Bab I PDF
Bab I PDF
PENDAHULUAN
perhatian masyarakat kepada obat-obat herbal yang berasal dari tanaman obat
(Winarto, et al., 2004). Penggunaan obat tradisional semakin banyak disukai oleh
masyarakat karena bahan nabatinya mudah didapat, mudah diramu dan harganya
dan peningkatan mutu dari bahan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
khasiat dari tempuyung untuk menyembuhkan penyakit, seperti batu ginjal, asam
urat, darah tinggi, beberapa kasus sakit kepala, batu empedu, batu kandung kemih
jamu bagi perempuan yang habis melahirkan guna memulihkan kesehatan fisik.
1
2
kandungan kimia yang banyak terdapat di dalamnya adalah ion-ion mineral antara
lain silika, kalium, magnesium, natrium, dan senyawa organik seperti flavonoid,
kandungan khas tumbuhan hijau dan salah satu senyawa aktif yang menjadi
untuk mengetahui struktur parsial dari flavonoid dalam daun tempuyung, perlu
daun tempuyung menggunakan metode kromatografi lapis tipis, reaksi warna dan
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
arvensis L.)?
3
C. Tujuan Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
a. Nama lain :
(Anonim, 1977).
b. Taksonomi
1) Kingdom : Plantae
2) Divisio : Spermatophyta
4) Classis : Dicotyledonae
7) Familia : Compositae
c. Pertelaan
roset, bentuk lonjong atau berbentuk lanset, berlekuk menjari atau tidak
teratur, pangkal daun berbentuk panah atau jantung, ujung daun bercuatan
atas lebih kecil, duduknya berjauhan dan bergantian serta jelas memeluk
d. Kandungan kimia
(Anonim, 1999).
e. Manfaat tanaman
dan batu dalam kandung kemih, selain itu juga berkhasiat sebagai
a. Pengertian flavonoid
(Robinson, 1995).
dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua
cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau
menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah satu dari cincin benzena.
ini.
2' 3'
8 1
7 2 1' B 4'
A
6 6' 5'
3
5
4
Gambar 1. Penomoran flavonoid (Robinson, 1995)
b. Penggolongan flavonoid
tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan
6
berbuluh tetapi beberapa kelas lebih tersebar dari pada yang lainnya. Flavon
B
A
Benzoyl Cinnamoyl
Disamping itu sering terdapat campuran yang terdiri atas flavonoid yang
mula didasarkan kepada telaah sifat kelarutan dan reaksi warna. Kemudian
kromatografi satu arah dan pemeriksaan ekstrak etanol secara dua arah.
Tabel reaksi warna flavonoid (Venkataraman, 1962) tersaji pada tabel II.
8
OH
Flavon Flavonol
OH
Flavanon Flavanonol
Isoflavon Khalkon
Auron
Golongan Warna
Flavonoid Larutan HCI pekat Megnesium/ Natrium
NaOH asam klorida amalgam
Khalkon Jingga sampai Jingga Tak warna Kuning pucat
merah sampai merah
(Markham, 1988).
etanol, metanol, butanol, aseton dan sebagainya. Flavonoid juga mudah larut
dalam air karena adanya gula yang terikat. Sedangkan aglikon flavonoid
yang kurang polar seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol yang
termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan
atau dalam tanaman biasa ditemukan pada tumbuhan padang pasir dan paku,
dan paling baik diisolasi dengan cara merendam bahan tumbuhan yang
masih segar tersebut ke dalam larutan heksana atau eter dan dilakukan
cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia diisikan pada tabung dari
kertas saring atau tabung yang berlubang-lubang dari gelas baja tahan karat,
perlu atau bahan lain yang cocok. Cairan penyari dipanaskan ke atas melalui
adanya sifon maka setelah cairan permukaan sifon seluruh cairan akan
lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang (lebih) pekat, serbuk
simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga dapat menyari zat
aktif lebih banyak dan penyari dapat diteruskan sesuai dengan keperluan,
lain larutan dipanaskan terus menerus, sehingga zat aktif yang tidak tahan
panas kurang cocok. Ini dapat diperbaiki dengan menambah peralatan untuk
dididihkan terus menerus, sehingga cairan penyari yang terus murni atau
melunakkan susunan sel sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel
(Anonim, 1986).
zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang
dapat berupa etanol, air etanol atau pelarut lain. Bila cairan penyari
d. Isolasi flavonoid
kromatografi lapis tipis adalah sebagai cara analisis cepat, karena hanya
membutuhkan sampel yang relatif sedikit dengan waktu yang cukup singkat.
Tipe flavonoid yang akan dipisahkan akan berpengaruh dalam memilih fase
dengan uji warna, penentuan larutan, bilangan Rf dan ciri spektra ultra
pemisahan yang berdasar kimia dan fisika atau pemisahan cair-cair. Pemisahan
yang terjadi di kromatografi menggunakan dua fase yang tidak tercampur tetapi
selalu dalam satu sistem yang bercampur, yang dinamakan fase gerak dan fase
diam yang umumnya zat padat atau zat cair yang didukung oleh zat padat
(Sumarno, 2001).
secara cepat dengan menggunakan zat penjerat berupa serbuk halus yang
dilapiskan serba rata pada lempeng kaca (Anonim, 1979). Senyawa yang diuji
dapat berupa senyawa tunggal maupun campuran dari produk pabrik, hasil
sintesis, isolasi dari hewan percobaan, maupun dari tanaman dan mikroorganisme.
Alat ini merupakan alat yang mudah penggunaannya, murah dan selektif,
Fase diam pada kromatografi lapis tipis adalah bahan penjerap atau
tersebut 200mm atau 100mm. Untuk analisa tebal 0,1mm – 0,3mm biasanya
lembab dan bebas dari uap laboratoium (Stahl, 1985). Fase diam dalam KLT
berupa fase polar (fase normal), seperti silika gel, alumina (aluminium oksida),
magnesium silikat, selulosa maupun fase non polar (fase terbalik) seperti fase
Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa
pelarut. Yang digunakan hanyalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila
sesederhana mungkin yang terdiri atas maximum tiga komponen. (Stahl, 1985).
Angka Rf berjangka antara 0,00 dan 1,00 dan hanya ditentukan dua desimal hRf
ialah angka Rf dikalikan faktor 100 (h) manghasilkan nilai berjangka 0 dampai
yang juga mempengaruhi harga Rf : Struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan,
sifat dari fase diam, tebal dan kelarutan dari fase diam, pelarut fase gerak,
Berbagai penafsiran bercak dari segi flavonoid tersaji pada tabel III
(Mabry, et al., 1991). Berbagai warna bercak flavonoid dengan sinar UV 366
Tabel III. Penafsiran bercak dari segi struktur flavonoid (Mabry et al., 1970)
Fluoresensi biru muda Fluoresensi hijau- a. Flavon dan flavanon tanpa 5-OH bebas
kuning atau hijau-biru b. Flavonol tanpa 5-OH bebas tetapi
mempunyai 3-OH tersubstitusi
Perubahan warna Isoflavon tanpa 5-OH bebas
sedikit atau tanpa
perubahan
Fluoresensi terang biru Isoflavon tanpa 5-OH bebas
muda
Kuning redup dan Perubahan warna Flavonol yang mempunyai 3-OH bebas dan
kuning, atau sedikit atau tanpa mempunyai atau tidak mempunyai 5-OH
fluoresensi jingga perubahan bebas
Fluoresensi kuning, Jingga atau merah Auron yang mempunyai 4' OH bebas dan
hijau-kuning, hijau- beberapa 2- atau 4-OH khalkon
biru
Perubahan warna a. Auron yang tidak mempunyai 4'OH
sedikit atau tanpa bebas dan flavanon tanpa 5-OH bebas
perubahan b. Flavonol yang mempunyai 3-OH bebas
dan disertai atau tanpa 5-OH bebas
a) Tinjauan umum
spektrum pada daerah ultra violet dan daerah cahaya tampak dari suatu zat
tidak khas, tetapi sangat cocok untuk penetapan kuantitatif, dan untuk
dengan benda, adalah perlu memikirkan berkas sinar sebagai foton. Tenaga
setiap foton berbanding langsung dengan frekuensi radiasi dan hal ini
E=h.v=h.c/nλ
dalam hertz, dan h = tetapan planck 6,624 x 10-35 J-detik. Foton yang
tenaga yang lebih tinggi daripada foton yang berfrekuensi rendah (panjang
dan terlihat tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Spektra ultra
hal ini, maka serapan radiasi ultra violet terlihat sering dikenal sebagai
Disamping itu kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid
Dengan demikian, secara tidak langsung cara ini berguna untuk menentukan
kedudukan gula atau metil yang terikat pada salah satu gugus hidroksil fenol
(Markham, 1988).
pelarut metanol atau etanol (EtOH), meski perlu diingat bahwa spektrum
atas dua maksimal pada rentang 240 – 285 nm (pita II) dan 300 – 550 nm
c) Pereaksi geser
1. Efek hidroksilasi
atau pita serapan II pada spektra flavonoid. Apabila gugus hidroksi tidak
mempunyai sedikit efek atau tidak sama sekali pada spektra ultra violet
flavonol. Jika gugus 3,5 atau 4' – OH pada flavon dan flavonol
12– 17 nm. Dapat juga mencapai 22–25 nm pada flavon yang tidak
yang cocok ialah larutan NaOH 2 M dalam air (Mabry, et al., 1970).
et al., 1970).
5. Efek AlCl3
hidroksil dan gugus orto karena membentuk komplek tahan asam antara
tak tahan asam dengan gugus orto (Markham, 1988). Gugus OH pada C3
dan C5 pada flavon dan flavonol akan membentuk kompleks yang stabil
AlCl3 dengan C-4 keto 3/5-OH tetap stabil dengan adanya asam. Adanya
E. KETERANGAN EMPIRIS
dapat diisolasi secara kromatografi lapis tipis dan diidentifikasi struktur parsialnya
violet.