Anda di halaman 1dari 12

Judul

Kata pengantar

i
BAB I
PENDAHULUAN

i
BAB II
TINJAUAN TEORI

i
BAB III
KONSEP INSTRUMENT TEKNIK

3.1 Instrument Teknik Plate-Screw Ulna/Humerus

3.2 Instrument Teknik Plate-Screw Femur


3.2.1 Definisi
Platting screw adalah prosedur penyatuan fraktur tulang dengan cara
mereposisi fraktur kemudian memasang plate dan memfiksasi dengan
screw sesuai dengan kondisi tulang dan fraktur.
3.2.2 Indikasi
- Closed fraktur
- Fracture complicated/multiple fragment
3.2.3 Tujuan
- Mengatur alat secara sistematis di meja mayo
- Mempertahankan kesterilan alat-alat sebelum operasi
- Memperlancar handling instrumen
3.2.4 Persiapan
1. Persiapan Lingkungan
 Mengatur dan cek fungsi mesin couter, suction, lampu operasi, meja
operasi, dan meja mayo
 Berikan perlak dan selimut pada meja operasi lalu berikan underpad
di atasnya
 Menyiapkan linen dan instrumen yang akan digunakan
 Menempatkan tempat sampah agar mudah dijangkau
2. Persiapan Alat dan Bahan
a. Instrumen Steril (Meja Mayo)

i
 Handle mess no 3 =1  Langenbeck =2
 Handle mess no 4 =1  Desinfeksi klem =1
 Duk klem =5  Raspatorium =2
 Pinset anatomis =2  Bone reduction =2
 Pinset chirurgis =2  Elevator =1
 Gunting mayo =1  Verburge =1
 Gunting metzenbaum =1  Kobra =2
 Gunting benang =1  Bone curretage =1
 Klem pean sedang =4  Deep gauge =1
 Klem kocher sedang =2  Tapper sesuai ukuran =2
 Nald voeder =2  Mata bor sesuai ukuran = 2
b. Meja Instumen
 Duk besar =2
 Duk sedang =3
 Duk kecil =3
 Gown OK =4
 Baskom besar =1
 Kom sedang =2
 Kom kecil =1
 Bengkok =1
 Handscone steril =
secukupnya
 Bor =1
 Selang suction =1
 Kabel couter =1
 Kassa steril = 30
 Deppers kecil =5

i
c. Extra Set Steril
 Plate set
 Screw set
d. Instrumen On Steril
 Meja Operasi
 Mesin ESU
 Mesin suction
 Mesin anestesi
 Lampu operasi
 Tiang infus
 Tempat sampah
e. Bahan Habis Pakai
 Kassa steril = 30
 Deppers kecil =5
 Clorheksidin 4% = secukupnya
 Betadine =2
 Mess no 22 =1
 Mess no 10 =1
 Hypafix = secukupnya
 Underpad steril =3
 NaCl 0,9% 500 cc =3
 Perhidrol = secukupnya
 Handscone steril =4
 Spuit 10 cc =1
 Benang Polyglatin 2/0 =1
 Benang Polyglatin 1 =1
 Benang premilene 3/0 =1
 Sufratulle = secukupnya
 Softband = secukupnya
 Tensokrep =1
4 Prosedur Pelaksanaan

1
1. Pasien datang, cek kelengkapan data pasien.
2. Menulis identitas pasien di buku register , SSC (Surgical safety checklist)
dan lembar depo farmasi
3. Perawat sirkuler membacakan Sign In (Identitas pasien, area operasi,
tindakan operasi, lembar persetujuan, penandaan area operasi,kesiapan
mesin, obat-obatan anastesi, pulse oksimetri, riwayat alergi serta penyulit
airway atau resiko operasi)
4. Bantu memindahkan pasien ke meja operasi yang sudah dialasi underpad
on steril di bawah kaki sebelah kanan.
5. Memposisikan pasien supine
6. Tim anastesi melakukan induksi dengan SAB atau GA sesuai indikasi
7. Sirkuler memasangkan ground couter pada tungkai kaki yang tidak di
operasi
8. Perawat sirkuler mencuci area operasi dengan habiscrub, ulangi
lagi dengan alkohol 70%, keringkan dengan duk kecil steril.
9. Instrumentator melakukan scrubbing, gowning, gloving
10. Instrumentator membantu operator menggunakan gowning dan gloving
11. Instrumentator mengambil desinfeksi klem dan cucing yang berisi kassa
dan bethadine untuk desinfeksi area operasi
12. Asisten operator dan instrumentator melakukan drapping
- Duk besar di bagian atas dan bawah area operasi
- Duk sedang dibentuk segitiga diletakkan di pangkal paha
- Fiksasi dengan duk klem
13. Membungkus telapak kaki yang dioperasi dengan handscoon steril
14. Pasang op site pada daerah operasi.
15. Dekatkan meja mayo dan meja instrument ke dekat area operasi, pasang
kabel couter, slang suction, ikat dengan kasa lalu fiksasi dengan towel
klem. Pasang canule suction, cek fungsi kelayakan couter dan suction
16. Perawat sirkuler membacakan Time Out (Perkenalan tim operasi dan
tugas masing-masing, konfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area
operasi, pemberian antibiotik profilaksis, antisipasi kejadian kritis dan

2
kebutuhan instrumen radiologi) dilanjutkan berdoa yang dipimpin oleh
dokter operator.
17. Instrumentator memberikan mess 1 (handle mess no 4 dan mess 22) dan
pinset chirrurgis untuk insisi kulit
18. Instrumentator memberikan pean dan kassa untuk merawat perdarahan
atau Berikan double pincet kepada operator dan asisten serta couter untuk
merawat perdarahan.
19. Instrumentator memberikan mess 2 (handle mess no 3 dan mess 10), untuk
insisi lemak hingga fasia dan memberikan gunting jaringan untuk
memperlebar fasia kemudian memberikan gunting metzemboum untuk
insisi lebih dalam
20. Instrumentator memberikan langenback untuk memperluas lapang operasi
21. Instrumentator membersihkan perdarahan dengan menggunakan suction
22. Bantu merawat perdarahan dengan couter pada pean yang ada di operator
maupun asisten operator
23. Instrumentator memberikan raspatorium untuk memisahkan otot dengan
tulang
24. Instrumentator membersihkan tulang dengan cara menyemprot cairan NS
dengan menggunakan spuit 10 cc dan menggunakan suction untuk
membersihkan perdarahan
25. Instrumentator memberikan kobra elevator untuk mengekspos tulang
26. Berikan bone reduction untuk mengangkat fragmen tulang
27. Berikan bone Berikan kuret tulang untuk membersihkan fragmen tulang
dari kalus yang timbul supaya tidak ada ganjalan saat menyatukan tulang
yang patah kalau perlu berikan juga knable untuk menghilangkan tulang
yang mengganjal penyatuan fragmen tulang. Spoel dengan cairan NS 0,9%
dalam spuit 10cc
28. Berikan verbrugger untuk reposisi tulang dan mempertahankan posisi
29. Setelah posisi tepat, berikan plate sesuai dengan permintaan operator
(untuk fraktur femur menggunakan Dinamic Compression Plate tipe
Broad)

3
30. Berikan bor listrik yang telah dipasang mata bor ukuran 3,2 mm
kepada operator, berikan juga sleave ɸ 3,2 untuk melindungi
jaringan di sekitarnya. Semprot dengan NS 0,9% dalam spuit 10cc
agar tidak terjadi combus pada tulang serta membersihkan
serpihan tulang yang dibor.
31. Berikan pengukur screw untuk menentukan ukuran screw, lalu
berikan cortical/councellous tapper ɸ 4,5 untuk membuat alur.
Berikan cortical screw ɸ 4,5 dan councelluos screw ɸ 6,5 sesuai
ukuran kedalaman saat pengukuran dan langsung dipasangkan
pada screw drivernya. Hal ini diulang sampai dengan jumlah screw
yang diminta terpasang semua. Cuci dengan NS 0,9% dengan
menggunakan spuit 50 cc hingga bersih, hisap dengan suction.
Tutup dengan kasa bersih luka operasi

32. Instrumentator membersihkan dengan NS 0,9% dan suction


33. Instrumentator merawat perdarahan dengan kassa steril
• Sign out Hitung jumlah alat dan kassa sebelum area operasi ditutup.
Pastikan semua dalam keadaan lengkap.

34. Instrumentator memberikan nald voeder dan benang polyglatin sesuai


kebutuhan serta gunting benang untuk menjahit lapisan-lapisannya mulai
dari otot sampai lemak
35. Jahit luka operasi lapis demi lapis. Siapkan naldvoeder dan pincet
chirurgis, berikan kepada operator. Bagian otot dan subcutis dijahit
dengan benang safil no.0 (untuk bagian tibia)dan safil no.2-0 (untuk
bagian fibula), dan bagian kulit dijahit dengan menggunakan benang
premiline 3-0. Berikan klem manis dan gunting benang kepada asisten.
36. Instrumentator membersihkan area operasi dengan kassa yang dibasahi NS
dan dikeringkan dengan kassa kering
37. Instrumentator memberikan sufratulle untuk menutup luka operasi dan
ditutup lagi dengan kassa kering dan yang terakhir dibalut dengan soft
band dan tensokrap

4
38. Lepas drapping, amankan duk klem beserta instrumen lainnya
39. Rapikan pasien, cek kelengkapan alat
40. Pindahkan pasien ke brankart, dorong ke ruang recovery.
41. Semua instrument didekontaminasi menggunakan larutan presep 2.5
gram (9 buah) dalam 5 liter air. Rendam selama 10 menit lalu cuci,
kemudian cuci dengan detergent enzymatic lalu bersihkan, bilas dan
keringkan, kemudian alat diinventaris dan diset kembali bungkus
dengan kain dan beri indicator lalu siap untuk disterilkan.
42. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan
kembalikan alat- alat yang dipakai pada tempatnya.
43. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.

DAFTAR PUSTAKA
Donges Marilynn, E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC
Price Sylvia, A. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid2
.Edisi 4. Jakarta: EGC
Smeltzer Suzanne, C. 1997. Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart. Edisi
8.Vol 3. Jakarta: EGC
Tucker, Susan Martin. 1993. Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Volume 3.
Jakarta: EGC

5
BAB IV
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai