilaikearifan (hikmah)
konseli Setiap permasalahan siswa
menemukan mampunyai Nilai kesucian jiwa
2. Melaksanakan yang diketahui Guru BK,
solusi dari potensi (tazkiyah)
layanan tidak boleh dijadikan
permasalahann berorentasi
konsultasi ukuran dalam menilai
ya sendiri kepada jiwa
sesuai asas- siswa. keislaman guna
asas konseling
Etika Publik Santun dan ramah: menghasilkan

37
Semua siswa yang datang lulusan yang

berkonsultasi keruang BK bermutu,

diperlakukan secara santun memberikan

dan ramah saat melakukan percontohan bagi

layanan bimbingan, madrasah

sebagai bentuk binaannya serta

profesionalitas sebagai kompeten dalam

Guru BK. bidang ICT

Komitmen Mutu Mutu:

Memastikan seluruh siswa

yang datang berkonsultasi

keruang BK tercatat

dengan baik, guna

38
pemberian bantuan yang

tepat

Anti Korupsi Jujur:

Menyampaikan pemberian

solusi secara jujur dan

memiliki solusi bagi siswa

terkait studi lanjutannya

Manajemen Pengembangan karier:

ASN memberikan layanan

konsultasi bidang karier

pada siswa

WOG Pelayanan jasa:

Pemberian layanan pada

39
saat mendapat hasil

asessment instrument

Pelayanan Tidak diskriminatif:

Publik
Dalam memberikan

layanan tidak

membedakan siswa

5 Melaksaakan Guru BK Akuntabilitas Tanggung Jawab: Upaya Nilai kesabaran (istibar)


1. Menyusun
Penilaian mampu mewujudkan MTs
Instrumen Melaksanakannya dengan Nilai ketekunan (hirsun)
pelaksanaan mengukur negeri 2 kota
Penilaian sebaik mungkin
Nilai kejujuran (sidiq)
bimbingan hasil Palembang
Pelaksanaan Nasionalisme Kerjasama:
konseling pelaksanaan unggul dalam Nilai terpercaya (amanah)
bimbingan
yang sudah Bekerjasama dengan guru berprestasi yang Nilaikearifan (hikmah)
konseling
mata pelajaran dan siswa

40
bidang karier dilaksanakan untuk memberikan mampunyai Nilai kesucian jiwa

2. Memberikan penilaian pelaksanaan potensi (tazkiyah)

instrumen bimbingan konseling. berorentasi

kepada siswa kepada jiwa


Etika Publik Cermat:
untuk menilai keislaman guna
Memastikan pengukuran
pelaksanaan menghasilkan
pelaksanaan bimbingan
bimbingan lulusan yang
konseling sesuai prosedur
konselig bermutu,

3. Guru BK Komitmen Mutu Mutu : memberikan

mendapatkan Memastikan penilaian percontohan bagi

hasil mengenai pelaksanaan bimbingan madrasah

penilaian konseling efektif binaannya serta

pelaksanaan kompeten dalam


Anti Korupsi Jujur:
bimbingan bidang ICT

41
konseling Melaksanakan penilaian

pelaksanaan bimbingan

konseling secara jujur.

Manajemen Penilaian kerja:

ASN memberikan penialain

hasil assessment

WOG Pelayanan jasa:

Pemberian layanan pada

dengan memanfaatkan

hasil asessment untuk

mengevaluasi

Pelayanan Tidak diskriminatif:

42
Publik Dalam memberikan

layanan tidak

membedakan siswa

6 Akuntabilitas Tanggung Jawab: Upaya Nilai kesabaran (istibar)


1. Menyusun Mendapatkan
mewujudkan MTs
Instrumen gambaran Memastikan semua Nilai ketekunan (hirsun)
negeri 2 kota
Melaksanakan evaluasi perbaikan pelaksanaan bimbingan
Nilai kejujuran (sidiq)
Palembang
evaluasi pelayanan dalam konseling terlaksana
unggul dalam Nilai terpercaya (amanah)
pelayanan konseling penyusunan
Nasionalisme Musyawarah:
berprestasi yang Nilaikearifan (hikmah)
bimbingan dan 2. Menilai Program
Berkoordinasi dengan mampunyai
konseling bimbingan Nilai kesucian jiwa
keefektifan
walikelas dan guru mata potensi
(tazkiyah)
program BK konseling
pelajaran dalam berorentasi
yang sudah selanjutnya
mengevaluasi pelayanan

43
berjalan konseling kepada jiwa

keislaman guna

menghasilkan

lulusan yang

bermutu,
Etika Publik Menjaga Rahasia:
memberikan

Menjaga permasalahan percontohan bagi

yang seharusnya tidak madrasah

menjadi konsumsi publik. binaannya serta

kompeten dalam
Efektif:
bidang ICT
Memastikan pelaksanaan
Komitmen Mutu
evaluasi berjalan dengan

tepat sasaran.

44
Anti Korupsi Jujur:

Melaksanakan evaluasi

secara jujur.

Manajemen Pengembangan karier:

ASN memberikan layanan

peminatan bidang karier

pada sisw

WOG Pelayanan jasa:

Pemberian layanan pada

saat mendapat hasil

asessment instrumen

Pelayanan Tidak diskriminatif:

45
Publik Dalam memberikan

layanan tidak

membedakan siswa

46
G. Jadwal Kegiatan

Jadwal aktualisasi yang akan dilaksanakan saat habituasi yaitu di MTs Negeri 2 Kota Palembang. Adapun rencana

pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :

Waktu Pelasanaan
No Kegiatan
27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Mengumpulkan data dan


1
penginputan data siswa

Menyusun program

bimbingan konseling
2
berdasarkan daftar cek

masalah siswa

Melaksanakan layanan
3
peminatan bidang karir

47
kepada siswa kelas IX.7

Melaksanakan layanan

4 konsultasi sesuai asas-

asas konseling

Melaksaakan Penilaian

5 pelaksanaan bimbingan

konseling

Melaksanakan evaluasi

6 pelayanan bimbingan dan

konseling

48
H. Kendala dan Antisipasi

Berikut penulis sampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi saat

melaksanakan aktualisasi dan antisipasinya.

No Kegiatan Kendala Antisipasi

1.  Menggunakan
Mengumpulkan  Jumlah siswa yang banyak
Aplikasi
data dan membuat penginputan
dalam
penginputan data memakan waktu cukup
penginputan
siswa lama
data

2. Menyusun  Banyaknya masalah yang  Membuat


program harus di pilih, sehingga indikator
bimbingan membutuhkan waktu yang masalah yang
konseling cukup lama untuk akan di ukur
berdasarkan mengurutkan butir masalah (pribadi,
analisis kebutuhan sosial, belajar,
siswa karir)

3 Melaksanakan  Siswa yang belum  Menjelaskan

bimbingan karir mengetahui fungsi BK pada siswa

secara kepada  Siswa yang tidak paham tentang fungsi

siswa kelas IX.7 studi lajutan BK saat

pertama kali

masuk kelas

49
 penekanan

bimbingan

karier dikelas

IX.7

4 Melaksanakan  Menjelaskan

layanan konsultasi pada siswa

sesuai asas-asas  Siswa yang masih tentang fungsi

konseling beranggapan kalau Guru BK saat

BK tempatnya siswa yang pertama kali

bermasalah masuk kelas

 Waktu yang terbatas  Memaksimalk

an waktu yang

diberikan

5 Melaksanakan  Waktu untuk Guru  Memaksimalk

Penilaian bimbingan konseling yang an waktu

Pelaksanaan terbatas bekerja

Bimbingan dengan baik

Konseling

6 Melaksanakan  Kurang koordinasi Guru  Berkoordinasi


koordinasi dengan BK diMTs dan Guru BK antara Guru
sekolah yang ada disekolah lanjutan BK diMTs
disekitar dan Guru BK

50
disekolah

lanjutan

51
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari rancangan aktualisasi ini adalah:

1. Melatih kepekaan CPNS terhadap isu yang sedang berkembang, dan mencari

solusi guna menyelesaikan isu tersebut untuk kemajuan instansi.

2. Memberikan pembelajaran langsung kepada CPNS tentang cara

mengaplikasikan nilai-nilai dasar PNS dalam setiap kegiatan yang dilakukan

di tempat kerja.

3. Menambah wawasan CPNS sebagai penulis tentang kegiatan penyusunan dan

pelaksanaan program layanan peminatan bidang karier pada siswa kelas IX .7

di MTs Negeri 2 Kota Palembang.

52
DAFTAR PUSTAKA

Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Palembang. 2018. Panduan Peserta

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan II.

Palembang: Kementrian Agama Republik Indonesia Balai Pendidikan

dan Pelatihan Keagamaan

Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018. Pelatihan dasar calon

pegawai negeri sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018. Akuntabilitas.Pelatihan

dasar calon pegawai negeri sipil.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018. Nasionalisme. Pelatihan

dasar calon pegawai negeri sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018.Etika Publik. Pelatihan

dasar calon pegawai negeri sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018.Komitmen Mutu.Pelatihan

dasar calon pegawai negeri sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

53
Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018. Anti Korupsi. Pelatihan

dasar calon pegawai negeri sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara.

Kementrian Agama RI. 2013. KMA RI Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Pedoman

Penataan Kearsipan di Lingkungan Kementrian Agama.Jakarta:

Kementrian Agama RI

Permendikbud No. 64 Tahun 2014. Tentang Peminatan pada Pendidikan

Menengah

Permendikbud No. 111 Tahun 2014. Tentang Bimbingan dan Konseling pada

Pendidikan Dasar.

UU Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

Bevaola Kusumasari, dkk., Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan Pelatihan

Prajabatan Golongan III (Jakarta: LAN, 2015), h.7

54

Anda mungkin juga menyukai