Anda di halaman 1dari 3

NAME : TIA PEBRIANTI ULINA LUBIS

NIM : 4192421019

CLASS : PHYSIC EDUCATION STUDY PROGRAM

COURSE : LEADERSHIP

NARASI KEPEMIMPINAN

Sejak jauh hari sudah terlintas di pemikiran saya, Jika saya


nantinya sudah bertambah dewasa dan akan memperdalam
menggali ilmu di perantauan, setidaknya saya sudah memiliki
sikap dasar dalam hal tanggung jawab dan kepemimpinan.

Tepatnya saat saya menginjakkan kaki di SMA (Sekolah


Menengah Atas) saya melihat 2 Organisasi yang di pimpin oleh
OSIS yaitu Pramuka (Praja Muda Karana) dan Paskibra (Pasukan
Pengibar Bendera) Ikut serta dalam membantu atau turut serta
dalam masa orientasi siswa baru. Hari kedua itu saya melihat
salah satu anggota Pramuka yang berjabatan sebagai pemimpin
barisan regu mengumpulkan seluruh anggota regunya dengan
sangat tegas dalam waktu singkat di situ juga tertanam dalam
jiwa saya bahwa saya harus bisa tegas seperti dia.
Setelah beberapa lama di sekolah baruku itu aku pun
mendaftarkan diri di organisasi Pramuka tersebut. Didalam itu
rasanya seperti penyiksaan tetapi yang mereka slalu katakan itu
bahwa itu cara mereka membentuk mental Siswa. Namun ada
beberapa peraturan yang menjadi permasalahan disini, yaitu
masalah kehadiran anggota. Badan pengurus harian pramuka
ini mengatakan bahwa setiap orang yang tidak hadir dalam 1
kali pertemuan dikenakan denda Rp.50.000,00. Dalam hal
itu,ada beberapa orang yang kurang setuju dengan peraturan
tersebut termasuk saya. Lalu ketua pramuka pun membuka
sebuah forum untuk mendiskusikan hal tersebut.
Dalam rapat tersebut ada beberapa orang yang
menyampaikan usul,antara lain,
1. Anggota bisa saja tidak hadir,asal membuat surat ijin.
Setiap orang yang tidak hadir dalam latihan dikenakan
denda Rp.20.000 saja.
2. Tidak perlu membuat denda,namun apabila 3 kali
berturut-turut ia tidak hadir dalam latihan, ia akan
dikeluarkan dari organisasi.
3. Lebih baik biaya denda dinaikkan,sehingga anggota takut
dan merasa terbeban bila tidak hadir dalam latihan.
4. Memberikan hukuman fisik saja pada mereka tanpa harus
membayar denda.

Sejenak para BPH berembuk,dan dari usulan-usulan yang


ada,BPH memberi sanggahan pada usul nomor 1 yaitu,
dikhawatirkan hal ini bisa membuat anggota lebih mudah
untuk tidak hadir. Karena hanya dengan membuat surat
ijin,mereka tidak perlu dikenakan sanksi lainnya.
Akhirnya mereka bersama dengan anggota yang lain
memutuskan sebuah peraturan baru mengenai kehadiran yaitu,
apabila anggota berhalangan hadir, ia harus membuat surat ijin
yang ditandatangani oleh orangtua dan apabila ia tidak hadir
tanpa menggunakan surat ijin 3 kali berturut-turut, ia akan
dikeluarkan dari organisasi. Keputusan itu telah disetujui
seluruh anggota dan mulai diterapkan mulai dari pertemuan
selanjutnya. Dari sinilah saya nelihat,peran ketua pramuka dan
BPH yang lain itu sangat dibutuhkan. Dengan memimpin forum
dengan baik, dapat dicapai satu kesimpulan bersama dari
beberapa usulan-usulan yang ada.
Demikian lah narasi saya tentang kepemimpinan, kurang
dan lebihnya saya mohon maaf. Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai