PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Edisi 1
melalui Nulisbuku.com
METODE
PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Edisi 1
MUHAMAD RATODI ST
Cover
Emha Juna
Diterbitkan melalu
www.nulisbuku.com
Copyright © 2017 by Muhamad Ratodi
“..Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Thabrani dan Daruquthni)
Metode Perancangan Arsitektur
KATA PENGANTAR
Surabaya, 2015
Penyusun
ii
Metode Perancangan Arsitektur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI Iii
BAB I PENGANTAR METODE PERANCANGAN
I.1. PENGERTIAN 1
I.2. KLASIFIKASI PERENCANAAN 5
I.3. EVOLUSI PERANCANGAN 7
I.4. HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN 11
PERANCANGAN
BAB II BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI
II.1. PENGERTIAN BENTUK 13
II.2. RUANG 14
II.3. SKALA DALAM ARSITEKTUR 15
II.4. FUNGSI RUANG DAN FUNGSI 18
BANGUNAN
II.5. BENTUK, RUANG, SKALA DAN 19
FUNGSI DALAM PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
BAB III HUBUNGAN UNSUR YANG TERLIBAT DALAM
PEMBANGUNAN
III.1. UNSUR PELAKSANA PEMBANGUNAN & 31
TUGASNYA
III.2. LINGKUP TUGAS ARSITEK MUSLIM DALAM 35
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
III.3. PEMPROSESAN DATA DAN INFORMASI 37
YANG DIPERLUKAN DALAM PERENCANAAN
iii
Metode Perancangan Arsitektur
iv
Metode Perancangan Arsitektur
v
Metode Perancangan Arsitektur
BAB I
PENGANTAR METODE PERANCANGAN
I.1. PENGERTIAN
1. METODE
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang
bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur
mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur
lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,
desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.
1
Metode Perancangan Arsitektur
2
Metode Perancangan Arsitektur
2. PERENCANAAN
Perencanaan sebagai padanan kata asing “planning”,
dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk
mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai
kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rencana yang
berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (William
A. Shrode, 1974).
Sedangkan Davidoff (1962) menyatakan bahwa
perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan
tindakan yang tepat di masa depan melalui berbagai
pilihan yang sistematik dan terstruktur.
Perencanaan sendiri merupakan suatu proses
menyusun konsepsi dasar suatu rencana yang meliputi
kegiatan-kegiatan:
a) Mengidentifikasi. Menentukan komponen yang
menunjang terhadap objek, yang merupakan
kompleksitas, fakta yang memiliki kontribusi
terhadap kesatuan pembangunan.
b) Mengadakan studi. Mencari hubungan dari
berbagai faktor terkait, yang memiliki pengaruh
spesifik.
c) Mendeterminasi. Menentukan setepat mungkin
faktor yang dominan dengan memperhatikan
kekhususan dari unit perubahan yang spesifik yang
memberikan perubahan terhadap faktor lain.
d) Memprediksi. Mengadakan ramalan bagaimana
suatu faktor akan berubah sehingga mencapai
keadaan lebih baik di masa depan.
3
Metode Perancangan Arsitektur
3. PERANCANGAN
Terdapat begitu banyak pengertian yang dikemukakan
oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut :
“Perancangan merupakan proses penarikan keputusan
dari ketidakpastian yang tampak, dengan tindakan-
tindakan yang tegas bagi kekeliruan yang terjadi”
(M.Asimow, 1982).
“Perancangan merupakan upaya untuk menemukan
komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur fisik”
(Christopher Alexander, 1983).
“Perancangan merupakan proses simulasi dari apa
yang ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-
kali sehingga memungkinkan kita merasa puas dengan
hasil akhirnya” (P.J. Booker, 1984).
“Perancangan merupakan sasaran yang dikendalikan
dari aktifitas pemecahan masalah” (L. Bruce Archer,
1985)
“Perancangan merupakan aktifitas kreatif, melibatkan
proses untuk membawa kepada sesuatu yang baru dan
bermanfaat yang sebelumnya tidak ada” (JB.Reswick,
1965).
“Perancangan mempunyai makna memulai perubahan
dalam benda-benda buatan manusia” (J.C. Jones,
1990).
4
Metode Perancangan Arsitektur
5
Metode Perancangan Arsitektur
6
Metode Perancangan Arsitektur
7
Metode Perancangan Arsitektur
8
Metode Perancangan Arsitektur
2) Fase Draughtmanship
Atau fase perencanaan berdasarkan gambar,
merupakan perencanaan yang dilakukan dengan
menghitung ukuran atau dimensi dengan suatu ukuran
tertentu, mempunyai bentuk yang jelas, dan dapat
dibuat dengan jumlah yang banyak atau dibuat
kembali. Ciri-ciri perencanaan tersebut adalah:
- Memisahkan produksi menjadikan beberapa
bagian.
- Ada kemungkinan merubah bagian-bagian
produksi.
- Waktu yang digunakan untuk merealisasikan
rancangannya lebih efisien.
- Melibatkan banyak pelaksana untuk
merealisasikannya.
- Melaksanakan rencana-rencana yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
10
Metode Perancangan Arsitektur
11
Metode Perancangan Arsitektur
Hubungan
terpadu Perencanaan - Perancangan
(integrated),
Perancangan
BAB II
BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI
II.2. RUANG
Ruang adalah daerah tiga dimensi dimana obyek dan
peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah yang
relatif, terutama bila suatu bagian dari daerah tersebut
dirancang sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Ruang
merupakan wadah dari aktifitas-aktifitas manusia, baik
aktifitas untuk kebutuhan fisik maupun emosi manusia.
Ruang digunakan untuk mewadahi satu aktifitas manusia
atau lebih. Ruang terkait dengan volume dan volume
mempunyai tiga aspek dimensi, yaitu panjang, lebar dan
tinggi.
Ruang yang digunakan lebih dari satu fungsi dan aktifitas
disebut ruang multifungsi. Ruang yang bisa digunakan
untuk mewadahi aktifitas yang berlainan bahkan untuk
aktifitas yang sangat bertentangan (seperti aktifitas sakral
dan profan) disebut ruang yang relatif.
14
Metode Perancangan Arsitektur
15
Metode Perancangan Arsitektur
3) Skala Monumental
Didefiniskan sebagai skala ruang yang besar dengan
suatu obyek yang mempunyai nilai tertentu sehingga
manusia akan merasakan keagungan akan ruangan itu
sendiri. Seperti pada ilustrasi gambar 1, peran ukuran
objek monumen (1) dan ruang terbuka yang besar (2)
bersama-sama menciptakan efek monumental
terhadap keberadaan objek itu sendiri
4) Skala Menakutkan
Skala ini mempunyai perbandingan yang jauh sekali
perbedaannya dari manusia sehingga menimbulkan
rasa menakutkan bagi manusia yang berada dalam
ruangan tersebut. Bangunan tinggi yang berdekatan
jaraknya akan menciptakan skala ruang yang
menakutkan pada orang yang berada diantaranya.
17
Metode Perancangan Arsitektur
20
Metode Perancangan Arsitektur
21
Metode Perancangan Arsitektur
22
Metode Perancangan Arsitektur
23
Metode Perancangan Arsitektur
24
Metode Perancangan Arsitektur
3. Konfigurasi Jalan
a) Linier
yaitu urutan ruang yang berada dalam satu garis
dan berulang. Organisasi linier pada dasarnya
terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat
berhubungan secara langsung satu dengan yang
lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang
berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya
terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa
dalam ukuran, bentuk, dan fungsi. Ruang-ruang
yang secara fungsional atau simbolis penting
keberadaannya terhadap organisasi dapat berada
di manapun sepanjang rangkaian linier.
b) Radial
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur
organisasi terpusat dan linier.Organisasi ini terdiri
dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah
organisasi linier berkembang menurut arah jari-
25
Metode Perancangan Arsitektur
26
Metode Perancangan Arsitektur
c) Spiral (Berputar)
Membentuk sebuah jalan lulur yang bergerak
mengelilingi pusat dan bertambah jauh dari
pusatnya.
d) Grid
Pola ini terdiri dari beberapa jalan yang
menghubungkan titik-titik terpadu dalam
ruang,organisasi grid terdiri dan bentuk-bentuk
dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang
dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau
27
Metode Perancangan Arsitektur
28
Metode Perancangan Arsitektur
e) Jaringan
Suatu bangunan biasanya memiliki suatu
kombinasi dari pola-pola diatas. Oleh karena itu
maka dibentuk aturan urutan utama dalam
sirkulasi tersebut agar tidak membingungkan.
29
Metode Perancangan Arsitektur
30
Metode Perancangan Arsitektur
BAB III
HUBUNGAN UNSUR YANG TERLIBAT
DALAM PEMBANGUNAN
ada bab ini akan mebahas mengenai unsur-unsur
2) Arsitek
Arsitek merupakan pihak yang diberi tugas oleh klien
untuk mewujudkan keinginan atau tujuan mereka dan
dapat bersifat individu ataupun tim. Arsitek
32
Metode Perancangan Arsitektur
34
Metode Perancangan Arsitektur
35
Metode Perancangan Arsitektur
36
Metode Perancangan Arsitektur
37
Metode Perancangan Arsitektur
membuat alternatif
BAB IV
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERENCANAAN DAN KAITANNYA DENGAN
PERANCANGAN
1. Aktifitas
Manusia sebagai pelaku kegiatan didalam ruang, baik
“ruang luar” maupun “ruang dalam” akan
menciptakan pola aktifitas. Pola aktifitas pada
dasarnya merupakan gambaran karakteristik kegiatan
yang harus dicari oleh perencana. Tujuannya agar
dapat merekomendasikan kepada klien kebutuhan
ruang yang paling sesuai bagi kegiatan tersebut.
Bentuk-bentuk aktifitas manusia biasanya juga
melibatkan unsur-unsur pembentuk ruang sebagai
media bagi berlangsungnya kegiatan tersebut. Bentuk
39
Metode Perancangan Arsitektur
4. Organisasi
Organisasi ialah struktur pengguna kolektif yang nanti
akan mempengaruhi fasilitas. Organisasi memberikan
gambaran dari berbagai aspek meliputi hirarki,
40
Metode Perancangan Arsitektur
5. Karakteristik Kependudukan
Karakteristik kependudukan disuatu wilayah akan
memberikan gambaran tentang struktur penduduk
berdasar : usia, pekerjaan, penghasilan, dan susunan /
komposisi keluarga. Gambaran yang terkait dengan
masalah spasial misalnya : tingkat kepadatan
penduduk dan mobilitas penduduk akan memberikan
dukungan informasi kepada perencana dalam kaitan
penentuan karakteristik kegiatan dan perhitungan
kapasitas bangunan.
6. Sikap
Sikap merupakan suatu tingkatan afek baik positif
maupun negatif terhadap “obyek sikap”. Jika obyek
sikap tersebut adalah “tujuan” yang dirumuskan oleh
klien, atau merupakan “usulan-usulan gagasan” oleh
arsitek dalam rangka menterjemahkan keinginan klien,
maka sikap terhadap kedua hal tersebut sangat
mempengaruhi seberapa jauh perencanaan dilakukan.
Hal tersebut terjadi karena sikap mempunyai nilai
yang gradatif atau berskala, mulai dari nilai positif
41
Metode Perancangan Arsitektur
8. Persepsi
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu hasil
interaksi individu dengan “obyek”. Jika persepsi
berada pada batas-batas optimal maka individu
dkatakan dalam keadaan homeostatis yaitu suatu
keadaan yang serba seimbang. Namun jika obyek
dipersepsikan diluar batas-batas optimal, maka akan
terjadi “tekanan” pada perseptor, sehingga individu
akan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan
(coping). Dengan demikian jelas karena persepsi obyek
sebagai rancangan fasilitas akan sangat berpengaruh
terhadap perencanaannya. Contoh dua persepsi yang
berbeda pada kasus yang sama, misal: ruang makan
yang dipersiapkan sebagai ruang yang terbuka
“welcome” bagi setiap orang yang dikenal dan atau
sebagai ruang yang khusus / tertutup hanya bagi
orang-orang tertentu saja. Substansi perencanaan
42
Metode Perancangan Arsitektur
9. Kecenderungan
Kecenderungan merupakan kondisi yang selalu
berorientasi pada “arah‟ tertentu yang berdimensi
waktu (masa lalu, saat sekarang atau masa yang akan
datang). Nilai-nilai kualitatif atau kuantitatif menjadi
ikon yang dapat memberikan gambaran
kecenderungan tersebut. Contoh:
Kecenderungan pertambahan pengguna ruang,
akan berpengaruh terhadap perencanaan
rancangan fasilitas khususnya yang berkaitan
dengan “penentuan kapasitas / daya tampung
ruang”,
Kecenderungan perubahan suasana ruang terjadi
karena adanya perubahan karakteristik kegiatan
yang terjadi di dalam ruang. Hal tersebut akan
berpengaruh pada perencanan rancangan fasilitas
khususnya yang berkaitan dengan “citra ruang”.
43
Metode Perancangan Arsitektur
2. Kondisi Site
Kondisi site bisa digambarkan meliputi berbagai aspek
sebagai berikut :
- Topografi (gambaran countour dan relief
permukaan site), morfologi (gambaran bentuk
44
Metode Perancangan Arsitektur
45
Metode Perancangan Arsitektur
5. Struktur
Struktur pada bangunan atau fasilitas, maka
informasi perencanaannya dapat disebutkan sebagai
berikut :
- Tingkatan struktur (struktur konvensional) atau
struktur yang canggih (advanced).
- Jenis struktur (struktur rangka, struktur ruang,
dsb).
- Bahan struktur (beton, baja, kayu, dsb)
- Kemampuan struktur (menahan beban dan daya
tahan terhadap kondisi alam).
6. Sistem Bangunan
Sistem bangunan merupakan bagian kelengkapan
pendukung bangunan yang dipasang dengan tujuan
agar bangunan dapat dioperasikan secara optimum.
Informasi yang diperlukan dalam perencanaan
rancangan fasilitasnya, meliputi :
46
Metode Perancangan Arsitektur
47
Metode Perancangan Arsitektur
9. Pendukung / service
Pendukung / service merupakan bagian bangunan
berupa ruang, sistem atau alat yang bersifat
pendukung operasionalisasi fasilitas. Informasi yang
diperlukan dalam perencanaannya antara lain
meliputi:
- Bersifat ruang (tempat parkir, lavatory (tempat
penyimpanan / gudang) dan sebagainya)
- Bersifat alat (IPAL : Instalasi Pengolah Air Limbah,
eskalator, lift, dll)
- Bersifat sistem (jaringan drainase, sanitasi,
pembuangan limbah, jaringan listrik, jaringan
jalan, dsb).
10. Penggunaan
48
Metode Perancangan Arsitektur
49
Metode Perancangan Arsitektur
50
Metode Perancangan Arsitektur
51
Metode Perancangan Arsitektur
o Sistem pembebanan
o Sistem pondasi
- Fleksibilitas (ruang)
o Kemampuan ruang untuk berubah
o Fleksibilitas bentuk dan luasan ruang
o Fleksibltas pembatas ruang
o Fleksibilitas fungsi
o Karakteristik kegiatan yang secara
fungsional dilakukan di dalam ruang
(meliputi : volume, intensitas, frekuensi,
dan proses kegiatan)
1. Ketentuan Legal
Yang dimaksud dengan ketentuan legal ialah
ketentuan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
atau diakui eksistensinya dalam perannya sebagai
alat pengendali pembangunan rancangan fasilitas.
Yang termasuk dalam ketentuan legal meliputi:
a) Peraturan Pembangunan (ketinggian lantai,
sempadan bangunan, sempadan jalan, building
52
Metode Perancangan Arsitektur
53
Metode Perancangan Arsitektur
2. Topografi
Faktor topografi ( kontur dan relief permukaan lahan)
mengkait dengan aspek tapak / site dimana fasilitas
tersebut berada. Hal tersebut berpengaruh terhadap
informasi perencanaan rancangan fasilitas khususnya
berkaitan dengan bentuk bangunan, susunan ruang,
struktur bangunan dan sistem fasilitas bangunannya.
3. Iklim
Faktor iklim makro ( regional ) dan iklim mikro (
kawasan ) berupa suhu, kelembaban, angin dan curah
hujan, berpengaruh terhadap informasi perencanaan
rancangan fasilitas khususnya yang berkaitan dengan
sistem penghawaan pada bangunan, bidang bukaan,
sistem ruang dan penggunaan material pada
selubung bangunan ( facade ).
4. Ekologi
Ekologi yang merupakan gambaran ekosistem suatu
wilayah, merupakan hal yang berpengaruh pada
perencanaan rancangan fasilitas khususnya yang
berkaitan dengan pemanfaatan SDA, konservasi
sumber daya air, konservasi energi, pemanfaatan
bangunan berdasarkan aspek berkelanjutan, dan
sebagainya.
54
Metode Perancangan Arsitektur
55
Metode Perancangan Arsitektur
8. Waktu
Faktor waktu menyangkut ketersediaan atau jumlah
waktu yang diperlukan dalam kaitan; penggunaan
program, perencanaan, perancangan, pembangunan
dan operasionalisasi fasilitas. Substansi perencanaan
rancangan fasilitasnya berkaitan dengan:
a) Penyusunan schedule / waktu
b) Penentuan waktu akhir (deadline)
c) Waktu operasional kegiatan mulai perencanaan
s/d operasionalisasi fasilitas.
56
Metode Perancangan Arsitektur
BAB V
PENGUMPULAN DATA & TEKNIK
PENGUMPULAN DATA ARSITEKTUR
engumpulan data merupakan prosedur sistematis
P dan standar untuk memperoleh data dan informasi
yang diperlukan. Pada bidang arsitektur data yang
diperoleh cenderung menonjolkan faktor subjektif dari
pengguna, arsitek ataupun pihak-pihak yang terkait
dengan bangunan yang akan di disain.
1. Tujuan
Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi yang
sudah tersedia (dari klien dan pustaka) dan
57
Metode Perancangan Arsitektur
2. Kegunaan
Terdapat empat kegunaan utama dari penelitian awal,
yakni :
1) Merumuskan kebutuhan data dan rincian tugas
perencanaan
2) Identifkasi sumber-sumber data
3) Pengenalan tujuan, filosofi, organisasi dan
pengoperasian klien
4) Membuat database (basis data) untuk data yang
diperlukan
59
Metode Perancangan Arsitektur
60
Metode Perancangan Arsitektur
61
Metode Perancangan Arsitektur
2) Observasi partisipatori
Metoda observasi partisipasi merupakan
pengamatan langsung di lapangan (pada setting)
dimana pengamat melakukan kegiatan amatan
dengan cara “menyatu” atau “larut” dengan
obyek observasi dengan harapan agar obyek
tidak tahu kalau sedang diamati.
62
Metode Perancangan Arsitektur
63
Metode Perancangan Arsitektur
3) Tracking (penjejakan)
Pengetahuan penjejakan ini pada dasarnya
sudah dicontohkan pada kehidupan binatang
dan manusia dimana kehidupan masih sangat
bergantung dengan alam.
65
Metode Perancangan Arsitektur
4) Pemetaan perilaku
Pemetaan perilaku pada dasarnya merupakan
kegiatan pengamatan langsung dilapangan oleh
observer terhadap aktifitas pelaku (responden)
pada sebuah setting tertentu. Tujuan dari
pemetaan perilaku adalah untuk mendapatkan
gambar peta perilaku melalui aktifitas
responden pada sebuah setting tertentu.
66
Metode Perancangan Arsitektur
67
Metode Perancangan Arsitektur
68
Metode Perancangan Arsitektur
3. Teknik Wawancara
Teknik wawancara bertujuan untuk berinteraksi
dengan klien, serta mendapatkan tanggapan.komentar
terhadap segala sesuatu yang menyangkut perencanaan
dan perancangan. Berdasarakan macamnya, teknik
wawancara terbagi atas dua macam, yakni wawancara
70
Metode Perancangan Arsitektur
71
Metode Perancangan Arsitektur
BAB VI
IDENTIFIKASI DALAM PERENCANAAN
72
Metode Perancangan Arsitektur
b) Nuansa
Adalah keadaan yang ditimbulkan oleh lingkungan di
sekeliling bangunan sehingga memperkuat citra
bangunan. Pengolahan tapak disekeliling bangunan
dapat mewujudkan kesesuaian tampilan dengan
persyaratan fungsinya. Kesatuan antara citra dan
nuansa dapat mendukung keberadaan fungsi. Bentuk
dan nuansa bangunan memiliki ciri khas yang
berbeda-beda. Contoh Istana Negara, nuansa yang
diharapkan adalah kemegahan dan salah satu hal
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan nuansa ini
adalah penataan sirkulasi, penggunaan kolom
73
Metode Perancangan Arsitektur
c) Suasana
Adalah keadaan yang dapat dirasakan pengunjung
didalam ruangan yang terdiri dari perpaduan kesan
antara tampilan dinding, plafon, lantai, lampu,
furniture dan aksesoris lain sesuai yang dikehendaki
oleh sang arsitek. Aspek keserasian dan
kesinambungan antara nuansa di luar bangunan
dengan suasana di dalam harus tetap terjaga. Perlu
ada kesesuaian kesan antara citra dengan nuansa
lingkungan dan suasana di dalam bangunan walaupun
74
Metode Perancangan Arsitektur
b) Fungsi Penunjang
Merupakan penunjang dari kegiatan-kegiatan utama.
Dengan kegiatan dari fungsi penunjang, maka fungsi
76
Metode Perancangan Arsitektur
c) Fungsi Pelengkap
Merupakan fungsi yang melengkapi kegiatan-kegiatan
yang sudah ada. Keberadaannya pun tidak mutlak
dan tidak selalu harus terkait dengan fungsi utama
dan fungsi penunjang. Akan tetapi fungsi pelengkap
dapat menjadi faktor daya tarik dan penambah nilai
77
Metode Perancangan Arsitektur
78
Metode Perancangan Arsitektur
79
Metode Perancangan Arsitektur
3. Radius Pelayanan
Radius pelayanan adalah jarak pelayanan fungsi dan
pelayanan yang dapat dijangkau oleh pemakai fungsi
tersebut. Capaian tersebut berkaitan erat dengan jenis
dan ruang lingkup fungsi, yaitu tipologi bangunan dan
golongan tingkat sosial perekonomian dari pengguna atau
pemakai fungsi. Tingkat radius pelayanan ini merupakan
cerminan kemampuan dari potensi fungsi yang akan
bersinggungan dengan potensi lain baik yang sejenis atau
tidak, bersinergi atau berlawanan. Contoh: kedekatan
antara mall dengan hotel dapat saling menguntungkan,
berbeda antara mall dengan sekolah. Cakupan area yang
dapat dilayani oleh potensi fungsi ini meliputi :
1) Pelayanan sekitar tapak
2) Pelayanan tingkat lingkungan
3) Pelayanan tingkat wilayah
4) Pelayanan tingkat kota
5) Pelayanan tingkat regional/propinsi
6) Pelayanan tingkat internasional
4. Asumsi Yang Akan Datang
80
Metode Perancangan Arsitektur
81
Metode Perancangan Arsitektur
83
Metode Perancangan Arsitektur
2. Potensi Terkait
Setiap fungsi yang dibangun pasti akan berinteraksi
dengan potensi-potensi lain. Potensi tersebut dapat
berada disekitar tapak atau bahkan berada didalam
tapak. Potensi tersebut juga perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan dan perancangan. Fungsi dari fasilitas
dan potensi yang dirancang tersebut dapat merupakan
fungsi baru atau pengembangan fungsi yang telah ada.
Untuk memastikan fungsi dan potensi yang akan
dibangun dapat mempengaruhi pemilihan tapak,
diperlukan data data aktual yang terletak pada suatu
kawasan.
84
Metode Perancangan Arsitektur
85
Metode Perancangan Arsitektur
BAB VII
ANALISIS PERENCANAAN
nalisis menjadi tahap penting dalam proses
A perencanaan. Setiap aspek fisik dan non fisik menjadi
sasaran analisis perencanaan, mulai dari aspek fungsi dan
kegiatan, aspek pengguna, besaran ruang, potensi tapak
dan kawasan, kondisi eksisting hingga aspek sosial,
budaya dan teknologi
86
Metode Perancangan Arsitektur
Pelaku Kegiatan
Dari studi kelayakan dan pengumpulan data yang telah
dilakukan dapat ditentukan jumlah dan status jabatan
dari masing-masing pelaku kegiatan. Hal ini harus
dilakukan untuk mendapatkan standar ukuran kegiatan
maupun tingkat kenyamanan yang sesuai dengan status
sosialnya. Dengan diketahuinya jumlah pelaku kegiatan
beserta status dan jabatannya dapat ditentukan ruang,
kualitas keamanan dan kenyamanan yang dipersyaratkan.
Sifat Kegiatan
Jenjang keadaan dan kondisi pelaku kegiatan dalam suatu
fungsi dapat membedakan urutan sifat kegiatan. Apabila
telah diketahui sifat dari masing-masing jenis dan pelaku
87
Metode Perancangan Arsitektur
Syarat Kegiatan
Pelaku dan penggunan sebuah fungsi didalam melakukan
kegiatannya memerlukan suasana dan kondisi tertentu.
Keadaan ini dapat dilakukan apabila memenuhi syarat
fungsi dan kegiatan yang ditetapkan. Persyaratan
kegiatan umumnuya meliputi keadaan yang diinginkan
yang berkatian dengan utilitas bangunan, seperti terang-
gelap, dingin-panas, basah-kering, hening-ramai dsb.
Tujuan dari pengondisian adalah untuk mendapatkan
kenyamanan dan kelancaran dalam menjalankan aktifitas.
Standar Kegiatan
Setiap gerak manusia memerlukan ruang yang
disesuaikan dengan postur tubuh dari pengguna dan
pemakai fungsi. Selain itu jumlah pelaku juga harus
88
Metode Perancangan Arsitektur
Ekspresi
Penampilan suatu bangunan menunjukkan sifat, bentuk
dan karakter fungsi. Terbuka atau tertutup, ke luar atau
ke dalam, kokoh ataupun ringan, semua tergantung
kepada fungsi kegiatannya. Ekspresi juga dapat
diakibatkan dari material strukturnya, apakah ringan atau
berat tergantung dari filosofinya.
Adat Istiadat
Perancangan bangunan pada daerah tertentu perlu
mempertimbangkan dan mengantisipasi adat istiadat
yang masih dipegang erat oleh warga dan masyarakatnya,
dan biasanya adat istiadat ini menjadi semacam pakem
dalam setiap aspek kehidupan warganya termasuk dalam
aspek perencanaan dan perancangan bangunannya. Adat
istiadat sendiri umumya bersumber dari kearifan lokal
dan berorientasi pada keseimbangan ekologi dalam
kehidupan jangka panjang.
Tradisi
Seperti adat istiadat, tradisi merupakan ciri khas yang
dimiliki masyarakat secara turun temurun dan
merupakan aset yang sangat berharga bagi peradaban
manusia. Pada kasus-kasus tertentu tradisi dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap tipologi
bangunan-bangunan tradisional yang sarat akan filosofi.
Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan akan adanya penjaga
dan pengawas kehidupan serta segala sesuatu memiliki
jiwa yang hidup. Manifestasi dari kepercayaan ini adalah
ritual-ritual ibadah, baik dari aliran kepercayaan nenek
moyang sampai dengan agama samawi yang dianut
pengikutnya. Dalam Islam sendiri bahwa setiap langkah
91
Metode Perancangan Arsitektur
4. Analisis Kejiwaan
Persepsi
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang
mempunyai derajat paling tinggi dibandingkan makhluk-
makhluk lain di dunia. Dengan kreatifitasnya manusia
mampu menciptakan lingkungan untuk ditata dan diatur
menjadi indah dan dapat dipergunakan oleh masyarakat.
Akan tetapi merupakan sifat manusia juga yang tidak
dapat mengendalikan diri sehingga mengakibatkan
kerusakan dan disharmoni dalam system dan tatanan
kehidupan masyarakat dan lingkungan. Persepsi manusia
akan lingkungannya tergantun dari aksi dan reaksi yang
tiap-tiap individu terima dan mereka ciptakan sendiri.
Stimulus
Stimulus atau rangsangan dapat diciptakan oleh hasil
karya arsitek kepada setiap pelaku kegiatan yang
berinteraksi dengan karyanya. Stimulus tersebut dapat
memicu kemampuan personifikasi atau kemampuan
merasakan dari pelaku kegiatan pada setiap titik
rancangannya. Rasa tersebut dapat berkaitan dengan
gerakan badan, dimensi, warna, ukuran dan skala,
pencahayaan, pengudaraan bahkan kenyamanan
utilitasnya.
Reaksi
92
Metode Perancangan Arsitektur
Tingkatan (Levelling)
Yang dimaksud dengan tingkatan adalah tingkat
pendidikan dan mata pencaharian yang akan
mempengaruhi pola kehidupan individu maupun
sekelompok masyarakat. Ketepatan menganalisis dan
menilai harus didasarkan kepada pemahaman bahwa
untuk siapa bangunan itu dirancang, baik latar
belakangnya maupun pola perilakunya.
Analisis dimensi
yang terdiri dari Dimensi dan bentuk ukuran tapak, garis
kontur tanah, arah dan garis edar matahari, rencana dan
jenis jalan
93
Metode Perancangan Arsitektur
94
Metode Perancangan Arsitektur
95
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Potensi
Merupakan tahap pembahasan mengenai penjabaran
dan penguraian tentang fungsi-fungsi yang ada kaitan
dengan fungsi yang dirancang. Potensi ini dapat berada di
dalam tapak maupun diluar tapak. Secara sifatnya potensi
tapak dibedakan menjadi dua jenis yakni (1)Potensi alam
dan (2)Potensi buatan. Selain itu yang dianggap potensi
adalah fungsi sejenis yang berbeda atau sejenis yang
berada di sekitar tapak.
96
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Klimatologi
Iklim
Secara garis besar, Indonesia berada pada daerah
beriklim tropis, sehingga kelembaban udara kadang
begitu tinggi dan mempengaruhi kualitas material
bangunan yang akan dipakai, begitupula dengan
pengondisian udara dalam pengaturan suhu dan
kelembababan udara ruangan. Selain itu curah hujan
menjadi faktor krusial bagi perencanaan dan
perancangan bentuk bangunan, baik fasad maupun
atap
97
Metode Perancangan Arsitektur
98
Metode Perancangan Arsitektur
Angin
Angin terjadi disetiap lokasi dan tapak yang yang
diakibatkan adanya perbedaan suhu udara. Pada
bangunan pengaruh angin sangat dirasakan pada
bidang-bidang lebar fasad dan atap bangunan.
Pengaruh angin juga berdampak pada sudut
kemiringan atap.
99
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Topografi
Merupakan penjabaran dan uraian tentang kondisi tanah
dari tapak yang telah dipilih sebagai lokasi letak
bangunan. Pada analisa tapak, hal yang dianalisis adalah
Jenis tanah / kondisi geologi
Bentuk permukaan tanah (datar, landai, tegak
atau curam). Pada tahap ini melakukan kajian
peta geografis yang dinyatakan dalam bentuk
garis kontur. Garis kontur ini didapat dari
pengukuran dengan alat theodolit maupun
pencitraan udara. Kerapatan garis kontur
menandakan kemiringan bentuk tanah, yaitu
renggang berarti kemiringan landai, rapat
berarti kemiringan rapat.
100
Metode Perancangan Arsitektur
101
Metode Perancangan Arsitektur
102
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Pencapaian
Tahap ini diperlukan untuk mengetahui dan menguraikan
arah terbesar pemakai serta pengguna bangunan datang
ke tapak. Hasil analisis ini digunakan sebagai panduan
penentuan letak pintu gerbang dan titik tangkap ke arah
bangunan. Untuk itu diperlukan peta kota yang lebih
besar disesuaikan dengan radius pelayanan fungsi yang
bersangkutan. Hasil dari analisis pencapaian akan juga
mempengaruhi as atau sumbu bangunan, letak pintu
gerbang tapak dan titik tangkap massa bangunan.
Analisis Sirkulasi
Analisis ini dilakukan untuk mengambil gambaran lebih
detail tentang hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan
dan sirkulasi oleh pengguna bangunan. Tahap ini sebagai
kelanjutan dari tahap analisis pencapaian yang telah
103
Metode Perancangan Arsitektur
105
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Vegetatif
Tahap ini merupakan kajian yang menyangkut
keberadaan tanaman dan tumbuhan yang berada dalam
tapak dan disekitar tapak. Tanaman dapat menjadi
potensi geografis dan historis serta dapat berperan
106
Metode Perancangan Arsitektur
107
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Kebisingan
Kebisingan adalah suara berisik yang melebihi standar
normal yang mampu diterima telinga manusia. Analisis
kebisingan bertujuan untuk mendapatkan gambaran
terkait arah dan sumber kebisingan berasal dan
pengaruhnya terhadap bangunan dan penghuninya.
108
Metode Perancangan Arsitektur
109
Metode Perancangan Arsitektur
111
Metode Perancangan Arsitektur
BAB VIII
SINTESIS PERENCANAAN
112
Metode Perancangan Arsitektur
b) Urutan Kegiatan
Pada tahapan ini, urutan ruang didasarkan pada
tahap program ruang. Urutan juga disesuaikan
dengan sifat kegiatannya. Urutan kegiatan ini
diperlukan bagi fungsi kegiatan yang didalamnya
membutuhkan proses yang berkesinambungan dan
berurutan.
113
Metode Perancangan Arsitektur
d) Diagram Matrix
Tahap ini merupakan tahap kesimpulan nonfisik
fungsi yang didasarkan kepada penggabungan dan
pengelompokan hubungan ruang dan sifat ruang
yang sejenis. Didalam diagram matrix juga
dicantumkan tingkat hubungan antar ruang dimana
masing-masing jenis hubungan diberikan tanda yang
berbeda dan spesifik, sehingga memudahkan dalam
mencocokkan dan mengevaluasi perancangan
fisiknya. Output dari diagram ini adalah
pengelompokan ruangan berdasarkan derajat
kedekatan ruang yang menjadi dasar dalam konsep
dalam penzonaan dan perancangan penataan (lay
out) ruang
114
Metode Perancangan Arsitektur
115
Metode Perancangan Arsitektur
116
Metode Perancangan Arsitektur
117
Metode Perancangan Arsitektur
1. Sintesis Tapak
Sintesis tapak merupakan hasil penarikan kesimpulan dari
analisis tapak, dimana pada proses sintesis ini output
yang dihasilkan meliputi:
a) Penentuan Gerbang Utama dan samping
Tahap ini merupakan penentuan dari alternatif-
alternatif pintu masuk ke dalam tapak. Ketepatan
pemilihan pintu gerbang tapak akan sangat
118
Metode Perancangan Arsitektur
c) Titik Tangkap
Kesimpulan untuk menentukan daerah tapak yang
mudah dilihat oleh penggunaan dan masyarakat luas.
Adapun yang menjadi pertimbangannya adalah
pencapaian dan arah pandang, dimensi tapak,
topografi, dan potensi sekitar tapak.
119
Metode Perancangan Arsitektur
d) Orientasi
Merupakan kesimpulan mengenai arah tapak
menghadap. Arah tapak sendiri terdiri dari orientasi
massa bangunan. Hal yang menjadikan pertimbangan
dalam mengambil sintesis orientasi adalah : ruang
Kota, topografi dan potensi sekitar tapak
120
Metode Perancangan Arsitektur
2. Sintesis Bangunan
a) Filosofi Bentuk
Filosofi bentuk sangat terkait dengan ekspresi dan
citra bangunan yang akan di tunjukkan. Ekspresi dan
citra bangunan sendiri tergantung kepada sifat fungsi
dan orientasi kegiatan, topografi, titik tangkap serta
potensi sekitar tapak.
b) Alternatif Bentuk Dasar
Dari pengamatan analisis tapak,filosofi bangunan dan
sintesis kejiwaan seorang arsitek dapat menentukan
alternative bentuk dasar bangunan yang merupakan
cerminan daya kreatifitasnya. Sebagai pertimbangan
dalam menentukan alternatif bentuk dasar, maka
harus mempertimbangkan faktor sintesis kejiwaan,
filosofi fungsi, topografi dan potensi sekitar tapak.
122
Metode Perancangan Arsitektur
3. Sintesis Teknologi
a) Struktur dan Konstruksi
Sintesis struktur dan konstruksi akan menghasilkan
sebuah kesimpulan mengenai sistm struktur dan
konstruksi yang memungkinkan digunakan dalam
123
Metode Perancangan Arsitektur
124
Metode Perancangan Arsitektur
BAB IX
PERENCANAAN BERDASAR ANALISIS
PERILAKU
129
Metode Perancangan Arsitektur
130
Metode Perancangan Arsitektur
BAB X
KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR
132
Metode Perancangan Arsitektur
133
Metode Perancangan Arsitektur
h) Ekologi Perilaku
Semakin tinggi nilai ekonomis suatu ruang maka
semakin tinggi pula status sosial pemakai ruangnya.
135
Metode Perancangan Arsitektur
2. Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi terkait dengan pemilihan sistim
struktur yang akan digunakan dalam pembangunan
sebuah fasilitas. Untuk melaksanakan pemilihan struktur
tersebut diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut :
136
Metode Perancangan Arsitektur
3. Pendekatan Ekonomi
Perencanaan dan perancangan bangunan juga dapat
dimulai dari sudut ekonomi bangunan, yaitu berdasarkan
kemampuan finansial owners. Selain pertimbangan
tersebut, pendekatan ekonomi lainnya berupa hal-hal
yang bersifat entangible, yakni yang berkaitan dengan
faktor berikut :
a) Ekonomis tapak lokasi dan lahan
b) Penampilan bangunan dan proses konstruksi
c) Kemudahan operasional
d) Pemasaran dan penjualan
e) Aspek pemasaran dan penjualan
4. Pendekatan Budaya
Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan kesenian
dalam bidang seni bangunan, tetapi dalam aplikasinya
tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur kebudayaan
lainnya. Cerminan ekspresi budaya kearsitekturan dapat
dianalogikan seperti teori hirarki kebudayaan manusia
(Maslow Triangles), dimana eksistensi manusia paling
mendasar dan pokok terdiri dari :
1) Kebutuhan fisiologis, dimana arsitektur
mengakomodir kebutuhan manusia akan wadah
beraktifitas
2) Rasa aman, dari segala ancaman alam maupun
makhluk hidup lainnya
3) Kebutuhan Sosial untuk dapat berinteraksi dengan
manusia lain
137
Metode Perancangan Arsitektur
1. Zoneplan Horisontal
Merupakan penentuan peruntukan ruang dan kegiatan
dari fungsi pada permukaan tapak secara mendatar.
Masalah yang timbul terkait penetuan konsep zoneplan
horisontal sudah dapat terdeteksi dalam tahap
penentuan sintesis fisik.
138
Metode Perancangan Arsitektur
2. Zoneplan Vertikal
Merupakan peruntukan dan penempatan program ruang
disetiap lantai dalam bangunan. Pertimbangan-
pertimbangan didapatkan dari hasil sintesis nonfisik
hubungan ruang (diagram gelembung dan diagram
matriks). Sebelum menentukan letak program ruang
tetapkan dahulu hirarki sifat kegiatannya disetiap lantai.
140
Metode Perancangan Arsitektur
141
Metode Perancangan Arsitektur
a) Sirkulasi Manusia
Merupakan pergerakan yang dilakukan manusia
sebagai pengguna dan pemakai utama bangunan.
Sirkulasi ini dapat berbentuk sederhana hingga
kompleks dan rumit.
b) Sirkulasi Kendaraan
Merupakan pergerakan kendaraan yang dipakai
pengguna dan pemakai bangunan. Dalam
perancangan sirkulasi kendaraan, perlu disesuaikan
dengan standar dan dimensi kendaraan, jalan dan
parkir dengan fungsi tipologi bangunannya. Jenis
kendaraan memiliki dimensi yang berbeda yang
berdampak juga pada perancangan area pergerakan
(manuver) dari kendaraan itu sendiri.
c) Sirkulasi Barang
Pada fungsi-fungsi tertentu, sirkulasi didalam tapak
justru didominasi oleh pergerakan benda dan barang,
misalnya perencanaan dan perancangan pabrik,
pelabuhan bongkar muat, atau komplek
pergudangan. Pada bangunan umum seperti kantor,
rumah sakit atau hotel sirkulasi barang sebaiknya
memiliki jalur tersendiri agar kesan yang ditimbulkan
tidak merusak pandangan dari pengunjung lainnya.
142
Metode Perancangan Arsitektur
143
Metode Perancangan Arsitektur
144
Metode Perancangan Arsitektur
2. Orientasi ke dalam
Orientasi ini merupakan sikap arah pandang yang
ditunjukkan bangunan bahwa kegiatan-kegiatan yang
terjadi didalamnya tidak membutuhkan view atau
pandangan ke luar. Kegiatan-kegiatannya cenderung
mengarah kepada obyek-obyek didalam bangunan itu
sendiri, sehingga ekspresi bangunannya cenderung
tertutup.
146
Metode Perancangan Arsitektur
147
Metode Perancangan Arsitektur
148
Metode Perancangan Arsitektur
149
Metode Perancangan Arsitektur
150
Metode Perancangan Arsitektur
151
Metode Perancangan Arsitektur
152
Metode Perancangan Arsitektur
2. Jaringan Listrik
Sumber listrik umumnya berasal dari PLN maupun
generator pada bangunan itu sendiri. Jaringan listrik
sendiri tidak hanya meliputi unsur pencahayaan pada
bangunan, tapi juga meliputi operasional utilitas
bangunan, dari lift dan eskalator, mesin pengolah limbah,
sistem keamanan dan hal-hal lain yang memerlukan
pasokan energi listrik. Dalam konteks konsep jaringan
listrik, seorang arsitek harus mampu memastikan sumber
dan kapasitas listrik sesuai dengan bangunan yang
direncanakan, begitu juga dengan skema distribusi
jaringan listrik hingga pemanfaatan alternatif-alternatif
sumber energi listrik dalam perancangannya.
155
Metode Perancangan Arsitektur
156
Metode Perancangan Arsitektur
157
Metode Perancangan Arsitektur
DAFTAR PUSTAKA
Alexander. C, 1979, The Timeless Way of Building,
London, Oxford University Press
Archer, L.B, 1974, Design Awareness and Planned
Creativity in Industry, Ottawa, Office of Design
Department of Industry, Trade and Commerce
Asimow, Morris, 1962, Introduction to Design, Los
Angeles, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Barker, Roger G, 1968, Ecological Psychology: Concepts
and Methods for Studying the Environment of Human
Behavior, Kansas, Standford University Press
Booker, P.J, 1962, Principles and Precedents Engineering
Design, London, Institution of Engineering Designers
Ching, DK, 1996, Architectural Graphics, Seattle, John
Wiley & sons Ltd
Ching, DK, 2007, Architecture: Form, Space and Order 3rd
Ed, Seattle, John Wiley & sons Ltd
Dafidoff, Paul, 1962, A Choice Theory of Planning, Journal
of The American Institute of Planners, XXVIII, p 103-
115
Eppi P Suriadjaja dkk, 1986, Persepsi Bentuk dan Konsep
Arsitektur, Jakarta, Djambatan
Jones, JC, 1990, Developments in Design Methodology,
New York, John Wiley & sons Ltd
Laksito, Boedhi, 2014, Metode Perencanaan &
Perancangan Arsitektur, Jakarta, Griya Kreasi
158
Metode Perancangan Arsitektur
159