Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET ASAM

URAT PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA


PUSKESMAS WONOKROMO SURABAYA

The Relationship Of Family Support With Urine Acid’s Diet Compliance In Elderly At
Posyandu Lansia Healt Care Center Wonokromo Surabaya

M. Didit Sutiono , Nety Mawarda Hatmanti


Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Ditsu.JR@gmail.com

Abstrak
Peningkatan kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia merupakan salah satu prediktor kuat terhadap
kematian karena kerusakan kardiovaskuler. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Posyandu lansia wilayah
kerja Puskesmas Wonokromo Surabaya didapatkan 23,5%. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan diet asam urat pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Wonokromo Surabya. Desain
penelitian ini adalah analitik dengan Cross Sectional. Populasi 47 responden dan besar sampel 42 responden.
Menggunakan cara non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Pengelolaan data menggunakan
kuisioner, wawancara. Analisis menggunakan uji statistik Fisher α=0,05. Hasil penelitian membuktikan bahwa
penderita asam urat sebagian besar (73,8%) memiliki dukungan keluarga yang baik, sebagian besar (64,3%)patuh
terhadap diet asam urat. Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan diet asam urat (ρ = 0,008). Simpulan penelitian ini adalah semakin baik dukungan keluarga kepada
penderita asam urat maka semakin patuh menjalani diet asam urat.

Kata Kunci : Dukungan keluarga, kepatuhan diet

Abstract
Increased levels of uric acid in the blood or hyperuricemia is also a strong predictor of death due to
cardiovascular damage. Based on the results of a preliminary study at the Posyandu for the elderly, the
Wonokromo Surabaya Public Health Center work area was 23.5%. The purpose of this study was to determine
the relationship of family support with uric acid diet adherence in the elderly in the working area of Wonokromo
Surabya Health Center. The design of this study is analytic with the Cross Sectional approach. The population
was 47 patients with uric acid. Sample size of 42 respondents. Using non probability sampling with purposive
sampling technique. Data processing using sheets of questionnaires, data analysis using Fisher statistic test α =
0.05. The results showed that of the 42 gout patients most (73.8%) had good family support, most (64.3%) obeyed
the gout diet. The results of the analysis prove that there is a relationship of family support with compliance with
uric acid diet ρ = 0.008. The conclusion of this study is the better family support for gout sufferers, the more
obedient to undergo a gout diet.

Key words: Family support, diet obedience.

PENDAHULUAN diluruskan karena tidak semua keluhan dari


Penyakit degeneratif yang berkembang nyeri sendi disebabkan oleh asam urat.
pesat saat ini salah satunya yaitu asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan
Penyakit ini tidak tergolong penyakit yang jamu atau obat tradisional. Untuk
mematikan, penyakit asam urat merupakan memastikannya perlu pemeriksaan di
penyakit yang sangat mengganggu dan laboratotium. Faktor-faktor yang
berbahaya. Nyeri yang ditimbulkan penyakit mempengaruhi penyakit ini adalah diet berat
ini dapat mengganggu aktivitas penderitanya. badan dan gaya hidup (Paulina, Hendra, Vendri
Masyarakat kini beredar mitos bahwa nyeri K. 2016).
sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu

125
Penyakit asam urat sangat erat kaitannya 200 lansia dan didapatkan 47 (23,5%) orang
dengan pola makan. Umumnya karena pola menderita asam urat.
makan yang tidak seimbang (jumlah asupan Keluarga adalah dua atau lebih dari dua
protein sangat tinggi). Namun, bukan berarti individu yang tergabung karena hubungan
penderita asam urat tidak boleh mengonsumsi darah, hubungan perkawinan atau
makanan yang mengandung protein. Hanya pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu
saja jumlahnya yang harus dibatasi terutama rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
bagi lansia. Banyaknya lansia yang tidak di dalam perannya masing-masing menciptakan
mempedulikan tentang kesehatannya terutama serta mempertahankan kebudayaan. Sesuai
pada hal makanan dan juga tidak adanya dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
dukungan dari keluarga dalam menyediakan keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan
menu sehari-hari. Peningkatan kadar asam urat yang perlu dipahami dan dilakukan. Dukungan
dalam darah atau hiperurisemia menurut suatu sosial keluarga adalah sebuah proses yang
penelitian juga merupakan salah satu terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan
prediktor kuat terhadap kematian karena jenis dukungan sosial keluarga berbeda-beda
kerusakan kardiovaskuler (Andry, Saryono, dalam berbagai tahap siklus kehidupan.
Arief 2009). Hasil penelitian didapatkan dukungan
Secara global telah diprediksi bahwa keluarga yang dimiliki adalah baik, dukungan
populasi lansia akan terus mengalami keluarga ini dapat berasal dari hubungan darah,
peningkatan. Menurut Survei Ekonomi hubungan perkawinan atau pengangkatan, hal
Nasional (Susenas) Tahun 2008, 2009, 2012, ini disebabkan oleh sumber dukungan keluarga
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia yang ada. Sumber dukungan yang ada dapat
menyatakan presentase penduduk lanjut usia dilakukan oleh keluarga dengan cara mengenal
(lansia) telah mencapai 8,55%, 8,3%, dan 7% adanya gangguan kesehatan sedini mungkin
dari keseluruhan penduduk. Seiring seperti pada saat anggota keluarga yang
meningkatnya populasi lansia, pemerintah menderita penyakit asam urat mengalami
perlu merumuskan kebijakan dan program keluhan nyeri pada sendi. Disamping itu diet
yang ditujukan untuk kesejahteraan lansia dianjurkan pada orang yang terkena asam urat
sendiri. Masalah umum yang dialami oleh khusunya lansia lebih diutamakan, karena
lansia adalah rentannya terhadap berbagai beberapa penyakit datangnya dari faktor
penyakit degeneratif yang menyebabkan makanan. Diet yang paling utama pada orang
terjadinya penurunan daya tahan tubuh. Selain yang terkena asam urat yaitu rendah purin,
itu, keluhan kesehatan yang paling tinggi yaitu dengan cara menghindari atau membatasi
(32,99%) adalah jenis keluhan yang merupakan jenis-jenis makanan yang tinggi purin
efek dari penyakit kronis seperti asam urat, JASBUKET (Jerohan, Sardencis, Burung,
darah tinggi, darah rendah dan diabetes Kaldu, Kacang, Emping, dan Tape). Karena
(Kemenkes RI, 2013). asam urat lebih mudah larut dalam urine yang
Di Indonesia tahun 2009, menunjukkan alkalis, diet rendah purin harus mengandung
angka kejadian hiperurisemia di masyarakat lebih banyak hidratarang dan lebih sedikit
antara 2,3-17,6%, sedangkan kejadian penyakit lemak dengan jumlah cairan yang memadai
asam urat antara 0,16- 1,36%. Pada studi untuk membantu pengeluaran kelebihan asam
hiperurisemia di rumah sakit ditemukan angka urat. Kandungan lemak yang tinggi dalam
prevalensi yang lebih tinggi antara 17-28% makanan akan menimbulkan asidosis (karena
karena pengaruh penyakit dan obat-obatan pembentukan keton bodies yang terdiri atas
yang diminum penderita. Daerah Jawa Timur asam asetoasetat, asam β-hidrosibuktirat dan
ditemukan prevalensi hiperurisemia sebesar aseton) yang membuat urine menjadi lebih
24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada asam sehingga menyulitkan ekskresi asam urat
perempuan (Ayuning Dewi. F, 2014). (Alvin Aaltje. E, Widhi, 2016).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Untuk menurunkan resiko terjadinya
Posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas peningkatan kadar asam urat dalam darah
Wonokromo Surabaya yang dilakukan kepada maupun tumpukan asam urat di persendian,

126
perlu dilakukan modifikasi diet. Modifikasi lanjut usia tua atau old (75-90) dan usia sangat
diet yang dimaksud antara lain dengan tua atau very old (>90)
membatasi makanan yang mengandung purin Tabel 5.1 Distibusi frekuensi responden
dan meningkatkan asupan cairan dan buah- berdasarkan umur di Posyandu Lansia wilayah
buahan. Upaya yang dapat dilakukan sebagai kerja PuskesmasWonokromo Surabaya tahun
tenaga kesehatan dalam mengontrol kadar 2018.
asam urat adalah dengan membatasi asupan No. Umur (tahun) Frekuensi Persentase
purin atau mengkonsumsi makanan rendah (%)
purin, lebih banyak mengkonsumsi 1. Lanjut usia 34 81
karbohidrat, mengurangi konsumsi lemak, (60-74)
meningkatkan asupan cairan, dan tidak 2. Lanjut usia 8 19
mengkonsumsi minuman beralkohol (Alvin tua (75-90)
Aaltje. E, Widhi, 2016).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik 3. Usia sangat 0 0
tua (>90)
mengambil penelitian tentang hubungan antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet Total 42 100
asam urat di Puskesmas Wonokromo. Sumber: Data Primer, Juli 2018
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 42
METODE responden terdapat hampir seluruhnya (81%)
Desain penelitian yang yang digunakan termasuk lanjut usia (60-74 tahun).
adalah analitik dengan pendekatan 2) Karakteristik responden berdasarkan
crossectional,yaitu penelitian dimana variabel pendidikan terakhir.
independen penelitian ini adalah dukungan Hasil penelitian mengenai karakteristik
keluarga dan variabel dependen yaitu pendidikan terkhir menurut Permendikbud No.
kepatuhan diet asam urat. Populasi pada 3 tahun 2013jenjang pendidikan dibagi 3 :
penelitian ini adalah 47 responden. Besar Dasar (SD-SMP), Menengah (SMA), dan
sampel penelitian yaitu 42 responden yang Tinggi (Perguruan Tinggi).
diambil secara non probability sampling
dengan teknik purposive sampling. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden
Data dianalisis dengan menggunakan berdasarkan tingkat pendidikan di Posyandu
uji statistik uji Fisher dengan kemaknaan lansia wilayah kerja Puskesmas Wonokromo
α=0,05 dengan bantuan SPSS bila didapatkan ρ Surabaya tahun 2018
< α maka H0 ditolak artinya ada hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet No. Pendidikan Frekuensi Persentase
asam urat pada lansia di Posyandu lansia (%)
wilayah kerja Puskesmas Wonokromo 1. Tinggi 2
Surabaya. (perguruan 4,8
tinggi)
HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Menengah 14
1. Hasil Penelitan (SMA 33,3
a. Data Umum sederajat)
Data umum menguraikan responden 3. Dasar (SD- 26
meliputi umur dan pendidikan terakhir di SMP 61,9
Puskesmas wilayah kerja Wonokromo sederajat)
Surabaya. Total 42 100
1) Karakteristik responden berdasarkan umur.
Sumber: Data Primer, Juli 2018
Hasil penelitian mengenai karakteristik
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 42
responden berdasarkan umur menurut WHO
responden terdapat sebagian besar (61,9%)
(2015) umur lansia dibagi menjadi tiga periode,
berpendidikan dasar.
yaitu: lanjut usia atau erderly (60-74 tahun),

127
b. Data Khusus Tabel 5.5 Tabulasi silang Hubungan dukungan
1) Dukungan Keluarga keluarga dengan kepatuhan diet
Data khusus berisi karakteristik responden asam urat pada lansia di Posyandu
yang meliputi tentang hubungan dukungan lansia wilayah kerja Puskesmas
keluarga. Dari hasil pengumpulan data pada 42 Wonokromo Surabaya tahun
responden didapakan sebagai berikut. 2018.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden Kepatuhan diet


Dukunga
berdasarkan dukungan keluarga di Posyandu asam urat
n Total Ρ
lansia wilayah kerja Puskesmas Wonokromo Patuh Tidak
Keluarga
tahun 2018 patuh
N % N % N %
No. Dukungan Frekuensi Persentase Kurang 3 7,1 8 19, 1 26,
Keluarga (%) Baik 0 1 2
1. Baik 31 73,8

2. Kurang 11 26,2 Baik 2 57, 7 16, 3 73, 0.00


baik 4 1 7 1 8 8
Total 42 100
Sumber: Data Primer, Juli 2018
Jumlah 2 64, 1 35, 4 100
7 2 5 7 2
2) Kepatuhan diet asam urat
Karakteristik responden berdasarkan
kepatuhan diet asam urat di Posyandu lansia
wilayah kerja Puskesmas Wonokromo
Surabaya terdiri dari patuh dan tidak patuh Berdasarkan tabel 5.5 diatas
yang dapat dilihat pada tabel 5.4 sebagai menunjukkan bahwa dari 42 responden sebesar
berikut: 31 responden yang memiliki dukungan
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden keluarga yang baik, sebagian besar (57,1%)
berdasarkan kepatuhan diet asam patuh melakukan diet asam urat dan dari 11
urat di Posyandu lansia wilayah responden yang memiliki dukungan keluarga
kerja Puskesmas Wonokromo tidak baik, sebagian kecil (7,1%) tidak patuh
Surabaya tahun 2018 melakukan diet asam urat.
No. Kepatuhan Frekuensi Persentase
Diet Asam (%) PEMBAHASAN
Urat 1. Dukungan keluaga
1. Patuh 27 64,3 Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan
2. Tidak patuh 15 35,7 bahwa terdapat sebagian besar (73,8%)
Total 42 100 memiliki dukungan keluarga yang baik.
Sumber: Data Primer, Juli 2018 Dukungan keluarga yang diberikan adalah
Besarkan tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dukungan informasional, dukungan
dari 42 responden sebagian besar 64,3% patuh instrumental, dukungan penilaian. Akan tetapi
terhadap diet asam urat. pada dukungan emosional didapatkan hasil
46% dukungan yang diberikan masih kurang
3) Hubungan dukungan keluarga dengan karena keluarga hanya memberikan dukungan
kepatuhan diet asam urat pada lansia di berupa informasi. selain itu dukungan
posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas emosional juga penting karena biasanya pada
Wonokromo Surabaya. lansia merasa bahwa dirinya sudah putus asa
terhadap penyakitnya.
Menurut peneliti dukungan keluarga
merupakan bagian dari penderita yang paling

128
dekat dan tidak dapat dipisahkan. Penderita posyandu lansia sebagian besar berpendidikan
akan merasa senang dan tentram apabila dasar. Tingkat pendidikan yang rendah
mendapat perhatian dan dukungan dari mengakibatkan kurangnya pemahaman yang
keluarganya, karena dengan dukungan tersebut diberikan oleh keluarga, serta budaya yang
akan menimbulkan kepercayaan dirinya untuk sudah ditanam sejak dahulu mengakibatkan
menghadapi atau mengelola penyakitnya penderita asam urat sudah merasa puas dan
dengan baik, serta penderita mau mengikuti benar.
saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk Pendidikan yang rendah menyebabkan
penunjang pengelolaan penyakitnya. seseorang sulit menerima dan menyerap
Menurut teori Noorkasiani dan Tamher informasi sedangkan pendidikan lebih tinggi
(2009) menjelaskan bahwa Dukungan keluarga mempengaruhi pola pikir seseorang yang
yang didapatkan oleh responden berupa berdampak pada perilaku yang baik. Menurut
dukungan secara instrumental, informasional, teori Notoadmojo (2007) pendidikan
penilaian, maupun emosional. Dukungan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk
keluarga yang baik dapat mencakup dukungan oleh variabel intelektual yang terdiri dari
informasional, instrumental, penilaian dan pengetahuan, latar belakang pendidikan dan
emosional. pengalaman masa lalu
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan 2. Kepatuhan diet asam urat
bahwa terdapat hampir seluruhnya (81%) Hasil tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 42
termasuk usia Lansia antara 60-74 tahun. responden terdapat sebagian besar (64,3%)
Menurut peneliti pada usia menua tidak dapat patuh terhadap diet asam urat. Secara teori,
dipungkiri akan terjadi beberapa penurunan Kepatuhan adalah istilah yang dipakai untuk
fungsi, baik fisik, psikologis, maupun sosial menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan
sehingga dapat mempengaruhi kesehatan. yang telah ditentukan. Kepatuhan dari program
Penurunan fungsi tubuh menjadikan kesehatan merupakan perilaku yang dapat
terhambatnya proses pengobatan yang diobservasi dan dengan begitu dapat langsung
dilakukan pihak keluarga. Sehingga segala diukur. Seperti yang dikutip oleh Andreas
sesuatu yang diberikan dan di informasikan (2008), bahwa faktor-faktor yang
kepada lansia kurang dapat diterima dengan mempengaruhi kepatuhan pasien terhadap
baik. terapi yaitu: motivasi diri, persepsi, dukungan
Menurut teori Nugroho (2008) bahwa keluarga, kepercayaan diri, dukungan dari
proses penuaan, seseorang dapat mengalami petugas kesehatan. Hasil penelitian didapatkan
berbagai perubahan. Masa ini biasanya kepatuhan diet yang dilakukan pasien adalah
dihadapkan pada penurunan fungsi tubuh dan patuh.
meningkatnya sensitifitas emosional, seperti Salah satu penatalaksanaan bagi penderita
sedih, kecewa, rasa putus asa dan harga diri asam urat adalah minum obat asam urat akan
rendah. Selanjutnya dengan adanya penurunan tetapi hal tersebut tidak lepas dari kepatuhan
fungsi tersebut biasanya merasa dirinya sudah diet asam urat dari penderita itu sendiri. Diet
tidak berguna lagi. asam urat bertujuan untuk mengurangi
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan terdapat makanan yang kaya akan kandungan purin
sebagian besar (61,9%) berpendidikan dasar seperti jeroan, daun melinjo, bayam, sarden,
(SD-SMP). Pendidikan berpengaruh terhadap kangkung. Diet asam urat merupakan salah
dukungan keluarga karena pendidikan akan satu metode pengendalian asam urat secara
membentuk cara berfikir seseorang untuk alami, jika dibandingkan dengan obat penurun
memotifasi anggota keluarga yang menderita asam urat yang dapat menumbulkan beberapa
asam urat. Menurut peneliti keluarga dengan efek samping yang terjadi (Noviyanti, 2015).
penderita asam urat sudah berupaya dalam Pengaturan pola makan dan perubahan
menjelaskan masalah kesehatan yang gaya hidup termasuk penurunan berat badan,
didapatkan dari pihak pelayanan kesehatan, pembatasan minuman alkohol, makanan tinggi
tetapi keluarga masih bingung dalam purin, dan pengawasan hiperlipidemia dan
menjelaskannya. Penderita asam urat di hipertensi dapat menurunkan kadar serum asam

129
urat walau tanpa terapi obat-obatan. Seperti (Setiadi, 2008 dalam Amalia, 2017). Dukungan
yang dikutip (Kurnia Dewi, 2009) yang lain bisa dalam bentuk dukungan
“berkonsultasilah” dengan dokter anda tentang penilaian dan emosional berupa penghargaan
rencana pengobatan yang akan ia lakukan positif berupa perhatian dan pujian pada saat
secara lengkap. Hindari penggunaan “jamu” penderita melakukan diet dengan tepat, hal
kemasan yang tidak jelas, karena telah banyak tersebut dapat memotivasi penderita untuk
bukti kecurangan produsen jamu yang justru tetap rutin menjalankan program diet
merugikan konsumen. (Friedman, 2010).
Menurut peneliti Penderita yang
mempunyai penyakit asam urat yang lama akan SIMPULAN DAN SARAN
mengalami kebosanan dalam melakukan diet, 1. Simpulan
dengan demikian keluarga sangat berperan a. Penderita asam urat di posyandu lansia
penting untuk memotivasi anggota keluarganya wilayah kerja Puskesmas Wonokromo
yang sedang sakit. Dukungan tersebut dapat Surabaya sebagian besar memiliki
berbentuk dengan pemberian informasi- dukungan keluarga yang baik.
informasi yang dibutuhkan oleh penderita yaitu b. Penderita asam urat di posyandu lansia
berupa pemaparan tentang makanan-makanan wilayah kerja Puskesmas Wonokromo
yang perlu dihindari penderita asam urat. Surabaya sebagian besar patuh pada diet
3. Hubungan dukungan keluarga dengan asam urat
kepatuhan diet asam urat pada lansia di c. Dukungan keluarga berhubungan dengan
Posyandu lansia kepatuhan diet pada penderita asam urat di
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 42 Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas
responden sebesar 31 responden yang memiliki Wonokromo Surabaya
dukungan keluarga yang baik, sebagian besar 2. Saran
(57,1%) patuh melakukan diet asam urat dan a. Bagi masyarakat
dari 11 responden yang memiliki dukungan Keluarga tetap memberikan dukungan
keluarga tidak baik, sebagian kecil (7,1%) tidak keluarga pada penderita asam urat
patuh melakukan diet asam urat. Hasil meskipun bekerja, terutama dukungan
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang emosional, karena adanya dukungan
dilakukan oleh Lestari (2011) bahwa semakin emosional pada penderita asam urat dapat
bertambah dukungan keluarga maka semakin menjadikan harga diri lansia tinggi di
tinggi kepatuhan diet pasien. Penelitian ini juga dalam keluarga.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh b. Bagi tempat penelitian
Nurhidayati (2011) bahwa semakin baik Meningkatkan program pendidikan
dukungan keluarga yang di dapat maka kesehatan mengenai pentingnya diet dan
kepatuhan diet semakin tinggi. pemahaman tentang diet kepada penderita
Niven (2008) mengatakan bahwa asam urat dan keluarganya. Pendidikan
pendidikan dapat meningkatkan kepatuhan, dan kesehatan ini dilakukan dalam upaya
memahami faktor-faktor yang berhubungan meningkatkan pengetahuan penderita dan
dengan penyakit serta menggunakan keluarga mengenai diet asam urat dan hal-
pengetahuan tentang kesehatan untuk menjaga hal yang berhubungan dengan pengelolaan
kesehatan dirinya. Penderita yang mempunyi penyakit asam urat sehingga penderita
penyakit asam urat yang lama akan mengalami asam urat lebih patuh terhadap diet yang
kebosanan dalam melakukan diet, dengan telah dianjurkan oleh petugas kesehatan.
demikian keluarga sangat berperan penting
untuk memotivasi anggota keluarganya yang DAFTAR PUSTAKA
sedang sakit. Dukungan tersebut dapat Achjar, Ayu Henny. K. 2010. Asuhan
berbentuk dengan pemberian informasi. Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV
Informasi yang dibutuhkan oleh penderita yaitu Sagung Seto.
berupa pemaparan tentang makananmakanan
yang perlu dihindari penderita asam urat

130
Agromedia, Redaksi. 2009. Solusi Sehat Hartono, Andry. 2012. Terapi Gizi dan Diet
Mengatasi Asam Urat dan Rematik. Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Jakarta Selatan: PT Agromedia
Pustaka.
Helmi, Noor. Z. 2012. Buku Ajar Gangguan
Agromedia. 2009. Solusi Sehat Mengatasi
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
Asam Urat & Rematik. Jakarta: PT
Medika.
Agromedia Pustaka.
Kemenkes, R.I. 2013. Riset Kesehatan Dasar
Alvin, Aaltje. E, Widhi. 2016. Hubungan
Tahun 2013: Kementrian Kesehatan
Kadar Asam Urat dengan Status Gizi pada
Republik Indonesia.
Remaja di Kecamatan Bolangitang Barat
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Kurnia, Dewi. 2009. Solusi Tepat Berantas
Jurnal e-Biomedik (eBm). Volume 4. Asma Urat. Yogyakarta: Cemerlang
No.2. Juli-Desember 2016. Diakses 28 Publishing.
November 2017. Maryam. S. 2009. Mengenal Usia Lanjut dan
Andreas, L.K., M. Astawan, 2008. Khasiat Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
warna-warni makanan. Jakarta : PT Niven Neil. 2008. Psikologi Kesehatan
Gramedia Pustaka Utama. Pengantar untuk Perawat & Profesional
Andry, Saryono, Arif. 2009. Analisis Faktor- Kesehatan Lain. Jakarta: EGC.
Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Asam Noor, Zairin. H. 2012. Buku Ajar Gangguan
Urat Pada Pekerja Kantor di Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
Desa Karang Turi Kecamatan Bumiayu Medika.
Kabupaten Brebes. Jurnal Keperawatan
Soedirman. Volume 4. No. 1. Tahun Noorkasiani, Tamher. S. 2009. Kesehatan usia
2009. Diakses dari lanjut dengan pendekatan Asuhan
http://www.googlescholar.com pada Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
tanggal 20 Oktober 2017. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Cipta Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ayuning Dewi. F. 2014. Pola Makan Lansia Noviyanti. 2015. Hidup Sehat tanpa Asam
Penderita Asam Urat Di Posyandu Lansia Urat. Yogyakarta: Notebook
Kelurahan Wonokromo Surabaya. Jurnal (Perpustakaan Nasional RI).
Ilmiah Kesehatan. Volume 7. No. 12.
Tahun 2014. Diakses dari Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu
http://www.googlescholar.com pada Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
tanggal 17 januari 2018. Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan
Azwar, Saifudin. (2010). Sikap Manusia Teori Gerontik & Geriatrik, Ed.3. Jakarta: EGC
Dan Pengukurannya. Yogyakarta, Pustaka Paulina, Hendro, Vendri. K. 2016. Hubungan
Pelajar Tingkat Stres Dengan Kejadian Gout
Dewi, Sofia. R. 2014. Buku Ajar Keperawatan Artrtitis di Puskesmas Tobelo Kecamatan
Gerontik. Yogyakarta: CV Budi Utama. Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. E-
Jurnal Keperawatan (eKp). Volume 4 No.
Friedman, Marilyn. M. 2010. Buku 1. Februari 2016. Diakses dari
Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. http://www.googlescholar.com pada
Harnilawati. 2013. Konsep dan Proses tanggal 20 oktober 2017.
Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan:
Pustaka As Salam.

131
Ramayulis. R, Astuti. T. 2008. Menu dan
Resep Untuk Penderita Asam Urat.
Jakarta. Penebar Plus.
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.
Suparyono. 2010. Konsep Kepatuhan. Diakses
dari http://www.drsuparyanto.com. pada
tanggal 28 oktober 2017.

132

Anda mungkin juga menyukai