Anda di halaman 1dari 7

Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence

Vol. 2, No. 2, October 2016

Perancangan Tata Kelola Layanan Teknologi


Informasi Menggunakan ITIL versi 3 Domain Service
Transition Dan Service Operation Di Pemerintah Kota
Bandung
Luki Aisha Kusuma Wardani1), Murahartawaty2), Luthfi Ramadani3)
1)2)3)
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
Jalan Telekomunikasi no. 1, Bojongsoang, Kab. Bandung
1)
lukiaishakw@gmail.com
2)
murahartawaty@gmail.com
3)
luthfiramadani@gmail.com

Abstrak—Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan inti suatu organisasi dan bukan hanya
sebagai alat pendukung. Pemerintah Kota Bandung, sebagai instansi pemerintahan, menjadikan Teknologi
Informasi merupakan salah satu visi yang perlu dicapai. Dalam rangka mencapai good government
berdasarkan Peraturan Menkominfo No. 41 Tahun 2007, dibutuhkan suatu tata kelola TI agar dapat
memastikan investasi TI menambah value dan selaras dengan tujuan instansi. Pemerintah Kota Bandung saat
ini belum memiliki prosedur dan kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan layanan TI. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat sebuah prosedur dan kebijakan agar layanan yang
diberikan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung selalu maksimal. Penelitian dilakukan
menggunakan ITIL v3 pada domain Service Operation dan Service Transition. ITIL merupakan best practice
Manajemen Layanan TI yang dapat meningkatkan efisiensi operasional IT instansi. Assessment yang
dilakukan sebagai pengukuran Capability Level adalah dengan menggunakan ISO 15504. Capaian capability
level untuk Service Transition adalah 24.5% dan untuk Service Operation 23%. Karena kurangnya data
primer, data sekunder digunakan untuk mencari proses prioritas yang akan dipilih, dengan memetakan
tujuan instansi dengan ketiadaan proses ITIL. Hasil dari perancangan tata kelola ini adalah sebuah kebijakan
TI dan 5 prosedur terkait proses-proses di ITIL yang menjadi prioritas.

Kata Kunci— Tata Kelola TI, Manajemen Layanan TI, ITIL v3, Service Transition, Service Operation, Sektor
Publik
Abstract— Nowadays, Information Technology plays an important role in an organization, and not only as a
support equipment. Bandung City Government, as a government agency, make IT into one of the visions that
need to be achieved. To achieve good governance based on Minister Regulation Number 41 in 2007, IT
Governance is needed to ensure that the investment of IT can add value and align with institution’s objective.
Bandung City Government currently doesn’t have policies and procedure that regulate about IT Service
Management. Therefore, this study was conducted with the aim to create a guidance for Office of
Communications and Information Technology of Bandung (Diskominfo) to optimize the service provided. This
study also aims to make Service Management governance so that the management of IT service have certain
quality and meet the needs of business customers, and improve the quality as the agreement with the
customers. This study was conducted using ITIL v3 with Service Operation and Service Transition domain.
ITIL is IT Service Management best practice to improve the efficiency of IT operational. ISO 15504 was
conducted to asses Capability Level of ITIL Process. Capability Level of Service Transition is 24.5% and
Capability Level of Service Operation is 23%. Because of the inadequacy of the primary data, the assessment
was also carried out by mapping the objective of institution with the risks related to the lack of ITIL processes.
The results of the design are the governance policies and procedures related to the ITIL processes needed by
the institution.

Keywords— IT Governance, ITSM, ITIL v3, Service Transition, Service Operation, Public Sector
Article History:
Received 16 Juni 2016; Received in revised form 9 Agustus 2016; Accepted 10 Agustus 2016; Available online 28 Oktober 2016

I. PENDAHULUAN Informasi benar-benar mendukung tujuan


Perkembangan Teknologi Informasi telah penyelenggaraan pemerintahan, maka harus
berkembang ke berbagai bidang, tidak terkecuali memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya
institusi pemerintahan. Insitusi pemerintahan saat dan pengelolaan risiko.
ini sedang meningkatkan pemanfaatan dan Tata Kelola TI adalah bagian dari tata kelola
investasi teknologi informasi dan komunikasi. perusahaan, yang merupakan tanggung jawab dari
Untuk memastikan pemanfaatan Teknologi direksi dan manajemen eksekutif (top level

e-ISSN 2443-2555 ©2016 The Authors. Published by Universitas Airlangga.


This is an open access article under the CC BY license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
Wardani, Murahartawaty, & Ramadani
Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, 2016, 2 (2), 81-87

management), bahwa organisasi akan kegiatan layanan TI memang ditujukan untuk


mengendalikan TI, menyelaraskan bisnis dengan mendukung tercapainya tujuan dari pemerintahan
TI, untuk mencapai tujuan perusahaan, dan Kota Bandung.
menjamin adanya mekanisme kontrol untuk Konsep Tata Kelola TI yang akan dirancang
menjaga aset-aset TI (De Haes & Van dalam penelitian ini mengadopsi IT Service
Grembergen, 2004). Tata Kelola TI telah Management. ITSM atau IT Service Management
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Komunikasi adalah sebuah proses untuk menyelaraskan
dan Informatika yaitu PerMenKominfo No. 41 penyampaian layanan teknologi informasi dengan
Tahun 2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola kebutuhan bisnis yang menekankan manfaat bagi
Teknologi Informasi Nasional yang bertujuan pengguna layanan (Blokdijk, 2008). Dalam
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang penelitian ini, dipilihlah framework ITIL versi 3.
baik dan bertanggung jawab (good governance) ITIL atau Information Technology Infrastructure
melalui penerapan prinsip – prinsip akuntabilitas, Library, merupakan sebuah framework yang
transparansi dan supremasi hukum serta dibuat dan dikembangkan oleh Office of
melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap Government Commerce (OGC) di Inggris. ITIL
proses kebijakan publik. Dikarenakan peraturan merupakan kumpulan dari best practice tata kelola
tersebut, seluruh instansi pemerintah baik pada layanan teknologi informasi diberbagai bidang dan
level pusat maupun daerah wajib mempunyai Tata industri, dari mulai manufaktur sampai finansial,
Kelola sebagai tolak ukur pengelolaan dan industri besar dan kecil, swasta, dan pemerintah.
pelayanan TI. Framework ITIL dipilih karena institusi
Pemerintah Kota Bandung menjadikan TI pemerintahan merupakan organisasi yang
sebagai salah satu visi yang harus dicapai. Di bergerak pada pemberian layanan jasa. ITIL
Pemerintahan Kota Bandung, Teknologi Informasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
berkembang sangat pesat di bawah kepengurusan operasional IT instansi, meningkatkan standar
Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo). kualitas layanan, meningkatkan efektivitas dan
Diskominfo sebagai pengelola layanan TI di Kota efisiensi pemberian layanan.
Bandung, menyediakan layanan TI Infastruktur, Pemilihan framework ITIL juga berdasarkan
aplikasi, dan komunikasi kepada penggunanya, kajian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya
yaitu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Dinas). yang banyak mengadopsi ITIL sebagai framework
Meskipun saat ini Pemerintah Kota Bandung perancangan manajemen layanan TI di sektor
sedang melakukan pembangunan TI di seluruh public maupun swasta. Sebuah studi yang
aspek Tata Kota, namun pengelolaan layanan TI dilakukan oleh (Potgieter, Batha, & Lew, 2005)
belum terdokumentasi dengan baik. Pemerintah bertujuan untuk memastikan apakah korelasi
Kota Bandung juga belum mempunyai Tata langsung ada antara kepuasan pelanggan dan
Kelola TI seperti yang tercantum dalam regulasi. penggunaan ITIL. Dan kesimpulan dari penelitian
Ketika sebuah organisasi belum memiliki tata tersebut adalah bahwa kepuasan pelanggan dan
kelola, maka tidak akan diketahui apakah investasi kinerja operasional meningkat serta perbaikan
TI yang dilakukan organisasi benar-benar kinerja operasional karena penggunaan ITIL.
memiliki value added dan selaras dengan tujuan Penelitian lain yang dijadikan referensi adalah
perusahaan. Pemanfaatan atau pengelolaan (Lapão, Rebuge, Silva, & Gomes, 2009) yang
Teknologi Informasi menjadi belum maksimal bertujuan melihat peran IT Governance dalam
karena tidak adanya standar baku pelaksanaan pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit.
teknisnya. Saat ini, penggunaan TI oleh pengguna Penelitian ini berfokus pada assesment ITIL.
(SKPD) belum maksimal. Dari aspek Assesment yang dilakukan yaitu pengembangan
kompleksitas, permasalahannya adalah dari Governance, Risk, dan Compliance.
Diskominfo merupakan Pengelola layanan TI Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini
dengan banyak SKPD pengguna. Diskominfo adalah bahwa inefisiensi IT Governance
membutuhkan sebuah tata kelola yang baik agar merupakan hambatan penting untuk
memiliki pengelolaan layanan TI yang terstruktur pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit.
sesuai dengan tujuan bisnisnya. Tata kelola yang Penelitian Tata Kelola Layanan TI di
baik akan menjadi salah satu tolok ukur dalam Pemerintah Kota Bandung yang menggunakan
menyediakan layanan teknologi informasi yang framework ITIL ini berfokus pada Service
berkualitas dan memastikan keberhasilan Transition dan Service Operation. Service
pemanfaatan TI dalam menunjang kinerja Transition, sebagai acuan pembuatan transisi dari
organisasi. Dalam penggunaan dan pemanfaatan desain ke operasi harian, dan Service Operation,
Teknologi Informasi sebaiknya berfungsi sebagai sebagai acuan dalam melayani operasional sehari-
penyediaan dan berorientasi layanan sehingga hari dari manajemen layanan TI.
dapat selaras dengan tujuan organisasi (Cater- Rumusan masalah dari penelitian ini dibagi
Steel & Wui-Gee). Dengan adanya tata kelola TI menjadi 3. Yang pertama, yaitu apa saja
maka diharapkan dapat menjamin bahwa semua kebutuhan perancangan Tata Kelola manajemen

82
Wardani, Murahartawaty, & Ramadani
Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence
Intelligence, 2016, 2 (2), 81-87

layanan TI di Pemerintah Kota Bandung. Yang overnance, Risk and Compliance


metode Governance,
kedua, bagaimana
agaimana kemampuan manajemen matriks.. Analisa GRC dilakukan dengan
layanan
n TI di Pemerintah Kota Bandung. Dan
D memetakan risiko yang berkaitan dengan tidak
yang ketiga bagaimana
agaimana rancangan Tata Kelola adanya proses ITIL terhadap tujuan institusi dan
manajemen layanan TI di Dinas Komunikasi dan regulasi. Disamping pemetaan, dilakukan juga
Informatika Kota Bandung dengan menggunakan analisa referensi paper sebagai best practice untuk
ITIL versi 3 berdasarkan domain Service mengetahui proses mana yang sering menjadi
Transition dan Service Operation.
Operation prioritas dan diterapkan di sektor publik. Setelah
itu dilakukan analisis kesenjangan dan analisis
II. METODE risiko untuk mengetahui rekomendasi yang akan
Pada bagian ini akan dibahas tentang metode dilakukan untuk perancangan.
dari penelitian ini. Metode Penelitian dapat dilihat
C. Tahap Perancangan
pada Gambar 1.
Tahap ketiga atau tahap
ahap perancangan yang
A. Tahap Identifikasi bertujuan melakukan perancangan dokumen pada
proses domain Service Transition dan Service
Metode dimulai dengan Tahap identifikasi,
Operation berdasarkan komponen people, process,
yang diawali dengan penentuan rumusan masalah
technology. Tahap ini penting
ting dilakukan karena
yang akan dibahas dalam penelitian. Permasalahan
dalam tahap ini akan dirancang hasil pepenelitian
yang menjadi bahan kajian adalah bagaimana
sesuai dengan komponen pada ITIL, sesuai
rancangan Tata Kelola Manajemen Layanan TI di
rekomendasi dari tahap analisis.
bagian Dinas Komunikasi dan Informatika In
Pemerintah Kota Bandung berdasarkan Best
practice ITIL versi 3 pada domain Service
Operation dan Service Transition.
Transition Langkah
selanjutnya adalah menentukan tujuan
tuju penelitian,
lalu menentukan batasan penelitian.
enelitian. Pada tahap ini
juga dilakukan studi literatur dan studi lapangan.
Tahap Identifikasi dilakukan untuk melihat
permasalahan yang ada pada objek penelitian, agar
penelitian yang dilakukan tepat sasaran.
B. Tahap Analisis
Tahap kedua adalah tahap analisis. Tahap ini
sangat penting dilakukan, karena dalam tahap ini
dilakukan analisis dan penilaian kondisi dari objek
penelitian, yang akan mempengaruhi output
penelitian, sesuai dengan rumusan dan batasan
masalah yang telah ditentukan.
ditentukan Pada tahap ini
diawali dengan wawancara dan observasi untuk
mengetahuiui kondisi manajemen layanan di
Pemerintah Kota Bandung. Setelah itu dilakukan
Analisis Kondisi Layanan Eksisting. Selanjutnya,
dilakukan analisis terhadap kondisi target yang
ingin diterapkan di Pemerintah Kota Bandung.
Kemudian, dilakukan assessment untuk Gambar 1 Metode Penelitian
mengetahui sejauh mana tingkat capability
pelayanan TI di Pemerintahan Kota Bandung. D. Tahap Pengujian dan Pelaporan
Penilaian tersebut juga berguna untuk menentukan
Tahap keempat adalah tahap pengujian dan
analisis prioritas. Assesment yang digunakan,
pelaporan. Pengujian terhadap hasil perancangan
mengadaptasi ISO 15504, yaitu penilaian yang
kepada Diskominfo Kota Bandung dan pelaporan
digunakan untuk mengukur tingkatting kapabilitas
setelah rancangan diuji. Pengujian penting untuk
suatu proses. Assessment yang dikembangkan
dilakukan karena bermaksud
maksud untuk me melakukan
hanya diadaptasi dari ISO 15504, tidak
verifikasi dan validasi bahwa rancangan sudah
mengadopsi secara keseluruhan. Dalam penelitian
tepat. Jika rancangan belum tepat dan tidak lolos
ini, dilakukan pengembangan assessment sendiri.
uji,, maka harus dilakukan analisis ulang mulai
Hal tersebut dilakukan karena ITIL tidak
dari analisis kondisi eksisting.
isting. Pelaporan berupa
mempunyai alat assessment sendiri. Karena
analisis hasil rancangan setelah dilakukan
ssessment pada data
kurangnya sumber data, Assessment
pengujian.
primer tidak dapat dijadikan patokan, untuk itu
dilakukan analisa data sekunder menggunakan

83
Wardani, Murahartawaty, & Ramadani
Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, 2016, 2 (2), 81-87

Setelah dirancang, dilakukan pengujian atau h. Tidak ada prosedur formal untuk membuat
verifikasi dan validasi terhadap hasil rancangan. perbaikan.
Verifikasi dan validasi dilakukan oleh Kepala
Seksi Sarana dan Prasarana Diskominfo. Jika
rancangan telah lolos uji, maka dilakukan
pelaporan hasil rancangan kepada pihak
Diskominfo sebagai pengelola layanan TI di
Pemerintah Kota Bandung. Jika rancangan tidak
lolos uji, maka kembali pada tahap sebelumnya
yaitu tahap perancangan, untuk dilakukan
perancangan ulang.
E. Tahap Kesimpulan
Tahap terakhir adalah tahap kesimpulan, yang
dilakukan untuk menarik kesimpulan hasil Gambar 2. Hasil assesment
penelitian berdasarkan rumusan masalah. Tahap
kesimpulan penting dilakukan karena kesimpulan B. Analisis Kondisi Target
merupakan jawaban dari rumusan masalah dalam Kondisi target yang ingin dicapai oleh
penelitian ini. Pemerintah Kota Bandung secara umum adalah
menjadikan Kota Bandung sebagai Smart City,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu memanfaatkan TI di setiap aspek tata kota.
Pada bagian ini akan dibahas hasil dan Kondisi target untuk proses ITIL, adalah
pembahasan dari penelitian. memenuhi regulasi yang tercantum pada Peraturan
Menteri No. 41 Tahun 2007 tentang Panduan Tata
A. Analisis Kondisi Eksisting
Kelola Kota Bandung. Dan memaksimalkan
Analisis Kondisi Eksisting dilakukan dengan pengelolaan layanan TI seperti pada best practice
mengukur capability level menggunakan ISO ITIL.
15504.
ISO 15504 digunakan karena merupakan C. Analisis Prioritas
framework penilaian untuk ISO 20000, yang Analisis Prioritas merupakan sebuah analisis
sama-sama framework tata kelola berbasis ITSM. untuk melihat proses mana yang menjadi prioritas
ITIL sendiri tidak mempunyai framework dan krusial untuk dikerjakan. Dalam hal ini
pengukuran untuk maturiry level maupun penarikan proses prioritas tidak hanya
capability level. Dalam pengukuran capability menggunakan assessment data primer. Karena
level, dan setiap level memiliki skala untuk ketidakcukupan informasi, analisis juga dilakukan
mengukur atribut proses, yaitu not achieved, dengan metode pemetaan antara tujuan perusahaan
partially achieve, largely achieved, dan fully dengan risiko ketiadaan proses ITIL. Hasil dari
achieved. Hasil dari assesment tersebut dapat pemetaan tersebut, dapat dilihat pada Tabel 1.
dilihat pada Gambar 2. TABEL 1. HASIL PEMETAAN RISIKO DAN TUJUAN
Dari hasil assessment tersebut dapat INSTANSI
disimpulkan bahwa tingkat kemampuan pelayanan Proses ITIL Skor
proses Service Transition dan Operation adalah Transition Planning and Support 4.52
24.5 % dan 23%, yang berada pada level 1 Change Management 7.08
Change Evaluation 4.58
performance process dengan skala partially Service Validation and Testing 4.38
achieved. Kondisi Eksisting rata-rata dari proses- Release and Deployment Mnaagement 6.25
proses Service Transition dan Service Operation Service Asset and Configuration 6.37
di Pemerintah Kota Bandung adalah : Management
a. Tidak ada proses atau fungsi tata kelola. Knowledge Management 2.08
Event Management 3.75
b. Respon aktivitas hanya bereaksi jika ada Incident Management 6.38
pemicunya, dan tidak ada pre-aktivitas Problem Management 6.45
c. Hanya ada sedikit proses dan prosedur yang Request Fullfilment 4.16
Access Management 4.16
terdokumentasi
d. Tidak ada definisi dari proses atau peran
Berdasarkan pemetaan pada Tabel 1, dapat
fungsional.
disimpulkan bahwa proses Change Management,
e. Kinerja kegiatan bervariasi sesuai dengan yang
Service Assets and Configuration Management,
mereka lakukan. Release and Deployment Management, Incident
f. Ada sedikit, atau tidak ada, otomatisasi Management, dan Problem Management,
kegiatan apapun. memiliki risiko tertinggi jika proses tersebut tidak
g. Hanya sedikit atau tidak ada sama sekali dikerjakan.
catatan kerja yang disimpan.

84
Wardani, Murahartawaty, & Ramadani
Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, 2016, 2 (2), 81-87

Disamping itu juga dilakukan perbandingan TABEL 4. ANALISIS KESENJANGAN DAN ANALISIS
RISIKO
referensi dengan beberapa referensi literatur.
Proses Kesenjangan Risiko Respon
Referensi yang digunakan merupakan referensi
literatur yang meneliti tentang implementasi ITIL Perubahan yang M Proses
dilakuakn belum pengelolaan
di sektor publik. Ada 9 penelitian yang dijadikan cepat dan handal perubahan harus
referensi. Penelitian tersebut merupakan penelitian tepat waktu
yang berfokus pada penggunaan ITIL di institusi Belum ada H Setiap catatan
sektor publik. Hasil dari pemetaan referensi dokumentasi yang yang terjadi pada
mencatat setiap perubahan
penelitian-penelitian sebelumnya yang telah Change tahap dalam dicatat dalam
dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 2. Manage- perubahan dokumentasi
ment sesuai pedoman
TABEL 2. HASIL PEMETAAN REFERENSI LITERATUR
tata kelola
Referensi Proses Belum ada H Dilakukan
(CDW-G, 2011) CM, SACM, KM, IM, assessment assessment
PM, AM, EM, RF dampak untuk dampak untuk
(Bovim, Johnston, Kabanda, CM, RDM, IM, PM memperhatikan meminimalisisr
Tanner, & Stander, 2014) risiko, dampak, adanya dampak
(Pemkot Tangerang, 2010) CM, SACM, RDM, IM, dll.
PM, AM Tidak ada CMDB H Dibuat CMDB
(Tan, Cater-Steel, & CM, SACM, RDM, IM, sebagai tempat
Toleman, 2009) PM pengelolaan dan
(Lapão, Rebuge, Silva, & IM, Service Desk pencatatan CI
Gomes, 2009) Tidak ada criteria H Kriteria deskripsi
(Zhen & Xin-yu, 2007) CM, SACM, RDM, IM, Service
deskripsi dalam dibuat secara
PM Assets
konfigurasi item lengkap, agar
and
(Potgieter, Batha, & Lew, CM, SACM, RDM, IM, tidak ada
Configu-
2005) PM, Service Desk miskonsepsi
ration
(UCISA, 2002) CM, SACM, RDM, IM, konfigurasi
Manage-
PM, AM, Service Desk Tidak semua item H Melakukan audit
ment
(UCISA, 2002) CM, SACM, RDM, IM, dikonfigurasi dan pada sistem
PM, RF, AM, Service tidak ada audit konfigurasi
Desk layanan dan
mengkonfigurasi
seluruh aset TI
Berdasarkan hasil dari Tabel 1 dan Tabel 2, Tidak ada H Membuat
dapat disimpulkan bahwa proses yang sering deployment pedoman yang
diprioritaskan adalah Change Management, testing mengatur
Service Assets and Configuration Management, Release terntang rilis dan
and deployment
Release and Deployment Management, Incident
Deploy- Perilisan layanan H Proses
Management, dan Problem Management. ment masih bergantung pengelolaan
Manage- pada pihak ketiga dimaksimalkan
TABEL 3. PARAMETER TINGKAT RISIKO ment dengan
Probabilitas Dampak Risiko mengikuti
pedoman Tata
Aktivitas telah Pengembangan layanan atau L
Kelola TI
terkelola operasional layanan berjalan
dengan baik normal Masih ada insiden M Memonitoring
yang berdampak layanan agar
Aktivitas telah Pengembangan layanan atau M
pada proses bisnis perbaikan
terkelola namun operasional layanan
dilakukan
tidak cukup mengalami gangguan
sebelum insiden
baik
Proses H Memaksimalkan
Aktivitas tidak Terdapat gangguan sehingga H
penanganan pengelolaan
terkelola Pengembangan layanan atau
Incident insiden belum insiden
operasional layanan tidak
Manage- terkelola dengan berdasarkan
dapat berjalan
ment baik kebijakan dan
D. Analisis Kesenjangan dan Risiko prosedur yang
telah ada
Analisis Kesenjangan adalah suatu metode Tidak ada Service H Pembuatan
pengukuran untuk mengetahui kesenjangan (gap) Desk dan tools Service Desk dan
antara keadaan sekarang dan keadaan yang untuk menangani tools insiden
insiden
diharapkan. Analisis Kesenjangan dilakukan untuk Tidak ada SLA M Pembuatan SLA
menggambarkan dan merencanakan tentang apa Proses problem H Membuat
yang perlu dilakukan untuk menghilangkan Problem
management prosedur untuk
kesenjangan. Setelah dilakukan analisis masih dijadikan memisahkan
Manage-
satu dengan pengelolaan
kesenjangan terhadap proses prioritas, kemudian ment
incident kedua proses
dilakukan analisis risiko untuk mengetahui dampak management tersebut
yang mungkin muncul dan memberikan risiko bagi Service
Belum ada Service H Pembuatan
bisnis. Desk fungsi service
Desk
desk

85
Wardani, Murahartawaty, & Ramadani
Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, 2016, 2 (2), 81-87

Pada analisis risiko terdapat parameter dilaksanakan, dibuat dan didokumentasikan secara
kemungkinan (probability) dan dampak terhadap tertulis yang memuat alur proses dan peran kerja
suatu risiko yang dapat terjadi. Penentuan kategori secara rinci dan sistematis. Pembuatan alur sendiri
risiko didasarkan pada 2 parameter tersebut, yang disesuaikan dengan kebutuhan Diskominfo
dapat dilihat pada Tabel 3. sebagai pengelola layanan TI di Pemerintah Kota
Pada Tabel 4 akan dijelaskan kesenjangan yang Bandung dan mengacu kepada ITIL v3. Hasil dari
didapat dan risiko yang didapat karena perancangan dokumen dapat dilihat pada Tabel 3.
kesenjangan-kesenjangan tersebut, serta respon
yang didapat. 2) People
Untuk komponen people, penelitian
E. Perancangan mengusulkan struktur kerja baru, dengan
Penelitian ini merancang Tata Kelola penambahan fungsi baru, yaitu Service Desk.
Manajemen Layanan TI dengan menggunakan 3 Service Desk merupakan fungsi didalam proses
komponen ITIL, yaitu process, people, dan ITIL yang bertanggung jawab untuk mengelola
technology. Yang akan dirancang adalah proses insiden dan problem, dan sebagai jembatan antara
yang menjadi prioritas pada domain Service pengguna dan pengelola layanan.
Transition dan Service Operation. Dalam struktur kerja baru, penelitian juga
memberikan usulan komposisi dan kompetensi
1) Process yang harus dipenuhi. Komposisi merupakan
Pada komponen process, dilakukan jumlah SDM yang akan memenuhi struktur kerja
peracangan kebijakan dan prosedur untuk proses- baru. Dan kompetensi adalah kemampuan yang
proses yang diprioritaskan. Dalam tata kelola TI harus dimiliki oleh peran dalam struktur kerja baru
terdapat struktur hirarki yang terdiri dari tersebut. Disamping itu, juga dilakukan pemetaan
kebijakan, standar, dan prosedur. Struktur diagram RACI, untuk seluruh aktivitas prosedur
kebijakan tata kelola TI perusahaan mengatur yang telah dirancang.
garis-garis haluan tata kelola TI, sedangkan untuk
peraturan detail dan teknis dituangkan dalam 3) Technology
prosedur yang disesuaikan dengan kebutuhan Rancangan teknologi yang diusulkan berupa
instansi. Kebijakan merupakan pernyataan yang aplikasi IT Service Management. Aplikasi yang
akan menjadi arahan dan batasan bagi setiap diusulkan berasal dari vendor ServiceNow.
proses tata kelola TI. Kebijakan berlaku untuk Aplikasi tersebut akan digunakan untuk mengelola
seluruh proses tata kelola TI, dimana detail dari proses manajemen layanan yang telah
operasional kebijakan TI dapat diturunkan diimplementasikan, contohnya pengelolaan item
kedalam standar maupun prosedur. konfigurasi dan pengelolaan insiden, pencarian
known error, dll.
TABEL 5. REKOMENDASI DOKUMEN
Dokumen Rekomendasi
Rekomendasi Dokumen F. Pengujian dan Pelaporan
Pendukung
Kebijakan Umum TI - Pengujian dan validasi dilakukan dengan
Template Dokumen Change tujuan untuk melihat apakah perancangan dapat
Report menjawab kebutuhan institusi terkait. Pengujian
Rekomendasi SOP Change
Template Request For rancangan yang dilakukan kepada validator adalah
Management
Change
Template Change Record
berbentuk form yang terdiri dari sembilan
pertanyaan terkait aspek pengujian. Hasil dari
Dokumen CMDB Checklist
Rekomendasi SOP Service dan CI Record pengujian dapat dilihat pada Tabel 6
Asset and Configuration
Management Template Dokumen Asset IV. KESIMPULAN
and Configuration Report
Berdasarkan rumusan masalah yang pertama,
Template dokumen Release yaitu apa saja kebutuhan perancangan Tata Kelola
Rekomendasi SOP Release Plan
and Deployment Manajemen Layanan TI versi 3 domain Service
Template Dokumen Release Transition dan Service Operation di Pemerintah
Management
and Deployment Report
Kota Bandung, dapat disimpulkan bahwa
Template Ticket Incident
kebutuhan perancangan tersebut adalah data
Rekomendasi SOP Incident Template incident record
Management Template dokumen incident primer yang terdiri dari kondisi layanan eksisting
report dan target, yang akan digunakan untuk assessment
Template problem Record dan analisis, serta data sekunder seperti, dokumen-
Rekomendasi SOP Problem
Management Template dokumen problem dokumen Pemerintahan Kota Bandung, dokumen
report ITIL, referensi literatur dan tujuan instansi. Dan
untuk rumusan masalah yang kedua, yaitu
Prosedur merupakan panduan hasil kerja yang bagaimana kemampuan pengelolaan layanan TI di
diinginkan serta proses kerja yang harus Pemerintah Kota Bandung secara umum, dapat

86
Wardani, Murahartawaty, & Ramadani
Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, 2016, 2 (2), 81-87

TABEL 6. HASIL PENGUJIAN RANCANGAN assessment menggunakan Capability Level ISO


No. Aspek pengujian Persetujuan Komentar 15504. Serta untuk rumusan masalah ketiga, yaitu
1. Rancangan Setuju Rancangan telah
mampu memenuhi bagaimana perancangan Tata Kelola Manajemen
memenuhi kebutuhan Layanan TI menggunakan ITIL v3 domain Service
kebutuhan operasional dari Transition dan Service Operation di Pemerintah
operasional dari Diskominfo karena Kota Bandung, berdasarkan hasil analisis data,
Diskominfo Diskominfo tidak
sebagai Penyedia memiliki panduan menghasilkan 13 dokumen, yaitu 1 dokumen
Layanan di Kota dan prosedur rekomendasi kebijakan TI, 5 dokumen SOP, dan 7
Bandung terkait pengelolaan dokumen pendukung.
layanan yang baik.
2. Rancangan dapat Setuju Rancangan telah DAFTAR PUSTAKA
memenuhi aspek sesuai dengan
framework ITIL framework ITIL v3
v3 Service Blokdijk, G. (2008). ITIL IT Service Management - 100
Transition dan Most Asked Questions on IT Service
Service Operation Management and ITIL Foundation
3. Rancangan dapat Setuju Rancangan akan Certification, Training and Exams. London:
diterapkan di diteliti dan Emereo.
Pemerintah Kota dikembangkan
Bovim, A., Johnston, K., Kabanda, S., Tanner, M., &
Bandung lebih lanjut sebagai
dasar Stander, A. (2014). ITIL adoption in South
penerapannya di African: A capability maturity view. e-Skills for
Pemerintah Kota Knowledge Production and Innovation
Bandung Conference 2014 (pp. 49-60). Cape Town:
4. Rancangan dapat Setuju Rancangan akan Informing Science Institute .
dikembangkan diteliti dan Cater-Steel, A., & Wui-Gee, T. the Role of It Service
lebih lanjut dikembangkan Management in Green IT. Australasian Journal
lebih dalam lagi of Information Systems , 17 (1), 177–195.
5. Rancangan Setuju Rancangan mudah
CDW-G. (2011). ITIL for Government. Whitepaper.
mudah dimengerti dimengerti
dan dipahami De Haes, S., & Van Grembergen, W. (2004). IT
6. Alur yang Setuju Alur yang Governance and its Mechanisms. 1 (1), 27–33.
direkomendasikan direkomendasikan Lapão, L. V., Rebuge, Á., Silva, M. M., & Gomes, R.
sudah sesuai telah sesuai (2009). ITIL assessment in a healthcare
dengan environment: The role of IT Governance at
operasional Hospital São Sebastião. Studies in Health
penyediaan Technology and Informatics , 150, 76–80.
layanan Pemkot Tangerang. (2010). Kegiatan Penyusunan
Diskominfo
Pemerintah Kota
Pedoman Petunjuk Teknis dan Peraturan
Bandung Komunikasi Online Antar SKPD di Lingkungan
7. Struktur Setuju Struktur rancangan Pemerintah Kota Tangerang. Tangerang:
rancangan telah sudah detail dan Pemkot Tangerang.
sesuai dengan sesuai dengan Potgieter, B. C., Batha, J. H., & Lew, C. (2005).
kebutuhan kebutuhan Evidence that use of the ITIL framework is
dokumen di dokumen effective. 18th Annual Conference of the
Diskominfo National Advisory Committee on Computing
Pemerintah Kota
Qualifications (pp. 160–167). Christchurch:
Bandung
8. Perbaikan yang Setuju Perbaikan pada
National Advisory Committee on Computing
perlu dilakukan penulisan kalimat Qualifications.
terhadap Tan, W.-G., Cater-Steel, A., & Toleman, M. (2009).
rancangan Implementing It Service Management : a Case
9. Tanggapan Setuju Keseluruhan Study Focussing on Critical Success Factors.
validator rancangan baik dan Journal of Computer Information Systems , 50
mengenai dapat diterima di (2), 1-12.
keseluruhan Diskominfo UCISA. (2002). ITIL Case Study on the University.
rancangan Pemerintah Kota
Oxford: UCISA.
Bandung
Zhen, W., & Xin-yu, Z. (2007). An ITIL-based IT
Service Management Model for Chinese
ditarik kesimpulan bahwa saat ini kemampuan Universities. Software Engineering Research,
pengelolaan layanan berada pada Level 1 Management & Applications, 2007. SERA 2007.
Performed Process dengan skala Partially- 5th ACIS International Conference on (pp. 493-
Achieved. Sedangkan untuk domain Service 497). Busan: IEEE.
Transition berada pada level 1 dengan nilai
Service Transition 24.5 % dan pada domain
Service Operation berada pada level 1 dengan
nilai 23%. Hal itu didapatkan dari hasil

87

Anda mungkin juga menyukai