1. Perkembangan Teori
Pada tahun 1975, Dr. Pender mempublikasikan model konsepsual kesehatan
preventif. Dasar studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang
perawatan kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut
mengidentifikasi faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan keputusan dan
tindakan-tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan penyakit. Pada tahun
1982, edisi pertama promosi kesehatan dalam praktek keperawatan dipublikasikan
dengan konsep promosi optimal tentang kesehatan mendesak perlunya pencegahan
penyakit. Model promosi kesehatan pertama kali dimuat tahun 1975 dan mengalami
revisi pada tahun 1987 di edisi buku edisi kedua. Edisi III tahun 1996 memuat revisi
terakhir tentang model promosi kesehatan dan di presentasikan.
a. Kemampuan teori menghubungkan konsep dalam melihat fenomena
Nola J. Pender mengembangkan Health Promotion Model untuk mendemontrasikan
hubungan antara manusia dengan lingkungan pisik dan interpersonalnya dalam
berbagai dimensi. Model ini menggabungkan dua teori yaitu teori Nilai
Pengharapan dan Teori Pembelajaran Sosial dalam perspekstif keperawatan
manusia dilihat dari fungsi holistik. Konsep dalam teorinya dengan menekankan
bahwa sakit membutuhkan biaya yang mahal dan perilaku promosi kesehatan adalah
ekonomis. Pada beberapa bagian teorinya memiliki kesamaan pola pandang dengan
teori lain seperti memandang bahwa fokus dari perawatan adalah individu, keluarga,
kelompok maupun masyarakat.
b. Tingkat Generalisasi Teori
Teori dan model yang dikemukan oleh Pender adalah berfokus pada upaya promosi
kesehatan dan prevensi penyakit. Sehingga teori bersifat spesifik dan sederhana,
namun demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat
diberikan justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan
saling berhubungan. Teori ini dikemukakan dengan menampilkan contoh-contoh
yang berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil penelitian, sehingga dapat
digeneralisasi dan konsep-konsep yang dikemukakan dalam teori dapat
diaplikasikan.
c. Tingkat Kelogisan Teori
Teori ini cukup logis untuk dipahami karena memberi pemahaman yang luas dan
komprehensif tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada klien.
Pandangan tentang aspek promotif adalah lebih murah daripada aspek kuratif dan
rehabilitatif sangat logis dan telah diterima masyarakat.
d. Testabilitas teori
Teori Health Promotion Model dikembangkan berdasarkan atas riset kualitatif dan
kuantitatif, baik di Amerika maupun negara lain. Bahkan teori ini saat ini terlibat
dalam prakarsa kesehatan global dan telah diuji oleh para sarjana dari Jepang, China
dan Taiwan untuk mempromosikan gaya hidup secara kultural sesuai dengan negara
mereka. Selama perkembangan teori banyak studi yang behubungan dengan
pengaplikasian teori yang dapat dijadikan sebagai dasar riset.
e. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge
Riset yang berhubungan dengan Helath Promotion Model memberikan kontribusi
secara umum bagi pengembangan body of knowledge dari ilmu keperawatan.
Pergeseran paradigma dari kuratif – rehabilitatif kea rah promotif dan preventif.
Pender meyakini bahwa dengan mutu kepedulian terhadap promosi kesehatan akan
memperbaiki system kesehatan secara integral.
2. Konsep Teori
a. Pengertian
Pengertian dan Komponen Teori Model Promosi Kesehatan menurut Pender,
N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2002) Model Promosi Kesehatan adalah
suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan
interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Perilaku promosi kesehatan yang
dikonseptualisasikan oleh Pender et al. (2005) didefinisikan sebagai perilaku yang
meningkatkan kesejahteraan dan potensi kesehatan individu. Perilaku promosi
kesehatan adalah kegiatan yang menjadi bagian dari gaya hidup dan ditujukan untuk
memelihara status kesehatan individu saat ini atau bergerak menuju level status
kesehatan yang lebih tinggi. Pender menggambarkan gaya hidup sehat sebagai
gabungkan komponen perilaku protektif (pencegahan) dan perilaku promotif
kesehatan.
Pender membedakan fokus masing-masing komponen ke dua perilaku
tersebut, dimana perilaku proteksi diarahkan pada mengurangi resiko kesehatan
dengan menurunkan kemungkinan individu mengalami penyakit atau cedera,
sedangkan perilaku promosi kesehatan meliputi pendekatan positif terhadap hidup,
di mana kegiatan yang dilakukan individu langsung ditujukan untuk
mempertahankan, meningkatkan kesejahteraan seseorang dan aktualisasi potensi
kesehatan diri individu (Pender, et al., 2005). Menurut Pender perilaku promosi
kesehatan meliputi beberapa dimensi; yakni : perilaku yang bertanggungjawab
terhadap kesehatan meliputi tindakan atau perilaku seseorang yang meningkatkan
kesehatan; aktifitas fisik (olahraga) yang teratur dan cukup; perilaku makan
bernutrisi; penghargaan terhadap hidup, hubungan interpersonal dan manajemen
stress meliputi upaya yang dilakukan untuk mengatasi, mengendalikan dan
mengelola stres agar tidak mengganggu kesehatan baik fisik maupun psikis.
c. Aplikasi teori
Promosi kesehatan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Promosi
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dan Partisipasi
Wanita Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks” adalah tentang kanker serviks.
Promosi kesehatan diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
ibu tentang kanker serviks. Pengetahuan yang diberikan meliputi pengertian dari
kanker serviks. Penyebab kanker serviks, akibat kanker serviks, paya
pencegahan dan pengobatan kanker servik. Promosi kesehatan diberikan dengan
media leaflet dan media film disertai dengan tanya jawab. Isi informasi dapat
dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi. Promosi kesehatan
dengan media film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Promosi
kesehatan dengan leaflet dan film juga disertai dengan tanya jawab dimana
peserta mempunyai kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahaminya. Pada akhirnya responden yang diberikan promosi kesehatan
dengan leaflet dan film dapat melakukan apa yang dianjurkan dalam promosi
kesehatan tersebut. Pada penelitian tersebut, menunjukkan bahwa dengan
dilakukan intervensi akan menambah tingkat pengetahuan seseorang terhadap
suatu obyek tertentu yaitu kanker serviks dan cara melakukan deteksi dini.
Pengetahuan seseorang tidak akan bisa bertambah dan berkembang tanpa
adanya penambahan baik melalui media leaflet ataupun media film.
Potter, P.A dan Perry, A.G.(2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: EGC