Anda di halaman 1dari 2

2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan organ muskular berbentuk piramid yang terletak di
atas diafragma. Jantung berada dalam rongga toraks di area mediastinum,
letak jantung condong ke sisi kiri daripada kanan tubuh. Jantung merupakan
organ yang terpenting dalam sistem sirkulasi. Kerja jantung adalah
memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh pada setiap saat, baik beristirahat maupun saat bekerja atau
menghadapi beban1.
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang menimbulkan gangguan
pada jantung dan pembuluh darah. Penyakit kardiovaskular menyebabkan
kematian 17,7 juta orang setiap tahun dengan satu per tiga nya berusia di
bawah 70 tahun. Hal ini merupakan 31% dari seluruh kematian global dan
jumlah ini terus meningkat. Empat dari lima atau 80% kematian penyakit
kardiovaskular adalah akibat serangan jantung dan stroke. Individu yang
berisiko terhadap penyakit kardiovaskular dapat menunjukkan peningkatan
tekanan darah, glukosa, dan lipid serta kelebihan berat badan dan obesitas.
Lebih dari 75% kematian penyakit kardiovaskular terjadi di negara
berkembang2.
Penyakit kardiovaskular pada orang dewasa yang sering ditemui
adalah penyakit jantung koroner (PJK) dan gagal jantung. Penyakit jantung
koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan
darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Gagal
jantung/payah jantung adalah ketidakmampuan jantung memompa darah
yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak napas pada saat
beraktivitas dan/atau saat tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau tungkai
bawah membengkak3.
Prevalensi jantung koroner di Indonesia sebesar 0,5 persen. Prevalensi
jantung koroner tertinggi di Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara,
DKI Jakarta, Aceh masing-masing 0,7 persen. Prevalensi gagal jantung di

Universitas Muhammadiyah Palembang


3

Indonesia sebesar 0,13%. Prevalensi tertinggi ada di DI Yogyakarta


(0,25%), disusul Jawa Timur (0,19%) dan Jawa Tengah (0,18%). Di
Sumatera Selatan, prevalensi jantung koroner adalah 0,4%. Sedangkan,
prevalensi gagal jantung adalah 0,07%3.
Prevalensi penyakit jantung koroner akut dan gagal jantung meningkat
seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur 65-74 tahun,
menurun sedikit pada umur ≥75 tahun. Berdasarkan jenis kelamin,
prevalensi lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Prevalensi
penyakit jantung koroner lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan
tidak bekerja. Sedangkan penyakit gagal jantung lebih tinggi pada
masyarakat dengan pendidikan rendah. Penyakit jantung koroner dan gagal
jantung terjadi lebih tinggi di perkotaan3.
Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh
kerusakan otak dimana gangguan tersebut bukan merupakan penyakit yang
herediter, tidak disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan atau kelemahan motorik. Afasia tidak meliputi kelainan
perkembangan berbahasa atau disfasia, gangguan motorik berbahasa seperti
gagap, apraksia berbahasa, atau disartria, dan bukan gangguan berbahasa
yang diakibatkan oleh gangguan berpikir seperti pada pasien skizofrenia8.
Di Amerika, afasia banyak dijumpai pada 20% penderita stroke.
Namun tidak menutup kemungkinan, afasia juga terjadi pada mereka yang
mengalami cedera otak, tumor, dan terutama pasien neurodegeneratif. Afasia
seringkali masih salah diagnosis atau dianggap remeh, karena afasia
seringkali hanya merupakan penyakit penyerta dari sebuah penyakit yang
lebih nyata. Padahal, diagnosis afasia merupakan hal yang penting karena
membutuhkan terapi yang khusus8.

Universitas Muhammadiyah Palembang

Anda mungkin juga menyukai