Reviewer
Ukuran efisiensi teknis sebuah perusahaan dalam kelompok sekawan (TEi) secara umum
diukur dengan rasio:
6. Sampel
Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder selama periode 2006-2007 yang
bersumber dari publikasi Bank Indonesia yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi. Data diolah
dengan menggunakan software DEAPxp 2.1 untuk mendapatkan skor efisiensi masing-
masing bank BPD yang diobservasi untuk setiap tahunnya mulai dari tahun 2006 sampai
tahun 2007.
7. Uji hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
Berdasarkan kelompok aset, BPD beraset besar memiliki tingkat efisiensi yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok BPD yang lain dan diatas total keseluruhan BPD.
Pada tahun 2006, tingkat efisiensi DEA BPD beraset besar mencapai nilai 93% dan
mengalami peningkatan 96% pada tahun 2007. Kelompok BPD beraset menengah pada
tahun 2006, tingkat efisiensinya lebih baik dari kelompok BPD beraset kecil yaitu 78%,
tapi kinerja efisiensi kedua kelompok BPD tersebut dibawah kinerja efisiensi BPD
keseluruhan. Pada tahun 2007, kinerja efisiensi kelompok BPD beraset kecil lebih tinggi
dari kelompok bank beraset menengah, tapi nilai DEA kedua kelompok BPD tersebut
mengalami peningkatan dan masih dibawah nilai DEA total keseluruhan BPD.
8. Hasil dan pembahasan
Berdasarkan kelompok aset, BPD beraset besar memiliki tingkat efisiensi yang jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok BPD yang lain dan diatas total keseluruhan BPD.
Pada tahun 2006, tingkat efisiensi DEA BPD beraset besar mencapai nilai 93% dan
mengalami peningkatan 96% pada tahun 2007. Kelompok BPD beraset menengah pada
tahun 2006, tingkat efisiensinya lebih baik dari kelompok BPD beraset kecil yaitu 78%,
tapi kinerja efisiensi kedua kelompok BPD tersebut dibawah kinerja efisiensi BPD
keseluruhan. Pada tahun 2007, kinerja efisiensi kelompok BPD beraset kecil lebih tinggi
dari kelompok bank beraset menengah, tapi nilai DEA kedua kelompok BPD tersebut
mengalami peningkatan dan masih dibawah nilai DEA total keseluruhan BPD.
Secara individual, pada tahun 2006, hasil pengukuran DEA menunjukkan bahwa dari 26
BPD terdapat hanya 3 BPD (BPD Bengkulu. BPD Jabar, dan BPD Sulawesi tengah) yang
memenuhi syarat mencapai nilai sesuai target yaitu tingkat efisiensinya mencapai angka 1
atau 100%. Sementara 21 BPD nilai efisiensinya dibawah 100%, 2 BPD yaitu BPD
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara tidak bisa dihitung nilai efisiensinya karena
ketidaktersediaan data. Pada tahun 2007, jumlah BPD yang nilai efisiensinya mencapai
nilai maksimal 100% meningkat menjadi 7 BPD, yaitu: BPD Aceh, Sumut, Bengkulu,
Jakarta, Jabar, Sulawesi Tengah dan Papua. Sementara 18 BPD nilai efisiensinya dibawah
100%. Terdapat 4 BPD yang mengalami peningkatan kinerja efisiensi mencapai maksimal
100% dibandingkan tahun 2006 yaitu; BPD Aceh, Sumut, Jakarta, dan Papua, sementara
BPD Bengkulu, Jabar dan Sulawesi Tengah dapat mempertahankan nilai efisiensinya
100%.
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 26 BPD seluruh Indonesia selama periode
2006-2007 dari hasil perhitungan kinerja efisiensi teknis menunjukkan bahwa BPD
mengalami peningkatan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya, tapi nilai efisiensinya
masih dibawah angka yang maksimal yaitu 100%. Artinya, bank BPD dalam kegiatan
operasionalnya belum efisien dalam memanfaatkan semua kemampuan potensial yang
dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang maksimal. Berdasarkan kelompok aset,
bank BPD beraset besar memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi dari pada bank BPD
breast menengah dan kecil. Bagi BPD yang tidak mampu mencapai nilai efisiensi 100%,
untuk mencapai nilai maksimal maka bank tersebut harus meningkatkan total penyaluran
kredit dan total pendapatan.
10. Pengembangan Penelitian
Selanjutnya penelitian ini sebaiknya :
Spesifikasi input-output dalam penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi,
penelitian ini bisa juga dikembangkan dengan pendekatan aset atau pendekatan produksi
penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan memasukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja efisiensi bank, misalnya; ukuran bank (market size), tingkat
profitabilitas, dan pangsa pasar (market share).
REVIEW ARTIKEL 6
Dependen
ICER adalah adalah statistik yang digunakan dalam analisis efektivitas biaya untuk
merangkum efektivitas biaya dari intervensi perawatan kesehatan.
Pengukuran variabel :
Dependen
QALY adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu intervensi kesehatan yang
terkait erat dengan besaran kualitas hidup.
Pengukuran variabel :
Dihitung dengan laju kurang dari 1 per tahun. Mati dikaitkan dengan 0
6. Sampel
Multinasional uji coba secara acak buta ganda pada 2060 pasien dengan batuk akut / LRTIs
direkrut di 12 negara Eropa.
7. Uji hipotesis
𝐶𝑂𝑆𝑇𝑤𝑖𝑡ℎ 𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝐶𝑂𝑆𝑇𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑐𝑎𝑟𝑒: 𝑛𝑜 𝑡𝑒𝑠𝑡
𝐼𝐶𝐸𝑅 =
𝑂𝑈𝑇𝐶𝑂𝑀𝐸𝑤𝑖𝑡ℎ 𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑂𝑈𝑇𝐶𝑂𝑀𝐸𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑐𝑎𝑟𝑒: 𝑛𝑜 𝑡𝑒𝑠𝑡
8. Hasil dan pembahasan
Karakteristik dasar
Data diperoleh dari 2060 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Dari jumlah
tersebut, 1.037 (50,3%) secara acak menerima amoksisilin, dan 1023 (49,7%)
dengan plasebo. Rata-rata usia adalah serupa pada kelompok intervensi dan kontrol.
Sebanyak 595 (28,8%) pasien berusia ≥ 60 tahun.
Hasil kesehatan
Analisis data dilakukan atas dasar niat untuk mengobati dan mengambil pendekatan
tambahan. EQ-5D 3L skor dan biaya diperhitungkan menggunakan metodologi
imputasi berganda. Perbedaan rata-rata dalam biaya dan QALY antara kelompok uji
coba diperkirakan. Untuk menghindari QALY yang bias, ketidakseimbangan dalam
utilitas dasar antara kelompok dikontrol. Mengingat sifat multinasional dari
penelitian ini, pemodelan hierarkis (dengan variabel penjelas bertingkat ke tingkat
pasien dan negara) digunakan untuk memperkirakan biaya per QALY yang
diperoleh, serta manfaat moneter moneter tambahan (INB) tambahan. Untuk
menentukan kemungkinan antibiotik menjadi efektif biaya, kurva akseptabilitas
efektivitas biaya (CEAC) dibangun menggunakan pendekatan Hoch dan rekannya.
18 Institut Nasional untuk Kesehatan dan Perawatan Excellence (NICE)
merekomendasikan ambang batas antara £ 20.000 dan £ 30 000 (antara € 24 655 dan
€ 36 982) per QALY digunakan untuk menilai efektivitas biaya intervensi.
Efektivitas biaya
Perbedaan biaya antara amoksisilin dan kelompok plasebo adalah € 3,04 (£ 2,42)
sebelum akuntansi untuk biaya resistensi. Perbedaan QALYs antara kedua kelompok
adalah 0,00037. Amoksisilin dikaitkan dengan ICER dari € 8216 (£ 6540) per QALY
diperoleh ketika biaya resistensi dikecualikan. ICER itu di bawah ambang BAGUS-
direkomendasikan, dan INB amoksisilin di £ 20 000 ( € 24 655) per QALY yang
diperoleh adalah positif.
9. Kesimpulan
Evaluasi ekonomi dari strategi pemberian antibiotik yang tidak termasuk biaya resistensi
dapat memberikan hasil yang menyesatkan dan dapat dipertanyakan penggunaannya bagi
para pembuat kebijakan. Namun, pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk memperkirakan
biaya resistensi yang kuat.
10. Pengembangan Penelitian
Tidak ada studi lain telah melakukan ini dalam pengaturan multinasional, atau pada pasien
berusia ≥ 60 tahun. Mengingat tidak ada ambang batas di seluruh Eropa, penelitian harus
bergantung pada ambang efektifitas biaya Inggris. Untuk mengatasi hal ini, penelitian
selanjutnya diberikan sampel atau batasan yang lebih luas agar dapat mengeksplorasi secara
luas.