Anda di halaman 1dari 6

PROSES SWEETENING GAS ALAM

1. PENDAHULUAN
Gas alam merupakan bahan bakar fosil paling penting dan populer yang menyebabkan
kebutuhan akan gas alam di Indonesia dan di dunia meningkat tajam dalam beberapa
dasawarsa terakhir. Hal ini menuntut perbaikan pada proses produksi, pengolahan,
pemanenan energi dan pengendalian polusi. Salah satu masalah serius yang dihadapi
teknologi pemrosesan gas alam adalah adanya kandungan gas asam (H2S dan CO2) yang
tinggi. Gas asam diketahui mengontaminasi kira-kira 40% cadangan gas yang diketahui
(van Kemenade dkk., 2013). Kira-kia 13,46 % cadangan gas alam dunia mengandung H2S
di atas 10% dan kira-kira 26,9% mengandung lebih daripada 10% CO2 (Muhammad &
Gadelhak, 2014). Gas asam harus dipisahkan dari gas alam agar gas memenuhi spesifikasi
perpipaan. Ada beberapa proses untuk memisahkan gas asam dari gas alam, misalnya
proses unggun padat atau proses pelarut kimia. Akan tetapi, proses sweetening gas amine
bisa dianggap paling populer di industri gas.
Proses amine menggunakan larutan alkanamine sebagai pelarut kimia untuk memisahkan
gas asam dari aliran gas alam. Dalam teknologi ini, gas asa ditangkap oleh pelarut amine,
suatu cairan yang terdiri atas air dan amine, yang digunakan untuk menyerap gas asam dari
gas alam. Alkanamine memiliki afinitas yang tinggi terhadap gas asam. Ada beberapa tipe
amine yang digunakan dalam proses amine, antara lain : monoethanolamine (MEA) dan
dimethylamine (DEA). Pada dasarnya amine adalah senyawa amoniak dengan satu atau
lebih atom hidrogen diganti oleh suatu atom / gugus lain.
Gambar 6.1 menunjukkan diagram alir proses amine umum. Gas alam yang mengandung
gas asam (biasa disebut sour gas) diumpankan ke kolom absorpsi besar. Gas alam masuk
dasar kolom, mengalir ke atas dimana gas berkontak dengan larutan amine yang mengalir
ke bawah, yang mengijinkan gas asam terserap dari gas alam. Larutan amine kaya gas asam
dipompa melalui penukar panas ke regenerator dimana reaksi yang terjadi antara amine
dan gas asam dibalikkan oleh steam yang mengalir ke atas dalam kolom regenerator.
Reaksi kimia amine dengan H2S dan CO2 diberikan oleh :
2NRH2 + H2S (RNH3)2S (6.1)
2RNH2 + CO2 RNHCOONH3R ‘R = mono, di, tri-Ethanol (6.2)

Gas asam yang terambil kemudian ditekan dan disimpan atau dibuang ke udara sedangkan
larutan amine miskin gas asam dipompa kembali ke absorber untuk dipakai lagi dan siklus
diulangi.

2. URAIAN PROSES DAN MODEL SIMULASI


Model simulasi yang diuraikan disini mengikuti Muhammad dan Gadelhak (2014) dan
tutorial yang mengikuti dokumentasi perangkat lunak (versi 2004). Proses sweetening
amine yang disimulasikan terdiri dari kolom absorber dimana umpan sour gas dikontakkan
dengan larutan amine secara berlawanan arah dimana tray atau unggun digunakan untuk
meningkatkan perpindahan massa. Gas asam diserap ke dalam pelarut yang kemudian
diregenerasi dalam kolom distilasi regenerasi untuk mengambil kembali larutan amine
yang didinginkan dan di recycle kembali ke kolom absorber. Flowsheet yang disimulasikan
disajikan pada gambar 6.2.

Untuk kasus simulasi ini, paket property yang digunakan adalah Anime Pkg dengan model
termodinamika Kent-Eisenberg untuk larutan amine dan model Non-ideal untuk fase uap.
Gas alam dengan laju alir 25 MMSCFD mula-mula masuk knock-out drum untuk
memisahkan air bebas yang terbawa gas. Knock-out drum dimodelkan dengan flash
separator untuk mengubah satuan molar flow dari Kmol/h ke MMSCFD ikuti cara seperti
langkah 1 pada subbab 5.3. Untuk menetapkan paket fluida, ikuti cara langkah 2 pada
subbab 5.3 dengan komponen yang ditambahkan terdiri dari : N2, H2S, CO2, CH4, H2O, i-
C4H10, n-C4H10, i-C5H12, n-C5H12, DEAmine, C2H6, C3H8 dan C6H14. Komposisi gas alam
disajikan pada tabel 6.1.

Gambar 6.2 floowsheet simulasi sweetening amine dengan Aspen HYSIS

Tabel 6.1 komposisi gas alam pada 25oC, 6900 kpa dan 25 MMSCFD
Komp N2 H2S CO2 Cl H2O iC4 nC4 iC5 nC5 C2 C3 C6
%mol 0,16 1,72 4,13 86,92 1,22 0,26 0,29 0,14 0,12 3,93 0,93 0,18

Gas keluar dari Kncok-out drum kemudian diumpankan ke contactor (absorber) dari dasar
kolom. Sebagai penyerap digunakan larutan DEAmine 28% (berat) yang diumpankan dari
atas kolom. Larutan DEAmine masuk kolom pada suhu 35oC dan 6865 Kpa dengan
standard ideal liquid volumetric flow rate 43m3/h. langkah-langkah untuk memasang
absorber dan mensimulasikanya adalah sebagai berikut :

1. Periksa pada Tools, tab Simulation (options) apakah Use Input Experts sudah
dicentang. Jika belum, centang. Dengan mencetang ini, Aspen HYSIS akan
menunjukan langkah demi langkah variabel yang harus diisi untuk perkiraan awal
simulasi absorber/distilasi.
2. Pasang material stream ke PDF da nisi/pilih sebagai berikut :
Stream name : DEA to contactor
o
Temperature ( C) : 35
Pressure (Kpa) : 6865
Std Ideal Liq Vol Flow (m3/h) : 37,6
Composition : DEAmine 0,28; H2O 0,72; lainnya 0
3. Pasamg absorber ke PDF dan klik dua kali. Akan muncul jendela absorber column
input expert.
Pada jendela absorber column expert, isi/pilih sebagai berikut :
Column name : contactor
# stages, n = : 20
Top stage inlet : DEA to contactor
Bottom Stage Inlet : Gas to contactor
Ovhd Vapour Outlet : sweet gas
Bottom liquid Outlet : Rich DEA
4. Klik next dan pada jendela yang muncul isikan :
Top Stage Pressure : 6850 (Kpa)
Bottom Stage Pressure : 6900 (Kpa)
5. Klik next dan pada jendela yang muncul isikan :
Temperature Estimate (TOP) : 40 (oC)
Temperature Estimate (Bottom) : 70 (oC)
6. Klik done. Akan muncul jendela mengenai informasi kolom absorber yang telah
diinputkan sebelumnya.
7. Klik tab parameters dan pilih Efficiencies. Pada Efficiency type pilih component dan
pada Efficiency Values pilih user specified. Kemudian tekan tombol reset H2S, CO2
untuk mengisi efisiensi H2S 0,80 dan efisiensi CO2 0,15.
8. Untuk memulai simulasi klik Monitor pada tab Design. Periksa apakah Degrees of
Freedom = 0. Jika ya, simulasi bisa dilakukan. Klik Run untuk menjalankan
perhitungan.
DEA amine yang kaya gas alam (Rich DEA) diarahkan ke valve untuk menurunkan
tekanannya menjadi 620 kPa (mendekati tekanan operasi regenerator). Setelah tekanan
turun, aliran keluar diumpankan ke flash separator untuk melepaskan gas dari aliran.
Aliran yang keluar tangki flash masuk ke alat penukar panas shell-and-tube (sisi tube)
untuk dipanaskan menjadi 95 0C sebelum diumpankan ke regenerator. Produk bawah dari
regenerator (amine diregenerasi miskin gas asam) adalah aliran sisi shell yang akan
diproses lebih lanjut untuk di-recycle lagi ke absorber. Pressure drop untuk kedua sisi tube
dan shell ditetapkan 70 kPa. Perancangan weighted sederhana dipilih sebagai basis
perancangan untuk menghitung ukuran dan beban alat penukar panas.
Untuk mengisikan parameter diatas ke alat penukar panas dalam simulasi, langkah-
langkahya sebagai berikut :
1. Pasang Heat Exchanger ke PFD dan klik dua kali. Akan muncul jendela Heat
Exchanger.
2. Pada Connections dari tab Design, isikan/pilih :
Name : L/R HE
Tube Side Inlet : Rich to L/R HE
Tube Side Outlet : Regen Feed
Shell Side Inlet : Regen Bottom
Shell Side Outlet : Lean from R/L HE
3. Pada Parameters dari tab Design, isikan/pilih :
Heat Exchanger Model : Exchanger Design (Weighted)
Heat Leak/Loss : None
Delta P (Tube Side) : 70 [kPa]
Delta P (Shell Side) : 70 [kPa]
Regenerator (kolom distilasi) terdiri dari 18 tray. Perlu diingat bahwa Aspen HYSYS menganggap
reboiler secara otomatis sebagai stage ke-19. Untuk memasang dan mensimulasikan kolom
distilasi, ikuti langkah-langkah berikut :
1. Pasang Distillation Column ke PFD dan klik dua kali.
2. Pada jendela yang muncul isikan/pilih :
Condensor Energy Stream : Qc
Column Name : Regenerator
Condensor : Full Reflux
Ovhd Vapour Outlet : Acid Gas
Inlet Streams : Stream Regen Feed; Inlet Stage 4
Reboiler Energy Stream : Qr
Bottoms Liquid Outlet : Regen Bottom
3. Klik Next. Gunakan Default untuk Reboiler Confoguration. Klik Next.
4. Pada jendela yang muncul isikan :
Condenser Pressure : 190 [kPa]
Reboiler Pressure : 220 [kPa]
Condenser Pressure Drop : 15 [kPa]
5. Klik Next. Pada jendela yang muncul isikan :
Temperature Estimates (Condenser) : 100 [C]
Temperature Estimates (Reboiler) : 125 [C]
6. Klik Next. Pada jendela yang muncul isikan :
Vapour Rate : 1,5 [MMSCFD]
Reflux Ratio : 1,5
7. Klik Done. Pada Connections dari tab Design, tampak informasi tentang kolom yang bari
dimasukkan.
8. Klik Monitor pada tab Design. Terlihat bahwa Degrees of Freedom sudah 0 yang
menandakan bahwa variabel yang dimasukkan sudah memenuhi dan simulasi siap
dilakukan, untuk melakukan simulasi klik Run.
Setelah didinginkan dalam alat penukar panas (L/R HE), larutan amine miskin gas asam dicampur
dengan make-up water (T=25 0C). Parameter Mixer ditetapkan ke Equalize All pada Automatic
Pressure Adjustment dan aliran gabungan ditetapkan pada Standard Ideal Liquid Volumetric Flow
Rate 43 m3/h. Selanjutnya diperlukan pendingin (Cooler) untuk mendinginkan lagi larutan amine
miskin gas asam yang kemudian dipompa melalui pompa sentrifugal untuk di-Recycle ke kolom.
Pressure Drop pendingin ditetapkan 35 kPa. Aliran keluar dari pompa ditetapkan pada suhu 35 0C
dan tekanan 35 kPa di bawah tekanan gas masuk ke absorber. Ini dilakukan dengan memasang
operasi set dengan cara sebagai berikut :
1. Pasang Set pada PFD dan klik dua kali.
2. Pada jendela yang muncul (tab Connections) isikan/pilih :
Target Variable : Object ‘DEA to Recycle’; Variabel ‘Pressure’
Source : Object ‘Gas to Contractor’
3. Klik tab Parameters dan isikan :
Multiplier :1
Offset [kPa] : -35
Setelah perhitungan konvergen, yang ditandai dengan semua satuan operasi berwarna hitam dan
garis aliran berwarna biru, aliran keluar dari pompa (DEA to Recycle) disambungkan dengan
operasi Recycle. Ini dilakukan dengan memasang operasi Recycle ke PFD dan klik dua kali. Pada
Inlet diisi ‘DEA to Recycle’ dan pada Outlet diisi ‘DEA to Contractor’. Hasil perhitungan bisa
dilihat dengan menekan ikon Workbook pada Toolbar. Tampilan tab Material Streams dan tab
Compositions jendela Workbook disajikan ada gambar 6.3 dan 6.4.
4. STUDI PARAMETRIK KASUS UTAMA
Aspen HYSYS menyediakan fasilitas untuk melakukan studi parametrik, yang hasilnya bisa
digunakan untuk mempelajari pengaruh beberapa parameter/variabel utama. Dengan
mengetahui pengaruh variabel tersebut memungkinkan untuk melakukan optimasi proses.
Disini akan diuraikan studi pengaruh beberapa parameter utama terhadap biaya total yang
terdiri atas biaya modal dan biaya operasi. Biaya modal diwakili oleh ukuran alat dan biaya
opoerasi diwakili oleh kebutuhan energi (beban panas) pada reboiler dan pendingin kolom
distilasi. Perhitungan rinci mengenai biaya ini akan dapat dilakukan dengan mudah apabila
harga alat dan harga energi diketahui.
Dua variabel yang terdiri atas laju sirkulasi amine dan suhu amine masuk ke contactor dipilih
untuk dimanipulasi. Dua variabel ini adalah yang paling penting yang mempengaruhi flowsheet
(Muhammad & Gadelhak, 2014). Laju sirkulasi amine diubah-ubah pada kisaran nilai 46-50
m3/h. Kisaran nilai ini dipilih berdasarkan pada pengalaman dengan konvergensi flowsheet
pada kondisi yang berbeda. Sementara itu, laju alir minimum didapatkan sebesar 43 m3/h, yang
berhubungan dengan beban gas asam maksimum, dimana kisaran laju alir tidak mengizinkan
konvergensi flowsheet pada kondisi operasi yang berbeda. Suhu amine masuk ke contactors
berkisar antara 25-50 0C, suhu reboiler 125-140 0C dan konsentrasi amine 25-35 % berat.
Kisaran nilai ketiga parameter tersebut dipilih berdasarkan kisaran yang direkomendasikan
untuk menjalankan paket amine oleh manual perangkat lunak.
Untuk mempelajari pengaruh laju alir sirkulasi amine terhadap kebutuhan energy dan ukuran
alat (contactor dan regenerator), digunakan fasilitas Databook yang disediakan oleh Aspen
HYSYS (lihat subbab 4.5). Sebelum memulai sebaiknya file disimpan dulu dengan nama lain
untuk menjaga kalau ketika variable dirubah simulasi tidak konvergen, file master masih ada
dan tidak perlu membuat simulasi baru dari awal. Buka Databook dengan memilih databook
dari menu Tools atau dengan menekan Ctrl-D. tambahkan variable berikut :
Object Variabel
DEA to cool Molar Flow
Qc Heat Flow
Qr Heat Flow
Contactor Diameter (Diameter_1)
Regenerator Diameter (Diameter_1)
Sweet gas Master Comp Mole Frac (CO2)
Sweet gas Master Comp Mole Frac (H2S)
Pada tab Data Recorder, tambahkan skenario dengan menekan tombol Add. Centang semua
variabel yang sudah tersedia. Rekam kondisi saat ini dengan menekan tombol Record. Ubah
molar flow pada aliran ‘DEA to Cool’ menjadi 46 dan tekan Record. Ulangi langkah tersebut
dengan mengganti nilai molar flow aliran ‘DEA Cool’ dengan 47, 48, 49, dan 50. Untuk melihat
hasil yang sudah direkam, tekan tombol View dan pada Available display, pilih Transpose
Table. Hasilnya akan terlihat seperti gambar 6.5. Dari hasil tersebut terlihat bahwa laju sirkulasi
amine mempengaruhi kebutuhan energy tetapi tidak mempengaruhi kualitas Sweet Gas keluar
dari absorber. Kebutuhan energi (Qc+Qr)pada regenerator (kolom distilasi) meningkat ketika
laju sirkulasi amine dinaikkan.
Cara yang sama seperti diatas digunakan untuk mempelajari pengaruh suhu amine masuk
‘Contactor’ dengan menambahkan variabel (Object : DEA to Contactor, Variabel :
Temperature). Sebelum menambahkan skenario, lepaskan centang pada Object ‘DEA to Cool’,
Variabel Molar Flow dan centang variabel yang baru ditambahkan. Tekan tombol Record untuk
merekam kondisi dasar ini. Sebelum mengubah suhu amine masuk ‘Contactor’, putus dulu
aliran dari operasi Recycle ke ‘DEA to Contactor’. Ini dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah yang ditunjukkan pada gambar 6.6. Setelah itu, ganti suhu aliran ‘DEA to Contactor’
dan ‘DEA to Recycle’ dengan 26,67 0C (80 F). Sambungkan lagi aliran dari Recycle ke ‘DEA
to Contactor’. Tekan Ctrl-D dan tekan tombol Record. Ulangi langkah diatas dan suhu yang
lain : 32,22 0C (90 0F), 37,78 0C (100 0F), 43,33 0C (110 0F), 48,89 0C (120 0F).
Hasil perhitungan variabel yang direkam disajikan pada gambar 6.7. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa suhu amine masuk ‘Contactor’ tidak berpengaruh terhadap konsentrasi
CO2 dan H2S Sweet Gas, diameter kolom absorber dan kolom distilasi, dan beban panas
Reboiler. Hanya beban panas Condenser yang dipengaruhi oleh suhu amine masuk ‘Contactor’.
Beban panas condenser adalah 5,271 x 106 KJ/h pada suhu amine 26,67 0C (80 0F) dan naik
menjadi 5,280 x 106 KJ/h pada suhu amine 48,89 0C (120 0F).
Dari hasil perhitungan beban reboiler dan beban condenser di atas, apabila harga air pendingin
diketahui, biaya operasi ‘Contactor’ bisa diperkirakan. Sebagai contoh, anggap biaya
pengolahan air pendingin adalah Rp5.000,00/m3. Jika air pendingin masuk condenser pada suhu
30 0C dan keluar pada suhu 60 0C maka biaya per tahun untuk suhu amine 26,67 0C dan 48,89
0
C berturut-turut adalah Rp1.832.300.000,00 dan Rp1.835.428.571,00. Biaya diatas adalah
dengan asumsi densitas air 1000 kg/m3 dan pabrik beroperasi 365 hari per tahun. Jadi, ada
kenaikan biaya sebesar Rp3.128.571,00 jika suhu amine masuk ‘Contactor’ dinaikkan dari
26,67 0C menjadi 48,89 0C.

Anda mungkin juga menyukai