Pendeta Istana dan para patih menjadi gelisah, namun Gagar Mayang menyepak-nyepak tanah untuk membuat
mereka tak berani menolak keinginan sang Raja. kubur. Ketika matahari akan terbenam, Sandubaya
Kemudian, para pembesar negeri berunding. Akhirnya dikuburkan dibawah sebatang pohon maja. Keluarga dan
mereka memutuskan untuk mengambil Lala Seruni kerabat hadir pula di situ dalam keadaan sedih.
sebagai istri raja. Lalu, mereka mencari cara untuk
memisahkan Sandubaya dengan Lala Seruni, Esok harinya, datanglah rombongan raja ke rumah Lala
istrinya.Rencana diatur rapi. Sandubaya sengaja diajak Seruni. Mereka ingin membawa Lala Seruni ke istana.
pergi berburu ke hutan Gebong. Lala Seruni memberontak, tetapi tidak berdaya melawan
para prajurit. Patih Lombok juga ingin mengambil Gagar
Pada malam harinya sebelum berangkat ke hutan Mayang, tetapi kuda itu marah. Dia menggigit dan dan
Gebong, Lala Seruni memperingatkan suaminya akan menyepak sang patih sampai luka parah. Patih marah,
niat busuk raja. Ia melarang suaminya pergi berburu diperintahkannya para prajurit menombak si Gagar
Mayang sampai mati.
Lala Seruni dibawa ke istana dengan tandu dalam tak seberapa itu!" pekik Raja Lombok dengan berang.
keadaan tak sadarkan diri, pingsan. Sesampai di istana, ia Untuk melarikan diri sudah tidak mungkin. Pasti di
mengamuk seperti orang gila. Berhari-hari ia tidak mau tengah jalan ia akan ditangkap dan dilempari batu oleh
makan dan minum. Raja sangat sedih dan berusaha seluruh rakyat yang membencinya.
membujuk Lala Seruni setiap hari.
Dalam keadaan putus asa, Prabu Kertajagat
Suatu hari, mendadak Lala Seruni berubah menjadi membenturkan kepalanya ke batu sampai pecah. Matilah
tenang. Ketika raja mendekatinya, ia minta agar sebelum raja kejam itu. Mayatnya dibakar di Pura Kayangan dan
dinikahi, hendaknya ia diberi kesempatan untuk mandi di abunya dibuang di Selat Alas.
pantai Menanga Baris.
Sebagai pengganti Prabu Kertajagat, diangkatlah Prabu
Raja sangat bersuka cita mendengar permintaan Lala Rangkasari. Prabu Rangkasari berbeda sifat dengan
Seruni. Lalu dipanggilnya patih untuk mempersiapkan Prabu Kertajagat. Beliau sangat tidak menyukai
para pengiring. Tidak lama kemudian, berangkatlah Lala peperangan. Begitu naik tahta, patih segera diperintahkan
Seruni bersama raja dan rakyat menuju Menanga Baris. untuk memanggil Demung Brangbantun.
Di Menanga Baris mereka mandi sambil bersuka ria. Prabu Rangkasari mengajak Demung Brangbantun untuk
Tiba-tiba dari tengah lautan datanglah sekuntum teratai berdamai. Demung Brangbantun menerima ajakan damai
berwarna merah. Teratai itu menyala seperti api yang itu.
bercahaya. Lala Seruni minta untuk dipetikkan bunga
teratai merah itu. Raja memerintahkan para prajurit untuk "Paman Demung Brangbantun, marilah kita hentikan
memetik bunga teratai itu. Begitu para prajurit turun ke peperangan ini. Bukankah Paman keluarga kami juga?
laut, mereka diserang sekelompok ikan laut dan kerang. Tak ada gunanya kita terus berperang. Jika perang
Mereka menjerit kesakitan. Banyak prajurit terluka diteruskan, rakyatlah yang akan menjadi korban, mereka
parah. jadi sengsara dan harta benda akan musnah. "
Akan tetapi, Lala Seruni tetap meminta raja agar Demung Brangbantun berkata dengan lembut," Paman
memetik teratai itu. Akhirnya Prabu Kertajagat sendiri menerima dengan senang hati ajakan Tuanku. Paman
berenang ke tengah laut. Ketika raja berenang, datang sendiri tak suka berperang, tetapi bila kami disakiti,
beratus-ratus ikan menyerangnya. Raja berteriak minta pastilah kami melawan. Jika Tuanku menjual, kami akan
tolong. Dengan cepat, patih menyelamatkan rajanya yang beli."
sudah pingsan diserang ikan dan kerang.
Prabu Rangkasari berkata lagi," Paman Brangbantun,
sebagai ganti perang dengan senjata, kita berperang saja
Teratai merah semakin menepi ke arah Lala Seruni. Lala dengan makanan. Pasukan paman membawa senjata
Seruni berdiri di tepi ombak menanti teratai makanan berupa kue-kue dan buah-buahan. Pasukan saya
mendekatinya. Setelah dekat, ia melompat keatas bunga akan membawa senjata yang berasal dari laut, seperti
teratai merah itu. Kemudian, teratai merah pergi ikan, kerang dan penyu."
membawa Lala Seruni ke tempat penantian suaminya di
alam arwah. Kedua pihak setuju untuk berperang dengan cara aneh
tersebut. Pasukan Prabu Rangkasari pergi ke latu
Demung Brangbantun, kakak Sandubaya, sangat marah mengumpulkan berbagai jenis ikan, seperti cucut,
mendengar berita kematian adiknya. guritam cumi-cumi, tongkol, kerang mutiara, dan penyu.
"Hai Raja bengis, tunggu pembalasanku!" teriaknya di Pasukan Brangbantun sibuk membuat kue, ketupat, dan
depan para pengikutnya. Ia mempersiapkan pasukan mengumpulkan buah-buahan seperti labu, pisang,
untuk memberontak kepada Raja Lombok. mangga dan jeruk.
Pasukan Brangbantun sangat gesit dan sakti. Mereka Tepat di hari yang telah ditentukan, berkumpullah
mengendarai kuda-kuda yang sangat kencang larinya. pasukan Prabu Rangkasari dan Pasukan Demung
Namun jumlah pasukan Raja Lombok sangat besar Brangbantun di sebuah lapangan. Kemudian kedua
sehingga pasukan Brangbantun tidak segera dapat pasukan mulai melakukan permainan perang
mengalahkan pasukan Raja Lombok. bersenjatakan aneka makanan. Permainan ini sangat
meriah dan tampak sangat lucu. Kedua pasukan saling
Sebaliknya Raja Lombok sangat yakin, bahwa dengan melempar makanan yang dipakai sebagai senjata.
kekuatan pasukannya yang berjumlah besar itu akan
dapat menumpas pasukan Brangbantun. Pasukan Setelah permainan itu selesai, kedua pasukan menyatu
Branbantun ternyata sangat cerdik. Mereka mengadakan membentuk tali persahabatan. Sejak itu, Kerajaan
serangan Gerilya. Hanya sesekali bertempur secara Lombok menjadi aman dan tenteram. Kehidupan rakyat
terbuka. Dengan cara ini dan dalam tempo satu bulan, damai dan sejahtera. Raja memerintah dengan arif dan
pasukan Raja Lombok dapat dikalahkan di medan bijaksana.
pertempuran. Raja Lombok sangat kecewa mendengar
berita kekalahan pasukannya.
C. Latar D. Penohokan
Tempat
Lala Seruni
- Istana (Pendeta Istana dan para
- Cantik (Kecantikan Lala Seruni
patih menjadi gelisah, namun
seolah memudarkan semua
mereka tak berani menolak
wanita yang ada disitu,)
keinginan sang Raja.)
- Gelisah (Lala Seruni yang
- Pura (Malam bersinar terang
gelisah menunggu kedatangan
benderang, di sekitar pura
suaminya)
dipasang lampu minyak kelapa
Demung Sandubaya
sehingga pelataran pura itu
- Komitmen (Sandubaya
semakin terang)
menolak bujukan istrinya
- Hutan Gebong (Malam bersinar
karena tidak mau ingkar kepada
terang benderang, di sekitar
raja untuk ikut berburu.)
pura dipasang lampu minyak
Raja
kelapa sehingga pelataran pura
- Egois (raja langsung tergila-
itu semakin terang)
gila kepadanya dan ingin
- Pantai Menanga Baris (Ketika
memperistri)
raja mendekatinya, ia minta
E. Amanat Jangan memaksakan kehendak
Apapun yang kita kerjakan akan
Pemimpin atau penguasa yang mendapatkan balasan
bertindak kejam dan semena-mena Jangan egois
pasti akan mendapat balasan Jangan mengambil yang bukan
setimpal. Sedangkan pemimpin haknya
yang bijak dan arif pasti akan
dicintai rakyatnya.