Dosen Pengampu:
Novi Sukma Drastiawati, S.T., M.Eng.
Disusun oleh:
Willy Fitra Ananda (17050754060)
Thufail Torik (17050754064)
Wisnu Agung Mahfianto (17050754065)
Muhammad Yanuar Perdana (17050754067)
Muhammad Sofyan A’is N. (17050754073)
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah menganugrahkan
keimanan, kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyusun makalah Makalah
Rem Drum ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas besar mata
kuliah Elemen Mesin II pada semester genap Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Surabaya.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak yang telah
memotivasi secara maksimal, baik secara materiil maupun spiritual. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebeser-besarnya kepada pihak terkait sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tanpa kendala apapun.
Meski demikian, penulis meyakini masih banyak yang perlu diperbaiki dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi tampilan, penulisan, tata bahasa, dan penggunaan
tanda baca. Sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai
bahan evaluasi penulis.
Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan yang
memiliki manfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Rem Drum
2.2 Prinsip Kerja Rem Drum
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan
2.4 Macam – Macam Rem Drum
2.5 Bagian – Bagian Rem Drum
2.6 Contoh Dalam Kehidupan Sehari - Hari
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Rem sangat dibutuhkan untuk mendukung kerja suatu kendaraan oleh karna itu
ide-ide pengembangan atau inovasi penggunaannya harus ada, setidaknya kalaupun itu
sulit seorang enginer harus dapat merancang atau membuat rem dapat bekerja dengan
efektif dan maksimal.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Rem Drum
Rem adalah elemen penting pada sebuah kendaraan yang berfungsi untuk
mengurangi dan atau menghentikan laju kendaraan. Sejalan dengan pengembangan
mesin penggeraknya, saat ini kendaraan dapat bergerak sangat cepat sehingga
memerperlukan rem yang juga makin baik.
Pada tahun 1902 Louis Renault menemukan rem jenis drum yang bekerja dengan
sistem gesek untuk kendaraan. Peralatan utama rem gesek ini terdiri dari drum dan
penggesek. Drum dipasang pada sumbu roda, sedang penggesek pada bagian bodi
kendaraan dan didudukkan pada mekanisme yang dapat menekan drum.
Ketika kedaraan bergerak, maka drum berputar sesuai putaran roda. Pengereman
dilakukan dengan cara menekan penggesek pada permukaan drum sehingga terjadi
pengurangan energi kinetik (kecepatan) yang diubah menjadi energi panas pada bidang
yang bergesekan.
Pada umumnya bahan material gesek yang digunakan adalah jenis asbestos atau
logam hasil sinter dengan bahan induk besi atau tembaga. Koefisien gesek asbestos
lebih baik tetapi kurang tahan terhadap tekanan. Sebaliknya logam sinter koefisien
geseknya lebih kecil tetapi tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi.
Rem drum atau yang biasa disebut dengan rem tromol adalah rem yang bekerja atas
dasar gesekan antara sepatu rem dengan drum yang ikut berputar dengan putaran roda
kendaraan. Agar gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik, sepatu rem
dibuat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
2
2.2 Prinsip Kerja Rem Drum
Rem drum bekerja dengan prinsip gesekan, gesekan ini akan mengubah energi
gerak pada rem drum menjadi energi panas sehingga perputaran roda terhenti dan
temperatur sekitar rem meningkat. Konstruksi rem drum memiliki dua buah kampas
rem yang terletak dibagian dalam.
Arah gerakan rem drum saling menjauhi (gambar 2.1), artinya saat rem ditekan
maka dua buah kampas rem akan bergerak ke arah luar (saling menjauhi). Gerakan
tersebut akan membuat kampas rem menekan permukaan dalam tromol rem. Sehingga
terjadilah gesekan yang akan menghentikan putaran tromol dan roda.
3
2.4 Macam – macam rem drum
1. Leading Trailing
Pada tipe ini terdapat satu wheel silinder dengan dua piston yang akan
mendorong bagian atas dari tromol rem.
• Kekurangan: Leading shoe lebih cepat aus dari pada trailing shoe.
2. Two Leading
Tipe ini mempunyai dua wheel silinder yang masing-masing memiliki satu
piston.
Keuntungan :
Saat kendaraan maju keduan sepatu rem menjadi leading shoe sehingga
daya pengereman baik.
Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem menjadi trailing shoe sehingga
daya pengereman kurang baik.
4
3. Dual Two Leading
Tipe ini mempunyai 2 silinder roda (wheel cylinder), yang masing-masing
memiliki 2 buah piston, dan menghasilkan efek pengereman yang baik saat
kendaraan maju maupun mundur.
4. Uni-Servo
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe uni-servo yang mempunyai 1
wheel cylinder dengan 2 piston.
• Kelebihan: Gaya pengereman tetap baik tanpa terpengaruh oleh gerakan
kendaraan.
5
2.5 Bagian – bagian komponen rem drum
Komponen rem tromol terdiri dari: backing plate, silinder roda (wheel cylinder),
sepatu rem dan kanvas (brake shoe & lining), tromol rem (brake drum).
1. Backing Plate
Backing plate terbuat dari baja press, karena sepatu rem terkait pada backin plate,
maka aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.
2. Silinder Roda
Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder): double piston dan single piston. Bila
timbul tekanan hidraulis pada master silinder maka akan menggerakkan piston cup,
piston akan menekan ke arah sepatu rem, kemudian menekan tromol rem. Apabila
rem tidak bekerja, piston akan kembali ke posisi semula karena kekuatan pegas
6
pembalik sepatu rem. Bleeder plug berfungsi sebagai baut pembuangan udara yang
terdapat pada sistem rem.
4. Tromol Rem
Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang (gray cast iron). Ketika kanvas
menekan bagian dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang menimbulkan panas
yang mencapai suhu 200 – 300°C.
7
2.6 Contoh penggunaan rem drum dalam kehidupan sehari – hari
• Rem pada mobil dan truck
8
BAB III
PERENCANAAN REM DRUM
Contoh soal!
Sebuah rem otomobil seperti diperlihatkan dalam Gambar 3.21 mempunyai ukuran
sebagai berikut: α =162 (mm), b = 77 (mm), e = 86 (mm), dengan µ = 0, 38.
Tentukan gaya F (kg) untuk mengembangkan sepatu rem dengan mendapatkan
gaya f = fl + ft = 647 (kg), Gaya f diperoleh dengan perhitungan dibawah ini.
9
Gaya rem tiap roda adalah f = fl + ft = 647 (kg), atau 1,389F + 0,516F = 647.
Sehingga gaya pada permukaan drum F = 332 (kg).
Menurut peritungan dari pabrik, gaya rem total adalah 1030 (kg) pada diameter luar roda,
untuk mobil yang sama. Harga ini hampir sama dengan 647 (kg) x 4 x 228/562 = 1050 (kg)
dengan dasar perhitungan diatas. Meskipun demikian, gaya untuk menekan sepatu satu
roda belakang adalah 149 (kg), yang ternyata sangat berbeda dengan 332 (kg) yang
didasarkan pada perhitungan diatas.
Jadi, mempelajari perhitungan biasa adalah sangat perlu.
Dalam keadaan darurat, pengereman dilakukan dengan memperlambat sebersar α’ = eg
(m/s2) dimana e = 0,5 – 0,8, dan g = 9,8 (m/s2).
Misalkan beban roda depan dalam keadaan jalan biasa adalah WD (kg), beban roda belakang
WB (kg). Jarak sumbu roda depan dan roda belakang L (mm), dan tinggi titik berat h (mm).
Jika pengereman dilakukan dalam keadaan darurat, gaya inersia sebesar W (α’/g) akan
timbul pada titik berat. Jika titik singgung antara roda belakang dengan permukaan jalan
yang diambil sebagai engsel. Maka pertambahan gaya reaksi yang timbul pada roda depan
adalah
W’D L = W. e. h jadi W’D L = W. e. h/L
Dengan demikian beban dinamis roda depan
WdD = WD + W. e . (h/L)
Jika titik singgung roda depan dengan jalan diambil sebagai engsel, maka
pengurangan gaya reaksi pada roda belakang adalah W’B = W – W.e.(h/L). Sehingga
beban dinamis roda belakang WdB adalah
WdB = W – W.e.(h/L).
10
Perlambatan α’ yang terjadi pada masa mobil (W/g) adalah disebabkan oleh gaya gesek
µW, sehingga menurut hukum newton kedua
µW = (W/g)α’
µ = (α’/ g) = e
Gaya rem BID (kg) yang diperlukan untuk roda depan pada diameter luarnya
adalah:
BID = e (WD – W.e.(h/L)
Gaya rem BID (kg) yang diperlukan untuk roda belakang pada diameter luarnya
adalah:
BID = e (WB – W.e.(h/L)
Di sini, jka diameter piston silinder hidrolik adalah dwD dan dwB (mm) maka
persamaan luas penampangnya adalah
Jika tekanan minyak adalah pw (kg/cm2), gaya tekan AwD . pw dan AwB . pw (kg) akan
dikenakan pada masing-masing roda depan dan roda belakang. Harga yang diperoleh
dengan membagi momen rem T (kg. mm) dengan hasil perkalian antara gaya tekan P (kg)
yang dikenakan pada ujung-ujung sepatu dan jari-jari drum (mm) disebut faktor efektivitas
rem, dengan (FER)D dan (FER)B, berturut turut untuk roda depan dan rda belakang.
dimana p1 adalah tekanan kontak pada letak θl dari sumbu-Y' Plmax adalah tekanan kontak
maksimum, dan θ lmax adalah sudut untuk tekanan kontak maksimum.
Tekanan minyak di dalam silinder diperbesar atau diperkecil diperkecil oleh gaya
Pada pedal rem yang menggerakkan piston silinder master rem, baik secara langsung atau
dengan penguat gaya. Pada pengereman dalam keadaan darurat, untuk mencegah kenaikan
gaya rem yang terlalu melonjak, maka kenaikan tekanan minyak yang ditimbulkan oleh
injakan pedal rem dengan gaya lebih dari 15-22 (kg) dibuat lebih lunak dari pada injakan
11
di bawah 15-22 (kg). Gambar 3.23 menunjukkan suatu contoh pelunakkan gaya tersebut.
Dalam hal demikian, perbandingan gaya rem tetap sama. Namun demikian, pada
konstruksi baru, untuk menjaga agar pada waktu pengereman tidak terjadi slip antara
telapak ban dan permukaan jalanan, maka pengurangan kenaikan tekanan minyak di atas
gaya pedal tertentu seperti dikemukakan di atas hanya dilakukan padar roda belakang saja
sehingga dalam hal ini, perbandingan gaya rem sedikit berubah Untuk gaya rem yang
diperlukan dalam persamaan (3.51) dan (3.52) gaya rem sebenarnya per gandar BdD dan
BdB ,dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini:
Faktor efektivitas rem tergantung pada macam dan ukuran drum rem. Koefisien
gesek juga merupakan salah satu faktor penting, dimana hubungannya dengan (FER)
diperlihatkan dalam gambar 3.24 harga ini adalah harga kasar, dan untuk memperoleh
harga yang teliti harus dihitung dari ukuran yang sesungguhnya dengan rumus atau
diagram.
12
Selanjutnya, perbandingan distribusi gaya rem (BD) adalah
Gaya rem yang sebenarnya pada roda depan dan belakang adalah
Titik dimana BID = BIB = BdD disebut kunci singkron (gambar 3.25) jika pada titik ini e
Ek = (W/2g)v2
Jika waktu rem adalah te = v/α (s) dan luas bidang lapisan adalah ALD dan ALB (mm2),
besarnya kapasitas enersi dari lapisan ( yaitu enersi kinetis per satuan luas lapisan dan
satuan waktu, yang berkaitan dengan µpv seperti diuraikan di muka KLD dan KLB
[kg.m/(mm2s)] masing masing untuk roda depan dan roda belakang dapat dinyatakan
dengan rumus berikut.
13
𝐸𝑘 (𝐵𝐷)𝐷
𝐾𝐿𝐷 =
2𝐴𝐿𝐵 . 𝑡𝑒
𝐸𝑘 (𝐵𝐷)𝐵
𝐾𝐿𝐵 =
2𝐴𝐿𝐵 . 𝑡𝑒
Harga-harga KLD dan KLB diusahakan dapat ditekan sampai sebesar 0,18
[kg.m/(mm2s)] atau kurang untuk rem drum, dan untuk rem cakera yang sangat baik
radiasinya sampai 0,65 [kg.m/(mm2s)] atau kurang. Perhitungan disini pada kecepatan
kendaraan sebagai berikut:
14
BAB VI
PENUTUP
15