Satuan Acara Penyuluhan Tentang Penyakit TBC
Satuan Acara Penyuluhan Tentang Penyakit TBC
Oleh :
KELOMPOK 1
C. POKOK BAHASAN
TBC
F. METODE
a. Ceramah tanya jawab
b. Membagikan leaflet
G. MEDIA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121
Leaflet
H. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : …………………….
2. Penyaji : ……………………..
3. Fasilitator : ……………………….
4. Sie. Dokumentasi : ………………………..
I. EVALUASI
1. Evaluasi persiapan
Persiapan tempat, persiapan media dan persiapan peserta
2. Evaluasi Proses
Saat peserta menenima pendidikan kesehatan dari penyuluh (observasi)
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
a. Apakah pengertian penyakit TBC?
b. Apakah penyebab penyakit TBC?
c. Apa sajakah tanda dan gejala penyakit TBC?
d. Bagaimana cara mencegah penularan TBC?
J. SUMBER
1. Dongoes, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta:
EGC.
2. Hidayat, A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
3. Kusuma, H., & Nurarif, A. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagosa Medis & Nanda NIC-NOC. Yogyakarta.
4. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 3). Jakarta: Media
Aesculapius.
5. Ngastiyah. 2005. Keperawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121
TBC (TUBERCULOSIS)
Pendahuluan
Penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh kuman kelompok Mycobacterim
tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria,
wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. WHO 1990 menyatakan
bahwa sekitar 1760 juta orang (1/3 penduduk dunia) yang terinfeksi kuman
tuberkulosis. Di Indonesia khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap
tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000
menyebabkan kematian (penyebab utama kematian nomor 2 di Indonesia).
Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah
penyakit TBC ini.
Gambaran Fisik TBC
tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Hal ini juga tentunya
mendapat pengaruh besar dari daya tahan tubuh yang lemah/menurun,
virulensi dan jumlah kuman yang memegang peranan penting dalam
terjadinya infeksi TBC.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
5. Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC
dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa.
Sekitar 30-50% anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru
dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan sampai
5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan
BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.
4. Diagnosis pasti dapat dilakukan kultur dan pada hasilnya terdapat kuman
Mycobacterium tuberculosis.
5. Pemeriksaan rutin lainnya adalah foto rontgen paru. Dilakukan foto dalam 2
posisi yaitu dari depan dan samping. Foto rontgen dada dilakukan di awal dan
pada akhir pengobatan untuk memonitor keberhasilan pengobatan, biasanya
dilakukan setelah pengobatan 2 bulan dan 6 bulan.
1. Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup
lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih.
Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin
mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya
tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
2. Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih
baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah,
sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya.
3. Terapi dilakukan dengan pemberian OAT (Obat Anti Tuberkulosis).
4. OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat
bakterisid (isoniazid dan rifampicin) dengan atau tanpa obat ketiga.
5. OAT yang tersedia adalah Isoniazid (H), Rifampicin (R), Etambutol (E),
Streptomicin (S), Pirazinamid (Z).
6. Kepatuhan pasien sangat penting untuk kesembuhan total dari kuman Tb.
Keterangan:
1. 2HRZ = tiap hari selama 2 bulan
2. 4RH= tiap hari selama 4 bulan
3. 4H3R3 = tiga kali seminggu selama 4 bulan