Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PENERAPAN SIKLUS AKUNTANSI

PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH


KABUPATEN PURWOREJO

OLEH
DESY YULIANA
SUPRIONO

ABSTRACT
Small and Medium Enterprises (SMEs ) is a small business units that could play
a role and serve as a safety valve in both the supply of alternative productive business
activities, alternative lending, and in terms of employment. Micro have an important role
in economic development , because the intensity of labor is relatively higher and a
smaller investment, so that micro-businesses are more flexible in the face and adapt to
market changes .
The problem often faced by the SMEs include product marketing, financial
limitations, limited human resources, raw material shortages, limitations of the
technology, to financial management. Financial management through the application of
the accounting cycle is sometimes ignored by the SMEs. This study aims to determine the
application of the accounting cycle is carried out at SMEs in Kabupaten Purworejo in
generating financial reports .
This study uses a survey method that takes a sample of the population using
questionnaires. The survey was conducted in Kabupaten Purworejo, with as many as
100 respondents SMEs using descriptive analysis as a tool of analysis .
This research resulted in a weighted score of 0.19 which refers to the
Guttman scale these figures are in the low 0.00 to 0.25 no association or association (
weak association) which shows that the SMEs in Kabupaten Purworejo not
applying the accounting cycle on the financial management of their business .

Keywords : Accounting Cycle, SMEs

PENDAHULAN

Indonesia merupakan negara berkembang, di mana negara berkembang


menitikberatkan akan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih
baik. Proses pembangunan dewasa ini, memberi pengaruh langsung kepada pertumbuhan
dan perkembangan dunia usaha yang merupakan unit-unit ekonomi nasional. Sejalan
dengan perkembangan dunia usaha tersebut, maka banyak berdiri bentuk-bentuk
usaha baik yang berskala kecil, menengah sampai berskala besar. Di era globalisasi saat
ini, terutama di saat krisis global sedang melanda dunia diharapkan setiap bentuk
usaha dituntut untuk bisa maju dan bertahan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Salah satu bentuk usaha yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 51
ekonomi di Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM
merupakan suatu unit usaha yang mampu berperan dan berfungsi sebagai katup
pengaman baik dalam menyediakan alternatif kegiatan usaha produktif, alternatif
penyaluran kredit, maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. Usaha Mikro
mempunyai peran yang penting dalam pembangunan ekonomi, karena intensitas tenaga
kerja yang relatif lebih tinggi dan investasi yang lebih kecil, sehingga usaha mikro lebih
fleksibel dalam menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian
Indonesia paling tidak dapat dilihat dari (Kementerian Koperasi dan UMKM:2005):
1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi diberbagai
sektor;
2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar;
3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat;
4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi;
5. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peran UMKM selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian
nasional. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia (2013) antara
lain:
1. Jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi;
2. Menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja;
3. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan lokal dan menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga yang terjangkau.
Sebagai sebuah bentuk usaha yang bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional, maka UMKM perlu diberi
perhatian agar para pelaku UMKM tetap bertahan dalam menghadapi krisis.
Permasalahan yang muncul adalah adanya indikasi bahwa para pelaku UMKM memiliki
kesulitan dalam mengelola keuangannya secara terstruktur melalui standar akuntansi,
dimana salah satu standar akuntansi yang seharusnya diterapkan oleh para pelaku
UMKM adalah siklus akuntansi.
Siklus akuntansi diharapkan dapat mempermudah para pelaku UMKM dalam
mengelola usahanya sekaligus dijadikan acuan dalam mengambil keputusan yang
Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 52
berguna dalam upaya mengembangkan usahanya. Data yang diperoleh dari jawaban
responden menunjukkan bahwa UMKM di Kabupaten Purworejo tidak menerapkan
siklus akuntansi pada pengelolaan keuangan usahanya.
Selain itu masalah juga muncul dari pengelolaan keuangan yang seringkali terabaikan
oleh para pelaku bisnis UMKM. Masalah ini biasanya timbul dikarenakan
pengetahuan dan informasi pelaku UMKM mengenai akuntansi sangat terbatas, latar
belakang pendidikan para pelaku UMKM juga mempengaruhi pengetahuan para
pelaku UMKM.
Menurut Pura (2012:18) siklus akuntansi merupakan serangkaian kegiatan
akuntansi yang dilakukan secara sistematis, dimulai dari pencatatan akuntansi
sampai dengan penutupan pembukuan.
Walaupun dampak dari diabaikannya pengelolaan keuangan mungkin tidak
terlihat secara jelas, namun tanpa penerapan siklus akuntansi yang efektif, usaha yang
memiliki prospek yang cerah dapat menjadi bangkrut. Melalui penerapan siklus
akuntansi yang efektif, diharapkan sebuah UMKM dapat mengetahui bagaimana
perkembangan dan kesehatan usahanya, bagaimana struktur modalnya, berapa
keuntungan yang diperoleh usahanya pada suatu periode tertentu. Hal ini sangat penting
agar pelaku UMKM dapat menilai secara pasti kinerja dan kesehatan usahanya.
Penelitian sebelumnya Amanah (2012) menekankan bahwa masih kurangnya
penerapan akuntansi oleh UMKM di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hasil penelitian
Srikandi, Cut dan Setyawan (2004) menghasilkan kesimpulan bahwa sebagian besar
UMKM di lima kabupaten yang tersebar di wilayah Yogyakarta masih jauh
dalam menerapkan kaidak-kaidah akuntansi melalui siklus akuntansi, dan jenis usaha
manufakturlah yang penerapan kaidah akuntansi lebih baik dibanding usaha barang
dan jasa.
Melihat begitu pentingnya peranan penerapan siklus akuntansi bagi sebuah
UMKM, maka penelitian ini berusaha untuk melakukan kajian terhadap penerapan siklus
akuntansi dalam operasional usaha mikro, kecil dan menengah. Penelitian ini dilakukan
pada beberapa UMKM di Kabupaten Purworejo di mana terdapat 33.466 usaha
mikro kecil dan menengah (Dinas Koperindagpar, Purworejo: 2016).

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 53


Tabel 1
Perkembangan Jumlah UKM di Kabupaten Purworejo

Tahun Jumlah UMKM


2010 31.679
2011 31.976
2012 32.346
Sumber: Dinas Koperindagpar Kabupaten Purworejo, 2016

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut mengenai penerapan siklus akuntansi pada UMKM di Kabupaten Purworejo.

TELAAH TEORI
Pengertian Siklus Akuntansi
Menurut Kartikahadi, dkk (2012: 83), siklus akuntansi adalah suatu lingkaran proses
akuntansi untuk membukukan transaksi dan kejadian selama satu periode akuntansi
tertentu sampai tersusun laporan keuangan.
Secara rinci, kegiatan yang membentuk siklus akuntansi dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Menganalisa transaksi perusahaan dan menyiapkan bukti pembukuan
(dokumen transaksi).
b. Mencatat akun ke buku jurnal.
c. Memposting akun ke buku besar.
d. Menyusun neraca saldo.
e. Membuat jurnal penyesuaian (jika ada).
f. Menyusun neraca lajur/kertas kerja (jika diperlukan).
g. Menyusun laporan keuangan (laporan laba/rugi, laporan perubahan
ekuitas/modal atau laporan laba ditahan, dan laporan neraca).
h. Membuat jurnal penutup dan neraca saldo penutup.
i. Membuat jurnal penyesuaian kembali (jurnal pembalik).
Kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk diagram sebagai berikut:

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 54


Gambar 1 Siklus Akuntansi
Sumber: Pura (2012: 18)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)


Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah yang diterbitkan pada tanggal 4 Juli 2008, Usaha Mikro adalah entitas yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha
yang memiliki kriteria sebagai berikut:

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 55


a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
Keunggulan dan Kelemahan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Saragih, Fitriani dan Surikayanti (2015) dalam “Analisis Penerapan Akuntansi


dan Kesesuaiannya dengan SAK ETAP pada UKM Medan Perjuangan”, dengan
ukurannya yang kecil dan fleksibilitas yang tinggi, usaha mikro, kecil dan menengah
memiliki berbagai kelebihan, terutama dalam segi pembentukan dan operasional.
UMKM memiliki kontribusi besar bagi bergulirnya roda ekonomi suatu negeri, bukan
hanya karena UMKM adalah benih yang memampukan tumbuhnya bisnis besar,
melainkan juga karena UMKM menyediakan layanan tertentu bagi masyarakat yang
bagi bisnis besar dinilai kurang efisien secara biaya.
A. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh usaha mikro, kecil dan menengah
dibandingkan dengan usaha besar antara lain:
1. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan
produk.
2. Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil.
3. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang
berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan berskala besar yang pada
umumnya birokratis.
4. Terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan

B.Kelemahan yang dimiliki UMKM antara lain:


1. Kesulitan Pemasaran
Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum
dihadapi UMKM adalah tekanan persaingan, baik di pasar domestik dari
produk-produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor,
maupun di pasar ekspor.
2. Keterbatasan Finansial
UMKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 56


antara lain: modal (baik modal awal maupun modal kerja) dan finansial
jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan.
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
Keterbatasan sumber daya manusia juga merupakan salah satu kendala serius
bagi UMKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek kewirausahaan,
manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, kontrol kualitas, akuntansi,
mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan penelitian
pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk mempertahankan dan
memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam
produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.
4. Masalah Bahan Baku
Keterbatasan bahan baku juga sering menjadi salah satu masalah serius bagi
pertumbuhan dan kelangsungan produksi UMKM di Indonesia. Terutama selama
masa krisis, banyak sentra UKM seperti sepatu dan textile mengalami kesulitan
mendapatkan bahan baku karena harga dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat
depresiasi nilai tukar terhadap dolas AS.

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 57


METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian
survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama.
Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM di K abupaten Purworejo
yang berjumlah 33.466 UMKM (data Dinas Koperindagpar, Purworejo: 2016).
Dan untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka
dalam penentuan sampel penelitian ini digunakan rumus (Sarwono, Jonathan,
2012: 24) sebagai berikut:
N
n=
1 + N (e)2
dimana:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : persen kelonggaran ketidaktelitian pengambilan sampel yang
masih ditolerir.

Dari jumlah populasi tersebut tingkat kelonggaran 10%, maka dengan


rumus di atas diperoleh sampel sebesar:
33.466
n= = 100
1 + 33.466 (0,1)2

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling.
Menurut Sugiyono (2010: 116) random sampling adalah cara pemilihan sampel
dimana anggota dari populasi dipilih satu persatu secara random (semuanya
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih) dimana jika sudah dipilih
tidak dapat dipilih lagi.
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, di mana data
primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui perantara), berupa opini subjek secara individual. Hasil
survey terhadap suatu kegiatan dan hasil pengujian. Data primer dalam penelitian
ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden yang dijadikan

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 58


sumbernya. Untuk memperoleh data primer ini dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner kepada responden.
3.Teknik Analisa Data
Penskoran yang digunakan dalam instrumen penelitian ini menggunakan skala
Guttman, yaitu jawaban “Ya” diberikan skor satu, sedangkan untuk jawaban
“Tidak” diberikan skor nol dengan ketentuan yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2012: 90) mengenai skala Guttman, ketentuannya adalah sebagai
berikut:

0.00% - 0.25% = No association or low association (weak association)


0.25% - 0.50% = Moderalety low association (moderalety weak association)
0.50% - 0.75% = Moderalety high association (moderalety strong association)
0.75% - 1% = High association (strong association) up to perfect association

Berdasarkan kriteria tersebut, jika dikaitkan dengan penelitian dapat


dijelaskan sebagai berikut:
a. 0% - 25%, berarti pelaku UMKM tidak menerapkan siklus akuntansi pada
pengelolaan keuangan usahanya.
b. 25% - 50%, berarti UMKM kurang menerapkan sikus akuntansi pada
pengelolaan keuangan usahanya.
c. 50% - 75%, berarti UMKM cukup menerapkan siklus akuntansi pada
pengelolaan keuangan usahanya.
d. 75% - 100%, berarti UMKM sangat menerapkan siklus akuntansi pada
pengelolaan keuangan usahanya.

Data yang terkumpul selanjutnya diolah, diuji, dan dianalisis dengan Statistical
Package for the Sosial Science (SPSS) Versi 20. Adapun analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:

a. Validitas Pengukuran
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila jika pertanyaan pada kuesioner
tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. (Ghozali, 2011: 52)
Pengukuran validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 59


skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Nilai r hitung
dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari r
tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut valid.
(Ghozali, 2011: 54)

b. Reliabilitas Pengukuran
Ghozali (2011: 47) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, maka kuesioner dikatakan reliabel
atau handal.
Pengukuran reliabilitas dilakukan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha
(α). Jika variabel memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,70 maka dapat dikatakan
bahwa konstruk atau variabel tersebut adalah reliabel. (Ghozali, 2011: 48)
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini lebih kurang selama satu bulan yaitu pada bulan Mei s/d Juli
2016.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dari hasil jawaban responden melalui kuesioner yang disebar ke 100 UMKM,
diketahui bahwa masih banyak para pelaku UMKM sebanyak 84 responden
yang dalam usahanya tidak ada buku catatan pembukuan. Hal ini diperoleh
dari jawaban responden yang terdapat pada kuesioner.

Tabel
2
Adanya Buku Catatan
Pembukuan

Adanya Buku Catatan


Frekuensi Persentase
Pembukuan
Ya 16 16%
Tidak 84 84%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 1

Tabel

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 60


3
Responden Memahami Catatan
Pembukuan/Akuntansi

Memahami Catatan
Frekuensi Persentase
Pembukuan/Akuntansi
Ya 20 20%
Tidak 80 80%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 2

Dari tabel 3 di atas, diketahui bahwa hanya 20% dari responden yang
memahami catatan pembukuan/akuntansi dan sisanya sebanyak 80% responden
tidak memahami catatan pembukuan/akuntansi. Hal ini mungkin disebabkan oleh
latar belakang pendidikan responden yang sebagian besar (41%) hanya tamatan SMP.

Tabel 4.
Responden Memiliki Laporan
Keuangan

Memiliki Laporan Keuangan Frekuensi Persentase


Ya 8 8%
Tidak 92 92%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no.3

Dari tabel 4 di atas, diketahui bahwa hampir semua responden sebagai pelaku
UKM sebanyak 92% belum memiliki laporan keuangan dan hanya 8% saja yang
memiliki laporan keuangan.
Tabel
5
Responden Menggunakan Pencatatan Laporan Keuangan Secara
Komputerisasi

Menggunakan Pencatatan
Frekuensi Persentase
Secara Komputerisasi
Ya 1 1%
Tidak 99 99%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 4

Untuk pertanyaan pada tabel 5 mengenai pencatatan laporan keuangan secara


komputerisasi hanya 1 responden saja yang menjawab ya dan 99 responden
menjawab tidak. Disini terlihat kurangnya kemampuan dan pengetahuan para pelaku
UKM dalam mengoperasikan komputer.

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 61


Tabel
6
Adanya Buku Kas Masuk dan Keluar atau Catatan
Lainnya

Adanya Buku Kas Masuk dan


Frekuensi Persentase
Keluar
Ya 24 24%
Tidak 76 76%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 5

Dari tabel 6 di atas dapat kita ketahui bahwa hanya 24% responden saja yang
memiliki buku kas masuk dan keluar atau catatan lainnya dalam
menjalankan usahanya.
Tabel
7
Memahami Manfaat Laporan
Keuangan

Memahami Manfaat Laporan


Frekuensi Persentase
Keuangan
Ya 30 30%
Tidak 70 70%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 6

Untuk manfaat laporan keuangan, sebagian kecil responden menjawab telah


memahami manfaat laporan keuangan yaitu sebanyak 30% dan sisanya 70%
responden menjawab tidak memahami manfaat laporan keuangan
Tabel 8
SDM yang Dimiliki Sudah
Mencukupi

SDM yang Dimiliki Sudah


Frekuensi Persentase
Mencukupi
Ya 7 7%
Tidak 93 93%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no.7

Dari tabel 8 di atas diketahui bahwa sumber daya manusia yang dimiliki oleh para
pelaku UKM masih belum mencukupi. Terlihat hanya 7% saja yang memiliki
sumber daya manusia yang dinilai sudah mencukupi.

Tabel
9
Alat-Alat yang Digunakan Efektif Melindungi Asset

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 62


Perusahaan

Alat-Alat yang Digunakan


Frekuensi Persentase
Efektif
Ya 5 5%
Tidak 95 95%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 8

Untuk alat yang digunakan dalam melindungi asset perusahaan, seperti yang
tergambar pada tabel 9 terlihat bahwa hanya 5 responden saja yang alat-alat yang
digunakan dalam perusahaan sudah efektif untuk melindungi perusahaan.
Tabel
10
Membuat Dokumen Nota
Penjualan

Membuat Dokumen Nota


Frekuensi Persentase
Penjualan
Ya 23 23%
Tidak 77 77%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 9

Tabel 10 menunjukkan bahwa 77% responden tidak membuat nota


penjualan dalam menjalankan usahanya. Nota penjualan berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui banyaknya barang yang dibeli, jumlah barang yang dibeli, dan sebagai
tanda terima pembayaran/kuitansi.

Tabel
11
Menyediakan
Formulir

Menyediakan Formulir Frekuensi Persentase


Ya 11 11%
Tidak 89 89%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 10

Tabel 11 juga memperlihatkan sebanyak 11 responden menyediakan formulir


dalam usahanya dan sisanya 89 responden tidak menyediakan formulir dalam
usahanya. Formulir digunakan sebagai bukti fisik dan menyampaikan informasi yang
sama kepada beberapa bagian yang berbeda
Tabel
12
Formulir yang Digunakan Cukup

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 63


Memadai

Formulir yang Cukup


Frekuensi Persentase
Memadai
Ya 19 19%
Tidak 81 81%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 11

Kemudian untuk formulir yang memadai, pada tabel 12 terlihat 19 responden


saja yang memiliki formulir yang memadai dan sisanya 81 responden tidak memiliki
formulir.
Tabel
13
Digunakan Nomor Urut Tercetak Pada Setiap
Formulir

Nomor Urut Tercetak Pada


Frekuensi Persentase
Formulir
Ya 12 12%
Tidak 88 88%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 12

Dan untuk digunakannya nomor urut tercetak pada setiap formulir ada 12 responden
yang menggunakan nomor urut tercetak pada setiap formulir. Nomor urut tercetak
digunakan untuk memudahkan identifikasi formulir.
Tabel
14
Informasi Laporan Keuangan Mendukung Pengambilan
Keputusan

Pengambilan Keputusan Frekuensi Persentase


Y 38 38%
a
Tid 62 62%
ak
Juml 100 100%
ahdata kuesioner, pertanyaan no. 13
Sumber: diolah dari

Dari tabel 14 di atas terdapat 38 responden yang berpendapat bahwa


informasi laporan keuangan mendukung dalam pengambilan keputusan.
Tabel
15
Membuat Jurnal Setiap Terjadi
Transaksi

Membuat Jurnal Frekuensi Persentase


Ya 17 17%

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 64


Tidak 83 83%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 14

Tabel 15 terdapat 17 responden yang membuat jurnal pada setiap terjadinya transaksi,
dan sebanyak 83 responden tidak membuat jurnal. Pencatatan setiap transaksi
dilakukan secara kronologis bedasarkan tanggal terjadinya transaksi. Tiap
perubahan kekayaan, modal, biaya dan pendapatan harus terlebih dahulu dicatat
dalam jurnal agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan
secara lengkap.
Tabel
16
Adanya Bukti
Transaksi

Adanya Bukti Transaksi Frekuensi Persentase


Ya 33 33%
Tidak 67 67%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 15

Lalu untuk bukti transaksi 33 responden menjawab ya dan sisanya 67 responden


menjawab tidak. Bukti transaksi berfungsi sebagai perekam pertama setiap transaksi
yang dilakukan perusahaan. Dengan adanya bukti transaksi, setiap kegiatan yang
dilakukan perusahaan terkait dengan keuangan dapat didokumentasikan dan
dipertanggungjawabkan secara akuntansi.
Tabel
17
Dengan Komputer Pemrosesan Data Lebih
Cepat

Dengan Komputer Pemrosesan


Frekuensi Persentase
Data Lebih Cepat
Ya 33 33%
Tidak 67 67%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 16

Dari tabel 17 terlihat 33 responden menjawab ya bila dengan komputer


pemrosesan data akan lebih cepat dan 67 responden menjawab tidak. Hal ini mungkin
disebabkan oleh ketidaktahuan mereka akan komputer dan cara mengoperasikan
komputer.

Tabel
18
Setiap Transaksi Dicatat atau
Dibukukan

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 65


Setiap Transaksi Dicatat atau
Frekuensi Persentase
Dibukukan
Ya 26 26%
Tidak 74 74%
Jumlah 100 100%
Sumber: diolah dari data kuesioner, pertanyaan no. 17

Tabel 18 di atas diketahui bahwa 26 responden mencatat atau membukukan setiap


transaksi yang terjadi. Pencatatan transaksi memberikan informasi tentang transaksi
keuangan yang terjadi, seperti tanggal, jumlah dan nama barang, besarnya uang,
dan nama orang perusahaan.
Tabel
19
Distribusi Skor Penerapan Siklus
Akuntansi

Pertanyaan Skor Rata-


Jumlah
Nomor: Tidak Ya rata
1 84 16 16 0,16
2 80 20 20 0,2
3 92 8 8 0,08
4 99 1 1 0,01
5 76 24 24 0,24
6 70 30 30 0,3
7 93 7 7 0,07
8 95 5 5 0,05
9 77 23 23 0,23
10 89 11 11 0,11
11 81 19 19 0,19
12 88 12 12 0,12
13 62 38 38 0,38
14 83 17 17 0,17
15 67 33 33 0,33
16 67 33 33 0,33
17 74 26 26 0,26
0,19
Sumber: diolah dari data kuesioner

Dari tabel 19 di atas, setelah memberi skor dan menjumlahkan 17 pertanyaan


yang terdapat pada kuesioner, dimana penulis memberikan skor 1 untuk setiap
jawaban “Ya” dan skor 0 untuk jawaban “Tidak”, maka hasil rata- rata yang
didapat adalah skor tertimbang sebesar 0,19 dimana mengacu pada skala Guttman
angka tersebut berada pada 0,00% - 0,025% no association or low association

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 66


(weak association) yang menunjukkan bahwa UMK Kabupaten Purworejo tidak
menerapkan siklus akuntansi pada pengelolaan keuangan usahanya.

Berdasarkan hasil jawaban responden didapat alasan mereka belum


menerapkan siklus akuntansi dalam usaha mereka dikarenakan kurangnya
pengetahuan mereka mengenai ilmu akuntansi/pembukuan. Ada beberapa responden
mengetahui apa itu ilmu akuntansi/pembukuan hanya saja tidak mendalam atau
sebatas tahu saja.

Analisis
Hasil dari jawaban responden tentang siklus akuntansi menunjukkan
kurangnya penerapan siklus akuntansi oleh UMKM di Kabupaten Purworejo.
Bahkan sebagian besar pelaku UMKM di Kabupaten Purworejo tidak mengetahui
tentang akuntansi/pembukuan.
Presentase sebesar 77% responden kurang akan pengetahuan ilmu
akuntansi/pembukuan (jurnal, buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian,
neraca lajur, laporan keuangan, jurnal penutup dan neraca saldo penutup serta jurnal
penyesuaian), hal ini menggambarkan bahwa para pelaku UMKM memiliki
pengetahuan yang amat terbatas mengenai akuntansi, akan tetapi sebesar 17%
responden melakukan pencatatan transaksi seperti: kas masuk dan kas keluar, dan
33% responden mempunyai bukti transaksi (contoh: nota penjualan, kuitansi)
untuk setiap transaksi usahanya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa walaupun para
pelaku UMKM tidak mengerti tentang ilmu akuntansi/pembukuan, tetapi
sebagian kecil dari mereka secara tidak sadar telah melakukan tahap-tahap awal
yang mendasar tentang penerapan siklus akuntansi.
Hasil skor tertimbang yang didapat dari distribusi skor adalah 0,19 dimana
mengacu pada skala Guttman skala tersebut berada pada level 0,00% - 0,25% no
association or low association (weak association), hai ini menggambarkan bahwa
UMKM di Kabupaten Purworejo tidak menerapkan siklus akuntansi pada pengelolaan
keuangan usahanya.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis dan pembahasan yang telah diuraikan
penulis pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan siklus akuntansi pada UKM di
Kabupaten Purworejo masih sangat kurang. Dari skor tertimbang didapat hasil
0,19 dimana skala tersebut berada pada 0,00% - 0,25% no association or low
association (weak association) pada skala Guttman diketahui bahwa para pelaku
UMKM di Kabupaten Purworejo tidak menerapkan siklus akuntansi pada

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 67


pengelolaan usahanya. Penerapan siklus akuntansi pada UMKM hanya sampai
pada tahap pencatatan transaksi sebesar 17% dan sebesar 33% yang memiliki
bukti transaksi.
2. Kurangnya penerapan siklus akuntansi pada UKM disebabkan oleh latar
belakang pendidikan responden yang sebagian besar (41%) hanya tamatan
SMP.

Implikasi Penelitian
Implikasi teoritis
a. Menambah indikator dan/atau variabel penelitian yang belum dimasukkan
dalam model penelitian ini, sehingga akan dapat diperlihatkan data lebih luas
tentang siklus akuntansi di UMKM.
b. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi inspirasi untuk pengembangan
UMKM serta menjadi inspirasi dalam penelitian selanjutnya untuk
mengembangkan model dalam konteks implementasi siklus akuntansi yang
berbeda sebagai bagian dari aktivitas akademisi atau salah satu penjabaran dari
Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Implikasi praktis
a. Melalui penelitian ini, diharapkan para pelaku UMKM mengetahui berbagai
manfaat ketika menggunakan siklus akuntansi dalam mengelola kegiatan
usahanya sehingga akan meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan.
b. Identifikasi faktor penentu niat untuk menggunakan sistem pencatatan akuntansi
bagi UMKM bermanfaat bagi pemerintah, terutama Dinas Koperasi,
Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Purworejo dalam
penentuan kebijakan untuk mengembangkan dan menjaga sustanaibility
UMKM. Penelitian ini juga bermanfaat bagi pemerintah untuk memberikan
stimulus atau rangsangan kepada para pelaku UMKM untuk menerapkan catatan
akuntansi yang telah teridentifikasi dalam penelitian.
c. Diharapkan juga adanya monitoring dan evaluasi mendalam tentang
penerapan siklus akuntansi kepada para pelaku UMKM (dimana pada hasil
penelitian ini diketahui bahwa UMKM di Kabupaten Purworejo tidak
menerapkan siklus akuntansi pada pengelolaan keuangan usahanya) agar
usaha yang sedang mereka jalankan tetap maju dan berkembang.

Daftar Pustaka

Abstraksi Ekonomi. (2013). Peranan Usaha Mikro Dalam Perekonomian. [Online].


Tersedia: http://abstraksiekonomi.blogspot.co.id/2013/11/peranan-usaha-
mikro-dalam-perekonomian.html [13 Mei 2016].

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 68


Afifah, Zahra. (2012). Analisis Bantuan Modal Dan Kredit Bagi Kelompok Pelaku
Usaha Mikro Oleh Dinas Koperasi dan Umkm Kota Semarang. Skripsi S-1,
Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Amanah, Sari. (2012). Analisis Penerapan Pencatatan Akuntansi Pada UKM Binaan
Dinas Koperasi UMKM Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Lima
Puluh Kota. Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.

Biro Pusat Statistik. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2000-2014. Jakarta: BPS.

Dinas Koperindagpar. (2016). Data UMKM Kabupaten Purworejo. Purworejo: Dinas


Koperindagpar.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20
edisi 6. Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Hans Kartikahadi, dkk. (2012). Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis


IFRS. Jakarta: Salemba Empat.

Latan, Hengky dan Selva Temalagi. (2013). Analisis Multivariate Teknik dan Aplikasi
Menggunakan Program IBM SPSS 20. Bandung: Alfabeta. Mulyadi. (2010).
Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Pura, Rahman. (2012). Pengantar Akuntansi 1Pendekatan Siklus Akuntansi. Jakarta:


Erlangga.

Riduwan. (2011). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta.

Saragih, Fitriani dan Surikayati (2015). Analisis Penerapan Akuntansi dan


Kesesuaiannya dengan SAK ETAP pada UKM Medan Perjuangan. Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Srikandi, Cut dan Aris Budi Setyawan. (2004). Analisis Penerapan Siklus Akuntansi
pada Usaha Kecil Dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta. STIE
Megarkencana.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Bandung: Alfabeta.
Suwardjono. (2012). Teori Akuntansi. Yogyakarta: BPFE-UGM

Karya Ilmiah Akuntansi Politeknik Sawunggalih Aji 69

Anda mungkin juga menyukai