Anda di halaman 1dari 8

1

JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013

PERBEDAAN PRODUKSI TANAMAN APEL (Malus sylvestris mill.) PADA


AGROKLIMAT YANG BERBEDA
(Studi Kasus Pada Sentra Produksi Tanaman Apel di Kota Batu dan
Kabupaten Malang)

DIFFERENCES IN THE PRODUCTION OF APPLE CROP (Malus sylvestris mill.)


IN DIFFERENTS AGRO-CLIMATIC
(Case Studies On The Apple Crop Center Production In Batu City And Malang
Regency)
1*)
Shelvi Sellitasari , Ainurrasyid, Agus Suryanto
*)
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya,
Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK Poncokusumo. The experiment was


conducted on apple production centers are
Apel (Malus sylvestris L.) adalah salah satu located in the Village District Poncokusumo,
buah yang banyak diminati oleh masyarakat Malang with altitude between 600-2100 m
di Indonesia, karena memiliki rasa yang above sea level and in Batu with altitude
enak dan banyak mengandung vitamin 680-1700 m above sea level. This study
sehingga bermanfaat. Di Indonesia, sentra used survey method that begins by giving
tanaman apel terletak di Kota Batu dan questionnaires to farmers and using T test
Kecamatan Poncokusumo. Penelitian with a level of 5% then continued by using
dilaksanakan pada sentra produksi apel correlation analysis. The results showed a
yang terletak di Desa Poncokusumo difference in quality of fruit cultivation
Kecamatan Poncokusumo, Malang dengan techniques as well agro-climatic factors.
ketinggian tempat antara 600-2.100 m dpl Quality of apples in Batu better than
dan di Kota Batu dengan ketinggian tempat Poncokusumo in fruit diameter, fruit color,
680 - 1.700 m dpl. Hasil penelitian fruit hardness, sugar content and fruit skin
menunjukkan adanya perbedaan kualitas texture.
buah ditinjau dari faktor klimatologi dan
teknik budidaya. Kualitas apel yang ada di Keywords : apples production, Malus
Batu memiliki kelebihan dibandingkan sylvestris L, temperature, humidity
dengan apel yang terdapat di Poncokusumo
diantaranya ialah ukuran diameter buah PENDAHULUAN
apel, warna kulit buah, kekerasan buah,
kandungan kadar gula dan tekstur kulit Malang dikenal sebagai penghasil
buah. apel di Indonesia, daerah penghasil utama
apel daerah Malang Raya adalah Kota Batu
Kata kunci : produksi apel, Malus sylvestris yang merupakan kota pemekaran dari
L, suhu, kelembaban Kabupaten Malang. Sedang penghasil apel
di Kabupaten Malang sendiri kini tinggal di
ABSTRACT Kecamatan Poncokusomo, sebuah
Kecamatan di timur Kota Malang yang
The apples (Malus sylvestris L.) is one of tepatnya berada di lereng kompleks
the many popular fruit by the Indonesian, pegunungan berapi Bromo-Tengger-
because it’s nice and contains a lot of Semeru. Kecamatan Poncokusumo dan
vitamins so useful. The center of apple Kota Batu memiliki ketinggian yang tidak
production In Indonesia, is located in jauh berbeda, kedua tempat tersebut
Malang, especially Batu Town and district of memang ideal untuk lahan perkebunan
2

Sellitasari : Perbedaan Produksi Tanaman Apel..............................................................................

tanaman apel mengingat letaknya di tanaman yang akan diamati dalam


ketinggian, dengan udara yang dingin (suhu beberapa parameter pengamatan yang
udara rata-rata sekitar 22ºC), dan memiliki akan diuji. Pada penelitian yang dilakukan
tanah dari material vulkanik yang subur terdapat beberapa parameter yang diamati
dengan pH tanah antara 6-7 (Ashari, 2004). diantaranya Agroklimat, meliputi
Apel merupakan tanaman buah yang pengukuran suhu dan kelembaban
dikembangkan dalam usaha perkebunan. dilakukan pada pagi hari (pukul 06.00 WIB),
Tanaman apel dikelompokkan dalam siang hari (pukul 12.00 WIB), dan sore hari
tanaman holtikultura, tanaman apel yang (pukul 18.00 WIB), pengukuran
dikembangkan di Kota Batu dan Kecamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Poncokusumo berasal dari Asia Barat Daya. apel yang meliputi pengukuran morfologi
Secara prinsip produksi suatu tanaman tanaman, perhitungan kualiatas buah,
ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu pengamatan pengkarakterisasi buah.
faktor genetik dan lingkungan. Faktor Analisa data untuk mengetahui adanya
genetik diterapkan dengan penggunaan interaksi genotipe dan lingkungan dilakukan
bibit unggul yang mempengaruhi potensi menggunakan uji t pada taraf 5% dan
produksi tinggi baik secara kualitas maupun dilanjutkan dengan uji korelasi untuk
kuantitas. Adapun faktor lingkungan meliputi mengetahui hubungan suhu dan
lingkungan pertanaman baik biotik maupuun kelembaban terhadap parameter
abiotik. Perubahan suhu yang signifikan pengamatan.
dampak global warming dapat berpengaruh
terhadap perkembangan tanaman apel. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan varietas baru tanaman
sangat terbatas, ditinjau dari sisi genetik Perbandingan suhu dan kelembaban
pengembangan tanaman apel di Indonesia Hasil pengamatan suhu dan
sangat tertinggal. kelembaban pada dua lokasi penelitian,
yaitu di Kecamatan Poncokusumo,
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Kabupaten Malang dan Kecamatan Bumiaji,
Kota Batu menunjukkan tidak ada
Penelitian dilaksanakan pada dua perbedaan suhu maupun kelembaban pada
sentra produksi apel yang memiliki kedua lokasi penelitian. Data rata-rata suhu
perbedaan agroklimat yaitu di Desa dan kelembaban ditampilkan pada (Tabel
Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu 1).
dan di desa Poncokusumo, Kecamatan Dari hasil pengamatan suhu dan
Poncokusumo, Kabupaten Malang. Kota kelembaban diatas dapat dijelaskan tidak
Batu memiliki ketinggian tempat 680-1700 ada pengaruh nyata terhadap suhu dan
m dpl dengan suhu udara rata-rata 18-24°C. kelembaban pada kedua lokasi tersebut.
Kecamatan Poncokusumo, memiliki Pada variabel suhu, rata-rata suhu tertinggi
ketinggian tempat antara 600-2.100 m dpl terdapat di Kecamatan Bumiaji yaitu 23,10
o
dengan curah hujan rata-rata antara 2300 C, sedangkan di Kecamatan Poncokusumo
o
mm s/d 2500 mm per-tahun, dan suhu rata- memiliki rata-rata suhu 22,47 C.
rata 21,7°C. Penelitian dilaksanakan pada Pada hasil analisis diatas
bulan Juni - Agustus 2012. menunjukan hasil pertumbuhan dan
Penelitian menggunakan metode perkembangan tanaman apel, pada tinggi
survei yang merupakan gabungan dari tanaman terlihat interaksi perbedaan yang
observasi lapang dan wawancara dengan nyata terhadap kedua lokasi tersebut.
petani. Pengamatan dilakukan pada dua Tanaman apel yang ditanam di Kecamatan
lokasi yang berbeda. Teknik pengambilan Bumiaji memiliki rata-rata tinggi tanaman
sampel dilakukan secara purposive pada sebesar 271,25 cm sedangkan rata-rata
tiap lokasi dengan menyebarkan kuisioner tinggi tanaman apel di Kecamatan
terhadap 30 responden di setiap lokasi Poncokusumo sebesar 348,66 cm.
penelitian. Setiap responden mewakili 5
3

Sellitasari : Perbedaan Produksi Tanaman Apel..............................................................................

Tabel 1 Hasil analisis suhu dan kelembaban

Pengamatan Tulungrejo (Batu) (680-1700 mdpl) Poncokusumo (Malang) (600-2100 mdpl)

Suhu (°C) 23,10 22,47


RH (%) 72,87 72,87
tn tn
T Hitung 0,644 -2,181
T Tabel 2,776 2,776

Keterangan: Angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada tiap perlakuan
tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn = tidak nyata, n = nyata

Tabel 2 Pertumbuhan dan perkembangan tanaman apel

Jumlah
Diameter Diameter Jumlah Jumlah
Tinggi cabang
batang tajuk bunga buah
Lokasi tanaman primer
tanaman tanaman tanaman tanaman
(cm) tanaman
(cm) (cm) (buah) (buah)
(batang)
Batu 271,25 10,77 423,76 2,15 784,49 433,74
Poncokusumo 348,66 11,05 489,36 2,25 794,56 373,12
n tn n tn tn n
T Hitung 13,992 -1200 -9,759 -1,676 -0,235 5,688
T Tabel 1,968 1,968 1,969 1,968 1,968 1,968

Keterangan: Angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada tiap perlakuan
tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn = tidak nyata, n = nyata

Karakter diameter batang tanaman tinggi tanaman apel di Kecamatan


menunjukkan tidak ada perbedaan interaksi Poncokusumo sebesar 348,66 cm. Karakter
yang nyata di kedua lokasi penelitian. Rata- diameter batang tanaman menunjukkan
rata batang tanaman yang tertinggi terdapat tidak ada perbedaan interaksi yang nyata di
di Kecamatan Poncokusumo yaitu sebesar kedua lokasi penelitian. Rata-rata batang
11,05 cm, sedangkan di Kecamatan Bumiaji tanaman yang tertinggi terdapat di
rata-rata batang tanaman sebesar 10,77 Kecamatan Poncokusumo yaitu sebesar
cm. Dari hasil pengamatan suhu dan 11,05 cm, sedangkan di Kecamatan Bumiaji
kelembaban diatas dapat dijelaskan tidak rata-rata batang tanaman sebesar 10,77
ada pengaruh nyata terhadap suhu dan cm.
kelembaban pada kedua lokasi tersebut. Rata-rata diameter tajuk tanaman
Pada variabel suhu, rata-rata suhu tertinggi apel yang ditanam di Kecamatan Bumiaji
terdapat di Kecamatan Bumiaji yaitu 23,10 adalah sebesar 423,760 cm dan rata-rata
o
C, sedangkan di Kecamatan Poncokusumo diameter tajuk tanaman apel yang ditanam
o
memiliki rata-rata suhu 22,47 C. di Kecamatan Poncokusumo adalah
Pada hasil analisis diatas sebesar 489,367 cm. Dari data diatas dapat
menunjukan hasil pertumbuhan dan diketahui bahwa terdapat interaksi
perkembangan tanaman apel, pada tinggi perbedaan yang nyata, dimana tajuk
tanaman terlihat interaksi perbedaan yang tanaman antara tanaman apel yang ditanam
nyata terhadap kedua lokasi tersebut. di Kecamatan Bumiaji lebih kecil daripada
Tanaman apel yang ditanam di Kecamatan Kecamatan Poncokusumo.
Bumiaji memiliki rata-rata tinggi tanaman Dari tabel diatas dapat diketahui
sebesar 271,25 cm sedangkan rata-rata bahwa tidak ada perbedaan yang nyata
4

JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013


Tabel 3 Uji kekerasan buah dan kadar gula

Lokasi Kekerasan buah (lbf) Kadar gula (brix)


Batu 11,650 a 16,500 b
Poncokusumo 14,967 a 14,167 a
tn n
T Hitung -1,846 4,427

T Tabel 2,228 2,228

Keterangan: Angka yang didampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada tiap perlakuan
tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn = tidak nyata, n = nyata

antara jumlah cabang primer tanaman Rata-rata kekerasan buah apel yang
antara tanaman apel yang ditanam di ditanam di Kecamatan Bumiaji sebesar
Kecamatan Bumiaji dan di Kecamatan 11,650 lbf dan rata-rata kekerasan buah
Poncokusumo. Rata-rata jumlah cabang apel yang ditanam di Kecamatan
primer tanaman apel yang ditanam di Poncokusumo sebesar 14,967 lbf. Dari data
Kecamatan Bumiaji adalah sebesar 2,153 terlihat bahwa secara deskriptif tidak
sedangkan rata-rata jumlah cabang primer terdapat perbedaan yang nyata pada
tanaman apel yang ditanam di Kecamatan kekerasan buah apel yang ditanam di
Poncokusumo sebesar 2,247. Rata-rata Kecamatan Bumiaji dengan Kecamatan
jumlah bunga tanaman apel yang ditanam di Poncokusumo, dengan kata lain kekerasan
Kecamatan Bumiaji sebesar 784,493 dan buah apel Kecamatan Bumiaji dengan apel
rata-rata jumlah bunga tanaman apel yang Kecamatan Poncokusumo relatif sama.
ditanam di Kecamatan Poncokusumo Rata-rata kadar gula buah apel yang
sebesar 794,567. ditanam di Kecamatan Bumiaji adalah
Perbedaan jumlah bunga antara tanaman sebesar 16,5 brix dan rata-rata kadar gula
apel yang ditanam di Kecamatan Bumiaji buah apel yang ditanam di daerah
lebih sedikit daripada jumlah bunga Kecamatan Poncokusumo adalah sebesar
tanaman apel di Kecamatan Poncokusumo. 14,167 brix. Dari tabel dapat diketahui
Berdasarkan hasil uji T, tidak terdapat bahwa kadar gula buah antara tanaman
perbedaan yang nyata pada jumlah bunga apel yang ditanam di Kecamatan Bumiaji
tanaman apel Kecamatan Bumiaji dengan lebih tinggi daripada Kecamatan
Kecamatan Poncokusumo. Dikatakan Poncokusumo hal ini menunjukkan terdapat
bahwa, jumlah bunga tanaman apel yang interaksi yang berbeda nyata pada hasil uji
ditanam di Kecamatan Bumiaji dengan kadar gula tersebut.
Kecamatan Poncokusumo relatif sama.
Pada hasil analisi dapat diketahui bahwa Analisis Korelasi
terdapat interaksi yang berbeda nyata Berdasarkan grafik di bawah, dapat
terhadap jumlah buah tanaman pada lokasi dijelaskan bahwa variabel tinggi tanaman
penelitian yang dilakukan di Kecamatan memiliki koefisien korelasi sebesar -0,417
Bumiaji dan di Kecamatan Poncokusumo. dengan signifikansi sebesar 0,022.
Rata-rata jumlah buah tanaman apel yang Signifikansi kurang dari α = 0,05
ditanam di Kecamatan Tulungrejo sebesar menjelaskan bahwa variabel suhu memiliki
433,74 dan rata-rata jumlah buah apel yang hubungan yang signifikan terhadap tinggi
ditanam di Kecamatan Poncokusumo tanaman (Gambar 1). Koefisien yang negatif
sebesar 373,12. mengindikasikan bahwa hubungan yang
terbentuk bersifat negatif.
5

Sellitasari : Perbedaan Produksi Tanaman Apel..............................................................................

290 R² = 0,1736

Tinggi Tanaman (cm)


285
280
275
270
265
260
21 22 23 24 25
Suhu (ᵒC)

Gambar 1 Grafik korelasi tinggi tanaman terhadap suhu di Kec. Bumiaji Kota Batu

15
Diameter Batang (cm)

10

5
R² = 0,1525
0
21 22 23 24 25
Suhu (ᵒC)

Gambar 2 Grafik Korelasi Diameter Batang Terhadap Suhu di Kec.Bumiaji Kota Batu

Variabel diameter batang memiliki Kecamatan Bumiaji lebih sedikit


koefisien korelasi sebesar -0,391 dengan dibandingkan penjarangan buah yang
signifikansi sebesar 0,033. Signifikansi dilakukan di Kecamatan Poncokusumo.
kurang dari α = 0,05 menjelaskan bahwa Bobot dan diameter buah dari hasil
variabel suhu memiliki hubungan yang penelitian menunjukkan grade buah apel di
signifikan terhadap diameter batang Kecamatan Bumiaji, Kota Batu tergolong
(Gambar 2). Koefisien yang negatif grade D, menurut Varhey (1985) dalam
mengindikasikan bahwa hubungan yang Notodimedjo (1995), kondisi buah apel yang
terbentuk bersifat negatif. dihasilkan petani Batu masih dibawah
Kualitas buah apel yang terdapat di standart, dikarenakan dugaan bahwa
Kecamatan Bumiaji dan di Kecamatan batang bawah tanaman apel di Indonesia
Poncokusumo memiliki perbedaan yang kurang sehat, terbukti dengan pertumbuhan
signifikan, terlihat pada ukuran diameter batang atas pohon yang kurang tegak, daun
buah apel, warna kulit buah, kekerasan tampak kecil dibandingkan dengan pohon
buah, kandungan kadar gula, dan tekstur apel yang berada di iklim rendah, banyak
kulit buah. Dilihat dari segi diameter buah kuncup lateral yang tetap dorman dan
apel yang ada di Kecamatan Bumiaji produktivitas kurang memuaskan baik dari
memiliki ukuran yang lebih kecil segi kualitas maupun kuantitas. Grade buah
dibandingkan dengan buah apel yang ada di yang dihasilkan terbanyak secara berurutan
Kecamatan Poncokusumo, hal ini ialah grade D (<100 g per buah), C (100-50
dikarenakan penjarangan buah yang ada di g per buah), B (150-200 g per buah) dan A
6

Sellitasari : Perbedaan Produksi Tanaman Apel..............................................................................

(>200 g per buah). Fungsi pengklasifikasian rata 72,87%. Hal ini menyebabkan suhu di
tersebut ialah sebagai dasar dalam hal Kecamatan Bumiaji lebih tinggi yang
pemasaran, pasar luar negeri menghendaki mengakibatkan rendahnya kelembaban di
hanya terbatas pada buah dengan grade daerah tersebut. Menurut Ashari (1995)
besar (A dan B). Hasil produksi apel di tanaman apel sebaiknya tumbuh pada suhu
daerah Batu yang didominasi oleh grade C 16-27°C dengan kelembaban relatif 75-85%
dan D maka apel Batu sebagian besar sehingga kelembaban di Kecamatan
hanya dipasarkan di wilayah dalam negeri. Bumiaji tidak memenuhi kriteria syarat
Sisa produksi digunakan sebagai bahan tumbuh tanaman apel yang baik. Pada
olahan seperti brem, brosem, jenang, selai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
dan keripik. penataan arsitektur model tajuk dilakukan
Pengujian organoletik yang telah dengan tujuan untuk memperluas tajuk yang
dilakukan kepada beberapa responden dapat terpapar oleh sinar matahari
untuk menunjukkan kualitas buah apel langsung, sehingga seluruh bagian daun
terhadap kekerasan buah yang ada di dalam tajuk dapat memperoleh dan
Kecamatan Bumiaji lebih renyah mengintersepsi cahaya dengan optimal.
dibandingkan dengan buah apel yang ada di Penataan arsitektur tajuk pohon apel
Kecamatan Poncokusumo. Namun, menurut bertujuan untuk mengoptimalkan
uji kekerasan buah yang dilakukan dengan fotosintesis dengan cara memperluas
penetrometer terhadap buah apel yang ada bagian tajuk yang terpapar oleh cahaya
di Kecamatan Poncokusumo menunjukkan matahari, mengurangi cabang yang saling
angka kekerasan buah yang lebih tinggi. Hal tumpang tindih sehingga seluruh bagian
ini dapat disimpulkan bahwa buah apel yang cabang mendapatkan pasokan cahaya yang
ada di Kecamatan Poncokusumo lebih relatif sama serta mengurangi pertumbuhan
keras dibandingkan dengan buah apel yang tunas yang tidak aktif berproduksi.
ada di Kecamatan Bumiaji, serta kandungan Peningkatan laju fotosintesis dan
kadar gula yang ada pada dua buah apel pengurangan tunas tidak produktif bertujuan
yang ditanam pada dua lokasi itu untuk meningkatkan produksi pohon apel.
menunjukkan perbedaan. Buah apel Batu Pengujian analisis korelasi yang telah
lebih manis daripada apel yang ditanam di dilakukan pada variabel suhu dan
daerah Poncokusumo, terlihat pada hasil kelembaban terhadap karakteristik tanaman
rata-rata ialah apel Batu memiliki kadar gula dan kualitas tanaman menunjukkan
16,50 brix, sedangkan kadar gula di hubungan yang signifikan maupun tidak
Poncokusumo hanya 14,17 brix. signifikan. Pada analisis korelasi suhu
Warna kulit serta tekstur kulit buah terhadap karakterisik tanaman di
pada apel varietas manalagi yang ditanam Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dan
di dua lokasi yang berbeda juga Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
menunjukkan perbedaan yang sangat Malang menunjukkan hasil yang signifikan
signifikan, yaitu buah apel Batu memiliki pada parameter tinggi tanaman dan
warna dan tekstur kulit buah yang lebih diameter batang menunjukkan hubungan
menarik. Buah apel di Kecamatan Bumiaji korelasi sempurna bersifat negatif, hal ini
memiliki kualitas yang lebih baik, namun dapat dilihat dari arah grafik yang mengarah
secara fisik apel di Kecamatan Bumiaji, kebawah. Sedangkan pada diameter tajuk,
Kota Batu memiliki ukuran yang lebih kecil jumlah cabang primer, jumlah bunga, jumlah
daripada apel di Kecamatan Poncokusumo, buah menunjukkan hubungan yang tidak
Kabupaten Malang. Hal ini karena tanaman signifikan.
apel yang ada di Kecamatan Bumiaji dan Analisis korelasi yang telah dilakukan
Kecamatan Poncokusumo memiliki terhadap kelembaban dan karakterisitik
agroklimat dan teknik budidaya yang tanaman di Kecamatan Bumiaji dan
berbeda. Kecamatan Bumiaji memiliki Kecamatan Poncokusmo menunjukkan
ketinggian tempat yang lebih rendah hubungan korelasi sempurna yang bersifat
daripada Kecamatan Poncokusumo yaitu positif yang terlihat pada vaiabel tinggi
680-1700 mdpl dengan kelembaban rata- tanaman, diameter batang, dan jumlah buah
7

Sellitasari : Perbedaan Produksi Tanaman Apel..............................................................................

sedangkan pada variabel diameter tajuk, Perompesan tanaman apel di daerah


jumlah cabang primer, dan jumlah buah di batu menggunakan cara manual yaitu
Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan memotong atau memetik daun yang
Poncokusumo menunjukkan hubungan dilakukan oleh tenaga kerja yang ada di
yang tidak signifikan. Variabel suhu yang daerah tersebut, disamping hasil yang lebih
telah dianalisis terhadap kualitas produksi di bagus juga tidak merusak batang tanaman
Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan apel yang masih bisa berproduksi.
Poncokusumo diketahui bahwa variabel Pemotongan cabang produktif dilakukan
suhu dan kadar gula buah apel di untuk pembentukan tajuk dan untuk
Kecamatan Bumiaji mempunyai hubungan menghasilkan cabang vegetatif dan cabang
yang signifikan positif sedangkan di baru agar dapat berbunga.
Kecamatan Poncokusumo juga memiliki
hubungan signifikan namun negatif yang KESIMPULAN
dapat diketahui pada dengan arah grafik
kebawah. Pada variabel suhu terhadap Agroklimat suhu dan kelembaban pada
kekerasan buah di Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dan
Kecamatan Poncokusumo menunjukkan Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
hubungan yang tidak signifikan, sedangkan Malang relatif sama yaitu 23,10 dan 22,47
pada variabel kelembaban di Kecamatan sedangkan kelembaban 72,87%. Secara
Bumiaji dan Kecamatan Poncousumo umum, tanaman apel Manalagi di
menunjukkan hubungan yang tidak Kecamatan Poncokusumo lebih tinggi
signifikan terhadap kekerasan buah. Pada daripada tanaman apel di Kecamatan
teknik budidaya terdapat perbedaan antara Bumiaji, dan mempunyai diameter tajuk
petani di Kecamatan Bumiaji dan di yang lebih tinggi. Namun, jumlah buah per
Kecamatan Poncokusumo yaitu dalam tanaman yang ada di Kecamatan Bumiaji,
penggunaan jarak tanam, pemupukan, Kota Batu lebih tinggi daripada Kecamatan
perompesan, pengendalian hama dan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
penyakit serta penjarangan buah. Kekerasan Buah dan Kadar Gula buah apel
Penggunaan jarak tanam yang manalagi di Kecamatan Bumiaji dan
digunakan petani Kecamatan Bumiaji, Kota Kecamatan Poncokusumo menunjukkan
Batu lebih pendek atau rapat daripada di tidak ada perbedaan yang nyata,
Kecamatan Poncokusumo yaitu 1,5x1,5- sedangkan kadar gula di Kecamatan
2,0x2,0 m, sedangkan di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu lebih tinggi daripada
Poncokusumo menggunakan jarak tanam Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
3x3 m. Jarak tanam yang rapat Malang. Hubungan korelasi antara tinggi
mengakibatkan persaingan dalam tanaman dan diameter batang tanaman apel
mendapatkan sinar matahari dan unsur terhadap suhu di Kec. Bumiaji dan di Kec.
hara. Jarak tanam yang cenderung rapat Poncokusumo menunjukkan hubungan
mengakibatkan tanaman membutuhkan yang signifikan negatif. Pengaruh
pupuk yang lebih banyak karena perakaran kelembaban terhadap tinggi tanaman,
antar tanaman bersinggungan sehingga diameter batang dan jumlah buah di Kec.
menyebabkan terjadi kompetensi antar Bumiaji dan Kec. Poncokusumo juga
tanaman dalam mendapatkan unsur hara. menunjukkan hubungan signifikan.
Perompesan yang dilakukan di Kecamatan
Poncokusumo cenderung Menggunakan DAFTAR PUSTAKA
semprot (urea) untuk menggugurkan daun,
a
hal ini dilakukan untuk mempersingkat Anonymous. 2012 . Apel (Malus sylvestris
waktu agar lebih cepat dalam pengerjakan Mill).
tenaga kerja. Namun, teknik kimiawi http://www.ristek.go.id/cdroom/data/bi
tersebut berdampak negatif bagi didaya%20pertanian/buah/apel.pdf..
pertumbuhan tanaman karena juga dapat Diakses 4 Maret 2012
b
membakar cabang yang masih produktif. . 2012 . Kabupaten Malang
dalam Angka 2003. BPS Kabupaten
8

Sellitasari : Perbedaan Produksi Tanaman Apel..............................................................................

Malang dengan BAPEKAB Malang. Gardner, F.P. , R. Brent, Ronger, L.M.


Malang. Diakses 4 Maret 2012 1991. Fisiologi tanaman budidaya. UI
c
. 2012 . Proposal model spatial press. Jakarta.
iklim. Haryono, B. dan I.R. Sastrahidayat. 1981.
http://ainur.lecture.ub.ac.id//files//201 Pengaruh pemberian fungisida
2/01PROPOSAL-MODEL-SPATIAL- terhadap serangan penyakit pada
IKLIM-AINURRASJID1.docx. tanaman apel. Kongr. Hort. Nas. I.
Diakses 4 Maret 2012 Malang
Ashari, S. 1995. Hortikultura aspek Sitompul, S.M. 2007. Kendala produktivitas
budidaya. UI Press. Jakarta tanaman Apel (Malus sylvestris Mill.)
, S. 2004. Biologi Reproduksi di wilayah Malang raya. Seminar
Tanaman Buah – Buahan Komersial. hasil penelitian Hibah A2, Jurusan
Bayumedia Publishing. Malang. Budidaya Pertanian, fakultas
Eka, P.R. 2006. Polinasi: Servis Alam yang Pertanian, Universitas Brawijaya.
Terabaikan. Malang
http://www.google.com. Soelarso, B. R. 1997. Budidaya Apel.
Diakses tanggal 19 Desember 2012 Kanisius. Yogyakarta
Foth, HD. 1998. Dasar – Dasar Ilmu Tanah.
Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai