Anda di halaman 1dari 21

Indonesian Journal for Health Sciences

Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45


ISSN 2549-2721 (Print), ISSN 2549-2748 (Online) 26

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


STRATEGI KOPING PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI
KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2017
Yati, Sarni
Program Studi Keperawatan, Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas Padang
ABSTRACT
Key Words : Abstract : Schizophrenia is one of the most common medical diagnoses
of mental disorders and is a severe psychiatric disorder. The number of
Strategi Koping people with mental disorder in Sungai Penuh city is 199 (63,2%)
Skizofrenia people compared to 116 in Kerinci Regency (36,8%). Factors affecting
the coping strategy include personal ability, positive beliefs, social
support and material assets. The purpose of this study is to determine
the factors associated with coping strategies in patients with
schizophrenia in Kota Sungai Penuh Year 2017. The type of research is
descriptive analytics with cross sectional approach. Sampling in this
study was simple random sample with 119 respondents. Data was
collected using questionnaire and guided interview. Data analysis
using chi-square test and multiple logistic regression. The results
showed that there was a significant correlation between personal
ability, positive belief, and social support with coping strategy of
schizophrenic patient (p-value <0.05), but no relationship between
material asset and coping strategy (p-value> 0.05). The factors most
closely related to coping strategies are positive belief (p-value = 0.022,
OR = 0.686).
Abstrak : Skizofrenia merupakan salah satu diagnosa medis dari
gangguan jiwa yang paling banyak ditemukan dan merupakan
gangguan jiwa berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di Kota Sungai
Penuh sebanyak 199 (63,2%) orang jika dibandingkan dengan di
Kabupaten Kerinci sebanyak 116 (36,8%). Faktor yang mempengaruhi
strategi koping yaitu kemampuan personal, keyakinan positif,
dukungan sosial dan aset materi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor yang berhubungan dengan strategi koping pada
pasien skizofrenia di Kota Sungai Penuh Tahun 2017. Jenis penelitian
adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah acak sederhana
dengan jumlah sampel sebanyak 119 responden .Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara terpimpin.
Analisis data menggunakan uji chi-square dan Regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara kemampuan personal, keyakinan positif, dan
dukungan social dengan strategi koping pasien skizofrenia (p-value
<0.05), namun tidak ada hubungan antara aset materi dengan strategi
koping (p-value>0.05). Faktor yang paling berhubungan dengan
strategi koping adalah keyakinan positif (p-value= 0,022, OR= 0,686).
Copyright © 2018 Indonesian Journal for Health Sciences,
http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/, All rights reserved.

journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

Penulis korenpondensi: Cara Mengutip:


Sarni Yati
Program Studi Keperawatan - Yati, Sarni., Analisis Faktor Yang
Kekhususan Keperawatan Jiwa Berhubungan Dengan Strategi Koping Pada
Fakultas Keperawatan Pasien Skizofrenia di Kota Sungai Penuh
Universitas Andalasa - Padang Tahun 2017,.. Indones. J. Heal.Sci., vol.2, no.1,
sarniyati28@gmail.com pp. 26-45, 2018

PENDAHULUAN Gangguan jiwa saat ini


Kesehatan jiwa merupakan hal mengkhawatirkan secara global, sekitar
yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk 450 juta orang menderita gangguan jiwa
menghasilkan manusia yang berkualitas diseluruh dunia (67). Orang yang menderita
dan terbebas dari gangguan jiwa. gangguan jiwa tersebut sepertiganya
Kesehatan jiwa adalah suatu keadaan tinggal di negara berkembang, dan
sejahtera dikaitkan dengan kebahagiaan, sebanyak 8 dari 10 penderita gangguan
kegembiraan, kepuasan, pencapaian, jiwa itu tidak mendapatkan perawatan (28).
(52) Angka penderita gangguan jiwa di
optimisme atau harapan . Kesehatan
Jiwa adalah suatu kondisi perasaan Indonesia pun cukup banyak. Prevalensi
sejahtera secara subjektif, suatu penilaian gangguan mental emosional dengan gejala
diri tentang perasaan mencakup aspek depresi dan kecemasan adalah sebesar 6%
konsep diri kebugaran dan kemampuan untuk usia 15 tahun keatas atau sekitar 14
pengendalian diri Riyadi dan Purwanto (41). juta orang. Sedangkan, prevalensi
Menurut World Health Organization (67), gangguan jiwa berat seperti schizophrenia
kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan adalah 1,7 per 1.000 penduduk atau sekitar
dimana seseorang yang terbebas dari 400.000 orang, sebanyak 14,3%
gangguan jiwa, dan memiliki sikap positif diantaranya atau sekitar 57.000 orang
untuk menggambarkan tentang pernah atau sedang dipasung (41).
kedewasaan serta kepribadiannya. Skizofrenia merupakan salah satu
Gangguan jiwa merupakan respon diagnosa medis dari gangguan jiwa yang
maladaptif individu berupa peubahan pada paling banyak ditemukan dan merupakan
fungsi psikologis atau perilaku yang gangguan jiwa berat. Skizofrenia
menyebabkan timbulnya penderitaan dan merupakan suatu sindrom klinis atau
hambatan dalam melaksanakan peran proses penyakit yang mempengaruhi
sosialnya. Menurut Stuart (52), gangguan kognisi, persepsi, emosi, perilaku, dan
jiwa merupakan pola perilaku atau fungsi sosial, tetapi skizofrenia
psikologis yang ditunjukkan oleh individu mempengaruhi setiap individu dengan cara
yang menyebabkan distres, disfungsi, dan yang berbeda (66). Skizofrenia dapat
menurunkan kualitas kehidupan. mengakibatkan kerusakan hidup pada
(42)
Sedangkan menurut Ranna , gangguan penderita, keluarga dan komunitas (8).
jiwa merupakan suatu kondisi kesehatan, Penyebab skizofrenia belum
dimana terjadi gangguan dalam proses diketahui dengan pasti namun ada
emosi, tingkah laku, proses pikir sehingga beberapa faktor yang diperkirakan menjadi
mengakibatkan terganggunya fungsi dalam penyebab dari kondisi skizofrenia. Faktor
kehidupan seperti dalam melakukan tersebut adalah faktor biologis, psikologis
sosialisasi dan aktifitas. dan lingkungan (52).

27
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

Faktor biologis disebabkan oleh dalam berobat, kurangnya dukungan dan


gangguan umpan balik di otak yang kondisi kehidupan yang rentan dengan
mengatur jumlah dan waktu dalam proses meningkatnya stres.
informasi (52). Faktor psikologis yang Adapun penatalaksanaan pada
menjadi pemicu skizofrenia yaitu toleransi pasien skizofrenia adalah dengan terapi
terhadap frustasi yang rendah, koping keperawatan, aspek psikofarmarmakologis
individu yang tidak efektif, impulsi dan (terapi somatik) dan aspek psikologis (28).
(12)
membayangkan atau secara nyata, tubuh Durand , menyatakan bahwa
atau kehidupan, yang menjadikan klien penatalaksanaan pasien skizofrenia berupa
berperilaku maladaptif rendah diri, terapi biologis (obat anti psikosis,
perilaku kekerasan serta kesalahan elektrokonvulsif) dan terapi psikososial.
mempresepsikan stimulus yang tampak Taylor (65), menyatakan penatalaksanaan
pada klien halusinasi (65). Sedangkan faktor pada skizofrenia yaitu terapi farmakologi
lingkungan yang mempengaruhi meliputi dan berbagai bentuk perawatan
kondisi yang terkiat dengan hidup dalam psikososial, seperti : kemampuan untuk
kemiskinan seperti akomodasi perumahan menjalani hidup sehari-hari dan
padat, nutrisi yang tidak memadai, tidak keterampilan sosial, rehabilitasi dan terapi
adanya perawatan sebelum melahirkan, keluarga. Videbeck (66), menyatakan
beberapa sumber daya untuk menanggani bahwa pasien skizofrenia membutuhkan
stress dan merasa putus asa untuk strategi penatalaksanaan jangka panjang
mengubah gaya hidup (19). dan keterampilan koping. Oleh sebab itu,
Skizofrenia dapat muncul tiba-tiba, maka penatalaksanaan terapi pada pasien
tetapi kebanyakan tanda dan gejala skizofrenia tersebut perlu dikelola secara
berkembang secara lambat dan bertahap. integrasi agar menghasilkan perbaikan
Gejala yang dapat muncul seperti menarik yang lebih optimal.
diri dari masyarakat, perilaku yang tidak Penderita skizofrenia memiliki
lazim, kehilangan minat untuk gangguan dalam kognitif dan tingkah laku,
sekolah/bekerja, dan mengabaikan hygiene sehingga mengalami kesulitan dalam
(66)
. Menurut Stuart (53), tanda dan gejala menentukan koping yang sesuai. Menurut
klien dengan skizofrenia, yaitu perilaku Siswanto (58) Koping (to cope) secara
yang berlebihan, gangguan proses pikir, harfiah diartikan sebagai “mengatasi” atau
gangguan pemikiran formal, afek datar, “menanggulangi”. Koping adalah
asosial, kerusakan kemampuan membuat bagaimana reaksi seseorang ketika
keputusan, dan penurunan motivasi dalam menghadapi stress atau tekanan. Lazarus
melakukan kegiatan sehari-sehari terutama & Folkman dalam Marquez-arrico(31)
perawatan diri. Strategi koping sendiri didefinisikan
Pasien skizofrenia sering sebagai suatu proses tertentu yang disertai
mendapatkan perlakuan yang tidak dengan suatu usaha dalam rangka merubah
manusiawi, misalnya perlakuan kekerasan, domain kognitif dan atau perilaku secara
diasingkan, diisolasi atau dipasung. konstan untuk mengatur dan
Mereka sering sekali disebut sebagai orang mengendalikan tuntutan dan tekanan
gila (insanity atau madness) (7). Oleh sebab eksternal maupun internal yang diprediksi
itu, skizofrenia perlu mendapat perhatian akan dapat membebani dan melampaui
dalam penatalaksanaanya. Sri(51), kemampuan dan ketahanan individu yang
menyatakan bahwa angka kekambuhan bersangkutan. Pada pasien skizofrenia,
pada pasien skizofrenia mencapai 50-92% ketidakmampuan dalam menangani dan
dan disebabkan karena ketidakpatuhan mengendalikan stres dipercaya sebagai
28
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

penyebab utama akan terjadinya ia memiliki masalah. Manfaatnya yaitu


kekambuhan dan menurunkan kualitas untuk mempertahankan keseimbangan
hidupnya (29). emosi, mempertahankan citra diri (self
(53)
Stuart dan Sundeen , image) yang positif, mengurangi tekanan
menyatakan bahwa koping dibagi menjadi lingkungan atau menyesuaikan diri
2 (dua), yaitu koping yang adaptif dan terhadap hal-hal yang negatif dari
maladaptif. Penelitian Geriani et al. (16) ; hubungan yang mencemaskan terhadap
menyatakan strategi koping positif yang orang lain (14). Pearlin dan Scroler (47)
sering digunakan adalah meminta menambahkan bahwa koping berkaitan
dukungan orang lain untuk menyelesaikan dengan bentuk-bentuk usaha yang
masalah, menggunakan koping yang dilakukan individu untuk melindungi dari
adaptif, menjalankan kegiatan keagamaan , tekanan-tekanan psikologis yang
menggunakan humor dan ditimbulkan pula oleh pengalaman sosial.
menggungkapkan sesuatu dengan baik. Sehingga secara psikologis koping
Sedangkan strategi koping negative yang memberikan efek pada kekuatan (perasaan
sering digunakan adalah melampiaskan tentang konsep diri dan kehidupan), reaksi
kemarahan secara agresif, penggunaan emosi, tingkat depresi atau kecemasan
alkohol dan zat tertentu. Penelitian Zappia serta keseimbangan antara perasaan
et al (68) dari 109 pasien skizofrenia yang negatif dan positif.
di teliti menyatakan bahwa strategi koping Berdasarkan data dari Rumah Sakit
negative lebih banyak digunakan dari pada Jiwa Propinsi Jambi Tahun 2016,
strategi koping positif. Adapun strategi didapatkan bahwa terdapat 340.000 jiwa
koping yang digunakan adalah penduduk yang mengalami gangguan jiwa,
meremehkan, penyangkalan rasa bersalah, jumlah tersebut mencapai 10 % dari 3,5
pengalihan, kepuasan kompensasi, kontrol juta penduduk. Sedangkan yang
situasi, instuksi diri positif, kebutuhan mengalami gangguan jiwa berat dan
akan dukungan social, penghindaran aktif, membutuhkan perawatan medis secara
kecendrungan melarikan diri, ketekunan, intensif mencapai 13.800 jiwa.
pengunduran diri, tuduhan diri, Data dari Dinas Kota Sungai
menggunakan koping positif dan koping Penuh, didapatkan data bahwa pasien
negatif mengalami gangguan jiwa sebanyak 315
Ahyar (1), beberapa faktor yang orang dengan jumlah pasien laki-laki 225
mempengaruhi strategi koping, yaitu : (71,4%) orang dan perempuan 90 (28,4%)
kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan orang dengan rentang usia 25-64 tahun.
positif, keterampilan memecahkan Jumlah penderita gangguan jiwa di
maslaah, keterampialan sosial, dukungan Kabupaten Kerinci sebanyak 116 (36,8%)
sosial, dan materi. Sedangkan menurut orang sedangkan untuk di Kota Sungai
Stuart dan Laraia (53), ada 4 (empat) faktor Penuh sebanyak 199 (63,2%) orang.
yang mempengaruhi strategi koping, yaitu Berdasarkan hasil studi
kemampuan individu (personal ability), pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
finansial dan pelayanan kesehatan 01 Maret 2017 di Poliklinik Jiwa
(material assets), keyakinan positif Puskesmas Kumun Kota Sungai Penuh
(positive believe) dan dukungan sosial diketahui bahwa rata-rata frekuensi
(social support). kekambuhan yang dialami pasien
Strategi koping yang positif dapat skizofrenia adalah sebanyak 2-4 kali dalam
memberikan manfaat agar individu setahun. Berdasarkan hasil wawancara
mampumelanjutkan kehidupan walaupun yang peneliti lakukan terhadap 10 pasien
29
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas didata adalah umur, jenis kelamin,


Kumun Kota Sungai Penuh, didapatkan pekerjaan, pendidikan terakhir, status
bahwa 8 orang mengatakan punya perkawinan, riwayat keluarga dengan
keyakinan untuk sembuh. Sebanyak 6 gangguan jiwa dan keteraturan minum
orang pasien mengatakan sudah pernah obat.
diajarkan cara-cara untuk mengatasi gejala
tetapi mereka jarang melaksanakannya. 1. Gambaran Karakteristik Pasien
Sebanyak 9 orang pasien kurang dukungan Skizofrenia di Kota Sungai Penuh
sosial, karena keluarga pasien tidak Tahun 2017
memperbolehkan pasien keluar dari rumah Tabel 1.
bahkan ada yang dipasung. Sebanyak 4 Distribusi Karateristik Pasien
orang pasien mendapatkan bantuan Skizofrenia Berdasarkan Umur,
jaminan kesehatan dari pemerintah dan Jenis Kelamin, Pendidikan,
tidak memiliki dana untuk berobat, Pekerjaan, Penghasilan, Status
Sebanyak 8 orang pasien menggunakan Perkawinan di Kota Sungai Penuh
strategi koping yang maladaptif seperti Tahun 2017(n=119)
melampiaskan kekesalan dengan cara No Karakteristik F %
melemparkan barang - barang ataupun 1. Umur
Remaja 19 16
berteriak dan sebanyak 4 orang pasien Dewasa Awal 63 52,9
menggunakan strategi koping yang adaptif Dewasa Tengah 9 7,6
seperti beribadah dan menenangkan diri. Lansia 28 23,5
Berdasarkan masalah diatas, maka 2. Jenis Kelamin
peneliti tertarik melakukan penelitian Laki-laki 75 63
Perempuan 44 37
dengan judul “ Analisis faktor yang
3. Pekerjaan
berhubungan dengan strategi koping pada Bekerja 39 32,8
pasien skizofrenia di Kota Sungai Penuh Tidak Bekerja 80 67,2
Tahun 2017. 4. Pendidikan Terakhir
SD 58 48,7
SMP 30 25,2
METODE PENELITIAN SMA 24 20,2
Metode penelitian yang digunakan Tidak Sekolah 7 5,9
pada penelitian ini adalah cross sectional. 5. Status Perkawinan
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Menikah 36 30,3
skizofrenia yang ada di Kota Sungai Penuh Tidak Menikah 83 69,7
6. Riwayat Keluarga
Propinsi Jambi dengan jumlah populasi
dengan Gangguan
sebanyak 315 orang. Jumlah sampel yang Jiwa
di ambil dalam penelitian ini sebanyak 119 Ada 42 53,3
orang dengan pengambilan sampel Tidak Ada 77 46,7
Random Sampling 7. Minum Obat
Teratur 72 60,5
Tidak Teratur 47 39,5
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 5.1 hasil
Penelitian ini merupakan penelitian penelitian didapatkan dari 119 pasien,
cross sectional yang bertujuan untuk sebagian besar pasien berada
mengetahui hubungan faktor yang dikelompok umur dewasa awal 52,9%
mempengaruhi strategi koping. Selain itu, dan sebagian besar pasien berjenis
untuk mengetahui variabel mana yang kelamin laki-laki 63%. Selain itu
lebih berhubungan dengan strategi koping. diketahui bahwa sebagian besar tidak
Adapun karakteristik responden yang
30
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

bekerja 67,2%. 4. Aset Materi


Hasil penelitian juga Sesuai Kebutuhan 83 69,7
Kurang Sesuai 36 30,3
menunjukkan bahwa hampir setengah Kebutuhan
pasien berpendidikan SD 48,7%,
sebagian besar pasien tidak menikah
69,7%, sebagian besar pasien tidak Berdasarkan tabel .3 hasil
memiliki riwayat keluarga dengan penelitian didapatkan bahwa dari 119
gangguan jiwa 53,3% dan sebagian pasien, sebagian besar kemampuan
besar 60,5% pasien teratur minum personal pasien skizofrenia
obat. dikategorikan mampu 70,6%,
sebagian besar pasien skizofrenia
2. Strategi Koping Pasien memiliki keyakinan positif yang
Skizofrenia di Kota Sungai kurang baik 50,4%, sebagian besar
Penuh Tahun 2017 pasien skizofrenia mendapat
dukungan sosial 54,6% dan sebagian
Tabel .2 besar 69,7% pasien skizofrenia
Distribusi Frekuensi Strategi memiliki aset materi sesuai kebutuhan
Koping Pasien Skizofrenia di Kota
Sungai Penuh Tahun 2017 (n= 119) 4. Hubungan faktor yang
Strategi F % mempengaruhi dengan strategi
Koping koping
Adaptif 54 45,4
Maladaptif 65 54,6
Total 119 100 Tabel .4
Hubungan Faktor yang Mempengaruhi
Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian Strategi Koping Pasien Skizofrenia di
didapatkan bahwa dari 119 pasien Kota Sungai Penuh Tahun 2017 (n=119)
sebagian besar pasien skizofrenia Strategi Koping
Faktor yang Adaptif Maladap
54,6% memiliki strategi koping mempengar tif Jml % P-
maladaptif. uhi f % F % h value
Kemampua
3. Faktor Yang Mempengaruhi n Personal
Strategi Koping Mampu 44 52,4 40 47,6 84 100 0,030
Tidak 10 28,6 25 71,4 35 100
Mampu
Tabel .3 Keyakinan
Faktor yang Mempengaruhi Positif
Strategi Koping Pasien Skizofrenia Baik 33 55,9 26 44,1 59 100 0,035
di Kota Sungai Penuh Tahun 2017 Kurang Baik 21 35 39 65 60 100
Dukungan
(n=119) Sosial
No Variabel F % Ada 31 57,4 23 42,6 54 100 0,027
1. Kemampuan Personal Tidak Ada 23 35,4 42 64,6 65 100
Mampu 84 70,6 Aset Materi
Tidak Mampu 35 29,4 Sesuai 40 48,2 43 51,8 83 100 0,462
2. Keyakinan Positif Kebutuhan
Baik 59 49,6 Kurang 14 38,9 22 61,1 36 100
Kurang Baik 60 50,4 Sesuai
3. Dukungan Sosial Kebutuhan
Ada 54 45,4
Tidak ada 65 54,6

31
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

Berdasarkan tabel.4 hasil sesuai kebutuhan maupun yang


analisis menunjukkan bahwa ada 1 kurang sesuai dengan kebutuhan.
variabel yang tidak berhubungan yaitu Secara rinci terlihat bahwa 43 orang
aset materi (nilai p = 0,462) dengan (51,8%) pasien memiliki aset materi
nilai OR 1,462, tetapi 3 variabel sesuai kebutuhan dengan strategi
lainnya berhubungan. Secara koping maladaptif dan 22 orang
berurutan berdasarkan hubungan yang (61,1%) pasien yang memiliki aset
paling bermakna adalah dukungan materi kurang sesuai kebutuhan
sosial (nilai p = 0,027) dengan nilai dengan strategi koping maladaptif.
OR (2,461), kemampuan personal
(nilai p = 0,030) dengan nilai OR 2,75 5. Faktor Yang Paling Mempengaruhi
dan keyakinan positif (nilai p = 0,035) Strategi Koping Pasien Skizofrenia
dengan nilai OR 2,375. di Kota Sungai Penuh Tahun 2017
Adanya hubungan antara Variabel independen dalam
kemampuan personal dengan strategi penelitian ini meliputi faktor
koping didukung dengan hasil analisis kemampuan personal, keyakinan
yaitu 44 orang (52,4%) pasien posiitif, dukungan sosial dan aset
memiliki kemampuan personal dengan materi. Hasil analisis bivariat dengan
strategi koping adaptif dan pasien p value < 0.25 maka variabel tersebut
yang tidak memiliki kemampuan dapat masuk ke pemodelan
personal 25 orang (71,4%) dengan multivariat. Variabel yang
strategi koping maladaptif. menghasilkan p value < 0,25
Selain itu diketahui adanya dimasukkan ke dalam model
hubungan antara keyakinan positif multivariat. Seleksi bivariat
dengan strategi koping dengan data menggunakan uji regresi logistik
pendukung yaitu 33 orang (55,9%) sederhana. Variabel yang masuk
pasien memiliki keyakinan positif kandidat dapat dilihat pada tabel 5.5
yang baik dengan strategi koping berikut:
adaptif, sedangkan pasien yang kurang
memiliki keyakinan positif 35 orang Tabel .5
(65%) dengan strategi koping Hasil Analisis Bivariat Faktor yang
maladaptif. Berhubungan dengan Strategi
Hasil analisis hubungan antara Koping Pasien Skizofrenia di Kota
dukungan sosial dengan strategi Sungai Penuh Tahun 2017 (n=119)
koping diperoleh data pendukung No Variabel analisis Nilai p
yaitu 31 orang (57,4%) pasien bivariat value
1. Kemampuan Personal 0,030
memperoleh dukungan social dengan 2 Keyakinan Positif 0,035
strategi koping adaptif dan pasien 3. Dukungan Sosial 0,027
yang tidak memperoleh dukungan
social 42 orang (64,6%) dengan Tabel 5. menunjukkan bahwa
strategi koping maladaptif. variabel yang masuk dalam model
Tidak ada hubungan antara multivariat adalah kemampuan
aset materi dengan strategi koping personal, keyakinan positif dan
dikarenakan hasil analisis dukungan sosial. Selanjutnya
menunjukkan bahwa tingginya dilakukan analisis multivariat
persentase maladaptif baik pada menggunakan uji Regresi Logistik
pasien yang memiliki aset materi Ganda. Dari hasil analisis multivariat
32
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

dengan regresi logistik dihasilkan nilai akhir multivariat diatas diketahui


p masing-masing variabel. Variabel bahwa variabel yang paling
yang memiliki nilai p > 0,05 berhubungan dengan strategi koping
dikeluarkan secara bertahap, mulai pasien skizofrenia adalah keyakinan
dari yang p value-nya paling besar positif dengan nilai Exp.(B), yaitu
hingga terkecil. Langkah pemodelan 0,411, lebih besar dari kemampuan
tahap awal dari uji regresi logistik personal. Dari hasil analisis
dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut: diperoleh Nilai p = 0,022 dan nilai
Odd Ratio (OR)= 0,686 berarti
Tabel 6 pasien skizofrenia dengan keyakinan
Model Awal Analisis Multivariat positif tidak baik mempunyai
Faktor Yang Berhubungan Dengan peluang 0,686 kali mengalami
Strat egi Koping Pasien Skizofrenia strategi koping maladaptif
di Kota Sungai Penuh dibandingkan dengan pasien yang
Tahun 2017 (n=119) memiliki keyakinan positif baik.
Variabel B Wald p- 95% Maka keyakinan positif merupakan
value CI faktor yang paling mempengaruhi
Kemampuan - 5,229 0,022 0,149-
strategi koping pasien skizofrenia.
Personal 1,025 0,864
Keyakinan - 2,022 0,155 0,229-
Positif 0,619 1,264 1. Gambaran Karakteristik Pasien
Dukungan - 1,892 0,169 0,235- Skizofrenia di Kota Sungai Penuh
Sosial 0,597 1,289 Tahun 2017
Constant 1,391 9,849 0,002
Hasil penelitian didapatkan
sebagian besar pasien berada
Berdasarkan tabel.6 dikelompok umur dewasa awal
didapatkan hasil analisis untuk model 52,9%, sebagian besar pasien
awal variabel yang mempunyai berjenis kelamin laki-laki 63%,
nilai p > 0.05, sehingga dikeluarkan sebagian besar tidak bekerja
variabel dengan signifikansi terbesar 67,2%, hampir setengah pasien
secara bertahap. berpendidikan SD 48,7%, sebagian
besar pasien tidak menikah 69,7%,
Tabel .7 sebagian besar pasien tidak
Model Akhir Analisis Multivariat memiliki riwayat keluarga dengan
Faktor Yang Berhubungan Dengan gangguan jiwa 53,3% dan
Strategi Koping Pasien Skizofrenia di sebagian besar 60,5% pasien
Kota Sungai Penuh Tahun 2017 teratur minum obat.
(n=119) Penelitian ini menunjukkan
Variabel B Wald P-value OR 95%
CI bahwa sebagian besar pasien
Keyakinan 0,19 skizofrenia berada dalam kelompok
-
Positif 0,6 2- dewasa awal dikarenakan gejala
0,89 5,273 0,022
86 0,87 skizofrenia yang tampak pada
0
8 pasien oleh keluarga pada usia
Constant 1,39
9,849 0,002 dewasa, namun diketahui bahwa
1
tidak adanya hubungan antara usia
dengan strategi koping. Hal ini
Berdasarkan tabel .7 dikarenakan sebagian besar
didapatkan hasil uji statistik model keluarga membawa pasien untuk
33
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

menjalani terapi saat pasien berusia pasien berjenis kelamin laki-laki


dewasa awal. Penelitian serupa dan 33% berjenis kelamin
juga dilakukan oleh Arrico et al. (5) perempuan. Dapat disimpulkan
penderita skizofrenia terjadi pada bahwa sebagian besar pasien
usia rata-rata 35 tahun, dapat skizofrenia berjenis kelamin laki-
disimpulkan bahwa skizofrenia laki.
banyak terjadi pada usia produktif Laki-laki lebih banyak
yaitu dalam kelompok usia dewasa menderita skrizofrenia dikarenakan
awal. adanya aktivitas dopaminergik
Umur produktif adalah umur pada laki-laki lebih tinggi
dimana individu mampu dibanding perempuan sehingga
melakukan aktivitas dan ketika mendapat stressor cenderung
menghasilkan serta memperoleh menampilkan dengan cara stres
sesuatu untuk memenuhi yang berlebihan dan tidak
kebutuhannya. Pasien skizofrenia terkendalikan amarahnya. Selain
mengalami perubahan prilaku yang itu neurotransmitter norepinefrin
drastis dan mengalami kegagalan dan serotonin juga memperngaruhi
dalam menjalankan fungsi sosial, ledakan emosi. Mekanisme
stigma masyarakat yang melekat defensif yang sering terjadi yaitu
memuat pasien skizofrenia agresif pasif atau acting out,
cenderung tidak memilki sehingga pada laki-laki cenderung
kesempatan dan kehilangan mengalami gangguan jiwa berat
kesempatan dalam bekerja karena tidak bisa menahan emosi
sehingga mempengaruhi kualitas dan dapat mengganggu orang
hidupnya. Tidak produktifnya sekitarnya (44).
pasien skizofrenia menyebabkan Hasil-hasil penelitian dan
pasien tidak memiliki penghasilan. teori di atas menunjukkan bahwa
Hasil penelitian di dapatkan laki-laki banyak mengalami
bahwa berdasarkan dokumentasi skizofrenia. Namun jika dikaitkan
yang ditemukan di puskesmas dengan strategi koping, diketahui
sebagian besar pasien skizofrenia bahwa tidak ada hubungan antara
berjenis kelamin laki- laki. jenis kelamin dengan strategi
Penelitian ini sejalan dengan koping. Sehingga dapat di
penelitian Montemagni et al. (32) simpulkan bahwa pasien
yang menyatakan 54% pasien skizofrenia laki-laki tidak
skizofrenia adalah laki-laki. selamanya memiliki strategi koping
Penelitian John dan Ezra (22) maladaptif.
menyebutkan bahwa prevalensi Hasil penelitian sebagian
kejadian gangguan jiwa pada laki- besar pasien skizofrenia
laki dan perempuan berpendidikan rendah yaitu tidak
perbandingannya adalah 1,4:1. Hal sekolah, berpendidikan SD &
ini sejalan dengan penelitian SMP. Bahkan dari hasil analisis
Crump, et al (10) di Swedia diketahui bahwa hampir 50%
didapatkan pasien gangguan jiwa pasien skizofrenia berpendidikan
50.1% berjenis kelamin laki-laki SD. Hal ini dikarenakan tidak
dan penelitian yang dilakukan oleh adanya keinginan pasien untuk
Simanjuntak (50) didapatkan 67% menjalani pendidikan dan
34
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

penyebab lainnya seperti gangguan jiwa. Temuan penelitian


perekonomian keluarga. diketahui bahwa riwayat keluarga
Meskipun sebagian besar dengan gangguan jiwa bukanlah
pasien skizofrenia berpendidikan menjadi penyebab terjadinya
rendah, bukan berarti strategi skizofrenia. Selain itu, temuan
koping yang dimilki oleh pasien penelitian diketahui bahwa tidak
maladaptif. Hal ini diketahui ada hubungan antara riwayat
melalui hasil penelitian bahwa keluarga dengan gangguan jiwa
tidak ada hubungan antara terhadap strategi koping.
pendidikan dengan strategi koping Menurut teori Kaplan dan
(25)
( nilai p = 0,894 ) Sadock , seseorang
Hasil penelitian sebagian kemungkinan menderita
besar pasien tidak bekerja sehingga skizofrenia jika anggota keluarga
tidak memiliki penghasilan. Selain lainnya juga menderita skizofrenia
itu, hasil penelitian menunjukkan dan kemungkinan seseorang
bahwa adanya hubungan antara menderita skizofrenia adalah
pekerjaan dengan strategi koping. berhubungan dekatnya persaudaraa
Penelitian sejalan dilakukan oleh tersebut. Hal ini tidak sejalan
Sri (51) diketahui bahwa pasien dengan temuan penelitian. Dapat
skizofrenia memiliki penghasilan disimpulkan bahwa genetik hanya
kurang. Pasien dengan penghasilan menjadi faktor resiko, bukan
rendah tidak dapat menjalankan penyebab utama terjadinya
terapi dengan baik, sehingga tidak skizofrenia.
mengetahui strategi koping yang Temuan penelitian diketahui
dapat dilaksanakan dan bahwa sebagian besar pasien
menyebabkan gejala skizofrenia skizofrenia teratur minum obat.
muncul kembali. Terlihat bahwa pasien skizofrenia
Hasil penelitian didapatkan patuh dalam menjalankan terapi.
sebagian besar pasien tidak Namun, keteraturan minum obat
menikah. Hal ini sejalan dengan tidak membuat pasien skizofrenia
penelitian Arrico et al. (5) yang dapat menjalankan strategi koping
menyatakan 53,5% pasien adaptif. Hal ini terlihat dari uji
skizofrenia tidak menikah. statistik yang menyatakan tidak ada
Kesendirian yang dialami oleh hubungan antara keteraturan
pasien membuat pasien sulit untuk minum obat dengan strategi
menjalankan strategi koping yang koping.
adaptif, contohnya tidak ada orang Dari berbagai karakteristik
terdekat yang mengajarkan akan yang dimiliki oleh pasien
pentingnya tuhan dan orang lain skizofrenia, diketahui bahwa
untuk mengatasi masalah. Dari perkawinan merupakan identitas
hasil penelitian diketahui bahwa yang paling mempengaruhi strategi
ada hubungan antara perkawinan koping. Temuan dalam penelitian
dengan strategi koping. didapatkan bahwa untuk
Hasil penelitian menjalankan strategi koping,
menunjukkan bahwa sebagian pasien memerlukan orang terdekat
besar pasien skizofrenia tidak untuk menyampaikan berbagai cara
memiliki riwayat keluarga dengan mengatasi masalah yang dihadapi,
35
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

salah satunya adalah pasangan strategi koping. Namun, diketahui


hidup. Untuk itu, hendaknya tidak ada hubungan antara aset
keluarga yang memiliki anggota materi dengan strategi koping.
keluarga dengan skizofrenia, lebih Secara berurutan
mendekatkan diri kepada pasien berdasarkan hubungan yang paling
untuk memberikan informasi- bermakna adalah dukungan sosial
informasi yang diperlukan demi (nilai p = 0,027), kemampuan
kesembuhan pasien skizofrenia. personal (nilai p = 0,030) dan
Tidak ditemukannya keyakinan positif (nilai p = 0,035).
beberapa karakteristik yang tidak Berdasarkan analisis
berhubungan dengan strategi didapatkan hasil ada hubungan
koping seperti jenis kelamin, usia, yang signifikan antara kemampuan
riwayat keluarga menderita personal dengan strategi koping.
gangguan jiwa dan keteraturan Hasil analisis antara kemampuan
minum obat dikarenakan personal dengan strategi koping
karakteristik yang diperoleh saat diperoleh bahwa 44 orang (52,4%)
penelitian merupakan karakteristik pasien memiliki kemampuan
dengan jumlah mayoritas yang personal dengan strategi koping
sama di Kota Sungai Penuh. Selain adaptif, sedangkan pasien yang
itu, temuan penelitian tidak memiliki kemampuan
menunjukkan bahwa sebagian personal 25 orang (71,4%) dengan
besar pasien skizofrenia mengalami strategi koping maladaptif.
gangguan persepsi. Hal tersebut Temuan penelitian
tampak saat tidak bisa diketahui bahwa ada beberapa
membedakan antara yang baik dan penyebab kemampuan personal
buruk, kurang baik sehingga
Adanya hubungan menyebabkan strategi koping
karakteristik dengan strategi maladaptif. Sebagian besar pasien
koping seperti pekerjaan dan skizofrenia 51,3% tidak mampu
perkawinan, dikarenakan sebagian mengikuti acara tv/radio, sebanyak
besar penderita skizofrenia tidak 55,5% pasien tidak dapat
bekerja dan tidak menikah. Pasien berkonsentrasi ketika membaca;
skizofrenia membutuhkan orang- misalnya: membaca kalimat atau
orang terdekat untuk merubah halaman yang sama berulang-
persepsinya. Terlihat bahwa ulang; dan sebanyak 51,3% pasien
pentingnya orang terdekat untuk tidak mampu tetap fokus, misalnya:
memberikan informasi terkait kesulitan memperhatikan lawan
pengetahuan pasien skizofrenia bicara. Dilihat dari berbagai
guna mencapai strategi koping masalah yang dihadapi oleh pasien
adaptif. terkait dengan kemampuan
personal, dapat disimpulkan bahwa
2. Hubungan faktor yang tidak tercapainya strategi koping
mempengaruhi strategi koping yang adaptif dikarenakan
Hasil uji statistik diketahui ketidakmampuan pasien untuk
bahwa ada hubungan antara selalu fokus dalam menerima
kemampuan personal, keyakinan informasi.
positif dan dukungan sosial dengan
36
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

Kemampuan personal yang Menurut peneliti,


baik pada temuan penelitian kemampuan personal pasien
diketahui melalui jawaban yang skizofrenia dapat ditingkatkan
diberikan pasien skizofrenia. melalui peningkatan kualitas hidup
Sebanyak 73,9% pasien skizofrenia pasien skizofrenia. Beberapa usaha
mampu mengingat bagaimana yang dapat dilakukan diawali
menuju tempat-tempat tertentu, membina hubungan saling percaya
misalnya: kamar mandi, rumah dan dilanjutkan dengan intervensi-
sendiri, atau rumah teman, intervensi yang terkait dengan
sebanyak 65,5% pasien skizofrenia pengenalan identitas diri pasien
mampu belajar menggunakan / dengan melakukan terapi generalis
mengoperasikan peralatan atau dan terapi spesialis seperti terapi
perlengkapan baru, sebanyak assertive training, cognitive
78,2% pasien skizofrenia mampu therapy, dan cognitive behavioural
mengingat informasi dan/ atau therapy
instruksi yang barusaja diberikan Ada hubungan yang
dan sebanyak 73,1% pasien signifikan antara keyakinan positif
skizofrenia mampu merasakan dengan strategi koping. Selain itu,
kesulitan memahami apa yang diperoleh data bahwa 33 orang
dirasakan. (55,9%) pasien memiliki keyakinan
Hasil penelitian ini sesuai positif yang baik dengan strategi
dengan hasil penelitian Geriani et koping adaptif, sedangkan pasien
al. (16) yang menyatakan adanya yang kurang memiliki keyakinan
hubungan antara kemampuan positif 35 orang (65%) dengan
individu dengan koping. Penelitian strategi koping maladaptif.
Ridwan (39) juga menyatakan Hasil penelitian ditemukan
bahwa kemampuan personal yaitu bahwa tidak adanya keyakinan
kecerdasan emosi dapat positif dikarenakan sebanyak
mempengaruhi kemampuan koping 23,5% pasien skizofrenia merasa
adaptif. Dapat disimpulkan bahwa tidak setuju bahwa pikiran negatif
kemampuan individu dapat merusak konsentrasi dan
mempengaruhi seseorang dalam sebanyak 31,9% pasien skizofrenia
menjalankan strategi koping. setuju bahwa tidak percaya diri
Kemampuan personal dapat merusak sikap mereka.
merupakan usaha untuk Sebagian besar pasien skizofrenia
menyeimbangkan kondisi memiliki pandangan negatif
lingkungan dengan kondisi diri tentang dirinya. Nilai negatif
sendiri. Salah satu aspek yang tersebut berasal dari
terlibat dalam proses kemampuan ketidakyakinan mereka tentang hal-
personal adalah stres dan coping hak positif yang ada pada diri
stress. Stres adalah sesuatu yang mereka.
dianggap dapat mengancam Ada 2 keyakinan positif
kenyamanan seseorang dan yang dimiliki oleh pasien
mengharuskan seseorang tersebut skizofrenia.Hal tersebut dibuktikan
menggunakan kemampuan mereka dengan jawaban sangat setuju oleh
dalam mengatasi masalah tersebut pasien skizofrenia terkait dengan
(67)
. rasa percaya diri dan keyakinan
37
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

negatif. Sebanyak 17,6% pasien pasien skizofrenia. Peneliti


skizofrenia sangat setuju bahwa berpendapat bahwa keyakinan
percaya diri untuk melakukan suatu positif tidak dimiliki oleh pasien
hal akan membantu meningkatkan skizofrenia dikarenakan
sikap dan sebanyak 19,3% pasien ketidakmampuan pasien itu sendiri
skizofrenia sangat setuju bahwa dalam mempercayai nilai-nilai
pikiran negatif dapat meningkatkan positif yang ada dalam diri mereka.
kecemasan terhadap sikap. Nilai-nilai positif yang ada dalam
Individu memikirkan dan diri menjadi keyakinan negatif.
mempertimbangkan secara matang Untuk itu, hendaknya orang-orang
beberapa alternatif pemecahan terdekat lebih maksimal dalam
masalah yang mungkin dilakukan, menyampaikan hal-hal positif yang
meminta pendapat dan pandangan dimiliki oleh pasien skizofrenia.
dari orang lain tentang masalah Ada hubungan yang
yang dihadapi, bersikap hati-hati signifikan antara dukungan sosial
sebelum memutuskan sesuatu dan dengan strategi koping. Selain itu
mengevaluasi strategi yang pernah diperoleh data bahwa 31 orang
dilakukan (65). (57,4%) pasien memperoleh
Berpikir positif adalah dukungan social dengan strategi
kemampuan berpikir seseorang koping adaptif, sedangkan pasien
untuk menilai pengalaman- yang tidak memperoleh dukungan
pengalaman dalam hidupnya, social 42 orang (64,6%) dengan
sebagai bahan yang berharga untuk strategi koping maladaptif.
pengalaman selanjutnya dan Sebagian besar penelitian-
menganggap semua itu sebagai penelitian sebelumnya menyatakan
proses hidup yang harus diterima. bahwa dukungan sosial sebagian
Individu yang berpikir positif akan besar diperoleh dari dukungan
mendapatkan hasil yang positif dan keluarga.
individu yang berpikir negatif akan Hasil penelitian ditemukan
mendapatkan hasil yang negatif (36). bahwa dukungan sosial yang tidak
Pikiran positif adalah didapatkan oleh pasien skizofrenia
pikiran yang dapat membangun sebagian besar berasal dari teman
dan memperkuat kepribadian dan dan keluarga. Sebagian besar yaitu
karakter (45). Berpikir postif adalah sebanyak 47,9% pasien skizofrenia
sikap mental yang melibatkan tidak setuju jika teman-teman yang
proses memasukkan pikiran- selalu berusaha membantu mereka,
pikiran, kata-kata, dan gambaran- sebanyak 42,9% pasien skizofrenia
gambaran yang membangun bagi tidak setuju memiliki teman untuk
perkembangan pikiran (4). Dengan dapat berbagi kegembiraan dan
kata lain, berpikir positif adalah kesedihan saya, sebanyak 42,9%
aktivitas untuk menghasilkan hal- pasien skizofrenia tidak setuju
hal yang bersifat postif. Salah satu memiliki orang terdekat, sebanyak
indikator penilaian berpikir positif 42% tidak setuju jika ada yang
adalah percaya diri. selalu peduli dengan perasaan
Temuan penelitian mereka dan sebanyak 57,1% pasien
diketahui bahwa percaya diri skizofenia tidak setuju bisa
merupakan masalah utama pada membicarakan masalah saya
38
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

kepada teman-teman mereka. sehingga kemungkinan kambuh


Kesimpulan yang dapat diambil dapat dicegah (25).
adalah pasien skizofrenia merasa Asumsi peneliti
bahwa teman merupakan seseorang berdasarkan hasil penelitian bahwa
yang tidak dapat membantu pasien pasien skizofrenia sangat
dalam mengatasi masalah. memerlukan dukungan emosional.
Garcia (15) mengungkapkan Dukungan emosional, yang terdiri
bahwa dukungan merupakan dari ekspresi seperti perhatian,
prediktor kepatuhan pasien empati dan turut prihatin kepada
skizofrenia saat di rumah. seseorang. Dukungan ini akan
Dukungan yang diberikan meliputi menyebabkan penerima dukungan
seluruh aktivitas yang berorientasi merasa nyaman, tentram kembali,
pada tugas perawatan pasien merasa dimiliki dan dicintai ketika
dirumah dalam penelitian ini dia mengalami stres, memberi
dukungan dipenuhi keluarga bantuan dalam bentuk semangat,
dengan menyiapkan obat, kehangatan personal, dan cinta.
melakukan pengawasan minum Hasil uji statistik diperoleh
obat, mencari alternatif pemberian nilai p= 0,462 maka dapat
obat apabila pasien tetap tidak mau disimpulkan tidak ada hubungan
minum obat, dan memenuhi yang signifikan antara aset materi
kebutuhan finansial. dengan strategi koping. Hasil
Dukungan keluarga analisis antara aset materil dengan
menurut Satidarma (49) merupakan strategi koping diperoleh bahwa 43
bantuan atau sokongan atau yang orang (51,8%) pasien memiliki aset
diterima oleh salah satu anggota materi sesuai kebutuhan dengan
keluarga dari anggota keluarga strategi koping maladaptif dan 22
lainnya dalam rangka menjalankan orang (61,1%) pasien yang
fungsi-fungsi yang terdapat dalam memiliki aset materi kurang sesuai
sebuah keluarga. Studi tentang kebutuhan dengan strategi koping
dukungan keluarga telah maladaptif.
mengkonseptualisasi dukungan Hasil ditemukan dalam
sosial koping keluarga. Keluarga penelitian bahwa semua pasien
merupakan unit paling dekat memiliki aset materi. Meskipun
dengan pasien, dan merupakan semua pasien skizofrenia memiliki
“perawat utama” bagi pasien aset materi, hanya sebagian kecil
skizofrenia. Keluarga berperan yang tidak sesuai dengan
dalam menentukan cara perawatan kebutuhan pasien skizofrenia.
yang di perlukan pasien di rumah. Untuk memperoleh pelayanan
Keberhasilan perawat dirumah kesehatan khususnya pelayanan
sakit akan sia-sia jika tidak keperawatan jiwa, semua pasien
diteruskan di rumah yang menggunakan aset materi yang
kemudian mengakibatkan pasien dimiliki. Dengan demikian aset
harus dirawat kembali (kambuh). materi bukan menjadi penghambat
Peran serta keluarga sejak awal pasien untuk mengatasi masalah
perawatan dirumah sakit akan dan mendapatkan pengobatan
meningkatkan kemampuan skizofrenia.
keluarga merawat pasien dirumah
39
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

Aset adalah barang atau paling mempengaruhi strategi


sesuatu barang yang mempunyai koping pasien skizofrenia.
nilai tukar yang dimiliki oleh badan Temuan penelitian
usaha, instansi atau individu diketahui bahwa variabel
(Siregar, 2004). Aset merupakan keyakinan positif menjadi variabel
harta atau kekayaan yang dimiliki yang paling berhubungan
individu atau suatu organisasi. dikarenakan sebanyak 65% pasien
Dengan kata lain aset adalah skizofrenia dengan keyakinan
sesuatu yang memiliki nilai. positif yang tidak baik dengan
Peneliti berpendapat bahwa strategi koping maladaptif. Selain
secara kenyataan bahwa aset materi itu, diketahui bahwa tidak ada data
bukanlah menjadi masalah bagi karakteristik yang diperoleh dapat
pasien dan keluarga dalam mempengaruhi keyakinan positif
memperoleh pelayanan kesehatan. pasien skizofrenia itu sendiri.
Meskipun secara teoritis ada kaitan Karakteristik yang menjadi latar
antara aset materi dengan strategi belakang pasien skizofrenia seperti
koping, namun dengan aset materi usia, jenis kelamin, pendidikan,
yang banyak tidak menjadikan pekerjaan, status perkawinan,
strategi koping pasien menjadi riwayat keluarga dan keteraturan
adaptif. Untuk itu, hendaknya lebih minum obat, tidak mempengaruhi
mendayagunakan aset materi yang keyakinan positif dari pasien
dimiliki untuk memperoleh skizofrenia.
pelayanan kesehatan dan Keyakinan positif diawali
informasi-informasi sesuai dengan dengan berpikir positif. Asmani (6)
kebutuhan pasien skizofrenia. mengatakan bahwa indikator
seseorang untuk berpikir positif
adalah percaya diri, inisiatif,
3. Faktor Yang Paling ketekunan, kreatifitas,
Mempengaruhi Strategi Koping kepemimpinan, perkembangan,
Pasien Skizofrenia di Kota Sungai kemampuan menghasilkan sesuatu.
Penuh Tahun 2017 Menurut Marasmis (33) bahwa
Berdasarkan hasil uji berpikir positif adalah pilihan
statistik multivariat,diketahui terbaik setiap orang dalam setiap
bahwa variabel yang paling situasi.
berhubungan dengan strategi Keyakinan menjadi
koping pasien skizofrenia adalah sumberdaya psikologis yang sangat
keyakinan positif dengan nilai p penting, seperti keyakinan akan
value = 0,022. Dari hasil analisis nasib (external locus of control)
diperoleh nilai Odd Ratio (OR)= yang mengerahkan individu pada
0,686 berarti pasien skizofrenia penilaian ketidakberdayaan
dengan keyakinan positif tidak baik (helplessness) yang akan
mempunyai peluang 0,686 kali menurunkan kemampuan strategi
mengalami strategi koping koping tipe problem-solving
maladaptif dibandingkan dengan focused coping (65). Temuan dalam
pasien yang memiliki keyakinan penelitian bahwa sebagian besar
positif baik. Maka keyakinan pasien skizofrenia memiliki
positif merupakan faktor yang keyakinan positif yang kurang
40
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

baik. Hal tersebut dikarenakan primer dapat berdampak pada


menurut pasien skizofrenia apa gangguan kepribadian, sedangkan
yang telah mereka pikirkan adalah gejala sekunder seseorang
yang terbaik bagi mereka. Sebagian mengalami waham dan halusinasi.
besar pasien skizofrenia hanya Temuan penelitian diketahui bahwa
mempercayai diri mereka sendiri, pasien skizofrenia sebagian besar
tanpa menyadari bahwa keyakinan mengalami gangguan dengan
yang dimiliki oleh mereka adalah gejala primer yaitu gangguan
salah. proses berpikir, gangguan afek dan
Selain itu, hasil penelitian emosi serta gangguan kemauan.
juga menunjukkan bahwa tidak Hal yang dapat dilakukan
adanya ciri-ciri berpikir positif untuk mengatasi masalah yang
pada pasien skizofrenia. Elfiky (13) dialami pasien skizofrenia adalah
mengatakan bahwa ciri-ciri dengan memperbaiki keyakinan
berpikir positif adalah memandang positif yang kurang baik pada
masalah secara realistis dengan pasien skizofrenia. Usaha yang
kenyataan, melihat masalah dengan dapat dilakukan yaitu diawali
rasa optimis dan prasangka baik dengan pendekatan yang dilakukan
dan memberikan prioritas dengan oleh orang-orang terdekat dengan
tindakan rasional dibandingkan pasien skizofrenia itu sendiri
dengan tindakan emosional. seperti teman, suami atau istri dan
Beberapa ciri tersebut tidak keluarga pasien. Selain itu,
dimiliki oleh pasien skizofrenia. hendaknya orang-orang terdekat
Skizofrenia adalah dengan pasien lebih meningkatkan
gangguan jiwa dengan kehilangan pengetahuan tentang strategi
rasa kenyataan (sense of reality) koping guna mengurangi atau
yang disebabkan oleh psikosa mengatasi masalah pada pasien
fungsional yang merupakan salah skizofrenia.
satu bentuk psikosa yang
disebabkan kemunduran
intelegensi sebelum waktunya (21). KESIMPULAN
Menurut Melinda Herman (2008) Kesimpulan terhadap hasil
dalam Yosep(68), skizofrenia penelitian analisis faktor yang
sebagai penyakit neurologis yang berhubungan dengan strategi koping pada
mempengaruhi persepsi pasien, pasien skizofrenia di Kota Sungai Penuh
cara berpikir, bahasa, emosi dan Jambi yang mengacu pada tujuan
perilaku sosialnya. Skizofrenia penelitian dan hasil penelitian adalah
adalah suatu penyakit yang sebagai berikut:
mempengaruhi otak dan 1. Karakteristik pasien skizofrenia
menyebabkan timbulnya pikiran, adalah sebagian besar pasien berada
persepsi, emosi, gerakan, dan dikelompok umur dewasa awal,
perilaku yang aneh dan terganggu sebagian besar pasien berjenis
(66)
. kelamin laki-laki, sebagian besar
Menurut Irwan (21), gejala- pasien berpendidikan SD, sebagian
gejala Skizofrenia secara umum besar pasien tidak bekerja, sebagian
terdiri atas 2 (dua) macam, yaitu besar pasien tidak menikah,sebagian
gejala primer dan sekunder. Gejala besar pasien memiliki riwayat
41
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

keluarga dengan gangguan jiwa dan 3. Araki, K., Mintah, J. K., Mack, M. G.,
sebagian besar pasien tidak teratur Huddleston, S., Larson, L., & Jacobs,
dalam mengkonsumsi obat. K. (2006). Belief in Self-Talk and
2. Strategi koping pasien skizofrenia Dynamic Balance Performance, 8(4),
adalah sebagian besar maladaptif. 1–12.
3. Sebagian besar pasien skizofrenia 4. Arifin, Y. (2011). 100% Selalu Bisa
memiliki kemampuan personal. Berpikir Positif. Jogyakarta: DIVA
4. Sebagian besar pasien skizofrenia Press.
kurang memiliki keyakinan positif. 5. Arrico. M. J., Beinages, I., Adan, A.
5. Pasien Skizofrenia sebagian besar (2015). Strategies to Cope with
tidak mendapat dukungan social Treatment in Substance Use Disorder
6. Seluruh pasien skizofrenia memiliki mal Patients with and without
aset materi. Schizophrenia. Psychyatric Research,
7. Ada hubungan yang signifikan antara 288 (752-759).
kemampuan personal dengan strategi 6. Asmani, J.M. (2009). The Law of
koping pasien skizofrenia. Positive Thinking. Jogjakarta:
8. Ada hubungan yang signifikan antara Garailmu.
keyakinan positif dengan strategi 7. Arif I.S ( 2006 ) Skizofrenia ( 2006 )
koping pasien skizofrenia. Bandung : PT Refika Aditama
9. Ada hubungan yang signifikan antara 8. Ahwad & Voruganti ( 2008 ) The
dukungan sosial dengan strategi burden of Schizophrenia on caregiver
koping pasien skizofrenia. a review pharmacoeconomic 2008,
10. Tidak ada hubungan yang signifikan 26 ( 2) : 149-62
antara aset materi dengan strategi 9. Copel, L.C. 2007. Kesehatan Jiwa dan
koping pasien skizofrenia. Psikiatri : Pedoman Klinis Perawat.
11. Faktor yang paling berhubungan Jakarta : EGC.
dengan strategi koping pasien 10. Crump, C., Winkleby, MA., Sundquis
skizofrenia adalah keyakinan positif K., et al. (2013). Comorbidities and
Mortality in Bipolar Disorder. Jama
UCAPAN TERIMA KASIH Psyciatry, 70 (9: 931-939).
Ucapan terima kasih yang sebesar- 11. Dimatteo, M.R. (2004). Social
besarnya kepada semua pihak terkait yang Support and Patient Adherence o
telah membantu dan mendukung peneliti Medical Treatment: a Metanalysis .
dalam proses pelaksanaan penelitian Health Psycology Journal, 23 (2: 207-
sehingga tulisan ilmiah ini dapat di 218.
selesaikan 12. Durand , M,V, Barlow, H.D ( 2007 )
inti sari Psikologi Abnormal Edisi 4
Yogyakarta pustaka belajar
DAFTAR PUSTAKA 13. Elfiky, I. (2010). Terapi Berpikir
1. Ahyar. (2010). Konsep Diri dan
Positif. Jakarta: Zaman Transforming
Mekanisme Koping. Yogyakarta:
Lives.
Pustaka Pelajar. 14. Firdaus, K. (2004). Distress dan
2. Anwar, D. R. A. dan Z. (2013).
Perilaku Koping pada Perawat RSU.
RELAPS PADA PASIEN
Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta:
SKIZOFRENIA. Jurnal Ilmiah
Fakultas Psikologi UMS.
Psikologi Terapan, 1(1), 53–65.
15. Garcia, R. (2006). Family Support
predict psychiatric medication usage
42
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

among Mexican American Individuals of schizophtenic patients. Delhi


with schizophrenia. psychiatry journal, 17 no.2, 337–342.
http://web.ebscohost.com. Diakses 27 27. Kozier. (2010). Buku Ajar
Pebruari 2017. Fundamental Keperawatan : Konsep,
16. Geriani, D., Savithry, K., Shivakumar, proses, dan praktik. Edisi 7. Volume
S., et al. (2015). Burden of Care on 2. Jakarta : EGC.
Caregivers of Schizophrenia Patients: 28. Keliat, B.A dkk ( 2011 ) Keperawatan
A Correlation to Personality and Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (
Coping. Journal of Clinical and Basis Caurse ) Jakarta : EGC
Diagnostic Research, 9 (3: 1-4). 29. Lysaker, dkk ( 2005 ) Association of
17. Hastono. S.P. (2007). Analisis Data Neurocognition, anxiety, positive and
Kesehatan. Fakultas Kesehatan negative symptoms with coping
Masyarakat Universitas Indonesia. preference in schizophrenia spectrum
Jakarta. disorders. Schizophrenia Reseacrch,
18. Hidayat A.A.A (2007 ) Metode 80 = 163-171
Penelitian Keperawatan & teknik 30. Markrewicz. A., & Hintze. B. (2016).
Analisis Data Jakarta : Salemba Stigma and Social Support
Medika Similarities and Differencies in Group
19. Hassan, N., Mohammed, I., Elnaser, of Women Suffering from Chronic
A., et al. (2011). Burden and Coping Disease. Science Direct, 25 (147-158).
Strategies in Caregivers of 31. Mingrone, C., Montemagni, C.,
Schizophrenia Patients. Journal of Sandei, L., et al. (2016). Coping
American Science, 7 (5). Strategies in Schizophrenia Disorder
20. Hawari ( 2001 ) Pendekatan Holistik and Shizophrenia Differences and
Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia Similarities. Psyciatric Research, 244
Jakarta : Balai Penerbit FKUI 317-323).
21. Irwan M., dkk. 2008, 32. Montemagni, C., Castagna, F.,
Penatalaksanaan Skizofrenia. Crivelli, B., et al. (2014). Relative
Fakultas Kedokteran, Riau. Contributions of Negative Symtoms,
22. John & Ezra (2009). Nursing Outcome Insigh and Coping Strategies to
classsification. Mosby year book. Quality of Life in Stable
23. Kate, N., Grover, S., Kulhara, P., et al. Schizophrenia. Psychiatric Research,
(2013). Relationship of Caregiver 220 (102-111).
Burden with Coping Strategies , 33. Marasmis. W.F ( 2004 ) Catatan Ilmu
Social Support, physicological kedokteran Jiwa, Surabaya : airlangga
Mobidity, and Quality Life in University Press
Caregiver of Schizophrenia. Asian 34. Notoatmodjo. 2012. Metodologi
Journal Psychiatry, 6 (380-388). Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka
24. Kail & Cavanaugg. (2010). Human Cipta.
Development: A life-span view (2nd 35. Nursalam ( 2003 ) Pedoman Praktik
ed). Belmont CA: Wadsworth. Penyusunan Riset Keperawatan
25. Kaplan, M.D & Sadock, M.D. (2010). Surabaya : Universitas Airlangga
Kaplan & Sadokc Sinopsis Psikiatri 36. Peale, N.V. (2006). Berpikir Kritis.
Edisi 7. Jakarta: Bina Rupa Angkasa. Jakarta: Binarupa Aksara.
26. Kaur, n. (2014). Caregiving burden 37. Polit, D.F and CT ( 2012 ) Nursing
and social support among caregivers Research Generating and Assessing
Evidence For Nursing Practise. 9 Th,
43
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

editicn , Lippncott, Williams & Kesembuhan Ibu Yang Mengidap


Willans, Philadelphia Penyakit Kanker Payudara. Jurnal
38. Rafiyah, I., Suttharangsee, W., & Ilmiah Psikologi.
Sangchan, H. (2011). Social Support 50. Simanjuntak,Yusak P. (2008). Faktor
and Coping of Indonesian Family Resiko Terjadi Relaps Pada Pasien
Caregivers Caring for Persons with Skizofrenia Paranoid.Tesis
Schizophrenia, 159–168 USUDiakses Tanggal 12 Januri 2013.
39. Ridwan, S. (2010). Hubungan http://repository usu.ac.id
Kecerdasan Emosi dengan 51. Sri, N. (2016). Karakteristik Pasien
Kemampuan Coping Adaptif. Jurnal Skizofenia Riwayat Rehospitalisasi.
Psikologi UGM, 37 (1). Idea Nursing Journal, 2 (23-29).
40. Rubbyana, U. (2012). Hubungan
antara Strategi Koping dengan 52. Stuart, G. W. (2013). Prinsip dan
Kualitas Hidup pada Penderita Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa
Skizofrenia Remisi Simptom, 1(2), Stuart. Edisi Bahasa Indonesia
59–66. Pertama. Buku 1 dan 2. Singapore :
41. Riyadi & Purwanto .T ( 2013 ) Elsevier
Konsep & Aplikasi : Asuhan 53. Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (2015).
Keperawatan Jiwa Yogyakarta Principles And Practice Of
th
42. Rasmun ( 2014 ) Stres, Koping dan Psychiatric Nursing 10 ed. St. Louis:
Adaptasi. Jakarta : Sagung Seto Mosby Year Book.
43. Ritsnec dkk ( 2003 ). Quality of Life 54. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk
and Coping with Schizophrenia Penelitian. Bandung : Penerbit
symptoms. Quality of Life Research 12 Alpabeta.
: 1-9, 2003 55. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
44. Sadock, Benjamin and Sadock, keperawatan. Jakarta : EGC.
Virginia Alkoff. (2010). Gangguan 56. Sinaga, B.R ( 2017 ) Skizofrenia &
Ansietas. Jakarta: ECG. Diagnosa Banding Jakarta Balai
45. Sakina, E. (2008). Berpikir Benar Penerbit FKUI
Berpikir Positif. eBook: 57. Smet, B, ( 1995 ) Psikologi Kesehatan
http://inspirasi-motivasi.blogspot.com Jakarta : Grasindo
diakses pada 20 Nopember 2017. 58. Siswanto ( 2007 ) Kesehatan Mental :
46. Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, Konsep Cakupan dan perkembangan
R.B., et al. (1983). (1983). Assessing Yogyakarta Penerbit C.V Andi Offset
social support: The Social Support 59. Sugiyono ( 2010 ) metode Penelitian
Questionnaire. Journal of Personality kuantitatif, kualitatif dan R& D
and Social Psychology, 44, 127–139. Bandung : Alfabeta
47. Setyanigrum. (2004). Strategi Koping 60. Safaria dan saputra ( 2009 )
Menghadapi Kecemasan pada Pasien Manajemen Emosi Yogyakarta :
Paraplegia. Skripsi Tidak Diterbitkan: Bumi Aksara
Surakarta: Fakultas Psikologi: 61. Sugiyono ( 2001 ) metode Penelitian
Universitas Muhammadiyah Administrasi. Bandung ALFABETA
Surakarta. 62. Sarafino, Edward, P ( 2002 ) Health
48. Siregar, D. D. (2004). Manajemen Psychology Biopsychdogical
nd
Aset. Jakarta: Satyatama Graha Tara. Intercation 2 Cd. New, John Wiley
49. Sitiadarma. F, M.P. (2004). Pengaruh and sans Inc
Dukungan Kelurga Terhadap
44
Indonesian Journal for Health Sciences Vol.02, No.01, Maret 2018, Hal 26-45

63. Sastro asmoro. S dan Ismail .S ( 2008 66. Videbeck, S.L. (2008). Psychiatric
) Dasar – Dasar Metedologi Penelitian Mental Health Nursing. (3rd edition).
klinis Edisi III Jakarta : CV Agung Philadhelpia : Lippincott. Williams &
Seto Wilkins.
64. Sheewang esawa ( 2012 ) Prevalence 67. Weiten, W. & Lioyd, M. (2006).
and Associated factor of Relaps in Psychology Applied of Modem Life:
Patent with Skizophrenia at a manvel Adjustment in the 21st century. Eight
mental Specialized Hospital Cangress Edition. Canada: Thomson
On Public Health Wadsworth.
65. Taylor, S. E. (2009). Psikologi Sosial. 68. Yosep. I. (2010). Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Prenada Media Group. Cetakan Ketiga. (Edisi Revisi).
PT.Refika Aditama: Bandung.

45
11 ISSN:2549-2721 (Print) , ISSN : 2549-2748 (Online)

IJHS Vol. 1, No. 1, Month 2017, 10 – 16 Journal homepage: journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS

Anda mungkin juga menyukai