Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
19-29
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2503-4146
https://jurnal.uns.ac.id/jkpk ISSN 2503-4154 (online)
Received: November 27, 2017 Accepted: May 15, 2018 Online Published: May 21, 2018
DOI : 10.20961/jkpk.v3i1.16346
ABSTRAK
Mata Kuliah Kimia Organik I menuntut mahasiswa mampu berpikir kritis dalam memperoleh
pengetahuan dan mampu membuktikan kebenarannya melalui praktikum. Namun, kemampuan
mahasiswa dalam menerima materi kuliah berbeda-beda. Oleh sebab itu, diperlukan suatu bahan
ajar yaitu modul yang dapat memfasilitasi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti perkuliahan
klasikal dengan sempurna supaya target dari capaian pembelajaran bisa terpenuhi. Untuk itu,
dikembangkan suatu bahan ajar berbentuk modul yang berbasis model perubahan konseptual
ED3U (Explore, Diagnose, Design, Discuss, Use) dengan tahapan yang mampu mengaktifkan
berpikir kritis dan kemampuan siswa yang terampil sesuai dengan tuntutan capaian pembelajaran
pada topic alkohol. Modul ini divalidasi, diuji praktikalitas dan efektifitasnya untuk memastikan
modul yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan dapat menjalankan fungsinya
dalam perubahan konseptual. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk validasi dan uji
praktikalitas, sedangkan untuk uji efektifitas digunakan tes. Data validitas dan praktikalitas diolah
menggunakan Formula Momen Kappa Cohen. Hasil yang diperoleh adalah modul yang
dikembangkan telah valid, praktis dan efektif dengan kategori kevalidan sangat tinggi dari segi isi
dan tinggi dari segi kegrafikaan, sedangkan dari segi kepraktisan berada pada kategori sangat
tinggi. Modul yang dikembangkan efektif digunakan untuk pembelajaran karena menunjukkan hasil
positif terhadap perubahan konseptual.
Kata Kunci: alkohol, kimia organik, model ED3U, modul, perubahan konseptual
ABSTRACT
Organic Chemistry lecture requires the student to be able to think critically in getting
knowledge and prove the facts through experiment. The problem of this lesson is the students
have different ability to receive the concepts. To overcome this matter a teaching material, like a
module which can facilitate the students who cannot follow lecture well is needed. Therefore, a
module which is based on the conceptual change model ED3U (Explore, Diagnose, Design,
Discuss, Use) was developed with the steps that activate critical thinking and skilled which
appropriate for the learning outcome in alcohol lesson. The module was validated, tested for its
practicality and affectivity to ensure the quality and functionality of the module to help students
19
20 Suryelita & Z. Fitriza, Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia ……….
gained conceptual change. The instrument used for validity and practicality test was questionnaire,
while test was used for evaluating its effectiveness. The Data was analysed using Cohen Momen
Kappa Formula. The result showed that the module developed was valid, practical and effective
and fit the category very high with the positive result for conceptual change.
ponen bahan ajar yang lebih lengkap salah atau miskonsepsi. Konsep tersebut
dibanding yang lainnya [2]. akan berubah menjadi konsep ilmiah jika
Modul yang digunakan haruslah melewati proses pembelajaran yang benar.
berbasis sebuah model yang tahapannya Unsur penting dalam proses pembelajaran
mampu mengaktifkan berpikir kritis dan untuk sampai pada konsepsi ilmiah adalah
kemampuan mahasiswa yang terampil kompleksitas yang berupa penambahan ilmu
sesuai dengan tuntutan capaian pem- pengetahuan terkait konsepsi awal dan
belajaran. Salah satu model yang melibatkan inklusivitas yang berkaitan dengan aspek-
kegiatan-kegiatan tersebut adalah Model aspek baru dan berbeda dengan konsepsi
Perubahan Konseptual ED3U (Explore, awal selama pembelajaran [4].
Diagnose, Design, Discuss and Use). Fase Kompleksitas dan inklusifitas tersebut
ekplorasi (explore) adalah fase untuk bisa ditemui mahasiswa melalui inkuiri dari
mengaktifkan keingintahuan siswa dengan informasi yang diperoleh dari sumber belajar,
mengeksplore fenomena terkait konsep fenomena alam, dan pengalaman belajar
tertentu. Fase diagnosa (diagnose) adalah lainnya. Informasi-informasi dan pengalaman
fasa dimana mahasiswa mempersepsikan belajar tersebut bisa diinterpretasikan secara
konsepsinya dengan melihat konsepsi benar sehingga mahasiswa akhirnya me-
alternatif sebagai sesuatu yang masuk akal. miliki konsep target/ ilmiah, namun bisa juga
Fase berikutnya adalah fase diskusi (discuss) diinterpretasikan secara tidak tepat atau tidak
dimana mahasiswa akan mempertimbang- lengkap sehingga terjadi miskonsepsi [5].
kan konsepsi alternatif untuk memutuskan Konsep-konsep dalam pembelajaran
apakah konsep tersebut akan menggantikan kimia khususnya kimia organik pada
konsep awal atau tidak. Fase terakhir adalah umumnya adalah konsep yang abstrak yang
penggunaan (use) yaitu pengaplikasian bisa dijelaskan dengan tiga representasi
konsepsi baru mereka pada fenomena yang kimia yang disebut multi representasi yaitu
relevan. Model tersebut dikembangkan oleh level makro, sub-mikro dan simbolik. Metode
Richard R. Shope dan William F. McComas pembelajaran kimia dengan mengintegrasi-
dengan tujuan memediasi perubahan kan ketiga representasi tersebut akan
konseptual dan transformasi pelaksanaan meningkatkan kemampuan penalaran maha-
pembelajaran terpusat pada mahasiswa siswa [6]. Multi representasi kimia akan
dengan memfasilitasi siswa untuk berfikir melengkapi kegiatan pada fase diskusi,
secara saintifik [3]. dimana mahasiswa akan mempertimbang-
Perubahan konseptual merupakan kan apakah konsepsi awal mereka harus
salah satu hal yang harus menjadi perhatian dipertahankan atau mengalami perubahan
dalam pembelajaran karena mahasiswa menjadi konsepsi baru.
membawa konsep awal atau pre-konsep Integrasi multipel representasi pada
sebelum memulai pembelajaran. Konsep Model Perubahan Konseptual ED3U yang
awal tersebut bisa merupakan konsep dasar diaplikasikan pada bahan ajar modul
yang benar, bisa juga konsep dasar yang diharapkan dapat membuat pemahaman
22 Suryelita & Z. Fitriza, Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia ……….
Analisis siswa bertujuan untuk dimana butanol larut sebagian yaitu 8,3 gram
mengetahui konsep-konsep yang tidak per 100 ml. Walaupun butanol adalah senyawa
dipahami siswa. Analisis ini dilakukan polar namun rantai alkil (-R) butanol yang
dengan memberikan tes diagnostik yaitu cukup panjang membuat butanol sukar larut.
dengan delapan open ended questions yang Sedangkan dalam n-heksana, butanol tidak
mencakup konsep tata nama alcohol, dapat larut karena n-heksana adalah senyawa
struktur, sifat kelarutan, reaksi identifikasi non polar dan butanol adalah senyawa polar
alcohol primer, sekunder dan tertier, reaksi sehingga butanol tidak akan larut.
substitusi, reaksi eliminasi dan reaksi sekunder dan tertier secara makroskopik
esterifikasi. Hasil dari analisis ini dapat dilihat dipahami oleh oleh kurang dari 60% siswa
Ada beberapa tes yang bisa digunakan untuk keton dan asam karboksilat serta mem-
mengidentifikasi alkohol primer, sekunder buktikan kebenaran dari teori melalui
dan tertier. Dua diantaranya adalah tes praktikum.
dengan menggunakan kalium kromat dalam Kompetensi mahasiswa yang diingin-
suasana asam dan menggunakan reagen kan pada materi alkohol adalah Menjelaskan
lucas, ZnCl2 dalam suasana asam. Berdasar- rumus umum, struktur, sifat fisika dan
kan gambar 1 diketahui bahwa kurang dari tatanama serta reaksi dan sintesis senyawa
40% mahasiswa tidak memahami reaksi alkohol dan tujuan pembelajaranyang ingin
yang terjadi pada identidikasi tersebut. dicapai adalah :
Mereka hanya memahami level makro 1) Menjelaskan struktur senyawa alkohol
namun tidak memahami zat apakah yang Menjelaskan perbedaan sifat keasaman
dihasilkan reaksi sehingga menimbulkan fenol dan alkohol.
gejala yang mereka amati. 2) Meramalkan isomerisasi senyawa
Hal ini juga terjadi dengan reaksi antara alkohol bila diberikan rumus molekulnya.
alkohol dengan logam Na. Hanya 21% 3) Memberi nama senyawa alkohol.
mahasiswa mampu menuliskan reaksi yang 4) Menjelaskan reaksi eliminasi dan
terjadi. Sedangkan untuk reaksi esterifikasi esterifikasi pada senyawa alkohol.
dan eliminasi, sebagian besar mahasiswa 5) Menjelaskan reaksi subsitusi pada
sudah memahami reaksi atau produk yang alkohol.
dihasilkan dari reaksi tersebut. 6) Menuliskan reaksi sintesis pada alkohol.
Konsep-konsep tersebut dianalisis dan bangan Bahan Ajar dari depdiknas tahun
ditabulasi dalam tabel analisis konsep yang 2008 yang dipilih.
terdapat pada lampiran. Berdasarkan hasil
3. Tahap Pengembangan (develop)
analisis konsep pada tabel analisis konsep
Pada tahapan ini terdiri dari uji
dibuat peta konsep yang kemudian
validitas, praktikalitas dan efektifitas.
diletakkan pada bagian pendahuluan modul.
a. Validasi
2. Tahap Perancangan (design)
Validasi yang dilakukan adalah
Terdapat dua kegiatan pada tahap
validasi ahli atau expert review yang di-
perancangan (design), yaitu:
lakukan oleh 4 orang dosen kimia organik
a. Pemilihan Format
dan pendidikan kimia untuk melihat konten
Tahap ini dilakukan dengan pemilihan kimia organik yaitu pada materi alcohol dan
format modul yang sesuai dengan analisis menilai kelayakan dari modul yang dikem-
pada tahap pendefinisian (Define). Modul bangkan dari segi materi dan penyajian
Berbasis Model Perubahan Konseptual materi dan kebahasaan. Selain itu validasi
ED3U (Explore, Diagnose, Design, Discuss, juga dilakukan oleh dua orang dosen desain
Use) dipilih dan mengintegrasikan Multi komunikasi visual untuk menilai modul dari
Representasi kedalamnya. Hal ini didasarkan segi desain, tata letak, ukuran huruf dan lain-
pada tahap analisis ujung depan dimana lain yang termasuk pada tampilan modul.
mahasiswa membutuhkan bahan ajar yang Berdasarkan hasil uji validitas isi di-
bisa digunakan secara mandiri, terintegrasi peroleh hasil yang ditampilkan pada tabel 2.
praktikum, dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari dan disajikan dalam multi Tabel 2. Nilai Momen Kappa Validitas Isi
Modul
representasi kimia. Komponen tersebut
menurut Depdiknas[3] adalah No Komponen Validitas Nilai k Kategori
Gambar 2 menunjukkan bahwa secara alkohol dan reaksi-reaksi alkohol pada level
umum konsepsi siswa mengenai alkohol makro dan simbolik, khusus untuk sifat
meningkat. Konsepsi tersebut meliputu tata kelarutan alkohol pada level makro, submikro
nama dan struktur alkohol, sifat kelarutan dan simbolik.
[3] Shope, E. Richard & William F. McComas, [6] Sunyono, “Supporting Students in
“Modeling Scientific Inquiry to Guide Learning with Multiple Representation to
Students in Practices of Science : The Improve Student Mental Models on
ED3U Teaching Model of Conceptual Atomic Structure Concept”, Science
Change in Action”, Inquiry Based Learning Education International, Vol. 26, No. 2,
for Science, Technology, Engineering and pp. 104-125, 2015.
Math (STEM) Program, A Conceptual and
Practical Resource for Educators [7] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis:
Innovation Volume 4: 217-240, 2015. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, Alfabeta: Bandung, 2009.
[4] Park, Eun Jung and Friends,
Understanding Learning Progression in [8] Trianto, Mendesain Model Pembelajaran
Student Conceptualization of Atomic Inovatif Progresif, Kencana: Jakarta,
Structure by Variation Theory for 2010.
Learning, Lowa City: Paper Presented at
the Learning Progression in Science [9] Dj. Latisma, Evaluasi Pendidikan, UNP
(LeaPS) conference, 2009. Press: Padang, 2010.
[5] Kutluay, Yasin, Diagnosis Of Eleventh [10] Boslaugh. Sarah & Paul A. W., Statistics
Grade Students’s Misconceptions About in a Nutshell, a desktop, quick reference,
Geometric Optic By A Three-Tier Test, O’reilly: Beijing, Cambridge, Famham,
Thesis. Turki : The Graduate School Of Köln, Sebastopol, Taipei, Tokyo, 2008.
Natural and Applied Sciences of Middle
East Technical Universit, 2005.