Pencairan Batubara PDF
Pencairan Batubara PDF
http://scientificindonesia.wordpress.com/proses-pengolahan-batubara/
Datin F Umar (2014), Diklat Analisa Conto , Sawah Lunto, ESDM
Memerlukan
Hidrogen
sebagai TEKNOLOGI
stabilator GASIFIKASI.pptx
Thermal
Merupakan proses konversi batubara dari bentuk padat mejadi bentuk
cair. Proses ini diharapkan dapat menghasilkan bahan bakar cair.
Pirolisis Hidrogenasi
Ekstraksi Katalitik
Pelarut
1. Pirolisis
Pirolisis merupakan proses sederhana yang menghasilkan
cairan dan gas serta residu berupa arang dan abu.
Mekanisme pirolisis adalah dengan memanaskana
batubara tanpa udara pada temperatur + 4000C untuk
mengeluarkan zat terbang yang terkandung didalamnya
2. Ekstraksi Pelarut
Mekanisme proses ini adalah batubara dilarutkan dalam
pelarut donor hidrogen yang dapat memindahkan atom
hidrogen ke dalam batubara dengan menggunakan suhu
dan tekanan yang tinggi. proses ini akan menghasilkan gas,
cairan, batubara tak terkonversi serta abu.
3. Hidrogenasi Katalistik
Merupakan hidrogenasi batubara dalam larutan donor
hidrogen dengan bantuan katalis oksida besi pada tekanan
antara 35 – 275 atm dan suhu 375 – 4500C.
Pencairan secara tak langsung
2. Nisbah batubara/pelarut
Coal – solvent rasio mempunyai peranan yang penting dalam
menaikan konversi produk yang dihasilkan. Pelarut yang
digunakan adalah yang mengandung hidroaromatik. Pelarut
hidrogen dapat menguraikan ikatan-ikatan hidrokarbon
sehingga mempercepat proses pencairan
a. Temperatur Operasi
Tingkat kelarutan cenderung semakin meningkat
dengan kenaikan temperatur
Salah satu fungsi hidrogen dari fasa gas didalam proses hidrogenasi
batubara adalah memepertahankan kandungan hidrogen dalam
pelarut melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis
D. Katalis
Dalam proses pencairan batubara, katalis berfungsi
untuk meningkatkan konversi total dan produk minyak
Mempercepat jalannya reaksi kimia yang berlangsung
Memasukan atom Hidrogen yang berasal dari disosiasi katalis
molekul hidrogen kedalam batubara atau campuran batubara-
pelarut sehingga menaikan ketersediaan hidrogen aktif.
Senyawa-senyawa tersebut dapat dipisahkan dengan 2
kali ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang
memiliki tingkat kepolaran yang berbeda, yaitu N-
hexane dan toulena
Senyawa dengan kepolaran rendah dapat dilarutkan
dengan X-hexane dan menghasilkan minyak
toluena digunakan untuk senyawa-senyawa dengan
tingkat kepolaran yang lebih tinggi terutama senyawa
aromatik yang disebut dengan fraksi aspalten
Untuk mendapatkan produk-produk komersial, minyak-
minyak yang terlarut dalam larutan N-Hexane dan Tolune
harus melalui proses pengolahan lanjut seperti distilasi
bertingkat sehingga didapatkan distilat-distilat minyak.