Anda di halaman 1dari 11

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P  U  T  U  S  A  N

R
Nomor : 83 K /Pdt.Sus/ 2010

si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
M A H K A M A H   A G U N G

do
memeriksa perkara Perselisihan Hubungan Industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut
gu dalam perkara :
NOVIAR HAMZAH, bertempat tinggal di BTN Sao Sarana Indah Blok A 11 No.2

In
A
Sudiang Raya Makassar ;
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pekerja ;
m e l a w a n :
ah

lik
PT. POS INDONESIA (Persero) Cq. Direksi PT. POS 
INDONESIA   (Persero)   Cq.   KEPALA   WILAYAH   USAHA 
am

ub
POS   X   SULAWESI,   Cq.   HUMAN   CAPITAL   MANAGER 
WILAYAH   USAHA  POS  X   SULAWESI,  berkedudukan di Jalan Andi
Pangeran Pettarani Makassar ;
ep
k

Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Pengusaha ;


ah

Mahkamah Agung tersebut ;


R
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

si
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu
sebagai Penggugat/Pekerja telah menggugat sekarang Termohon Kasasi sebagai Tergugat/Pengusaha di

ne
ng

muka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Makassar atas dalil-dalil :
Bahwa Penggugat mulai bekerja pada Perum Pos dan Giro Sentral Giro C Makassar sejak tanggal

do
gu

1 Agustus 1985 dengan Surat Keputusan Direksi Perum Pos dan Giro No.639/A-II/I/Kdpos VII tanggal 31
Agustus 1985 dan saat ini menjabat sebagai staf bagian prioritas Mail Processing Center Makassar dengan
penghasilan gaji Rp.2.564.484,-/bulan ;
In
A

Bahwa pada tanggal 5 Agustus 2008 Penggugat menghadap ke Kakap II Makassar Bapak Arifin
Muchlis, SH.,MH. memberitahukan hal ikhwal pencalegan yang sedang diproses dipartai/KPUD, pada
prinsipnya beliau mendukung ;
ah

lik

Bahwa pada tanggal 8 September 2008 ada penyampaian dari Spv Bislog Sdr. Ramli T bahwa
ada SE Meneg BUMN yaitu No.SE-15/MBU/2008 tanggal 31 Juli 2008 Perihal Pengaturan bagi Anggota
m

ub

Direksi, Anggota Komisaris, Anggota Dewan Pengawas dan Karyawan BUMN dalam kegiatan
Pemilu/Kepengurusan Partai Politik ;
ka

Bahwa pada tanggal 14 Oktober 2009 terbit Surat Edaran Direksi PT. Pos Indonesia (Persero)
ep

No.SE-76/Dirut/1008 yang mengatur perihal yang sama sebagaimana surat edaran Meneg BUMN tersebut
di atas ;
ah

Bahwa pada tanggal 5 Januari 2009 Spv Bislog Sdr. Ramli T menyampaikan surat No.1346/Dir
R

SDM/1208 tanggal 4 Desember 2008 perihal Pelaksanaan Surat Edaran Direksi No.76/Dirut/1008 ;
es

Bahwa pada tanggal 8 Januari 2009 Kakap II Makassar membuat surat kepada Penggugat yang
M

ng

tercatat sebagai Caleg, dengan waktu yang bersamaan Penggugat mengajukan cuti besar selama 3 (tiga)
on
gu

Hal. 1 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
bulan ;

R
Bahwa pada tanggal 16 Januari 2009, Penggugat memberikan surat jawaban kepada Kakap II

si
Makassar dengan surat tanpa nomor perihal tanggapan/klarifikasi Pegawai yang tercatat sebagai caleg ;
Bahwa permohonan cuti besar Penggugat disetujui ;

ne
ng
Bahwa pada tanggal 22 Januari 2009 dengan surat No.115/sdm-1/0109, Kakap II Makassar
menyurat kepada Kawilpos X perihal tanggapan Penggugat atas statusnya sebagai pegawai yang tercatat

do
gu sebagai caleg ;
Bahwa pada tanggal 29 Januari 2009 dengan surat No.026/Panwaslu-Mks/I/2009 Panwaslu
menyurat kepada Penggugat perihal panggilan klarifikasi ;

In
A
Bahwa pada tanggal 2 Februari 2009 Panwaslu Kota Makassar menerima bukti penerimaan laporan
dari Penggugat. Berdasarkan hasil klarifikasi, bukti dan naskah laporan tidak ditemukan pelanggaran
administrasi/Pidana Pemilu ;
ah

lik
Bahwa pada tanggal 14 April 2009 terbit surat Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero)
No.277/Kawilpos X/0409 tentang Pemutusan Hubungan Kerja sebagai Karyawan Perusahaan atas
am

ub
permintaan sendiri ;
Bahwa pada tanggal 26 April 2009 terbit Surat Mutasi No.331/Sdm-1/0409 perihal Mutasi
Karyawan/wasit, termasuk mutasi Penggugat ;
ep
Bahwa Penggugat masih menerima gaji pada tanggal 1 Mei 2009 ;
k

Bahwa pada tanggal 4 Mei 2009 Penggugat mengajukan surat kepada Ketua DPC SPPI MPG Ms
ah

perihal Permohonan Penyelesaian Bipartit, kemudian ditindak lanjuti oleh Ketua DPC SPPI MPC Ms pada
R

si
tanggal 5 Mei 2009 melalui surat dengan No.01/DPC-MPC/V/09 kepada Ketua DPW SPPI Wilpos X
perihal Penyelesaian Bipartit ;

ne
ng

Bahwa berdasarkan surat mutasi pada point tersebut di atas, Penggugat kembali aktif bekerja
setelah menjalani Cuti Besar (Cbs) terhitung mulai tanggal 11 Mei 2009 ;
Bahwa pada tanggal 29 Mei 2009 Ketua DPW SPPI Wilpos X membuat Surat bernomor

do
gu

25/SPPI-DPW X/06/09 Hal undangan, yang ditujukan kepada Kawilpos X dan Penggugat dalam
penyelesaian Bipartit yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2009, tetapi upaya tersebut gagal ;
Bahwa pada tanggal 24 Juni 2009 Penggugat bermohon melalui surat tanpa nomor kepada Bapak
In
A

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar perihal Permohonan Mediasi ;


Bahwa Disnaker Kota Makassar membuat surat tanggal 30 Juni 2009
ah

lik

No.560.586/740/Disnaker/VI-2009 perihal panggilan yang ditujukan kepada Sdr. Kawilpos X dan


Penggugat untuk melakukan perundingan pada tanggal 6 Juli 2009 dan hasilnya tidak tercapai kesepakatan,
sehingga perundingan dilanjutkan pada tanggal 14 Juli 2009 juga tidak tercapai kesepakatan ;
m

ub

Bahwa pada tanggal 17 Juli 2009 DPW SPPI Wilpos X menyurat kepada Kawilpos X dengan
No.034/SPPI-DPW X/0709 perihal pembatalan pencabutan PHK sebagai karyawan atas permintaan sendiri
ka

atas nama Penggugat ;


ep

Bahwa tidak tercapainya kesepakatan, Mediator Hubungan Industrial pada Disnaker Kota Makassar
ah

memberikan surat pada tanggal 16 Juli 2009 No.560.586/834/Disnaker/VII-2009 perihal anjuran, sesuai
R

Ketentuan Pasal 13 ayat (2) UU No.2 Tahun 2004 tentang PPHI ;


es

Bahwa sampai dengan pengajuan gugatan ini Tergugat belum membayar gaji Penggugat
M

Rp.2.564.484,-/bulan, selain gaji tersebut Penggugat juga menerima bantuan uang Perumahan/ tahun,
ng

on
gu

Hal. 2 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
sumbangan uang pendidikan/tahun dan Tunjangan Hari Raya sebesar minimal 1 kali gaji terakhir ;

R
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas Penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang mengadili

si
perkara ini berkenan memberikan putusan sebagai berikut :
1. Menyatakan agar Surat Keputusan PHK APS ditarik kembali dan dibatalkan ;

ne
ng
2. Memerintahkan Tergugat untuk memanggil dan mempekerjakan Penggugat ditempat jabatan semula ;
3. Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Penggugat ;

do
- Gaji dari bulan Juni 2009 sampai dengan bulan September 2009 sebesar Rp.2.564.484,-/bulan
gu x 4 bln = Rp.10.257.936,- ;
- Bantuan uang Perumahan tahun 2009 sebesar Rp.500.000,-/tahun ;

In
A
- Sumbangan uang pendidikan tahun 2009 sebesar Rp.200.000,-/tahun ;
- Tunjangan Hari Raya tahun 2009 sebesar Rp.2.674.120,-
4. Menyatakan oleh karena itu, bahwa perbuatan atau tindakan Tergugat tidak membayar dari hak-hak
ah

lik
dan benefit lainnya adalah merupakan perbuatan melawan hukum ;
5. Mewajibkan Tergugat tetap membayar hak-hak dan benefit lainnya sebelum ada putusan yang
am

ub
bersifat final atau inkracht ;
6. Menetapkan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada verzet atau kasasi;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
ep
Negeri Makassar telah menjatuhkan putusan, yaitu putusan No.12/PHI.G/ 2009/PN.Mks. tanggal 20
k

Nopember 2009 yang amarnya sebagai berikut :


ah

- Menolak gugatan Penggugat seluruhnya ;


R

si
Menimbang, bahwa putusan tersebut dijatuhkan dengan hadirnya kedua belah pihak pada tanggal
20 Nopember 2009 kemudian terhadapnya oleh Penggugat/Pekerja diajukan permohonan kasasi secara lisan

ne
ng

pada tanggal 24 Nopember 2009 sebagaimana dinyatakan dalam akta permohonan kasasi
No.12/PHI.G/2009/PN.MKS., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
Negeri Makassar, permohonan tersebut disertai memori kasasi yang memuat alasan-alasan, dan diterima di

do
gu

Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 4 Desember 2009 ;


Bahwa setelah itu oleh Tergugat/Pengusaha yang pada tanggal 4 Desember 2009 telah diberitahu
tentang memori kasasi dari Penggugat/Pekerja diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di
In
A

Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Makassar pada tanggal 17 Desember
2009 ;
ah

lik

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penggugat dalam memori
kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1. Bahwa Perjanjian Kerja Bersama PT. Pos Indonesia (Persero) dengan Serikat Pekerja Pos Indonesia
m

ub

(SPPI) 2008-2010, tanggal 29 Mei 2008, dalam Pasal 26 menyebutkan :


Ayat (1) : Setiap karyawan berhak untuk menjadi pejabat di luar perusahaan yang dikategorikan oleh
ka

pemerintah sebagai pejabat Negara atau menjadi Pengurus/ anggota partai politik.
ep

Ayat (2) : Status kepegawaian, hak dan kewajiban karyawan yang menjadi Pejabat Negara atau
ah

pengurus/ anggota partai politik diatur sesuai dengan peraturan perundangan yang
R

berlaku.
es

Jelas sekali bahwa Perjanjian Kerja Bersama (PKB) memperkenankan untuk menjadi Pejabat Negara
M

atau menjadi pengurus/ anggota partai politik. Namun pertimbangan Majelis Hakim pada tingkat
ng

on
gu

Hal. 3 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pertama membatalkan PKB tersebut dengan menyatakan “..........dengan memperhatikan Pasal 124 ayat

R
(2), (3) UU No.13 tahun 2003 maka demi hukum PKB Pasal 26 ayat (1) adalah batal, dan

si
yang berlaku adalah Pasal 97 ayat (1) PP No. 45 tahun 2005 yang kemudian dijabarkan dalam SE
Menteri BUMN No. SE-15/MBU/2008 dan SE Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) No. SE

ne
ng
76/DIRUT/1008 yang melarang karyawan BUMN (PT. Pos Indonesia) untuk menjadi calon/anggota
legislatif dan untuk menjadi pengurus/anggota partai politik”. Hal itu salah atau keliru oleh karena

do
Perlanjian Kerja Bersama (PKB) tidak bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan yang
gu berlaku. justru Surat Edaran Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) tanggal 14 Oktober 2008 No. SE
76/DIRUT/1008 (bukti T-3) bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku,

In
A
sedang Surat Edaran Menteri Negara BUMN tanggal 31 Juli 2008 No. SE 15/MBU/2008 (bukti T-
2), Pemohon Kasasi tidak dalam kapasitas menafsirkan Surat Edaran tersebut. Tapi sesungguhnya
konsiderans dari pada kedua Surat Edaran tersebut mengacu kepada UU No.10 Tahun 2008 Tentang
ah

lik
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan PP No. 45 tahun 2005 Tentang Pendirian,
am

ub
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN.
2. Bahwa UU No.10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pasal 50 ayat (1) huruf k
ep
menyebutkan sebagai berikut :
k

“Bakal Calon Anggota DPR, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/ Kota harus memenuhi persyaratan
ah

:.........mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota
R

si
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pengurus pada Badan Usaha Milik Negara dan/ atau Badan
Usaha Milik Daerah, serta badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan Negara, yang

ne
ng

dinyatakan dengan surat pengunduran diri dan yang tidak dapat ditarik kembali”
Pada Pasal 50 ayat (1) huruf k UU No.10 Tahun 2008 tersebut pengertian atau yang dipandang
sebagai Pengurus adalah Direksi sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan UU No.19 Tahun 2003

do
gu

Tentang Badan Usaha Milik Negara, pada Pasal 5 ayat (1) yaitu : “Pengurusan BUMN dilakukan
oleh Direksi”
Sedangkan yang dipandang sebagai Karyawan menurut UU No.19 Tahun 20 Tentang Badan Usaha
In
A

Milik Negara pada Pasal 87 ayat (1) yaitu : “Karyawan BUMN merupakan pekerja BUMN yang
pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, hak dan kewajibannya ditetapkan berdasarkan perjanjian kerja
ah

lik

bersama sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan”


Selain itu, arti Pengurus menurut Kamus Indonesia-Inggris yaitu Management, sedangkan arti
Management menurut Kamus lnggris- Indonesia yaitu direksi, pimpinan ;
m

ub

3. Bahwa PP No. 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan. Pengawasan dan Pembubaran BUMN
ditegaskan dalam Pasal 97 sebagai berikut :
ka

Ayat 1 : “Karyawan BUMN dilarang menjadi pengurus partai politik dan/ atau calon/ anggota legislatif.
ep

Ayat 2 : “Ketentuan lebih lanjut mengenai larangan bagi karyawan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Menteri”.
ah

Berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (2) tersebut sangat jelas bahwa Peraturan Menteri (Permen)
es

yang dimaksud sampai saat ini tidak ada, untuk itu dapat dilihat pada penjelasan PP No.45 Tahun
M

2005 terhadap Pasal 97 ayat (2) sebagai tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
ng

4556 sebagai berikut :


on
gu

Hal. 4 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
“Ketentuan dalam Peraturan Menteri mengenai larangan karyawan BUMN menjadi pengurus partai politik

R
dan/atau calon/ anggota legislatif diatur lebih lanjut dalam peraturan mengenai ketenagakerjaan pada

si
perusahaan”
Berdasarkan penjelasan Pasal 97 ayat (2) PP No. 45 Tahun 2005 tersebut di atas sangat jelas

ne
ng
bahwa yang diminta adalah peraturan Ketenagakerjaan pada perusahaan, sedangkan yang menjadi
peraturan perusahaan di PT. Pos Indonesia (Persero) yaitu Perjanjian Kerja Bersama (Bukti P-9),

do
karena Peraturan Menteri yang dimaksud sampai saat ini belum ada, sehingga jika dilihat dari
gu perpekstif hukum maka Majelis Hakim tingkat pertama salah atau keliru dalam pertimbangannya pada
halaman 26 dan 27, yang menyebutkan” dengan memperhatikan Pasal 124 ayat (2) dan (3) maka

In
A
demi hukum Perjanjian Kerja Bersama pada Pasal 26 ayat (1) adalah batal karena yang berlaku
adalah Pasal 97 ayat (1) PP No. 45 Tahun 2005 yang kemudian dijabarkan dalam Surat Edaran
Menteri BUMN No. SE-15/MBU/2008, Surat Edaran Direksi PT Pos Indonesia No. SE
ah

lik
76/Dirut/1008 “ Hal itu bertentangan dengan maksud Pasal 97 ayat (1) PP No. 45 Tahun 2005
tersebut di atas dimana Surat Edaran Menteri BUMN dan Surat Edaran Direksi PT. Pos Indonesia
am

ub
bukanlah penjabaran dari Pasal 97 ayat (1) tersebut, karena disebutkan dalam Pasal 97 ayat (2)
yang menjelaskan ketentuan Pasal 97 ayat (1) mengenai larangan bagi karyawan BUMN menjadi
pengurus partai atau calon anggota legislatif diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri, yang telah
ep
Pemohon Kasasi jelaskan di atas, bahwa sampai saat ini Peraturan Menteri tentang larangan tersebut
k

belum ada, sehingga dalam penjelasan Pasal 97 ayat (2) tersebut di atas seharusnya merujuk
ah

kepada Perjanjian Kerja Bersama.


R

si
4. Bahwa konsideran Surat Edaran Menteri Negara BUMN No. SE-15/MBU/2008 dan Surat Edaran
Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) No. SE 76/DIRUT/1008 tersebut bertentangan dengan ketentuan

ne
ng

yang ada pada peraturan perundang-undangan yang disebutkan yaitu UU No.10 tahun 2008 pada
Pasal 50 ayat (1) huruf k dan PP No. 45 Tahun 2005 pada Pasal 97 ayat ( 1) sehingga Surat
Edaran tersebut batal demi hukum. Maka dengan demikian Termohon Kasasi/Tergugat tidak memiliki

do
gu

dasar hukum yang kuat untuk mengeluarkan SK. Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) tanggal 14
April 2009 Nomor. 277/KawilposX/0409 Tentang Pemutusan Hubungan Kerja Sebagai Karyawan
Perusahaan Atas Pemintaan Sendiri (PHK APS) terhadap Pemohon Kasasi/Penggugat, karena untuk
In
A

pemberhentian harus didasarkan pada norma Ketenagakerjaan, baik yang telah diatur dalam UU No. 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, maupun dalam PKB PT. Pos Indonesia (Persero) 2008-2010.
ah

lik

PHK Atas Permintaan Sendiri, sesungguhnya adalah pengunduran diri atas kemauan sendiri dan ada
syaratnya diantaranya membuat permohonan mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162
ayat 3 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan jo Pasal 156 ayat (1) PKB PT. Pos
m

ub

Indonesia (Persero) 2008-2010, dalam kaitan ini Pemohon Kasasi tidak pernah mengajukan
permohonan secara lisan maupun tertulis untuk mengundurkan diri sebagai Karyawan PT. Pos Indonesia
ka

(Persero).
ep

5. Bahwa sikap Pemohon Kasasi/Penggugat untuk tetap mencalonkan diri menjadi calon legislatif pada
Pemilu 2009, hal tersebut bukan merupakan pembangkangan oleh karena Pemohon Kasasi/Penggugat
ah

mengetahui bahwa amanah peraturan perundangan yang berlaku yaitu ketentuan Pasal 50 ayat (1)
es

huruf k UU No.10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
M

membolehkan Pemohon Kasasi/Penggugat menjadi Calon Legislatif tanpa harus mengajukan


ng

pengunduran diri sebagaimana dijelaskan pada point 2 di atas, selain itu Pemohon Kasasi/Penggugat
on
gu

Hal. 5 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
telah menjelaskan hal tersebut melalui surat tertangggal 16 Januari 2009 (bukti P-2) kepada

R
Termohon Kasasi/Tergugat dalam hal menjawab Surat dari Termohon Kasasi/Tergugat No.39/SDM-

si
1/0109 tertanggal 8 Januari 2009 perihal pegawai yang tercatat sebagai Caleg yang ditujukkan kepada
Pemohon Kasasi/ Penggugat . Namun bukti dari Pemohon Kasasi/Penggugat tersebut tidak

ne
ng
diperhatikan oleh Majelis Hakim pada tingkat pertama, padahal bukti tersebut menunjukkan bahwa
Pemohon Kasasi/Penggugat tidak melakukan tindakan pelanggaran atau pembangkangan terhadap

do
peraturan yang berlaku ;
gu 6. Bahwa berdasarkan surat Panwaslu Kota Makassar tanggal 27 Januari 2009 No. 023/Panwaslu-
Mks/I/2009 Perihal Klarifikasi Caleg (bukti T-8), yang mana secara jelas disebutkan bahwa

In
A
Pemohon Kasasi/Penggugat adalah Calon Legislatif tetapi inti permasalahannya ada pada konsideran
surat pada butir 6 menyatakan : Berdasarkan temuan Panwaslu Kota Makassar terkait Pengumuman
Daftar Calon tetap Anggota DPRD Kota Makassar yang dikeluarkan oleh KPUD Kota Makassar maka
ah

lik
bersama ini disampaikan bahwa salah seorang Calon Anggota DPRD Kota Makassar Daerah Pemilihan
V No. Urut 8 Partai Demokrasi Kebangsaan bernama Noviar Hamzah diduga sebagai Pegawai Negeri
am

ub
Sipil pada Kantor Pos Besar Makassar yang sampai hari ini belum mengundurkan diri dan masih aktif
menjalankan tugas”. Namun berdasarkan ketentuan pada Pasal 50 ayat (1) huruf k U U No.10
Tahun 2008 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, dalam hal ini Pemohon
ep
Kasasi/Penggugat tidak wajib melakukan pengunduran diri oleh karena Pemohon Kasasi/Penggugat
k

adalah karyawan BUMN sehingga keterlibatan Pemohon Kasasi/Penggugat sebagai Calon Anggota
ah

Legislatif tidak dapat dikategorikan sebagai pelanggaran. Permasalahan Pemohon Kasasi/Penggugat


R

si
dengan Termohon Kasasi/ Tergugat berkepanjangan oleh akibat jawaban surat Termohon
Kasasi/Tergugat melalui Kepala Kantor Pos Makassar ke Panwaslu Kota Makassar tanggal 28 Januari

ne
ng

2009 No. 180/ Set-1/0109 Perihal Klarifikasi caleg Atas Nama Noviar Hamzah, menyampaikan bahwa
Saudara Noviar Hamzah adalah pegawai Kantor Pos Makassar dengan pangkat Papos dan Nomor
Induk Pegawai Pos 964234956 adalah tidak cermat, tidak jelas dan tidak tegas oleh karena inti

do
gu

permasalahan adalah Pemohon Kasasi/Penggugat diduga Pegawai Negeri Sipil yang masih aktif, yang
seharusnya klarikasinya ke akar permasalahan bahwa Saudara Noviar Hamzah adalah pegawai Kantor
Pos Makassar adalah Karyawan BUMN bukan Pegawai Negeri Sipil. Dengan tetapnya Pemohon
In
A

Kasasi/Penggugat dinyatakan menjadi Calon Legislatif peserta Pemilu pada Pemilu 2009 tanggal 9
April 2009 oleh KPUD Kota Makassar itu mengindikasikan bahwa Pemohon Kasasi tidak melakukan
ah

lik

pelanggaran ketentuan yang ada pada UU No. 10 Tahun 2008 yaitu pelanggaran administrasi maupun
pidana Pemilu yang mana sebelumnya Pemohon Kasasi melakukan klarifikasi pada tanggal 29 Januari
2009 dan tanggal 2 Februari 2009.
m

ub

7. Bahwa Pemutusan Hubungan Kerja tersebut tidak melalui prosedur yang berlaku sebagaimana yang
ditetapkan Pasal 161 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan maupun Pasal 2 ayat (2)
ka

Keputusan Direksi No.50/DIRUT/0805 Tentang Peraturan Tata Tertib dan Disiplin Kerja Karyawan PT.
ep

Pos Indonesia (Persero) Jo Keputusan Direksi No.17/DIRUT/0307 Tentang Perubahan Pertama Atas
Peraturan Tata Tertib dan Disiplin Kerja Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero), dimana dalam
ah

konsiderans SK. Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) tanggal 14 April 2009 No. 277/Kawilpos
es

X/0409 ini jelas-jelas tidak dapat menunjukkan dan membuktikan pasal-pasal Peraturan Disiplin
M

Keputusan Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) No.50/DIRUT/0805 jo No.17/DIRUT/0307 yang


ng

dilanggar.
on
gu

Hal. 6 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
8. Bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat tidak pernah berniat mengundurkan diri Sebagai Karyawan PT. Pos

R
Indonesia (Persero), karena sampai saat ini Pemohon Kasasi/ Penggugat tidak pernah mengajukan

si
surat pengunduran diri sebagaimana disyaratkan Pasal 162 ayat 3 UU No.13 Tahun 2003 jo Pasal
156 ayat (1) PKB 2008-2010 maupun Pasal 5 Keputusan Direksi No.KD 30/DIRUT/0405 jo No.

ne
ng
KD 12/DIRUT/0306, sehingga demikian SK Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) tanggal 14 April
2009 No.277/Kawilpos X/0409 Tentang Pemutusan Hubungan Kerja sebagai Karyawan Perusahaan

do
Atas Permintaan Sendiri (PHK APS) atas nama Pemohon Kasasi/Penggugat batal demi hukum ;
gu 9. Bahwa Konsiderans “Menimbang” yang tercantum dalam butir a dan b pada SK Direksi PT. Pos
Indonesia (Persero) tanggal 14 April 2009 No.277/Kawilpos X/0409 Tentang Pemutusan Hubungan

In
A
Kerja Sebagai Karyawan Perusahaan Atas Permintaan Sendiri (bukti T-9) adalah lemah karena
Termohon Kasasi/Tergugat tanpa landasan hukum yang kuat menafsirkan suatu produk hukum. Selain
itu pada butir f, g dan h konsiderans “Menimbang” secara hukum tidak menunjukkan relevansi dengan
ah

lik
SK. Direksi tersebut yang dapat mensahkan tindakan Termohon Kasasi/Tergugat untuk melakukan PHK
Atas Permintaan Sendiri terhadap Pemohon Kasasi/Penggugat ;
am

ub
10. Bahwa Surat yang dikeluarkan Mediator Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar tanggal 16 Juli 2009
No.560.568/834/Disnaker/VII-2009 Perihal Anjuran, oleh karena pada pengajuan gugatan wajib
hukumnya untuk dilampirkan Surat Anjuran sesuai Pasal 83 UU No.2 Tahun 2004 Tentang PPHI, oleh
ep
karena bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Penggugat yaitu bukti-bukti P3, P5, P7 dan
k

P8 Majelis Hakim tingkat pertama tidak dapat mempertimbangkan sebagai alat bukti surat oleh karena
ah

foto copy dari foto copy untuk itu Pemohon Kasasi/Penggugat jelaskan sebagai berikut :
R

si
- Pada sidang pengajuan alat bukti-bukti surat pada tanggal 30 Oktober 2009 Pemohon
Kasasi/Penggugat menjelaskan dan menyatakan bahwa asli bukti-bukti surat P3, P5, P7 dan P8

ne
ng

ada pada Termohon Kasasi/Tergugat ;


- Tidak tercapainya kesepakatan Penyelesaian Hubungan Industrial melalui Mediasi maka Mediator
mengeluarkan Surat Anjuran pada tanggal 16 Juli 2009 berdasarkan keterangan kedua belah

do
gu

pihak, sebelum dituangkan dalam bentuk Surat Anjuran Mediator memeriksa bukti, meminta
keterangan dan membuat Berita Acara Perundingan pada mediasi I hari Senin tanggal 6 Juli
2009 yang mana pihak Termohon Kasasi/ Tergugat yang hadir dan bertanda tangan sebagai
In
A

berikut :
1. Humam Capital Manager Wilpos X, Sdr. Fajar Syaodih ;
ah

lik

2. Asman Hubungan Industrial dan Penegakan Disiplin Wilpos X, Sdr. Syahrul Zainuddin ;
3. Kepala Kantor Pos Makassar, Sdr. Arifin Muchlis ;
4. Spv Umum Kantor MPC Makassar, Sdr. Hertasmin ;
m

ub

5. Mantan Kepala MPC Makassar, Sdr. YP. Haryanto ;


Pada waktu dimintai keterangan mengenai penjelasan oleh Pemohon Kasasi/Penggugat tidak
ka

membantah adanya sebagai berikut :


ep

a. Surat Rahasia tanggal 25 Mei 2009 No.422/SDM/Rhs/0509 yang dikeluarkan oleh Kawilpos
X untuk Kepala Kantor MPC Makassar (Pimpinan Kantor Pemohon Kasasi/ Penggugat)
ah

menegaskan bahwa PHK Atas Permintaan Sendiri atas nama Pemohon Kasasi/Penggugat
es

bukan merupakan sanksi atas pelanggaran peraturan disiplin pegawai atau pelanggaran
M

terhadap peraturan perundangan (P3) ;


ng

b. Surat Mutasi tanggal 26 April 2009 No.331/Sdm-1/0409 Perihal Mutasi Karyawan/ wati
on
gu

Hal. 7 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
termasuk mutasi Pemohon Kasasi/Penggugat, lihat lampiran no. urut 11 (bukti P-5), Surat

R
Mutasi tersebut diterbitkan setelah penerbitan SK. Direksi No.277/Kawilpos X/0409 tanggal

si
14 April 2009 Tentang PHK Atas Permintaan Sendiri, perlu Pemohon Kasasi/Penggugat
jelaskan bahwa kebiasaan di PT. Pos Indonesia (Persero) mutasi dilaksanakan dalam jumlah

ne
ng
banyak karyawan Surat Mutasi diberikan dalam bentuk salinan foto copy, salinan untuk mutasi
jabatan tertentu diberikan SK Pengangkatan Dalam Jabatan, diberikan bentuk asli bukan foto

do
copy ;
gu c. Melaksanakan tugas/masuk kantor setelah melaksanakan Hak Cuti Besar selama 3 (tiga)
bulan dan berdasarkan Surat Mutasi Pemohon Kasasi/Penggugat, lihat daftar hadir/peg 18

In
A
(P-7 dan P-4) ;
Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas dari bukti-bukti surat tersebut dan Anjuran Mediator
selayaknya dapat menjadi acuan hukum dan diperhatikan sungguh-sungguh oleh Majelis Hakim
ah

lik
pada tingkat pertama, namun faktanya Anjuran tersebut dikesampingkan. Apalagi dalam kondisi
Indonesia masih rawan terhadap pertambahan jumlah pengangguran apabila harus mengabulkan
am

ub
pelaksanaan PHK yang dilakukan oleh Termohon Kasasi/Tergugat karena dampak PHK akan
menyengsarakan Pemohon Kasasi/Penggugat dengan keluarganya serta akan menambah beban
masyarakat dan Pemerintah ;
ep
11. Bahwa berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim pada tingkat pertama bahwa cuti besar Pemohon
k

Kasasi/Penggugat selama 3 (tiga) bulan (bukti P-4) tidak ada kaitannya dengan proses Pemohon
ah

Kasasi/Penggugat menjadi caleg karena dalam surat cuti tersebut dicantumkan untuk keperluan urusan
R

si
keluarga justru Majelis Hakim pada tingkat pertama salah atau keliru menafsirkan oleh karena cuti
besar tersebut merupakan hak yang mana ditegaskan pada Pasal 79 ayat (2) huruf d dan ayat 4

ne
ng

UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan jo Pasal 35 PKB jo Kd 59/Dirut/1204 jo Kd


60/Dirut/1006 Tentang Peraturan Cuti dan masa tidak hadir lainnya di lingkungan PT. Pos Indonesia
(Persero), yang mana hak cuti besar tersebut Pemohon Kasasi/Penggugat jalankan dalam rangka

do
gu

urusan keluarga yang erat hubungannya dengan pencalegan Pemohon Kasasi/Penggugat sehingga
suasana kerja dan dinas tidak terganggu, oleh karena cuti besar tersebut merupakan hak sesuai
peraturan perundangan dan peraturan ketenagakerjaan yang ada di PT. Pos Indonesia (Persero) yang
In
A

mana dijelaskan di atas ;


12. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Pemohon Kasasi/Penggugat berkesimpulan bahwa :
ah

lik

a. SK Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) tanggal 14 April 2009 No.277/Kawilpos X/0409
Tentang Pemutusan Hubungan Kerja Sebagai Karyawan Perusahaan Atas Permintaan Sendiri
terhadap Pemohon Kasasi/Penggugat adalah batal demi hukum karena bertentangan dengan
m

ub

peraturan perundang-undangan yang berlaku ;


b. Batal demi hukum tersebut dapat dibuktikan dari isi konsiderans “Menimbang” maupun
ka

“Mengingat” yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dasar legalitasnya sehingga sebagai akibatnya
ep

Diktum “Memutuskan” adalah tidak sah ;


c. SK. Direksi PT. Pos Indonesia (Persero) tanggal 14 April 2009 No.277/Kawilpos X/0409
ah

Tentang Pemutusan Hubungan Kerja Sebagai Karyawan Perusahaan Atas Permintaan Sendiri
es

terhadap Pemohon Kasasi/Penggugat tanpa dilandasi landasan hukum yang benar, Pemohon
M

Kasasi/Penggugat menganggap Termohon Kasasi/Tergugat dengan sengaja telah melakukan


ng

kesewenang-wenangan terhadap Pemohon Kasasi/Penggugat dan pelanggaran terhadap Pasal 1


on
gu

Hal. 8 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
butir 6 jo Pasal 3 ayat (1) dan (2) UU No.29 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia,

R
terhadap Pemohon Kasasi/Penggugat yaitu merampas hak asasi antara lain dalam hal :

si
o Untuk memperoleh hukum yang adil serta kepastian hukum dengan cara
menafsirkan secara kehendak hati dan kewenangan produk hukum yang

ne
ng
diterbitkan oleh instansi yang lebih tinggi yaitu Meneg BUMN, dan kemudian
menerapkan hukum tanpa dasar hukum tanpa dasar hukum yang kuat dengan

do
gu cara menerbitkan produk hukum (SK. Direksi PT. Pos Indonesia (Persero)
tanggal 14 April 2009 No.277/Kawilpos X/0409 Tentang Pemutusan
Hubungan Kerja Sebagai Karyawan Perusahaan Atas Permintaan Sendiri) yang

In
A
bertentangan dengan mekanisme yang ditetapkan oleh Undang-Undang No.13
tahun 2003 jo PKB 2008-2010 ;
o Untuk hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan batin
ah

lik
sebagaimana ditetapkan Pasal 9 ayat (2) UU No.39 Tahun 1999 ;
o Untuk berhak atas syarat-syarat ketenagakerjaan yang adil sebagaimana
am

ub
diamanatkan Pasal 38 ayat (2) UU No.39 Tahun 1999 ;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat :
mengenai alasan kasasi ad. 1 dan ad. 12 :
ep
k

Bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan karena Judex Facti telah salah menerapkan
hukum, dengan pertimbangan sebagai berikut :
ah

1. Bahwa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) berdasarkan SE Dirut PT.


R

si
Pos Indonesia tidak dibenarkan (vide P3), karena berdasarkan PKB
PT. Pos Indonesia 2008-2010 (vide P9), Pasal 171 huruf a SE

ne
ng

Dirut a quo tidak berlaku lagi. Lagi pula sesuai Pasal 26 ayat (1)
PKB karyawan berhak menjadi pejabat diluar perusahaan atau

do
pengurus/anggota Parpol ;
gu

2. Menimbang, bahwa hubungan kerja tidak dapat dilanjutkan lagi, dimana


faktanya Pengusaha telah mem PHK (vide P3) dan Pekerja mohon
In
dipekerjakan kembali, oleh karenanya untuk mewujudkan keadilan bagi
A

para pihak (vide Pasal 100 UU PPHI) dan dengan memper-


timbangkan pula Penjelasan Umum UU PPHI bahwa hubungan kerja
ah

lik

didasari kesepakatan Pekerja dengan Pengusaha jika salah satu pihak


tidak menghendaki lagi untuk terikat dalam hubungan kerja maka sulit
mempertahankan hubungan yang harmonis. Lagi pula alasan PHK a
m

ub

quo tidak termasuk alasan PHK yang dilarang oleh Undang-Undang


(vide Pasal 153 UU No.13 Tahun 2003) ;
ka

ep

3. Oleh karena itu PHK dikabulkan dengan alasan disharmonis, dengan


menghukum Pengusaha membayar 2 (dua) x Uang Pesangon (UP),
ah

Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) dan Uang Penggantian Hak


R

(UPH), serta upah proses 6 bulan upah, masa kerja 1 September


es

1985 s/d 1 Februari 2009 = 23 tahun, 5 bulan, upah/bulan


M

ng

Rp.2.564.484,- dengan perhitungan sebagai berikut :


on
gu

Hal. 9 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- UP : 2 x 9 x Rp.2.564.484,- Rp.46.160.712,-

R
- UPMK : 8 x Rp.2.564.484,- Rp.20.515.872,-

si
- UPH : 15% x Rp.66.676.584,- Rp.10.001.487,-
- Upah proses : 6 x Rp.2.564.484,- Rp.15.386.904,-

ne
ng
Jumlah seluruhnya ................................................ Rp.92.064.975,-
(sembilan puluh dua juta enam puluh empat ribu sembilan ratus tujuh puluh lima rupiah) ;

do
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, terdapat cukup alasan untuk
gu mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Noviar Hamzah tersebut serta membatalkan putusan
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Makassar No.12/PHI.G/2009/PN.Mks., tanggal 20

In
A
Nopember 2009 serta Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan pertimbangan dan amar
putusan sebagaimana yang akan disebutkan dibawah ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini dibawah Rp.150.000. 000,-
ah

lik
(seratus lima puluh juta rupiah), maka berdasarkan Pasal 58 Undang-Undang No.4 Tahun 2004 pihak-
pihak yang berperkara tidak dikenakan biaya perkara dan biaya perkara dibebankan kepada negara ;
am

ub
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No.13 Tahun 2003, Undang-Undang No. 2
Tahun 2004, Undang-Undang No.4 Tahun 2004 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana
yang telah diubah dengan Undang-Undang No 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
ep
undang No.3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
k

M E N G A D I L I  :
ah

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : NOVIAR HAMZAH tersebut ;


R

si
Membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Makassar
No.12/PHI.G/2009/PN.Mks., tanggal 20 Nopember 2009 ;

ne
ng

MENGADILI SENDIRI
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian ;
2. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus terhitung sejak 20 Nopember

do
gu

2009 ;
3. Menghukum Tergugat membayar kompensasi PHK terhadap Penggugat sebesar Rp.92.064.975,-
In
(sembilan puluh dua juta enam puluh empat ribu sembilan ratus tujuh puluh lima rupiah) ;
A

4. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya ;


Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini kepada negara ;
ah

lik

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Rabu, 
tanggal 10 Maret 2010 oleh Moegihardjo, SH. Hakim Agung yang ditetapkan
m

ub

oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,  Fauzan, SH.,MH. dan Horadin 
Saragih,   SH.,MH. Hakim-Hakim Ad Hoc Perselisihan Hubungan Industrial pada Mahkamah
ka

Agung sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh
ep

Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Soesilo 
ah

Atmoko, SH. Panitera
R

es
M

ng

on
gu

Hal. 10 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
ne
ng
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;

do
Hakim – Hakim Anggota : Ketua :
gu ttd./
ttd./

In
A
Fauzan, SH.,MH.
Moegihardjo, SH.
ttd./
ah

lik
Horadin Saragih, SH.,MH.
am

ub
Panitera Pengganti :
ttd./
Soesilo Atmoko, SH.
ep
k
ah

si
untuk salinan

ne
ng

MAHKAMAH AGUNG R.I


a.n. Panitera
Panitera Muda Perkara Perdata Khusus

do
gu

Rahmi Mulyati, S.H.,M.H.
NIP. : 040 049 629
In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

Hal. 11 dari 13 hal. Put. No. 83 K /Pdt.Sus/ 2010


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Anda mungkin juga menyukai