Kadar Serotonin Jaringan Otak Tikus
Kadar Serotonin Jaringan Otak Tikus
Latihan fisik anaerobik dapat meningkatkan sintesis dan sekresi serotonin baik dalam
serum maupun yang ada di sistem saraf pusat,Serotonin memiliki peran yang penting dalam
fungsi fisiologis tubuh manusia termasuk makan, termoregulasi, regulasi kardiovaskular,
lokomosi, sakit, reproduksi, siklus tidur-bangun, ingatan, kognisi, agresifitas, respon terhadap
stressor, emosi dan mood.
Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) antara
kadar serotonin jaringan otak kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan latihan fisik
anaerobik. Terjadi penurunan konsentrasi serotonin jaringan otak tikus wistar pada kelompok
latihan fisik anaerobik 1 kali, 3 kali dan 7 kali dibandingkan kelompok kontrol.
PENDAHULUAN
Tabel 1 Uji Normalitas Rerata Konsentrasi Serotonin Jaringan Otak Tikus Wistar
Jumlah 28
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan konsentrasi serotonin jaringan otak tikus
wistar pada kelompok kontrol dengan kelompok yang diberi perlakukan latihan fisik anaerobik
dilakukan uji non parametrik Mann-Whitney Test. Hasil uji Mann-Whitney Test ditampilkan
pada tabel berikut:
Tabel 2 Perbandingan Konsentrasi Serotonin Jaringan Otak Tikus Wistar Pada Kelompok
Kontrol dengan Kelompok 1 Kali Perlakuan
Dari tabel 2 didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) rerata
konsentrasi serotonin yang dilakukan perlakuaan sebanyak 1 kali dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Tabel 3 Perbandingan Konsentrasi Serotonin Jaringan Otak Tikus Wistar Pada Kelompok Kontrol
dengan Kelompok 3 Kali Seminggu
Dari tabel 3 didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) rerata
konsentrasi serotonin yang dilakukan perlakuaan sebanyak 3 kali seminggu dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Tabel 4 Perbandingan Konsentrasi Serotonin Jaringan Otak Tikus Wistar Pada Kelompok Kontrol
Dari tabel 4 didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05) rerata
konsentrasi serotonin yang dilakukan perlakuaan sebanyak 7 hari berturut-turut dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0,05)
antara kadar serotonin jaringan otak kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan latihan
fisik anaerobik. Terjadi penurunan konsentrasi serotonin jaringan otak tikus wistar pada
kelompok latihan fisik anaerobik 1 kali, 3 kali dan 7 kali dibandingkan kelompok kontrol.
Menurut peneliti, penurunan konsentrasi serotonin pada seluruh kelompok latihan fisik
anaerobik dikarenakan tubuh merespon latihan fisik ini sebagai suatu stressor. Tubuh
belum mampu beradaptasi terhadap beban latihan fisik anaerobik yang diberikan.
Menurut Willmore et al (1999), perubahan fisiologis yang nyata dapat terjadi dalam tubuh
apabila aktivitas fisik atau olah raga dilakukan secara terus menerus atau kontinue.
Adaptasi fisiologis biasanya dapat terbentuk setelah 8-12 minggu latihan (Astrand, 2006).
Selain itu menurut peneliti latihan fisik anaerobik yang diberikan dalam penelitian ini
menimbulkan kelelahan fisik. Kelelahan fisik berpengaruh terhadap kekuatan otot dan
otak. Kelelahan otot berdampak pada depresi bahkan dapat menimbulkan penyakit
(Lehmann et al, 1993). Beberapa penelitian menunjukan bahwa ketidakseimbangan
neurotransmitter dapat disebabkan oleh berat dan lamanya latihan fisik (Conlay et al,
1992). Perubahan kadar serotonin berhubungan dengan kelelahan pada aktivitas fisik
atau overtraining syndrome (Rohlfs et al, 2005).
KESIMPULAN
1. Konsentrasi Serotonin jaringan otak tikus (Rattus norvegicus) yang diberi perlakukan
aktivitas fisik anaerobik dengan frekuensi 1 kali adalah 0,2172 ± 0,18503 ng/mL.
Terdapat perbedaan yang bermakna dibandingkan kelompok kontrol (p< 0,05).
2. Konsentrasi Serotonin jaringan otak tikus (Rattus norvegicus) yang diberi perlakukan
aktivitas fisik anaerobik dengan frekuensi 3 kali seminggu adalah 0,2018 ± 0,21298
ng/mL. Terdapat perbedaan yang bermakna dibandingkan kelompok kontrol (p<
0,05).
3. Konsentrasi Serotonin jaringan otak tikus (Rattus norvegicus) yang diberi perlakukan
aktivitas fisik anaerobik dengan frekuensi 7 kali seminggu adalah 0,1588 ± 0,16548
ng/mL. Terdapat perbedaan yang bermakna dibandingkan kelompok kontrol
(p< 0,05).
4. Terdapat perbedaan yang bermakna (p< 0,05) konsentrasi serotonin jaringan otak
tikus (Rattus norvegicus) yang diberi perlakuan aktifitas fisik anaerobik dengan
frekuensi 1x,3x dan 7x seminggu dengan kelompok kontrol.