Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

( Hari Pertama Praktek )

1. KASUS ( Masalah Utama)


Isolasi sosial

2. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Pengertian

Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami


penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
di sekitarnya (Damaiyanti, 2008)
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi
akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam dalam hubungan sosial
(Depkes RI, 2000)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012)
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993 dikutip Budi Keliat,
2001)

b. Rentang respon
Berdasarkan buku keperawatan jiwa dari Stuart (2006) menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk sosial, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan,
mereka harus membina hubungan interpersonal yang positif. Individu juga harus
membina saling tergantung yang merupakan keseimbangan antara ketergantungan
dan kemandirian dalam suatu hubungan.
Respon adaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang
masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya lingkungannya yang
umum berlaku dan lazim dilakukan oleh semua orang.. respon ini meliputi:
a. Solitude (menyendiri)
Adalah respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah dilakukan di lingkungan sosialnya juga suatu cara mengevaluasi diri untuk
menentukan langkah-langkah selanjutnya.
b. Otonomi
Adalah kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam berhubungan sosial.
c. Mutualisme (bekerja sama)
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu
mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Interdependen (saling ketergantungan)
Adalah suatu hubungan saling tergantung antara individu dengan orang
lain dalam rangka membina hubungan interpersonal.

Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah


yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya lingkungannya yang umum
berlaku dan tidak lazim dilakukan oleh semua orang. Respon ini meliputi:
a. Kesepian adalah kondisi dimana individu merasa sendiri dan terasing dari
lingkungannya, merasa takut dan cemas.
b. Menarik diri adalah individu mengalami kesulitan dalam membina hubungan
dengan orang lain.
c. Ketergantungan (dependen) akan terjadi apabila individu gagal
mengembangkan rasa percaya diri akan kemampuannya. Pada gangguan
hubungan sosial jenis ini orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan

Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa 1


terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan individu cenderung
berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.
d. Manipulasi adalah individu memperlakuakan orang lain sebagai objek,
hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain, dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri.
e. Impulsif adalah individu tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu
belajar dari pengalaman dan tidak dapat diandalkan.
f. Narcisisme adalah individu mempunyai harga diri yang rapuh, selalu berusaha
untuk mendapatkan penghargaan dan pujian yang terus menerus, sikapnya
egosentris, pencemburu, dan marah jika orang lain tidak mendukungnya.
(Trimelia, 2011: 9)

c. Faktor predisposisi
1. Faktor perkembangan
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan
yang harus dilalui individu dengan sukses agar tidak terjadi gangguan dalam
hubungan sosial. Apabila tugas ini tidak terpenuhi, akan mencetuskan
seseorang sehingga mempunyai masalah respon sosial maladaptif.
(Damaiyanti, 2012)
2. Faktor biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif
3. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan berhubungan.
Hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif
seperti lansia, orang cacat, dan penderita penyakit kronis.
4. Faktor komunikasi dalam keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantarkan seseorang dalam
gangguan berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang
negative dan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah. Seseorang
anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu
bersamaan, ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat
untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.

d. Faktor presifitasi

1. Stressor sosial budaya


Stres dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor antara faktor lain dan faktor
keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang
berarti dalam kehidupannya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2. Stressor psikologis
Tingkat kecemasan berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan
orang dekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan
dapat menimbulkan kecemasan tingkat tinggi.
(Prabowo, 2014: 111)

e. Tanda dan gejala

a. Gejala subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Klien merasa bosan
4) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
5) Klien merasa tidak berguna

Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa 2


b. Gejala objektif
1) Menjawab pertanyaan dengan singkat, yaitu “ya” atau “tidak” dengan pelan
2) Respon verbal kurang dan sangat singkat atau tidak ada
3) Berpikir tentang sesuatu menurut pikirannya sendiri
4) Menyendiri dalam ruangan, sering melamun
5) Mondar-mandir atau sikap mematung atau melakukan gerakan secara berulang-
ulang
6) Apatis (kurang acuh terhadap lingkungan)
7) Ekspresi wajah tidak berseri
8) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
9) Kontak mata kurang atau tidak ada dan sering menunduk
10) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
(Trimelia, 2011: 15)

3. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

DS :
1. Klien mengatakan malu dan males berinteraksi dengan orang lain.
2. Klien memilih memendam masalahnya sendiri.

DO :
1. Klien tampak lemah dan tidak bersemangat
2. Kontak mata kurang
3. Klien lebih sering menyendiri dan jarang mengikuti kegiatan di ruangan

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Isolasi Sosial

Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa 3


5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAW
TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASION
ATAN
EVALUASI AL
17/09 Isolasi TUM : Setelah 1x interaksi Bina hubungan Dengan
/19 sosial Klien klien menunjukkan saling percaya terbinany
dapat tanda-tanda percaya dengan: a
beerinter kepada/terhadap 1. Beri salam hubungan
aksi perawat: setiap saling
dengan 1. Wajah cerah, interaksi percaya
orang tersenyum 2. Perkenalkan merupaka
lain. 2. Mau nama, nama n dasar
berkenalan panggilan untuk
TUK: 3. Ada kontak perawat, dan interaksi
1.Klien mata tujuan perawat
dapat 4. Bersedia perawat dengan
membina menceritakan berkenalan klien dan
hubunga perasaan 3. Tanyakan dasar
n saling 5. Bersedia dan panggil untuk
percaya mengungkapk nama merencan
an kesukaaan akan
masalahnya klien perencana
4. Tunjukkan kan
sikap jujur selanjutn
ya.
dan
menepati
janji
5. Tanyakan
perasaan
klien dan
masalah
yang
dihadapi
klien
6. Buat kontrak
interaksi
yang jelas
7. Dengarkan
dengan
penuh
perhatian
ekspresi
perasaan

Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa 4


klien
Klien Setelah 1x interaksi tanyakan pada klien Diketahu
mampu tentang: inya
klien dapat
menyebut 1. orang yang penyeba
kan menyebutkan minimal tinggal b akan
penyebab
satu penyebab menarik serumah/te dapat
menarik man dihubung
diri diri dari: sekamar kan
1. Diri klien dengan
2. orang yang faktor
sendiri paling dekat presipita
2. Orang lain dengan klien si yang
di rumah/di dialami
3. Lingkunga ruang klien
n perawatan
3. Apa yang
membuat
klien dekat
dengan
orang
tersebut
4. Orang yang
tidak dekat
dengan klien
di rumah/di
ruang
perawatan
5. Apa yang
mebuat
klieen tidak
dekat
dengan
orang
tersebut
6. Upaya yang
sudah
dilakukan
agar dekat
dengan
orang lain
 Diskusikan
dengan klien
penyebab
menarik diri
 Beri pujian

Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa 5


terhadap
kemampuan
klien
mengungkap
kan
perasaannya
.
Diketahu Setelah 2x interaksi 1 Observasi Klien
inya harus
klien dapat perilaku klien
penyeba mencoba
b akan melaksanakan saat berinterak
dapat hubungan sosial secara berhubungan
si secara
dihubun bertahap
gkan bertahap dengan: social agar
dengan  Perawat 2 Beri motivasi
terbiasa
faktor membina
presipita  Perawat lain dan bantu hubungan
si yang yang
 Pasien lain klien untuk
sehat
dialami
klien  Kelompok berkenalan/be dengan
orang lain
rkomunikasi
dengan:
 Perawat
lain
 Klien lain
 Kelompok
3 Libatkan klien
dalam Terapi
Aktivitas
Kelompok
Sosialisasi
4 Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan

Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa 6


klien
bersosialisasi
5 Beri motivasi
klien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal
yang telah
dibuat
Beri puian terhadap
kemampuan klien
memperluas
pergaulannya
melalui aktivitas
yang dilaksanakan

5. REFERENSI
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:
Nuha Medika.
Farida Kusumawati &Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika.
Kemenkes Ri. 2013.Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: BalitbangKemenkes
Ri.

Panduan Praktek Belajar Klinik Keperawatan Jiwa 7

Anda mungkin juga menyukai