Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG PENYAKIT TBC

DI RUANG RAWAT INAP MAWAR


RS PARU JEMBER

disusun guna memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)


Stase Manajemen Keperawatan

Oleh :
KELOMPOK 1

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tempat : Ruang Rawat Inap Mawar RS Paru Jember


Sasaran : Keluarga dan pasien yang dirawat di ruang Mawar
Hari / Tanggal : Kamis, 19 Februari 2015
Alokasi waktu : 30 menit

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit TBC.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:
1. Menjelaskan pengertian tentang penyakit TBC
2. Menjelaskan penyebab penyakit TBC
3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit TBC

C. POKOK BAHASAN
TBC

D. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian penyakit TBC
2. Penyebab penyakit TBC
3. Tanda dan gejala penyakit TBC
4. Cara mencegah penularan TBC
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

E. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Memberi salam, Memperhatikan dan 5 menit
memperkenalkan diri, dan menjawab salam
membuka penyuluhan
2. Menjelaskan tentang Memperhatikan
tujuan dan manfaat

Penyajian 1. Menanyakan materi yang Memperhatikan, dan 15


akan disampaikan pada menjawab menit
peserta, apakah pernah
tahu sebelumnya
2. Menerima jawaban dan Memberikan sumbang
memberi komentar saran
terhadap jawaban peserta
3. Menjelaskan pengertian Memperhatikan
penyakit TBC
4. Menjelaskan penyebab Memperhatikan
penyakit TBC
5. Menjelaskan tanda dan Memperhatikan
gejala penyakit TBC
6. Menjelaskan cara Memperhatikan
mencegah penularan TBC

Penutup 1. Menutup pertemuan dengan Memperhatikan 10


memberikan pertanyaan menit
evaluasi
2. Menampung jawaban dan Memperhatikan dan
memberi komentar tentang mencatat
pendapat dari peserta
3. Menyimpulkan materi yang Memperhatikan dan
telah dibahas bersama mencatat
dengan peserta
4. Membagikan leaflet kepada Menerima dengan baik
peserta
5. Menutup pertemuan dan Memperhatikan dan
memberi salam membalas salam

F. METODE
a. Ceramah tanya jawab
b. Membagikan leaflet

G. MEDIA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

Leaflet

H. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : …………………….
2. Penyaji : ……………………..
3. Fasilitator : ……………………….
4. Sie. Dokumentasi : ………………………..

I. EVALUASI
1. Evaluasi persiapan
Persiapan tempat, persiapan media dan persiapan peserta
2. Evaluasi Proses
Saat peserta menenima pendidikan kesehatan dari penyuluh (observasi)
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
a. Apakah pengertian penyakit TBC?
b. Apakah penyebab penyakit TBC?
c. Apa sajakah tanda dan gejala penyakit TBC?
d. Bagaimana cara mencegah penularan TBC?

J. SUMBER
1. Dongoes, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta:
EGC.
2. Hidayat, A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
3. Kusuma, H., & Nurarif, A. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagosa Medis & Nanda NIC-NOC. Yogyakarta.
4. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 3). Jakarta: Media
Aesculapius.
5. Ngastiyah. 2005. Keperawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

TBC (TUBERCULOSIS)

Pendahuluan
Penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh kuman kelompok Mycobacterim
tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria,
wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. WHO 1990 menyatakan
bahwa sekitar 1760 juta orang (1/3 penduduk dunia) yang terinfeksi kuman
tuberkulosis. Di Indonesia khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap
tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000
menyebabkan kematian (penyebab utama kematian nomor 2 di Indonesia).
Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah
penyakit TBC ini.
Gambaran Fisik TBC

Penyebab Penyakit (TBC)


1. Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosis,
2. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga
sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
3. Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Robert
Koch pada tanggal 24 Maret 1882, Untuk mengenang jasa beliau maka bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch.
4. Bahkan penyakit TBC pada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch
Pulmonal (KP).
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

Cara Penularan Penyakit TBC


1. Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita
TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah
berasal dari orang dewasa yang menderita TBC.
2. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang
menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh
rendah), bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan
terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang,
kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ
paru.
3. Masuknya Mikobakterium tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan
infeksi pada paru-paru, dimana terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang
berbentuk bulat (globular). Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding
paru berusaha menghambat bakteri TBC ini melalui mekanisme alamianya
membentuk jaringan parut. Akibatnya bakteri TBC tersebut akan
berdiam/istirahat (dormant) seperti yang tampak sebagai tuberkel pada
pemeriksaan X-ray atau photo rontgen.
4. Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (imun) yang baik, bentuk tuberkel
ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki
sistem kekebelan tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami
perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel
yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga paru.
Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (riak/dahak).
Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba
tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif
terinfeksi TBC.
5. Berkembangnya penyakit TBC di Indonesia ini tidak lain berkaitan dengan
memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Hal ini juga tentunya
mendapat pengaruh besar dari daya tahan tubuh yang lemah/menurun,
virulensi dan jumlah kuman yang memegang peranan penting dalam
terjadinya infeksi TBC.

Tanda dan Gejala Penyakit TBC


Gejala umum (Sistemik)
1. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
2. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
3. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
4. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus (Khas)
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
5. Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC
dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa.
Sekitar 30-50% anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru
dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan sampai
5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan
BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.

Penegakan Diagnosis pada TBC


Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC, Maka ada
beberapa hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa
yang tepat antara lain:
1. Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
2. Pemeriksaan fisik secara langsung.
3. Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
4. Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
5. Rontgen dada (thorax photo).
6. dan Uji tuberkulin.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin terutama
LED.
2. Sebagian besar kasus kadar LED meningkat pada penderita TB paru.
3. Selain itu dilakukan pemeriksaan dahak/sputum sebanyak 3 kali. Hasil positif
menunjukkan bila 2 dari 3 sampel dahak ditemukan BTA (bakteri tahan
asam).
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

4. Diagnosis pasti dapat dilakukan kultur dan pada hasilnya terdapat kuman
Mycobacterium tuberculosis.
5. Pemeriksaan rutin lainnya adalah foto rontgen paru. Dilakukan foto dalam 2
posisi yaitu dari depan dan samping. Foto rontgen dada dilakukan di awal dan
pada akhir pengobatan untuk memonitor keberhasilan pengobatan, biasanya
dilakukan setelah pengobatan 2 bulan dan 6 bulan.

Rontgen TBC Paru

Uji Tuberkulin (Test Mantoux)


Pemeriksaan imuno-serologis dilakukan bisanya pada anak, dilakukan uji kulit
dengan tuberkulin (tes Mantoux) dikatakan positif bila terdapat kemerahan
disekitar kulit yang diuji > 15 mm.
Gambar : Hasil uji kulit tuberkulin (mantoux)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

Metode Penemuan Kasus TBC paru


Dengan cara passive promotive case finding artinya penjaringan tersangka
penderita yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan penyuluhan TBC kepada masyarakat.
Bila ditemukan penderita tuberculosis paru dengan sputum dahat BTA +, maka
semua orang yang kontak serumah dengan penderita harus diperiksa. Apabila ada
gejala-gejala suspek (Kecurigaan) TBC maka harus diperiksa dahaknya.

Pengobatan Penyakit TBC


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

1. Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup
lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih.
Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin
mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya
tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.
2. Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih
baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah,
sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya.
3. Terapi dilakukan dengan pemberian OAT (Obat Anti Tuberkulosis).
4. OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat
bakterisid (isoniazid dan rifampicin) dengan atau tanpa obat ketiga.
5. OAT yang tersedia adalah Isoniazid (H), Rifampicin (R), Etambutol (E),
Streptomicin (S), Pirazinamid (Z).
6. Kepatuhan pasien sangat penting untuk kesembuhan total dari kuman Tb.

Panduan OAT dan kategori pada TB paru (WHO 1993)


Panduan Klasifikasi dan tipe penderita Fase awal Fase lanjutan
OAT
Kategori 1 BTA (+) baru 2HRZS(E) 4RH
Sakit berat : BTA (-) luar paru 2HRZS(E) 4R3H3

Kategori 2 Pengobatan ulang: 2RHZES/1RHZE 5RHE


Kambuh BTA (+) 2RHZES/1RHZE 5R3H3E3
Gagal
Kategori 3 Tb paru BTA (-) 2RHZ 4RH
Tb luar paru 2RHZ/2R3H3Z3 4R3H3

Keterangan:
1. 2HRZ = tiap hari selama 2 bulan
2. 4RH= tiap hari selama 4 bulan
3. 4H3R3 = tiga kali seminggu selama 4 bulan

Cara Mencegah Penularan TBC


1. Membuka jendela rumah setiap hari
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37-Kampus Bumi Tegal Boto – Kotak Pos 159
Telp./Fax (0331) 487145 – (0331) 323450
JEMBER 68121

2. Menjemur kasur pasien TBC untuk mencegah penularan ke anggota


keluarga yang lain
3. Menutup mulut saat batuk
4. Menyediakan tempat khusus untuk membuang dahak saat batuk
5. Imunisasi BCG

Anda mungkin juga menyukai