dekat terminal)
( ajeng, Ayu, Nia masuk)
Ajeng : kasihan ya
Dian? Nia : emangnya
kenapa?
Ayu : gini, kemaren aku sama ajeng bertemu dia sewaktu pulang sekolah.
Nia : loh? Bukannya kemarin-kemarin dian ga masuk?
Ajeng : dengerin dulu. Kami bertemu dian di jalanan tempat biasa ia berjualan
Koran. Nia : oh… (dian masuk)
Ajeng : dian !!?ngapain kamu disini ??
Dian : Hmm…. ( dengan mimik muka yang gelisah )
Ayu : heiii dian..?? ko kamu bête gtu?
Dian : maaf , aku lagi galau. aku sedang menunggu kakakku. Kami membuat janji untuk bertemu
disini. Nia : hah..? galau? Galau itu apa?
Ayu : hu.. payah, ga gaul kamu!
Ajeng : eh berisik kalian!( Sambil mellirik Ayu dan Nia). Udah, jangan sedih dian… (dian
menangis) (datangibu Komala) (ibu komala masuk)
Bu komala : Dian?
Dian : ibu???? (menghapus air matanya)
Ayu : ibu ??? Darimana??
Bu Komala :Ibu habis mengantar saudara ibu yang dari Surabaya.Hmm… kalian disini lagi
ngapain? Nia : ini bu, tadi kita gak sengaja bertemu dengan Dian
Ajeng : dian lagi nunggu kakak nya bu.
Bu Komala : oh… oh ia dian, ada yang ingin ibu bicarakan denganmu. Bisakah kita bertemu dengan
orangtua mu?
Dian : (tertegun) maaf bu, tapi saya tidak bisa bertemu dengan ibu saya karena suatu
alasan. Bu Komala : memangnya ada kenapa ?
Dian : sebenarnya… (Arif masuk)
Arif : dian !!?
Dian : arif ? ada apa rif?
Arif : cepat ikut saya, ini masalah kakakmu!
Dian : apa? Kakak? Memangnya ada apa dengan kakak? (bu mawar masuk)
Bu Komala : tunggu dian, ada seseorang ingin bertemu denganmu! Dan ini dia
orangnya. Dian : bu mawar?
Bu Mawar : hai dian…
Arif : maaf bu, tapi ada hal penting yang harus kami lakukan. Ayo dian ! (memaksa
dian) Dian : tapi…
(dian dan arif keluar, di ikuti teman dian. Saat dian keluar, tak sengaja dian bertubrukan dengan Malik,
lalu terjadi kontak mata) ( Malik tertegun, bingung )
Bu Mawar : ibu komala? Kemana anak itu akan membawa dian ?
Bu Komala : entahlah, tapi sepertinya ada yang tak beres.
Bu Mawar : kalo begitu kita ikuti mereka saja!?
Bu Komala : maaf bu, saya tidak bias,saya ada urusan
penting. Malik : sepertinya kita harus cepat mah! Mereka
keburu jauh..
Bu Mawar : benar, ayo!
( semua keluar, setting berikutnya rumah dian. Dian dan Arif masuk.)
Dian : dimana kakak ?
Arif : tunggu sebentar. (buWulan masuk menangkap Dian. Asep B dan anak buahnya
masuk) Asep B : bravo bravo..! bagus sekali! Hahaha…
Dian : Ibu? Ibu tolong lepaskan saya bu!
Bu Wulan : Diam! Dasar anak ga tau di untung!
Dian : kakak, dimana kakak?
Asep B : mmaksudmu wanita ini ? hahaha…
Dian : kakak!? (dian di lepas, memeluk kakak yang tak berdaya.) (costum kakak berantakan)( Apa yang
terjadi kak? Apa yang terjadi? )
Prita : pergi de, cepat pergi!
Asep B : kerja bagus, kerja bagus, ini imbalanmu. (mengeluarkan uang)
Arif : hahaha… bukan apa-apa. Terima kasih tuan.
Dian : Arif ? jadi kamu ?
Arif : haha.. benar! Maaf, uang ini membuatku gila! Hahaha… sampai jumpa. (arif
keluar) Dian : ada apa ini bu? Kenapa jadi seperti ini?
Bu Wulan : kau tau, berapa banyak uang yang ibu dapatkan jika kau dinikahi kang Asep? Ibu akan kaya
nak! Ibu akan kaya raya! Hahaha…
Dian : jadi? Ibu berniat menjual saya? Tidak bu, saya masih ingin melanjutkan sekolah! (menangis) Bu
Wulan : untuk apa kau terus sekolah? Sekolah hanya untuk orang-orang kaya! Orang miskin seperti
kita hanya menjadi bulan-bulanan pihak sekolah!
Dian : tapi bu, ilmu adalah hak siapapun! Setiap orang di muka bumi, laki-laki, perempuan, tua, muda,
kaya , dan miskin, mereka semua berhak untuk merasakan pendidikan dan mereka pun berhak mendapat
ilmu!
Bu Wulan : lalu darimana biaya untuk sekolahmu? Dari hasil berjualan Koran?Lalu mana untuk kita
makan sehari-hari? Ibu bekerja menjadi buruh pun tidakk cukup!
Dian : masih ada pemerintah yang akan membiayai sekolah saya bu!?
Bu Wulan : persetan dengan pemerintah! Mereka hanya membuat janji-janji palsu! Mereka memakan
semua uang Negara untuk memuaskan perut mereka! Tak ada satupun diantara mereka yang melirik
orang miskin seperti kita! Kau mengerti!?
(Malik masuk dengan teman-teman dian, dan ibu Mawar)
Malik : saya mengerti. Saya mengerti semua penderitaan