Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
IPA atau ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang mempelajari
gejala alam. Sering kita kenal IPA terbagi atas beberapa cabang ilmu
diantaranya biologi, fisika, kimia. Fisika mempelajari gejala-gejala alam yang
berbentuk energi. Maka dapat dikatakan bahwa fisika merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan antara materi dan energi.
Salah satu materi IPA khususnya fisika adalah pembahasan megenai
materi fluida, Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir disebut
fluida. Istilah fluida mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air dan
zat gas seperti udara dapat mengalir. Letak partikelnya lebih merenggang
karena gaya interksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang
interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan. Fluida dapat
ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan
menggunakan konsep mekanika partikel.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat behubungan dengan
fenomena fluida, dan sangat merasakn manfaatnya dalam kehidupan
manusia. Banyak ditemukan aplikasi yang sudah diterapkan pada sarana dan
prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini.
Kita sering melihat kapal yang ada di laut mengapung, Mengapa kapal
tersebut dapat berlayar di atas permukaan air? Bagaimanakah hukum Fisika
menerangkan peristiwa ini? Kemudian bagaimana kapal udara dapat terbang
di udara? Maka dalam ilmu fisika khususnya fluida akan dijelaskan
bagaimana kapal dapat mengapung di air laut dan kapal udara dapat terbang
di udara. banyak lagi peristiwa atau fenomena terjadi karena fluida. Pada
makalah ini akan dibahas secara lebih dalam mengenai fluida. dari mulai
pengertian, jenis- jenis dan sifat ideal fluida.

B. Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang diatas, kami merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan fluida?
2. Bagaimana tentang jenis-jenis fluida?
3. Bagaimana tentang fluida statis?
4. Bagaimana tentang fluida dinamis?
5. Bagaimana sifat-sifat ideal fluida?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dibuatnya makalah ini
yaitu untuk memahami dan mengetahui :
1. Pengertian fluida
2. Jenis-jenis fluida
3. Fluida statis
4. Fluida Dinamis
5. Sifat-sifat ideal fluida

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan mampu memiliki manfaat dan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan makalah ini
menambah khazanah teoritis tentang Fluida. Secara paraktis diharapkan
makalah ini menambah pengetahuan bagi penulis maupun bagi pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fluida
Fluida meliputi cairan dan gas yang menempati ruang yang mengalir
di bawah pengaruh gravitasi, sehingga fluida cenderung tidak
mempertahankan bentuknya. Fluida adalah zat yang dapat mengalir, kata

2
Fluida mencakup zat cair seperti air dan gas karena kedua zat ini dapat
mengalir. Perbedaan paling mendasar antara zat cair dan gas adalah zat cair
mengalir di bawah pengaruh gravitasi sampai menempati daerah terendah
yang mungkin dapat menampungnya serta bentuknya mengikuti penampung
tempat zat cair berada. Sifat-sifat zat cair adalah sebagai berikut, zat cair
dapat berubah bentuk bergantung dari wadah penampungnya, zat cair
menempati ruang dan mempunyai massa, permukaan zat cair selalu mendatar,
zat cair mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah
Lain halnya dengan gas, dimana gas dalam ruang tertutup mampu
mengembang mengisi penampungnya tanpa peduli bentuknya. Bentuk fluida
cenderung tidak tetap, yakni bergantung pada wadah atau penampungan
tempat zat itu berada. Karena sifatnya yang demikian, maka pemanfaatannya
fluida dalam kehidupan sehari-hari cukup banyak. Bahkan sesungguhnya
tubuh kita pun sebagian besar tersusun dari fluida.
Fluida sangat berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari, bahkan kita
sebagai manusia sangat merasakan manfaat dari fluida. Air yang diminum
dan udara yang dihirup untuk bernafas juga bersirkulasi di dalam tubuh
manusia setiap saat. Kemudian pesawat yang terbang di udara, kapal laut
yang mengapung di atas air dan kapal selam dapat mengapung atau melayang
di dalamnya. Air, susu, minyak pelumas merupakan contoh zat cair.
sebaliknya, zat padat tidak digolongkan pada fluida, seperti batu, kayu, tanah,
tidak digolongkan ke dalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Semua zat cair dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Kemudian zat gas
juga adalah bagian dari fluida, karena zat gas juga dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain. Hembusan angin dan udara merupakan contoh
udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

B. Jenis Fluida
1. Fluida Statis
Statis berarti tidak bergerak, fluida statis didefiniskan sebagai fluida
yang tidak mengalami perpindahan bagian-bagiannya. Pada keadaan ini
fluida memiilki sifat - sifat seperti memiliki tekanan dan tegangan

3
permukaan massa jenis, kapilaritas, dan viskositas. Ilmu yang mempelajari
fluida statis disebut hidrostatika. Contohnya seperti air di gelas, air di
kolam renang , dan air di danau.
a. Sifat Fluida Statis
Sifat fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida
berada dalam keadaan diam (statis). Air pada kolam renang, bak
penampungan, gelas, dan botol merupakan beberapa contoh dari fluida
statis. Zat cair yang disebutkan pada contoh-contoh tersebut cenderung
relatif diam sehingga dikategorikan kedalam fluida statis. Sifat-sifat
fluida statis ini di di antaranya, massa jenis, tekanan, tegangan
permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1) Tekanan
Kita sering melihat paku runcing menancap lebih dalam dari
pada paku yang tumpul meskipun dipukul dengan gaya yang sama.
Karena luas permukaan yang terkena gaya berpengaruh terhadap
tekanan. Luas permukaan yang kecil menghasilkan tekanan yang
lebih besar dari pada luas permukaan yang lebih lebar. Artinya
tekanan berbanding terbalik dengan luas permukaan. Tekanan
dinyatakan sebagai gaya persatuan luas permukaan tempat gaya
tersebut bekerja.
Rumus :
P=F:A
Keterangan : F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
P = tekanan (N/m2 = Pascal)
Berdasarkan persamaan di atas, jelas bahwa tekanan yang
ditimbulkan pada suatu permukan hanya dipengaruhi oleh berapa
besar gaya tekannya dan seberapa luas permukaan yang mengenai
bidang tekan itu. Artinya, semakin besar gaya tekannya maka
semakin besar pula tekanan yang ditimbulkannya. Sebaliknya,
semakin besar luas permukaan yang mengenai bidang tekan,
semakin kecil tekanannya.

4
Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer.
Satuan untuk tekanan dapat diperoleh dari rumus tersebut, yaitu 1
newton/m2 atau disebut dengan pascal. Jadi 1N/m2 = 1 Pa. Suatu
pascal didefinisikan sebagai tekanan yang dilakukan oleh gaya 1 N
pada luas permukaan 1 m2. Bila suatu cairan diberi tekanan dari luar,
tekanan ini akan menekan ke seleuruh bagian cairan dengan sama
prisnsip ini dikenal sebagai hukum Pascal.
2) Massa Jenis
Sifat yang membedakan fluida satu dengan yang lainnya
dinamakan dengan massa jenis. Massa jenis tidak hanya berlaku
pada fluida saja, tapi juga berlaku pada semua benda tak terkecuali
benda padat. Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-
beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika,
ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis,
yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran
massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi misalnya besi akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis
lebih rendah misalnya air. Satuan SI massa jenis adalah kilogram per
meter kubik (kg/m3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat.
Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda dan satu zat berapapun
massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama. Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut :

5
Keterangan:
m = massa (kg atau g)
V = volume (m3 atau cm3)
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

Bahan MassaJenis (g/cm3) Nama Bahan MassaJenis (g/cm3)


Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012
Kerapatan berat didefinisikan sebagai berat persatuan
Volume, yang biasa disimbolkan dengan “D”.

atau
Keterangan :
D = Berat jenis (N/m3)
w = Berat benda (N)
V = Volume (m3)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
3) Tegangan permukaan
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-
molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah
molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di
permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan
itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik
molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh
molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam
hal ini diberi jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan

6
memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya
pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di
permukaan air tanpa tenggelam. Gaya ke atas untuk menopang jarum
atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien
tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum
disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan
permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis. Tegangan permukaan (g) adalah besar gaya (F) yang dialami
pada permukaan zat cair persatuan panjang

g = F / 2l

Keterangan:

g : tegangan permukaan (N/m)


F : gaya pada permukaan zat cair (N)
l : panjang permukaan (m)
4) Kapilaritas
Untuk membahas kapilaritas, misalnya sebuah pipa kaca dengan
diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan
ke dalam bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan
air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa
tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam
tabung akan turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa
dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala
kapilaritas. Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa
kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya
zat cair dalam pipa kapiler.
Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut
meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung
disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang

7
berbentuk cembung disebut meniskus cembung. Penyebab dari gejala
kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya.
Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak
dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak. Sedangkan
adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda
jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain
dapat menempel dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik
atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena
adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi
antar partikel airnya.Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa,
adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel
air raksa.
Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca
akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan
zat cair dengan pipa. Kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat
cair dalam tabung kapiler yang dimasukkan sebagian ke dalam zat cair
karena pengarah adhesi dan kohesi.

y = 2 γ cos θ / r g r

y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)


γ = tegangan permukaan (N/m)
θ = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas
dalam kehidupan sehari-hari:

8
a) Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor
bisa dinyalakan.
b) Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c) Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh
kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa
masalah berikut ini : Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga
dinding dalam juga basah. Air dari dinding bawah rumah merembes
naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga dinding rumah
lembab.
5) Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang
diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-
hari , viskositas adalah ketebalan atau pergesekan internal.
Oleh karena itu, air yang tipis, memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan madu yang tebal, memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar
juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan
internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai
pengukuran dari pergeseran fluida. Seluruh fluida kecuali superfluida
memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental,
tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan
disebut fluida ideal.
b. Tekanan Hidrostatis
Pada fluida diam, tekanan pada suatu titik dalam fluida disebabkan
oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Tekanan pada
fluida dinamakan tekanan hidrostatik. Ketika berenang, maka akan
merasakan adanya tekanan air pada gendang telinga. Semakin dalam
menyelam, tekanan pada telinga akan semakin besar dan akan merasakan
sakit di telinga. Tekanan yang di rasakan itu berasal dari gaya berat air
yang ada di atas. Tekanan pada zat cair bertambah seiring dengan
pertambahan kedalaman. Tekanan pada fluida juga bergantung pada
kerapatan atau massa jenis fluida atau zat cair itu sendiri. Jadi, ketika

9
menyelam pada zat cair yang kerapatannya lebih besar maka akan semakin
besar tekanan hidrostatik yang Anda rasakan.Secara matematis, persamaan
tekanan dituliskan sebagai berikut.

Ph = ρ.g.h
Keterangan : P = tekanan (N/m2 = Pascal)
p = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik
dengan luas permukaan bidang tempat gaya bekerja.
Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan
mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis, Tabung setinggi 30 cm
diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar
tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi: air, raksa, dan gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya : Ph air , Ph raksa , Ph gliserin ?
Jawab :
1) Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air:
Ph = ρ gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2
2) Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:
Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2
3) Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2
Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur
tekanan. Alat-alat pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur
tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.
1) Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang
paling sederhana. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat
cair. Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p (dari gas yang

10
hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan
tekanan atmosfir (p0).
2) Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista
Torricelli, seorang ahli Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer
adalah alat untuk mengukur tekanan udara.

Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana


tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan
tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia
mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A
Unit of Measurement, The Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama
dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm.
Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut:
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
3) Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban.
Bentuknya berupa silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas.
Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan udara dari
dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas.
Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung
lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini telah
dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara
luar (atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
c. Hukum-Hukum Dasar
1) Hukum Hidrostatika
Tekanan hidrostatika di semua titik yang terletak pada satu
bidang mendatar di dalam satu jenis zat cair besarnya sama.
Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p,
menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan
antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).

p= F/A

11
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida
dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis :

p= massa x gravitasi bumi / A


Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan
sebagai
p = ρVg / A

Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian


antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h).

p= ρ(Ah) g / A = ρ h
g
Keterangan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan
semakin berkurang. Sebaliknya, semakin dalam menyelam dari
permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan semakin
bertambah. disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara
dan zat cair. Telah diketahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis
seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan bumi sehingga
tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun
untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring dengan
bertambahnya kedalaman.
Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika
kedalaman bertambah. Setiap titik pada kedalaman yang sama
memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini berlaku untuk semua zat
cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah
tersebut. Apabila ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan
permukaan zat cair tersebut, pertambahan tekanan dalam zat cair

12
adalah sama di segala arah. Jadi, jika diberikan tekanan luar, setiap
bagian zat cair mendapat jatah tekanan yang sama. Jika seseorang
memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki banyak
lubang maka air akan memancar dari setiap lubang dengan sama kuat.
2) Hukum Pascal
Apabila pada permukaan zat cair diberikan tekanan (sehingga
terjadi perubahan tekanan), maka tekanan ini akan diteruskan ke setiap
titik dalam zat cair itu. Hal ini pertama kali diungkapkan oleh seorang
ilmuwan Perancis, Blaise Pascal (1623 – 1662) dan dinamakan hukum
Pascal, yang berbunyi perubahan tekanan yang diberikan pada fluida
akan ditransmisikan seluruhnya terhadap setiap titik dalam fluida dan
terhadap dinding wadah atau “Tekanan yang diberikan kepada zat
cair dalam ruang tertutup akan diteruskan kesegala arah dengan
sama besar”.
Artinya, tekanan yang diberikan pada fluida dalam suatu ruang
tertutup akan diteruskan oleh fluida tersebut ke segala arah dan sama
besar. Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap
yang dapat bergerak maka tekanan di suatu titik tertentu tidak hanya
ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan air tetapi juga oleh
gaya yang dikerahkan oleh penghisap. Berikut ini adalah gambar
fluida yang dilengkapi oleh dua penghisap dengan luas penampang
berbeda.
Penghisap pertama memiliki luas penampang yang kecil (diameter
kecil) dan penghisap yang kedua memiliki luas penampang yang besar
(diameter besar).

Gambar 1.1: Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas Permukaan Berbeda
Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke

13
segala arah, maka tekanan yang masuk pada penghisap pertama sama
dengan tekanan pada penghisap kedua. sehingga persamaan hukum
Pascal bisa ditulis sebagai berikut.

P1 = P2

F1 : A1 = F2 : A2

Keterangan:
P = tekanan (pascal)
F = gaya (newton)
A = luas permukaan penampang (m2).
Ada berbagai macam satuan tekanan. Satuan SI untuk tekanan
adalah newton per meter persegi (N/m2) yang dinamakan pascal (Pa).
Satu pascal sama dengan satu newton per meter persegi.
Dalam sistem satuan Amerika sehari-hari, tekanan biasanya diberikan
dalam satuan pound per inci persegi (lb/in 2). Satuan tekanan lain yang
biasa digunakan adalah atmosfer (atm) yang mendekati tekanan udara
pada ketinggian laut. Satu atmosfer didefisinikan sebagai 101,325
kilopascal yang hampir sama dengan 14,70 lb/in2. Selain itu, masih
ada beberapa satuan lain diantaranya cmHg, mmHg, dan milibar (mb).
1 mb = 0.01 bar
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cm Hg = 1,01 x 105 Pa= 0,01 bar
1 atm = 101,325 kPa = 14,70 lb/in2
3) Hukum Archimedes
"Sebuah benda yang sebagian atau seluruhnya tercelup di dalam
suatu zat cair atau fluida ditekan ke atas dengan suatu gaya yang
besarnya setara dengan berat zat cair atau nfluida yang dipindahkan
oleh benda tersebut".
Gaya Tekan ke Atas FA = pair.g.Vbenda
Adanya gaya tekan ke atas menyebabkan adanya berat semu
benda di dalam air, berat benda di dalam air ( Wa ) = berat benda di
udara ( Wu ) - Fa.

14
W a = Wu - F a
Adanya gaya tekan ke atas juga menyebabkan suatu benda dapat
mengalami 3 kondisi yang berbeda yaitu mengapung melayang tenggelam

Gambar 1.2

Bila diketahui massa jenis benda dan zat cairnya kondisi benda di
dalam air juga dapat ditentukan :
mengapung : massa jenis benda < massa jenis zat cair
melayang : massa jenis benda = massa jenis zat cair
tenggelam : massa jenis benda > massa jenis zat cair
Contoh :
Suatu logam berbentuk balok diukur beratnya dengan neraca pegas
menunjukkan berat = 200 N. Kemudian ketika dimasukkan ke dalam
bejana yang berisi minyak dan diukur kembali beratnya menunjukkan
berat = 180 N. Jika Massa jenis minyak = 800 kg.m -3 dan percepatan
grafitasinya = 10 m.s-2. Hitunglah massa jenis logam tersebut..
Diketahui :
Berat di udara = Wu = 200 N
Berat di cairan = Wa = 180 N
Massa jenis minyak = 800 kg.m-3
percepatan grafitasi = g = 10 m.s-2.
Mula – mula yang dicari terlebih dahulu massa logam tersebut :
Wu= mlogam x g → mlogam = Wu / g = 200 / 10 = 20 kg
Kemudian dicari besar gaya tekan ( Fa ) ke atas saat balok logam
dimasukkan ke dalam minyak :
Fa = Wu – Wa = 200 - 180 = 20 N

15
Dengan diketahui nilai Fa kita cari volume logam tersebut dengan
rumus :
Fa = ρminyak x g x Vlogam
20 = 800 x 10 x Vlogam → Vlogam = 2,5 x 10-3 m3
Dengan diketahui massa dan volume logam maka massa jenis
logam tersebut dapat dicari :
ρlogam = Mlogam / Vlogam = 20 / 2,5 x 10-3 = 8.000 kg.m-3
Benda Terapung di atas air

Kemudian bila zat cairnya terdiri dari dua jenis.......

Keterangan:
ρ1 = massa jenis zat cair 1
ρ2 = massa jenis zat cair 2
V1 = Volume benda dalam zat cair 1
V2 = Volume benda dalam zat cair 2
d. Aplikasi dalam Fluida statis
Dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil,
mesin penggerak hidrolik dan rem hidrolik pada mobil.
1) Dongkrak Hidrolik

Gam
bar 1.3
Prinsip kerja dongkrak hidrolik adalah penerapan dari hukum
Pascal yang berbunyi tekanan yang diberikan pada zat cair di dalam
ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah.

16
Tekanan yang kita berikan pada pengisap yang penampangnya
kecil diteruskan oleh minyak (zat cair) melalui pipa menuju ke
pengisap yang penampangnya besar. Pada pengisap besar dihasilkan
gaya angkat yang mampu menggangkat beban.
2) Kapal Laut
Badan kapal yang terbuat dari besi dibuat berongga. Hal ini
menyebabkan volum air laut yang dipindahkan oleh badan kapal
menjadi sangat besar. Gaya keatas sebanding dengan volum air yang
dipindahkan, sehingga gaya keatas menjadi sangat besar. Gaya keatas
ini mampu mengatasi berat total kapal, sehingga kapal laut
mengapung di permukaan laut.
Kapal laut di desain di pabrik dengan kapasitas muatan
maksimum tertentu sedemikian rupa sehingga kapal laut tetap
mengapung dengan permukaan air masih jauh dari bagian geladak.
bagian kapal laut yang terbenam dalam air laut untuk kapal yang sama
tetapi berbeda muatan. Tampak bahwa untuk berat kapal yang
bertambah karena muatan harus diimbangi oleh gaya keatas yang
harus bertambah besar oleh karena itu, kapal lebih terbenam di dalam
air laut agar volum air yang digantikan oleh kapal itu bertambah.
3) Kapal Selam
Penerapan hukum Archimedes juga dilakukan pada prinsip kapal
selam. Dimana sebuah kapal selam memiliki tangki pemberat, yang
terletak diantara lambung sebelah dalam dan lambung sebelah luar.
Tangki ini dapat diisi dengan udara atau air. Untuk dapat membuat
kapal selam terbenam kedalam air laut, beratnya harus ditambah
sehingga lebih besar daripada gaya keatas.
Hal ini dilakukan dengan membuka katup-katup yang
memungkinkan air laut masuk kedalam tangki pemberat. Sewaktu air
laut masuk melalui katup-katup yang terletak di bagian bawah tangki
pemberat, air laut tersebut mendorong udara dalam tangki keluar
melalui katup-katup yang terletak di bagian atas.
Air laut jauh lebih berat daripada udara, sehingga berat total
kapalselam menjadi lebih besar dan membuat kapal selam terbenam.

17
Jika kapal selam dikehendaki menyelam pada kedalaman tertentu,
maka awak kapal harus mengatur volum air laut dalam tangki
pemberat sedemikian sehingga berat total sama dengan gaya keatas.
Pada saat tersebut kapal selam melayang pada kedalaman tertentu
dibawah permukaan laut.

2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida bisa berupa zat cair, gas yang
bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap
steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak
turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).
a. Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Keterangan :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Keterangan:
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)
Contoh Soal
Suatu pipa mengalirkan air dengan debit 1m3 tiap sekonnya,
dan digunakan untuk mengisi bendungan berukuran ( 100 x 100 x 10 )
m. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bendungan sampai
penuh !
Jawab :

18
b. Persamaan Kontinuitas
Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit
yang sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :

Gambar 1.6
c. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum
kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini
menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan
volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan
dalam persamaan menjadi :

Keterangan :
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air
d. Aplikasi Hukum Bernouli
1) Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi
pesawat bisa terbang karena memanfaatkan hukum bernoulli yang
membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena laju aliran
di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat
lebih kecil daripada tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi
gaya angkat pesawat dari hasil selisih antara tekanan di atas dan di
bawah di kali dengan luas efektif pesawat.

19
Keterangan:
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
F= Gaya angkat pesawat (N)
2) Penyemprot Parfum dan Obat Nyamuk
Prinsip kerja yang dilakukan dengan menghasilkan laju
yang lebih besar pada ujung atas selang botol sehingga membuat
tekanan di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah. Akibatnya
cairan dalam wadah tersebut terdesak ke atas selang dan lama
kelamaan akan menyembur keluar.

C. Sifat-sifat fluida ideal


1. Fluida bersifat tidak kompresibel
Yang dimaksud tidak kompresibel adalah bahwa jenis fluida tidak
tergantung pada tekanan. Pada umumnya, fluida (terutama gas) bersifat
kompresibel, yaitu bahwa massa jenis fluida bergantung pada tekanannya.
Ketika tekanan gas diperbesar, misalnya dengan memperkecil volumenya,
massa jenis gas bertambah.
2. Aliran fluida tidak turbullen
Yang dimaksud aliran turbullen, secara sederhana adalah aliran
yang berputar-putar, misalnya asap rokok yang mengepul merupakan
aliran turbulen. Lawan dari aliran turbulen adalah aliran laminer
(streamline).

3. Aliran fluida bersifat stasioner (tunak)


Pengertian stasioner di sini hampir sama dengan pengertian
stasioner pada gelombang stasioner. Aliran bersifat stasioner bila
kecepatan pada setiap titik sembarang selalu konstan. Ini berarti bahwa
kecepatan aliran fluida di titik A sama dengan di titik B. Yang
dimaksudkan di sini adalah kecepatan aliran di titik A selalu konstan,
misalnya vA, tetapi tidak harus vA = vB
4. Fluida tidak kental (non-viskos)

20
Adanya kekentalan fluida menyebabkan timbulnya gesekan pada
fluida. Dalam fluida ideal, kita mengabaikan semua gesekan yang muncul,
yang berarti mengabaikan gejala viskositas.
5. tidak dapat ditekan (volume tetap karena tekanan)
6. dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
7. mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap partikel)
8. kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fluida meliputi cairan dan gas yang menempati ruang yang mengalir di
bawah pengaruh gravitasi, sehingga fluida cenderung tidak mempertahankan
bentuknya. Fluida adalah zat yang dapat mengalir, kata Fluida mencakup zat
cair, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir.
Jenis fluida dibagi menjadi dua ada fluida statis dan fluida dinamis. Statis
berarti tidak bergerak, fluida statis didefiniskan sebagai fluida yang tidak
mengalami perpindahan bagian-bagiannya. Pada keadaan ini fluida memiilki
sifat - sifat seperti memiliki tekanan dan tegangan permukaan massa jenis,
kapilaritas, dan viskositas. Ilmu yang mempelajari fluida statis disebut
hidrostatika.
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak.
Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady

21
(mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan
(tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak
mengalami putaran-putaran). Sifat-sifat fluida ideal terdiri dari Fluida bersifat
tidak kompresibel, Aliran fluida tidak turbullen, Aliran fluida bersifat
stasioner (tunak) dan Fluida tidak kental (non-viskos).

B. Saran
Sebagai guru maupun calon guru harus mampu menguasai dan memahami
semua materi yang akan diajarkan pada siswa, termasuk materi IPA Fisika
khususnya Fluida. Agar ketika di implementasikan di dalam kelas guru dapat
menyampaikan materi dengan baik yang disesuaikan dengan karakteristik dan
kemampuan siswa yang dipadukan dengan berbagai metode, model,
pendekatan, media dan strategi yang digunakan, sehingga siswa dapat
memahami materi yang disampaikan oleh guru.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani dan Damari, (2009). Fisika Untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta :
CV adi perkasa

Setya Nurrachmandani, (2009). Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Rezky Amelia, (2013). Fisika Fluida.[online]. Tersedia:


https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ah
UKEwjb85Tmlb3LAhXTC44KHdgcDckQFggbMAA&url=https%3A%2F
%2Fameliaaaaakyumin137.files.wordpress.com
%2F2013%2F11%2Ffisika.docx&usg=AFQjCNHi7QAKkhHneQKw9yw
56-f0ra4t3Q&bvm=bv.116573086,d.c2E. [2 Maret 2016]

Direktori file upi. (2012).Fluida.[online].Tersedia:


http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ah
UKEwjJzfSjmMLLAhWQC44KHavvDocQFggcMAA&url=http%3A%2F
%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FDUAL-MODES

22
%2FKONSEP_DASAR_FISIKA%2FBBM_9_%28Fluida
%29_KD_Fisika.pdf&usg=AFQjCNHi4m0PW2MY5sFvC8W_Hbt-
ExSGaA. [2 Maret 2016]

23

Anda mungkin juga menyukai