PERNAFASAN
OBAT ANTI ASAMA GOLONGAN ANTIKOLINERGIK
Disusun oleh :
Kelompok 2 ( Dua )
1. Shafira Anggia Dini (F1G018001)
2. Diana Sri Handayani (F1G018011)
3. Nadila Azani (F1G018018)
4. Alya Nuha Mufida (F1G018021)
5. Ridho Kurnia (F1G018034)
Dosen pengampu : Dian Handayani,S.Farm.,M.Farm.,Apt
PRODI S1 FARMASI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian obat golongan antikolinergik
2. Menjelaskan apa saja obat-obat golongan anti kolinergik
3. Menjelaskan bagaimana farmakokinetika dari obat anti kolinergik
4. Menjelaskan bagaimana farmakodinamik dari obat anti kolinergik
5. Menjelaskan efek samping dari masing-masing obat
BAB II
ISI
2. Tiotropium bromida
Tiotropium bromide adalah obat untuk mengontrol dan mencegah gejala yang
disebabkan oleh penyakit paru-paru yang sedang berlangsung (penyakit paru-paru
obstruktif kronis, yang meliputi bronkitis dan emfisema), misalnya suara mengi dan
sesak napas.
Obat ini bekerja dengan merelaksasi otot-otot di sekitar saluran pernapasan
sehingga membuka dan Anda dapat bernapas lebih mudah. Tiotropium termasuk
dalam kelas obat yang dikenal sebagai antikolinergik. Mengontrol gejala masalah
pernapasan dapat melancarkan aktivitas Anda sehari-hari.
Obat ini harus digunakan secara teratur agar bekerja secara efektif. Obat ini
tidak bekerja dengan cepat dan tidak boleh digunakan untuk meringankan masalah
pernapasan yang tiba-tiba. Jika mengi atau sesak napas tiba-tiba terjadi, gunakan
inhaler bantuan cepat Anda (seperti albuterol, juga disebut salbutamol di beberapa
negara) seperti yang ditentukan.
2.6 Indikasi
Digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan bronkodilator lain (terutama
beta adrenergik) sebagai bronkodilator dalam pengobatan bronkospasmus yang berhubungan
dengan penyakit paru-paru obstruktif kronik, termasuk bronkhitis kronik dan emfisema.
Bentuk
Dosis
Sediaan
2 inhalasi (36 mcg) empat kali sehari. Pasien boleh menggunakan dosis tambahan
Aerosol
tetapi tidak boleh melebihi 12 inhalasi dalam sehari
Dosis yang umum adalah 500 mcg (1 unit dosis dalam vial), digunakan dalam 3
sampai 4 kali sehari dengan menggunakan nebulizer oral, dengan interval
Larutan
pemberian 6-8 jam. Larutan dapat dicampurkan dalam nebulizer jika digunakan
dalam waktu satu jam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Antikolinergik adalah sekelompok obat yang menstimlasi saraf parasimpatis
dengan melepaskan neuro hormon asetilkolin. Obat golongan ini menghambat
golongan reseptor muskarinik sehingga efeknya berlawanan dengan obat
antikolinergik bai,berkerja langsung ataupun tidak langsung. Antikolinergik
digunakan untuk menstimulasi peristaltis, meningkatkan sekresi kelenjar ludah, getah
lambung dan air mata, dan memperkuat sirkulasi dengan mengurangi lendir dan
menegurkan otot-otot saluran napas.
Contoh obat antikolinergik untuk asma:
1. Ipratropium bromide
2. Tiotropium bromide
Efek samping dari Golongan Antikolinergik.
1. Sakit punggung
2. Sakit dada
3. Bronkhitis
4. Batuk
5. Penyakit paru obstruksi kronik yang semakin parah
6. Rasa lelah berlebihan
7. Mulut kering
8. dyspepsia
9. Mual
10. Infeksi saluran pernapasan atas
11. Infeksi saluran urin.
DAFTAR PUSTAKA