diperhatikan yaitu daerah penanaman, penyediaan bahan tanaman, dan pengolahan lahan. Jika menginginkan penanaman sayuran berhasil dengan menggunakan model konvensional ini, maka kunci utamanya adalah pengolahan lahan yang baik. Pengolahan lahan yang baik merupakan salah satu kunci agar penanaman sayuran dapat berhasil dan membuahkan hasil. Cara pengolahan yang baik adalah dengan cara membersihkan terlebih dahulu lahan sebelum dipakai untuk bertanam sayuran. Setelah itu, lakukan pencangkulan. Pencangkulan bertujuan agar tanah menjadi gembur. Kemudian lakukan pemupukan pada lahan yang telah dicangkul. Buatlah bedengan sesuai dengan kebutuhan pada lahan yang telah diolah tersebut. Setelah itu bisa menggunakan mulsa untuk mengoptimalkan suhu tanah dan mencegah dari hama yang bisa menyerang, lalu lahan siap untuk dipakai untuk menanam sayuran.
b. Menanam Sayur Secara Hidroponik
Hidroponik adalah cara bertanam menggunakan media air sehingga tidak memerlukan tanah atau area yang luas. Secara sederhana, hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan menggunakan air yang diperkaya dengan nutrisi, bukan tanah. Hal ini membuat parameter seperti nutrisi, pengendalian hama, dan pencahayaan lebih mudah dikelola. Dalam berhidroponik utamanya untuk sistem model DFT (Deep Flow Technique) dan NFT (Nutrient Film Technique) dibutuhkan pompa untuk mengairi tanaman. Pompa air untuk tanaman hidroponik menjadi salah satu peralatan wajib bagi mereka petani hidroponik. Hidroponik merupakan sistem bertanam yang mengalirkan air dari sumber air menuju tanaman, kemudian menuju sumber air lagi, lalu ke tanaman lagi dan seterusnya. Oleh karena itu, pompa air merupakan komponen yang berpenting dalam aliran ini. Laju pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50% lebih cepat dibanding tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama. Alasan untuk ini adalah karena tanaman hidroponik langsung mendapatkan makanan dari air yang kaya nutrisi. Kondisi ini juga membuat tanaman tidak perlu akar besar untuk mencari nutrisi. Dan karena energi yang diperlukan untuk pertumbuhan akar lebih sedikit, sisa energi bisa disalurkan ke bagian lain dari tanaman. Tanaman hidroponik tumbuh sehat, kuat, dan bersih. Hidroponik juga ramah lingkungan karena tidak membutuhkan air sebanyak berkebun secara konvensional. Ini karena hidroponik tidak memerlukan penyiraman sama sekali.
c. Menanam Sayur Secara Hidroponik Modern
Kemajuan teknologi Jepang melahirkan inovasi
baru dalam dunia pertanian dan bercocok tanam secara hidroponik. Inovasi kali ini adalah greenhouse raksasa yang berbentuk kubah (dome) yang dilengkapi dengan teknologi otomatis dan pengatur ruangan/lingkungan yang canggih. Kubah yang disebut Granpa Dome ini dirancang untuk menggunakan sinar matahari secara efisien. Karena penggunaan sinar matahari ini maka dampak lainnya adalah panas yang dihasilkan. Untuk mengatasi hal tersebut maka rancangan kubah ini juga dilengkapi sensor panas dan sensor kelembaban udara. Sensor-sensor tersebut bekerja secara otomatis untuk menjalankan kipas untuk memutar udara di dalam serta membuka ventilasi udara untuk menyerap udara segar dari luar jika diperlukan. Selain itu juga terdapat perlengkapan penyembur uap air dingin (nozzle) yang ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu. Lahan tanam dibangun dalam bentuk lingkaran dengan menggunakan 250 lembar lempengan tipis berbentuk segitiga dengan panjang masing-masing 10 meter. Lempengan tersebut disusun membentuk lingkaran yang dapat membentuk lingkaran yang dapat berputar secara perlahan dengan kecepatan kira-kira 60 menit dalam 24 jam. Setiap kali bergerak memutar, maka baris tempat menanam akan terdorong maju keluar oleh rel yang terpasang di bawah lempengan. Kelebihan dari teknik ini adalah sayuran yang dihasilkan semuanya memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Hal ini disebabkan semuanya mendapat asupan nutrisi dalam jumlah yang sama.