Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGROEKOLOGI

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

Disusun Oleh:
Novellyandi syahputra (134160103)
Asrint Yoshua Kristiant Purba (134160117)

Dosen Pengampu:
Ir. Alif Waluyo MP.,

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan
menjadi ‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan suatu sistem
pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas
kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk
mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian,
meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas
kehidupan masyarakat di pedesaan.Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari
lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial
diterima oleh masyarakat petani.
Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-
komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem
pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan
pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma,
memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum,
pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan
penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Pembangunan pertanian berkelanjutan lebih mentitikberatkan pada keadaan
yang akan terjadi pada beberapa tahun kedepan, seperti kekurangan pangan akibat
situasi ekonomi politik yang tidak menguntungkan dan ledakan penduduk yang
luar biasa. Yang menjadi permasalahn yang harus dapat diatasi adalah bagaimana
cara yang harus dilakukan untuk dapat menekan jumlah penduduk dan mencukupi
kebutuhan pangan secara nasional maupun internasional. Pembangunan pertanian
seharusnya dilakukan dengan mengadopsi model tertentu, dimana model pertanian
itu harus dirubah secara total.Pertanian tradisional dianggap tidak layak lagi karena
yang dibutuhkan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah besar dan
cepat.Dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan maka kemungkinan
besar masalah-masalah tersebut akan dapat teratasi. Karena dengan pertanian
berkelanjutan ini dilihat dari segi teknologi sudah sangat mendukung, bibit unggul
tersedia, pemilihan lahan yang tepat dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan
ditanam.
Pada dasarnya sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem perubahan
dari pertanian tradisional dengan tujuan untuk dapat memenuhi target-target
maksimal yang telah direncanakan, mengatasi permasalahan perekonomian dunia
dan memaksimalkan kebutuhan yang cepat dan siap saji.Hal tersebut juga
didasarkan pada pengelolaan sumberdaya yang ada dengan maksimal,
memanfaatkan, mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas lingkunagn
serta konservasi sumberdaya alam.
Dalam pengelolaannya, sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal,
lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan
komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan
secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan
dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan
menguntungkan secara ekonomis.
Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya sistem pertanian
berkelanjutan untuk dapat diterapkan oleh berbagai negara yang ada dibelahan
dunia dengan semaksimal mungkin.Pada paper ini diuraikan tentang definisi
pertanian berkelanjutan, sifat dan ciri pada pertanian berkelanjutan, dampak positif
maupun negatifnya dan indikator serta aplikasi pertanian berkelanjutan.
B. Tujuan
1. Mengetahui sistem pertanian berkelanjutan
2. Mengetahui prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan
3. Mengetahui ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan
4. Mengetahui indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian
berkelanjutan.
5. Mengetahui aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian
berkelanjutan.
BAB II
ISI

A. Pengertian dan Perkembangan Sistem Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang


berlanjut untuk saat ini dan saat yang akan datang dan selamanya, Artinya
pertanian tetap ada dan bermanfaat bagi semuanya dan tidak menimbulkan
bencana bagi semuanya. Jadi dengan kata lain pertanian yang bisa dilaksanakan
saat ini, saat yang akan datang dan menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu
kita.Ada pun definisi lain dari sistem pertanian berkelanjutan adalah sebagai
alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat
menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan.

Sistem Pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan


dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi
kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
lingkungan serta konservasi sumberdaya alam.Pertanian berwawasan lingkungan
selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan,
pendapatan dan kesehatan.Sedangkan tujuan pertanian yang berwawasan
lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah;
meningkatkan dan mempertahankan basil pada aras yang optimal;
mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan
yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk
dan makhluk hidup lainnya. Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-
komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan
secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang.
Setelah perang dunia II penggunaan bahan kimia dan rekayasa teknologi
meningkat lagi dan mencapai puncaknya pada tahun 1970-an., dimana pada tahun
yang sama terjadi krisis energi. Semua negara berlomba-lomba memacu
produktivitas industri pertanian untuk memenuhi bahan baku agroindustri.
Semangat berkompetisi melahirkan teknologi-teknologi baru didunia pertanian
seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, dan teknologi canggih
pertanian.Dinegara-negara selatan seperti Indonesia, dicanangkan program
intensiifikasi usaha tani, khususnya padi sebagai makanan pokok, dengan
mendorong pemakaina benih varietas unggul (high variety vield), pupuk kimia dan
obat-obatan pemeberantas hama dan penyakit. Kebijakan pemerintah saat
itumemang secara jelas merekomondasaikan penggunaan energi luar yang dikenal
dengan paket Panca Usaha Tani, yang salah satunya menganjurkan penggunaan
pupuk kimia dan pestisida.

Terminologi pertanian berkelanjutan (susitainable agriculture) sebagai


padanan istilah agroekosistem pertama kali dipakai sekitar awal tahun 1980-an
oleh pakar pertanian FAO (Food Agriculture Organization) Argoekosistem sendiri
mengacu pada modifikasi ekosistem alamiah dengan sentuhan campurtangan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, serat, dan kayu, untuk memenuhi
kebutuhan dan kesejahteraan manusia. Conway (1984) juga menggunakan istilah
pertanian berkelanjutan dengan agro ekosistem yang berupaya memadukan antara
produktivitas (productivity), stabilitas (Stability), Pemerataan (equlity), jadi
semakin jelas bahwa konsep agroekosistem atau pertanian berkelanjutan adalah
jawaban kegamangan dampak green revolution anatara lain di tenggarai oleh
semakin merosotnya produktivitas pertanian (leaffing off).

Kegagalan pertanian modern memaksa pakar pertanian dan lingkungan


berpikir keras dan mencoba merumuskan kembali sistem pertanian ramah
lingkungan atauback to nature. Jadi sebenarnya sistem pertaninan berkelanjutan
merupakan paradigma lama yang mulai diaktualisasikan kembali menjelang masuk
abad ke 21 ini.Hal ini merupakan fenomena keteraturan siklus alamiah sesuai
dengan pergantian abad.Saat ini, negara-negara barat dilanda gelombang budaya
teknologi tinggi (information technology) yang disertai pesatnya penggunaan
teknologi super canggih dalam bidang telekomunikasi, misalnya penemuan
internet, telepon seluler, dan lain sebagainya. Sementara, negara-negara selatan
masih berada dalam masa transisi dari gelombang budaya pertanian ke gelombang
budaya industri. Teknologi yang diadopsi oleh masyarakat manusia turut
menentukkan semangat, corak, sifat, struktur, serta proses ekonomi, sosial, dan
budaya.

Konsep pertanian yang berkelanjutan terus berkembang, diperkaya dan


dipertajam dengan kajian pemikiran, model, metode, dan teori berbagai disiplin
ilmu sehingga menjadi suatu kajian ilmu terapan yang diabadikan bagi
kemaslahatan umat manusia untuk generasi sekarang dan mendatang.Pertanian
berkelanjutan dengan pendekatan sistem dan besifat holistik mempertautkan
berbagai aspek atau gatrs dan disiplin ilmu yang sudah mapan antara lain
agronomi, ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya.

B. Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan

Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM


(International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 3 prinsip dasar
dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan :

1. Prinsip ekologis

Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara


organisme dengan alam adalah satu kesatuan.Upaya-upaya pemanfaatan air,
tanah, udara, iklim serta sumber-sumber keane-karagaman-hayati di alam harus
seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi).Upaya-upaya pelesta-rian harus
sejalan dengan upaya pemanfaatan.
2. Prinsip teknis

Produksi dan pengolahan Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk


mengupayakan suatu produk organik. Yang termasuk dalam prinsip ini mulai
dari transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan,
cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga
penggunaan teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan
kondisi fisik setempat.

3. Prinsip Sosial ekonomis

Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan
secara ekonomis menguntungkan petani.Selain itu juga mendorong
berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan
mendorong kemandirian petani.

C. Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan

1. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan


(economically viable). Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat
produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa
ditolerir/diterima.

2. Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga


keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem
pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai
ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).

3. Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol
terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa
membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis.
4. Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk
yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks
budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal.

5. Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti


pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan
konstalasi pasar.

D. Aplikasi pertanian berkelanjutan

Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan


kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka
panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup
masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk


mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi,
budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan
dan resiko-resiko lingkungan.

2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput

Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan


memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang
ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat
menurunkan biaya pemberian pakan.Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk
memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang
dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan
ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan
pupuk untuk areal pertanian.

3. Konservasi Lahan

Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi


atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh
erosi angin maupun erosi air.

4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah

Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting


dalam pertanian.Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah
dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air.Biasanya lahan basah berperan
penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida.

5. Tanaman Pelindung

Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir


musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa
manfaat termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi,
dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.

6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman

Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian


dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan
harga pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti
pohon-pohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan kontribusi
terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi
serangga yang bermanfaat.
7. Pengelolaan Nutrisi Tanaman

Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah


dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi
di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan
(leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik
yang harus dikeluarkan.
BAB III
KESIMPULAN

Belum bangkitnya industri perbenihan dan perbibitan swasta nasional perlu


dicari kendalanya.Demikian juga penyebab masih sedikitnya produk pemuliaan
lembaga penelitian pemerintah yang didaftarkan untuk dilindungi.apabila diupayakan
sebagaimana mestinya akan terwujud terjadinya pertanian nasional yang maju dengan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.Sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang
seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang berkelanjutan
untuk saat ini dan yang akan datang. Dan sistem pertanian berkelanjutan juga
mempunyai kriteria, prinsip-prinsip, sifat-sifat, dampak positif maupun negatif,
indikator dan aplikasi dalam menjalankan pertanian yang sustainable agar dapat
berjalan dengan seimbang.
2. prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan adalah prinsip ekologis, prinsip sosial
ekonomi, prinsip teknis, dan prinip politik prinsip.
3. Ciri dari sistem pertanian berkelanjutan adalah Secara ekonomi menguntungkan
dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable). Berwawasan ekologis
(ecologically sound). Berkeadilan sosial.Manusiawi dan menghargai budaya
lokal.dan mampu beradaptasi. Sifat sistem pertanian berkelanjutan adalah
Mampertahankan fungsi ekologis, berlanjut secara ekonomis, adil manusiawi, dan
luwes.
4. Indikator dari sistem pertanian berkelanjutan adalah menghasilkan produk
pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai, membudidayakan tanaman
secara alami, mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem
pertanian, memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang,
menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik
pertanian,memelihara keragaman genetik sistem pertanian.
5. Aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan adalah
pengendalian hama terpadu, sistem rotasi dan budidaya rumput, konservasi lahan,
menjaga kualitas air/lahan basah, tanaman pelindung, diversifikasi tanaman dan
lahan, pengolahan nutrisi tanaman, dan agroforestry.produk-produk berdaya saing
tinggi.Secara garis besar, pemasalahan benih di Indonesia di bidang industry
adalah permasalahan umum, plasma nutfah, pemasaran, dan pengendalian mutu.
DAFTAR PUSTAKA

AnonimA. Sistem Pertanian Berkelanjutan.


http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/sistem-pertanian-berkelanjutan-
gambaran-kecil-untuk-indonesia/. Diakses pada Minggu tanggal 21 November
2018 pkul 21.01 WIB.

AnonimB. Pertanian Berkelanjutan. http://organichcs.com/2014/01/15/pertanian-


berkelanjutan/. Diakses pada Minggu tanggal 21 November 2084 pkul 21.08
WIB.

Outerbridge, P. B . 1991. Limbah Padat di Indonesia. Jakarta. Yayasan Obor


Indonesia.

Teruo Higa. 1997. EM Technology Serving The World. Jakarta. Seminar Nasional
Pertanian Organik.

Trubus No. 363. 2000. Pertanian Organik. Jakarta. Yayasan Tani Membangun.

Anda mungkin juga menyukai