Disusun Oleh:
Novellyandi syahputra (134160103)
Asrint Yoshua Kristiant Purba (134160117)
Dosen Pengampu:
Ir. Alif Waluyo MP.,
A. Latar Belakang
Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan
menjadi ‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan suatu sistem
pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas
kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk
mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian,
meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas
kehidupan masyarakat di pedesaan.Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari
lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial
diterima oleh masyarakat petani.
Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-
komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem
pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan
pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma,
memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum,
pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan
penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih mentitikberatkan pada keadaan
yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan, seperti kekurangan pangan akibat
situasi ekonomi politik yang tidak menguntungkan dan ledakan penduduk yang
luar biasa. Yang menjadi permasalahn yang harus dapat diatasi adalah bagaimana
cara yang harus dilakukan untuk dapat menekan jumlah penduduk dan mencukupi
kebutuhan pangan secara nasional maupun internasional. Pembangunan pertanian
seharusnya dilakukan dengan mengadopsi model tertentu, dimana model pertanian
itu harus dirubah secara total.Pertanian tradisional dianggap tidak layak lagi karena
yang dibutuhkan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah besar dan
cepat.Dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan maka kemungkinan
besar masalah-masalah tersebut akan dapat teratasi. Karena dengan pertanian
berkelanjutan ini dilihat dari segi teknologi sudah sangat mendukung, bibit unggul
tersedia, pemilihan lahan yang tepat dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan
ditanam.
Pada dasarnya sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem perubahan
dari pertanian tradisional dengan tujuan untuk dapat memenuhi target-target
maksimal yang telah direncanakan, mengatasi permasalahan perekonomian dunia
dan memaksimalkan kebutuhan yang cepat dan siap saji.Hal tersebut juga
didasarkan pada pengelolaan sumberdaya yang ada dengan maksimal,
memanfaatkan, mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas lingkunagn
serta konservasi sumberdaya alam.
Dalam pengelolaannya, sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal,
lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan
komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan
secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan
dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan
menguntungkan secara ekonomis.
Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya sistem pertanian
berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan
dunia dengan semaksimal mungkin.Pada paper ini diuraikan tentang definisi
pertanian berkelanjutan, sifat dan ciri pada pertanian berkelanjutan, dampak positif
maupun negatifnya dan indikator serta aplikasi pertanian berkelanjutan.
B. Tujuan
1. Mengetahui sistem pertanian berkelanjutan
2. Mengetahui prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan
3. Mengetahui ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan
4. Mengetahui indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian
berkelanjutan.
5. Mengetahui aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian
berkelanjutan.
BAB II
ISI
1. Prinsip ekologis
Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan
secara ekonomis menguntungkan petani.Selain itu juga mendorong
berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan
mendorong kemandirian petani.
3. Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol
terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa
membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.
4. Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk
yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks
budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal.
3. Konservasi Lahan
5. Tanaman Pelindung
Teruo Higa. 1997. EM Technology Serving The World. Jakarta. Seminar Nasional
Pertanian Organik.
Trubus No. 363. 2000. Pertanian Organik. Jakarta. Yayasan Tani Membangun.