Anda di halaman 1dari 33

i

MAKALAH MODEL KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT OREM

Kelompok 3:
1. Dewi Purnama Sari (1061170
2. Velyna Okke S (106117014)
3. Asri Melati (106117021)
4. Dessy Melliani (106117029)
5. Pungki Galiardo (106117034)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2018/2019

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Model Konsep Dan
Teori Keperawatan Dorothea Orem” ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Keluarga. Saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Cilacap, September 2019

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
A. LATAR BELAKANG ..........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ......................................................................
C. TUJUAN PENULISAN ........................................................................
D. MANFAAT PENULISAN....................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................
A. BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM ....................................................
B. DEFINISI KEPERAWATAN ..............................................................
C. KEYAKINAN DAN NILAI – NILAI ..................................................
D. TUJUAN ...............................................................................................
E. KONSEP UTAMA ...............................................................................
F. ASUMSI DASAR .................................................................................
G. PERNYATAAN – PERNYATAAN TEORITIS..................................
H. KERANGKA KERJA ...........................................................................
I. PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI DOROTHEA E.
OREM ...................................................................................................
J. KEKUATAN DAN KELEMAHAN MENURUT TEORI
DOROTHEA E. OREM........................................................................
K. APLIKASI TEORI KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT
OREM ...................................................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................
A. KESIMPULAN ..................................................................................
B. SARAN ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya
harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan
demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap
situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori
tersebut akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan,
misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada
pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi
pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori
tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan
penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi
dalam memberikan arah asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model
“self care” yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971
dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps of Practice
Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi
kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units (keluarga,
kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari tiga
hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care deficit
dan teori nursing system. Dalam pandangan orem, bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara
mandiri. Tapi pada situasi tertentu kemampuan itu tidak bisa tampil, disinilah

1
2

teori orem akan menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia apapun kondisinya


adalah sama, tergantung bagaimana individu memenuhi kebutuhan itu. Bila
kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah,
berbeda dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan
akan mengalami deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami
setiap klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori
merupakan sebagai agen yang mampu membantu klien dalam
mengembalikan peranya sebagai self care agency. Sistem yang di bangun dari
tiga teori utama ini mampu menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan
yang unik, tidak hanya dari prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu
membuat klien mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus
diberikan pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus
memiliki pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih
bertumpu pada pelayanan terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap
individu agar mampu melakukannya secara mandiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa Dorothea Elizabeth Orem?
2. Bagaimana Konsep Model Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem?
3. Apa saja Model Konsep Keperawatan Orem?
4. Apa saja teori Keperawatan Orem?
5. Bagaimana Teori System Keperawatan Orem?
6. Apa tujuan dari Keperawatan model Orem?
7. Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan Orem?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pemahaman tentang Theory “Self Care Defisit” oleh Dorothea
E. Orem dalam lingkup pelayanan keperawatan.

2
3

2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan Riwayat hidup Dorothea E. Orem.
b. Menjelaskan secara umum tentang “Self Care Defisit”.
c. Menjelaskan “Theory Self Care Defisit” dalam lingkup komponen
paradigma keperawatan.

3
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM


Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore,
Maryland. Orem adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Dorothea E. Orem
memulai karir keperawatannya sejak terdaftar sebagai siswa di Providence di
Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939
pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di
Amerika sebagai asisten direktur. (Orem, Dorothea. 2007)
Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat,
perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai
konsultan (1970). Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen
kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada
proyek pelatihan keperawatan. Tahun 1959 konsep perawatan Orem
dipublikasikan pertama kali. Tahun 1965 Orem bergabung dengan Universitas
Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas. Tahun
1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang
menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan. Tahun
1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa. Tahun 1980 mendapat gelar
penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika tentang teori
keperawatan. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of
Pratice tahun 1971). Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi
tentang edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu
: Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan. (Orem,
Dorothea. 2007)
Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di
Savannah, USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan
telah kehilangan seorang ahli dan dianggap sebagai orang terpenting serta

4
5

memiliki wawasan yang sangat luas di bidang keperawatan. Dalam bidang


keperawatan dapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari Amerika, Dorothea
E Orem, termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang
mengembangkan pandangan dalam bidang Keperawatan. (Orem, Dorothea.
2007).
Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem :
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan pada bagian
pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan
keperawatan.
2. Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.
3. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika membentuk
model teori keperawatan komunitas.
4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan
yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan.
5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita Katolik
Amerika tentang teori keperawatan.
7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan
diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice
tahun 1971).
8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama
diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori,
yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

B. DEFINISI KEPERAWATAN
Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang
menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem
menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap
tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya

5
6

secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan,


penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang
ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki
perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan
akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan
mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi
mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain,
perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan
melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan
pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan
pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu
melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep
kebutuhan dasar yang terdiri dari :
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat
dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality.

C. KEYAKINAN DAN NILAI – NILAI


Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
1. Individu/Klien

6
7

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus


mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau
trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care
dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan
perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.

D. TUJUAN
Tujuan keperawatan pada model Orem secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh
karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
4. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

7
8

5. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga / komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik.
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri.
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's
yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :
a. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga
b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
c. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
d. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara
benar.

E. KONSEP UTAMA
1. Universal Self-Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri
atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk
mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai
anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran
kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social

8
9

g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan


manusia.
h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia
dalam kelompok social sesuai dengan potensinya
2. Developmental self-care requisites
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan
dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan
dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah :
a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri.
b. Terlibat dalam pengembangan diri.
c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi
kehidupan yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia.
(Orem, 1980).
3. Health deviation self-care requisites
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang
sakit atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk
ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang
dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi
sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam
menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh,
fisiologi dan psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep
diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau
autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik
permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak
mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri) digunakan
sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan
perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-

9
10

care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah


meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu
tertentu.
4. Therapeutic self-care demand
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program
perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai
dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :
a. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien.
b. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan
kebutuhan dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa
menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar
diantaranya :
a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan
lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia
b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang
bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien,
memanfaatkan segala sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk
memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien
semaksimal mungkin.
5. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat
dilakukan pada perawat yang memiliki kemampuan komprehensif,
memahami konsep dasar manusia dan perkembangan manusia baik
secara holistik ( orem, 2001).
6. Agent

10
11

Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar


pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang
berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
7. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan
kebutuhan dasar pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang
masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar
pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada
kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan
yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain.
8. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care.
Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan
kebutuhan pasien hampir semunay tergantung pada pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya
perawat.
9. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan
kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu
membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten
untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga harus
dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal,
pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien
untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.
10. Nursing Design

11
12

Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan


keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik
adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan
menjalankan standar kerja dll.
11. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan
pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan
pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan
perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta
mengetahui perkembangan perawatan diri klien.

F. ASUMSI DASAR
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori
keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :
a. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
b. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya
c. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional

G. PERNYATAAN – PERNYATAAN TEORITIS


Self-Care Deficit Theory of Nursing yang dikembangkan oleh Dorothea Orem
terdiri dari tiga teori umum yang saling berkaitan, yaitu :
1. The Theory of Self-Care
Untuk memahami tentang teori perawatan diri, perlu dipahami
terlebih dahulu mengenai konsep dasar perawatan diri (self-care),
kemampuan perawatan diri (self-care agency), faktor yang mempengaruhi
perawatan diri (basic conditioning factors), dan terapi kebutuhan perawatan
diri (therapeutic self-care demand).

12
13

Perawatan diri (self-care) adalah pelaksanan aktivitas individu yang


berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan hidup,
kesehatan dan kesejahteraan. Jika perawatan diri dapat dilakukan dengan
efektif, maka dapat membantu individu dalam mengembangkan potensi
dirinya. (Orem, 1991)
Kemampuan perawatan diri (self-care agency) adalah kemampuan
individu untuk terlibat dalam proses perawatan diri. Kemampuan ini
berkaitan dengan faktor pengkondisian perawatan diri.
Faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning
factor) yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, status kesehatan, orientasi
sosial budaya, sistem perawatan kesehatan, kebiasaan keluarga, pola hidup,
faktor lingkungan dan keadaan ekonomi.
Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand),
yaitu tindakan yang dilakukan sebagai bantuan untuk memenuhi syarat
perawatan diri.
Teori self-care tidak terlepas dari syarat perawatan diri (self-care
requisites), yaitu aspek yang menentukan tingkat pemenuhan perawatan
diri. Self-care requisites terdiri dari tiga kategori;
a. Universal self-care requisites
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau
kebutuhan dasar manusia, yaitu :
1) Pemeliharaan kebutuhan udara/oksigen,
2) Pemeliharaan kebutuhan air,
3) Pemeliharaan kebutuhan makanan,
4) Perawatan proses eliminasi dan ekskresi,
5) Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
6) Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial,
7) Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan,
8) Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam
hubungan social.

13
14

b. Developmental self-care requisites


Berbeda dengan universal self-care requisites, developmental self-
care requisites terbentuk oleh adanya:
1) Perbekalan kondisi yang meningkatkan pengembangan,
2) Keterlibatan dalam pengembangan diri,
3) Pengembangan pencegahan dari efek yang mengancam
kehidupan.
Pengembangan aspek perawatan diri berhubungan dengan pola
hidup individu yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya.
c. Health deviation self-care requisites
Perawatan diri berkaitan dengan penyimpangan kesehatan. Timbul
akibat adanya gangguan kesehatan dan penyakit. Hal ini
menyebabkan perubahan kemampuan individu dalam proses
perawatan diri.
2. The Theory of Self-Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem. Teori ini
mengambarkan kapan keperawatan dibutuhkan. Keperawatan diperlukan
ketika individu tidak mampu atau mengalami keterbatasan dalam memenuhi
syarat perawatan diri yang efektif. Keperawatan diberikan jika tingkat
kemampuan perawatan diri lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan
perawatan diri atau kemampuan perawatan diri seimbang dengan kebutuhan
namun hubungan deficit dapat terjadi selanjutnya akibat penurunan
kemampuan, peningkatan kualitas dan kuantitas kebutuhan atau keduanya.

14
15

Penjelasan gambar :
Ketika ada kebutuhan untuk merawat diri sendiri dan individu
mampu memenuhi permintaan itu, perawatan diri adalah mungkin. Jika, di
sisi lain, tuntutan lebih besar dari kapasitas individu atau kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan itu, mak akan terjadi ketidakseimbangan dan hal ini
disebut dengan “defisit perawatan diri”.
Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa,
kebutuhan melebihi kemampuan perawatan, kemampuan sebanding dengan
kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang, kemungkinan
terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam
proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut
diantaranya; bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing
orang lain, memberi support baik secara fisik atau psikologis, meningkatkan
pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan
atau memberi pendidikan pada orang lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima
perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan
memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai taraf
kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat
ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan
diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam
bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri.

15
16

Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan


mengalami penurunan/defisit perawatan diri.
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan
diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila
seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti
stress fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau
orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada
orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan
lebih memberikan self care theraupetic. Nursing agency menggunakan
kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu dikoordinasi,
dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan asuhan
keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan kegiatan ini
harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang diberikan
sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat bagi klien.
3. The Theory of Nursing System
Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek
keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk
mencapai kebutuhan perawatan diri (self-care demand) pasiennya dan untuk
melindungi dan mengontrol latihan/pengembangan dari kemampuan
perawatan diri pasien (self-care agency).
Orem (1991) mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem
keperawatan berdasarkan kemampuan pasien dalam mencapai syarat
pemenuhan perawatan diri.
1. Wholly Compensatory System
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh merupakan suatu
tindakan keperawatan dengan memberikan kompensasi penuh
kepada pasien disebabkan karena ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri.
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan ketika
perawat harus menjadi peringan bagi ketidakmampuan total seorang
pasien dalam hubungan kegiatan merawat yang membutuhkan

16
17

tindakan penyembuhan dan manipulasi. Perawat mengambil alih


pemenuhan kebutuhan self caresecara menyeluruh kepada pasien
yang tidak mampu, misal: pada pasien koma atau pasien bayi.
2. Partly Compensatory System
Sistem penyeimbang sebagian yaitu sistem keperawatan dalam
memberikan perawatan diri kepada pasien secara sebagian saja dan
ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.
Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat
dilakukan oleh pasien dalam memenuhi kebutuhan self care-nya,
dijalankan pada saat perawat dan pasien menjalankan intervensi
perawatan atau tindakan lain yang melibatkan tugas manipulatif atau
penyembuhan, misal: pasien usia lanjut, pasien stroke dengan
kelumpuhan.
c. Supportive-Educative System
Sistem yang mendukung/mendidik yaitu tindakan keperawatan yang
bertujuan untuk memberikan dukungan dan pendidikan agar pasien
mampu melakukan perawatan mandiri. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi
melakukan self care, tetapi yang melakukan self care adalah pasien
sendiri, misal: mengajarkan pasien merawat lukannya, mengajarkan
bagaimana menyuntik insulin. Diperlukan pada situasi dimana
pasien harus belajar untuk menjalankan ketentuan yang dibutuhkan
secara eksternal atau internal yang ditujukan oleh therapeutic self
care, namun tidak dapat melakukan tanpa bantuan. Metode bantuan
diantaranya: tindakan, panduan, pelajaran, dukungan dan
memberikan lingkungan yang membangun.

17
18

Figure 2.2. Basic nursing systems. (From Orem, D.E.[2001]. Nursing:


Concepts of practice [6th ed., p. 351]. St. Louis: Mosby.)

2.8 KERANGKA KERJA


Self care Kategori self care Self care Self care Nursing action
Requisites Requistes agent deficit
Universal  Cairan ( ) Elf care Mandiri :
 Makanan Mandiri agency <  Support perawatan
 Proseseliminasi ( ) Parsial self care diri
 Istirahat dan ( ) Total demand  Pengaturan latihan
tidur dan

18
19

 Interaksi sosial Untuk pengembangan


 Pencegahan dari setiap self care agency
bahaya kategori
 Peningkatan self care Parsial :
fungsi dan reguisites Nurse action :
perkembangan  Menentukan
manusia kebutuhan self
care pasien
 Membantu
keterbatasan self
care pasien
 Membantu pasien
sesuai kebutuhan

Pasien action :
 Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
 Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien

19
20

 Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi pasien

Developmental  Mempertahanka Mandiri Mandiri :


n kondisi Partial  Support perawatan
lingkungan Total diri
 Yang  Pengaturan latihan
mendukung dan
perkembangan pengembangan
 Pencegahan dari self care agency
kondisi yang
mengancam Parsial :
perkembangan Nurse action :
normal  Menentukan
kebutuhan self
care pasien
 Membantu
keterbatasan self
care pasien
 Membantu pasien
sesuai kebutuhan

Pasien action :

20
21

 Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
 Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
 Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi pasien

Health  Pencarian Mandiri :


deviation terhadap  Support perawatan
bantuan medis diri
 Kesadaran  Pengaturan latihan
terhadap potensi dan
masalah yang

21
22

muncul akibat pengembangan


dari pengobatan self care agency
atau perawatan
 Modifikasi Parsial :
konsep atau Nurse action :
gambaran diri  Menentukan
 Penyesuaian kebutuhan self
gaya hidup yang care pasien
dapat  Membantu
mendukung keterbatasan self
perubahan status care pasien
kesehatan.  Membantu pasien
sesuai kebutuhan

Pasien action :
 Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
 Meregulasi self
care agency
 Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
 Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien

22
23

 Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
 Memberikan
support dan
melindungi pasien

H. PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI DOROTHEA E. OREM


Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada pelaksanaan
asuhan keperawatan terdapat pendekatan dan metode utama yang digunakan yaitu
metode memecahkan masalah secara ilmiah yang selanjutnya dikenal sebagai
proses keperawatan (nursing process).
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga tahap
proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses teknologi dari praktek
keperawatan. Tahapan tersebut meliputi: diagnosa keperawatan dan persepsi,
mendisain sistem keperawatan dan perencanaan, dan memproduksi dan mengatur
sistem keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan.
Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan mengenai perawatan
merupakan bentuk kegiatan manajemen kasus. Didalam diagnosa
keperawatan memerlukan telaahan dan pengumpulan fakta tentang pasien
termasuk self care agent dan therapeutic self-care demand dan hubungan
keduannya sehingga dapat ditetapkan self-care deficit (Orem, 2001). Orem
menegaskan bahwa dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar

23
24

tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan


dan dalam pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga serta bentuk
dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan keperawatan yang dilakukan
perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan pengumpulan
data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status
kesehatan perorangan, persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang,
persepsi pasien/individu berkaitan dengan kesehatan dirinya sendiri, tujuan
kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan
status kesehatan, kebutuhan pasien/individu terhadap self-care dan
integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-care. Dari data-data
dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam area masing-masing, yaitu:
Universal self-care requisites, developmental requisites dan health-
deviation sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain data-
data tersebut penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan
pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat
disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa pertanyaan dan
menjawab hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah kebutuhan perawatan
therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien
mempunyai self-care demand dan untuk memenuhi therapeutic self-care
demand-nya, apakah sifat dan alasan hal tersebut, apakah pasien perlu
dibantu untuk menahan diri menggunakan self care, apakah untuk
melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan terapetik, dan
apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang akan
datang.
b. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada
pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif dan
menentukan cara-cara yang benar dalam membantu self care pasien. Tahap
ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien dan peran perawat dalam

24
25

melakukan self care yang dilakukan dalam memenuhi therapeutic self-care


demand, dan mengatur latihan self-care agency, melindungi dan membantu
self care agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan cara
untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan dengan
usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu saat perawat dengan klien
berinteraksi.
c. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan
Di dalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan
mengatur sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan pasien,
dapat melakukan perencanaan dan kontrol, dan tahap ini mengatur sistem
keperawatan serta menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi
therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan pengembangan
kemampuan akan self-care. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: membatu,
menuntun, mengarahkan, menstimulus minat, mendukung, meregulasi,
mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga sistem perawatan
dapat berjalan dengan optimal.
Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses keperawatan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem
1. Pengkajian - Diagnosis dan resep; menentukan mengapa keperawatan
2. diperlukan. menganalisis dan menafsirkan-melakukan
penilaian mengenai perawatan
- Desain dari sistem keperawatan dan rencana untuk
pengiriman perawatan
- Produksi dan pengelolaan sistem keperawatan

Langkah – 1 Pengumpulan data di enam area:


1. Status kesehatan seseorang
2. Persepsi dokter tentang status kesehatan seseorang

25
26

3. Persepsi individu tentang status kesehatannya


4. Tujuan kesehatan dalam konteks sejarah hidup, gaya
hidup, dan status kesehatan
5. Kebutuhan untuk perawatan diri
6. Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri
2. Diagnosa Langkah ke – 2 :
Keperawatan dan - Perawat mendesain sistem yang menyeimbangkan
Perencanaan beserta secara keseluruhan atau sebagian, atau suportif-edukatif.
Rasional - Membawa sebuah organisasi yang baik dari komponen
perawatan diri pasien terapi 'tuntutan
- Pemilihan kombinasi cara untuk membantu yang lebih
efektif dan efisien dalam menyeimbangkan/ mengatasi
defisit perawatan diri pada pasien
3. Implementasi dan Langkah ke – 3 :
Evaluasi - Perawat membantu pasien atau keluarga dalam hal
perawatan diri untuk mencapai kesehatan dan dijelaskan
dan hasil kesehatan yang terkait. mengumpulkan bukti-
bukti dalam hasil evaluasi terhadap hasil yang dicapai
ditentukan dalam desain sistem keperawatan
- Tindakan diarahkan oleh komponen etiologi diagnosis
keperawatan
- Evaluasi

I. KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI DOROTHEA E. OREM


a. Kekuatan
1. Menyediakan dasar yang komprehensif untuk praktik keperawatan
2. Memiliki utilitas untuk keperawatan profesional di bidang
kurikulum keperawatan keperawatan praktik, administrasi
keperawatan pendidikan, dan penelitian keperawatan
3. Menentukan saat keperawatan diperlukan

26
27

4. Pendekatan perawatan diri nya adalah kontemporer dengan konsep


promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
b. Kelemahan/Keterbatasan
1. Dalam teori sistem secara umum, sistem dipandang sebagai satu
kesatuan, sementara Orem mendefinisikan sistem sebagai suatu
keseluruhan, hal.
2. Kesehatan sering dipandang sebagai sesuatu yang dinamis dan selalu
berubah.
3. Teorinya berorientasi pada penyakit.
J. APLIKASI KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT OREM
1. APLIKASI TEORI DOROTHY OREM DALAM PEMBERIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY Y DENGAN KASUS INFEKSI
POST SECTIO CESARIA DI RUMAH SAKIT KOTA BENGKULU
Jenis studi kasus ini adalah studi kasus infeksi post SC dengan
aplikasi teori Orem dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan memusatkan
perhatian pada objek tertentu. Dorothy Orem memberikan pelayanan
keperawatan dengan memunculkan potensi pada tiap individu yang
terganggu karena kondisinya sakit. Serta perawat memberikan motivasi
kepada seorang klien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (self care)
tanpa adanya ketergantungan pada orang lain. Sehingga pasien secara
mandiri mengerti tentang pentingnya melakukan perawatan diri, untuk
mencapai kesehatan yang optimal.
2. PENERAPAN MODEL KEPERAWATAN NEED FOR HELP
WIEDENBACH DAN SELF CARE OREM PADA ASUHAN
KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN KONTRAKSI DINI
Aplikasi teori keperawatan Need for Help Wiedenbach dan Self
Care Orem efektif dilakukan pada lima ibu hamil dengan kontraksi dini.
Integrasi model keperawatan Need for Help Wiedenbach diterapkan pada
fase akut. Sedangkan pada fase pemeliharaan dilakukan asuhan
keperawatan dengan Self Care Orem. Aplikasi teori tersebut berhasil
membantu menyelesaikan masalah keperawatan dan menghentikan
kontraksi uterus sampai usia kehamilan aterm. Setelah melaksanakan
praktik residensi spesialis keperawatan maternitas, penulis mampu
mencapai target kompetensi dengan baik.

27
28

3. Aplikasi Teori Self-Care Deficit Orem dalam Konteks Tuna Wisma (Studi
Literatur) (The Application of Orem’s Self Care Deficit in Homeless
Setting)
Teori Perawatan Diri banyak digunakan dalam ilmu keperawatan
untuk memberikan kerangka kerja konseptual sebagai panduan praktik dan
membangun pengetahuan perawatan diri melalui riset. Orem
mendeskripsikan perawatan diri sebagai tindakan yang berkesinambungan
yang diperlukan dan dilakukan oleh orang dewasa untuk mempertahankan
hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini juga digunakan dalam
konteks tuna wisma oleh banyak ahli. Artikel ini bertujuan untuk
mendeskripsikan konsep Teori Perawatan Diri Orem, mendeskripsikan
kondisi perawatan diri tuna wisma, dan mengaplikasikan Teori Perawatan
Diri Orem dalam konteks tuna wisma.

28
29

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan
sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat
harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga
klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan
dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan
karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan .
Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna
bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu.
Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi
merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat
menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan
model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan
ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh
kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.

B. SARAN
Dengan mengetahui model - model keperawatan yang ada diharapkan
perawat bisa mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita terapkan
dalam keadaan dan situasi tertentu. Jangan sampai salah mengambil metode
karena setiap situasi dan kondisi selalu berubah.

29
30

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing theory: utilization and application.
Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Alligood, M.R., & Tomey, A.M. (2006). Nursing theory: utilization and
application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Hartweg, D.L. 1991. Dorothea Orem: self-care deficit theory. Newbury Park,
California: Sage Publications, Inc.
Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory.
“Exciting, Realistic, and Usable”. www. Diosav.org. Diunduh 18 Mei
2010
Parker, M.E. 1990. Nursing theories in practice. New York: National League for
Nursing.
Tomey, A,M. 2006. Nursing theorists and their work,6th edition. St, Louis, Missouri; C.V.
Mosby Company

30

Anda mungkin juga menyukai