KELOMPOK 4 / KELAS B
2018
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang , kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang mana telah
melimpahkan segala rahmat serta hidayahnya kepada kami sehingga makalah
yang berjudul "Aset Tak Berwujud" dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terima kasih terhadap pihak yang
berkontribusi seperti pihak perpustakaan dan teman-teman yang mana telah
membantu penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul.....................................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
Daftar Tabel........................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................................20
Daftar Pustaka...................................................................................................21
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Aset tak berwujud menurut SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009:
76), adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik. Ciri utama aset tak berwujud ialah berupa benda
yang tidak dapat dilihat dan dipegang.
1
2. Seorang musisi yang memiliki hak cipta terhadap suatu lagu yang
diciptakannya.
3. Desain mesin dari suatu pabrik mobil yang bisa menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan (paten).
4. Obat-obatan dari perusahaan farmasi
5. Goodwill.
6. Merk dagang,dll.
Hal-hal yang demikian itu, menurut Kieso disebut sebagai aset tak
berwujud. Kieso (2010) aset tak berwujud adalah klasifikasi non-monneter
yang tidak dapat disentuh/diukur secara fisik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 76), aset tak berwujud
adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai
wujud fisik. Ciri utama aset tak berwujud ialah berupa benda yang tidak
dapat dilihat dan dipegang.
Apabila entitas tidak mampu menentukan nilai wajar yang andal atas aset
yang diperoleh, maka biaya perolehannya diukur pada jumlah tercatat aset
yang diberikan.
a. Hak Paten
Hak paten merupakan suatu hak yang diberikan kepada pihak yang
menemukan hal untuk menjual, membuat atau mengawasi
penemuannya selama jangka waktu tertentu. hak paten dapat digunakan
sendri atau diserahkan kepada pihak lain dengan suatu perjanjian.
Harga perolehan paten terdiri atas biaya pendaftaran, biaya membuat
3
percobaan dll. Hak paten di amortisasi selama masa penggunannya atas
amortisasi dapat disusun contoh ayat jurnal sebagai berikut.
b. Hak Cipta
Pencatatan atas hak cipta dineraca sesuai dengan harga perolehan yang
terdiri atas semua biaya yang berhubungan dengan pekerjaan. Selain itu
hak ciptaa dapat di beli. Amortisasi hak cipta sesuai masa yang
ditetapkan atau di amortisasi sekaligus apabila masanya kurang dari
yang ditetapkan dan ukuran masa sesuai jumlah yang akan terjual.
c. Merek Dagang
4
d. Waralaba
e. Leasehold
5
1. Pembelian
2. Merger, reorganisasi, perubahan bentuk usaha dan perubahan
kepemilikan.
1. Rate of the return atau proyeksi laba yang dapat dihasilkan dimasa
yang akan datang.
2. Nilai aset diluar goodwill.
6
2.3 Nilai Perolehan Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membeli dari pihak luar
dan dihasilkan secara internal. Menurut SAK-ETAP (2009:77), nilai aset
tak berwujud dicatat sesuai dengan biaya perolehannya.
a) harga beli, termasuk bea impor dan pajak yang sifatnya tidak dapat
dikreditkan setelah diskon dan potongan dagang dan
b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
mempersiapkan aset hingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
Apabila aset tak berwwjud yang dihasilkan secara internal, maka entitas
harus mengakui pengeluaran internal yang terjadi atas aset
tersebut,termasuk semua pengeluaran untuk aktivitas riset dan
pengembangan sebagai beban pada saat terjadinya.
Amortisasi dimulai ketika aset siap digunakan, yaitu aset tersebut berada di
lokasi dan kondisi yang dibutuhkan untuk mampu beroperasi sesuai dengan
keinginan pihak manajemen, Amortisasi dihentikan ketika aset dihentikan
pengakuannya.
7
menetapkan pola yang andal maka entitas menggunakan metode garis
lurus.
Nilai residu suatu aset tak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan
0, kecuali:
a) ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tak berwujud
tersebut pada akhir masa manfaatnya;
b) ada pasar aktif untuk aset tak berwujud; dan
i. nilai residu aset dapat ditentukan dengan mengacu pada
harga pasar yang berlaku di pasar tersebut; dan
ii. terdapat kemungkinan bahwa pasar yang aktif tersebut akan
tetap ada pada akhir umur manfaat aset tak berwujud.
Adapun tarif amortisasi yang diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008
Pasal 11A ayat (2) sebagai berikut.
8
Tabel 2.2 Tarif Amortisasi
Diatur juga untuk bidang usaha kehutanan, yaitu bidang usaha hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang tanamannya dapat berproduksi
berkali-kali dan baru menghasilkan setelah ditanam lebih dari 1 tahun.
Untuk bidang usaha perkebunan tanaman keras, yaitu bidang usaha
perkebunan yang tanamannya dapat berproduksi berkali-kali dan baru
menghasilkan setelah ditanam lebih dari 1 tahun dan bidang usaha
peternakan, yaitu bidang usaha peternakan yang dapat berproduksi berkali-
kali dan baru dapat dijual setelah dipelihara sekurang-kurangnya 1 tahun.
Penentuan masa manfaat dan tarif amortisasi untuk aset tak berwujud
yang masa manfaatnya tidak tercantum pada kelompok masa manfaat yang
ada, maka WP dapat menggunakan masa manfaat yang terdekat. Contoh:
aset tak berwujud dengan masa manfaat yang sebenarnya adalah 5 tahun,
maka aset tak berwujud tersebut dapat diamortisasikan dengan
menggunakan kelompok masa manfaat 4 tahun.
9
Biaya pendirian dan perluasan modal dapat dibebankan sebagai biaya
pada tahun pengeluaran atau diamortisasi berdasarkan metode garis lurus
atau saldo menurun dengan masa manfaat sesuai dengan Pasal 11A ayat
(1) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 di atas.
Contoh:
PT Baki yang baru berdiri tahun 2008 telah menghabiskan biaya sebesar
Rp50.000.000 untuk mendapatkan berbagai izin pengurusan pendirian
perusahaan. Biaya tersebut diperlakukan sebagai aset lainnya dan memiliki
masa manfaat 5 tahun (menurut pertimbangan pihak manajemen),
sehingga oleh perusahaan diamortisasi dengan metode garis lurus.
Jurnal untuk mencatat biaya tersebut pada tahun pertama adalah sebagai
pengakuan berikut.
10
Selisih antara akuntansi dengan perpajakan yang ada, maka WP harus
melakukan koreksi negatif sebesar Rp 2.500.000 pada rekonsiliasi fiskal
tanpa perlu membuat jurnal koreksi. Cara penyajian biaya praoperasi
dalam neraca adalah disajikan dengan nilai bersih (neto) setelah dikurangi
dengan amortisasi.
Contoh:
11
Jurnal untuk transaksi tersebut (apabila PT Hercules menggunakan
metode garis lurus) adalah.
12
Tabel 2.6 Jurnal Penyeroran Pajak
13
Jurnal atas transaksi pembelian waralaba Keripik Sehat DeDE adalah
sebagai berikut.
14
Pajak keluaran 20.000.000
Pendapatan waralaba 200.000.000
(Total perolehan – Nilai Residu)/ Total unit yang diestimasi = Deplesi per unit
Deplesi per unit x Jumlah unit yang dihasilkan dan dijual = Beban deplesi per
tahun
Sumber : Weygandt, Kimmel & Kieso (2011: 405)
Contoh:
15
Tabel 2.12 Jurnal Untuk Perusahaan Pertambangan
Contoh:
Perusahaan pertambangan batu bara telah mengeluarkan biaya
sebesar Rp1.000.000.000 untuk mendapatkan hak pengelolaan
penambangan tersebut selama 5 tahun. Pada tahun pertama
produksinya adalah sebesar Rp2.000.000.000.Besarnya amortisasi
atas biaya untuk mendapatkan hak penambangan tersebut dalam
tahun bersangkutan adalah sebesar 20% x Rp1.000.000.000 = Rp.
200.000.000.
16
2. Biaya untuk memperoleh hak dan/atau biaya lain-lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dalam bidang
penambangan minyak dan gas bumi dilakukan dengan
menggunakan metode satuan produksi.
Ketentuan ini dapat dinyatakan dengan rumus:
17
hak yang belum habis diamortisasikan, maka sisa biaya tersebut boleh
dibebankan sekaligus sebagai biaya dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Perbedaan utama antara deplesi dan amortisasi adlah nilai residu tidak
dipertimbangkan dalam menghitug presentase amortisasi hak
penambangan dan pengusahaan hutan.
18
maka Nilai Sisa Buku Aset tersebut boleh dibebankan sebagal kerugian
bagi pihak yang mengalihkan.
Contoh:
PT Daya mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan
minyak dan gas bumi di suatu lokasi sebesar Rp 600.000.000. Taksiran
kandungan minyak sebanyak 200.000.000 barel. Setelah produksi minyak
dan gas bumi mencapai 100.000.000 barel, hak penambangan dijual
kepada pihak lain seharga Rp 400.000.000.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, Aset tak berwujud menurut SAK-ETAP yang diatur oleh IAI
(2009: 76), adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik. Ciri utama aset tak berwujud ialah berupa benda
yang tidak dapat dilihat dan dipegang.
20
DAFTAR PUSTAKA
21