Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN DESAIN PERAWATAN GTSL KASUS INI

Rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting dan merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah geligi tiruan.

 Fungsi desain GTSL:


a. Sebagai penuntun dari gigi tiruan sebagian lepas (GTSL) yang akan dibuat
b. Sebagai sarana komunikasi antara dokter gigi dengan tekniker gigi dalam hal
pendelegasian pembuatan gigi tiruan di laboratorium.

 Tujuan desain GTSL adalah untuk mendapatkan suatu gigi tiruan dengan :
- Retensi yang baik
- Stabilisasi yang baik
- Pembagian beban kunyah lebih merata antara gigi penjangkaran dengan
jaringan pendukung lainnya

 Prinsip dasar desain GTSL adalah memelihara/mempertahankan kesehatan


jaringan pendukung gigi tiruan sebagian lepas dengan memperhatikan:
- Tekanan yang luas (melalui cengkram)
- Mempersamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)
- Physiologic basing (tekanan fisiologis pada mukosa di bawah basis)

 Prinsip pembuatan desain geligi tiruan, baik yang terbuat dari resin akrilik maupun
kerangka logam tidak terlalu berbeda. Dikenal 4 tahap yaitu:
Tahap1 : menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)
Tahap2 : menentukan macam dukungan dari setiap sadel
Tahap3 : menentukan macam penahan
Tahap4 : menentukan macam konektor
Pada dasarnya desain dibuat dengan usaha untuk mengurangi beban, membagi beban
antara gigi dan ridge, membagi beban seluas-luasnya, dan atau menyebarluaskan beban.
Untuk mengurangi beban dilakukan cara-cara berikut ini :
1. Mengurangi jumlah anasir gigi yang diganti, misalnya seluruh gigi M3 tidak diganti.
2. Memperkecil luas permukaan gigi yang diganti.
3. Memperluas outline saddle : pada rahang bawah tertutupi sampai 1/3 retromolar pad
dan pada rahang atas sampai hamular notch

Tahap 1 : menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)

RB Kelas I Kennedy: daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang masih ada
dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral).

Daerah tak bergigi: berupa sadel berujung bebas (free end) pada kedua sisi.

Indikasi Protesa: Protesa lepasan, dua sisi (bilateral) dengan perluasan basis ke distal.

Gambar Kelas I Kennedy


Tahap2 : menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Pada kasus berujung bebas (free end), geligi tiruan mendapat dukungan kombinasi antara
jaringan dan gigi, karena pada salah satu ujung sadel seperti ini sudah tidak ada gigi lagi.
Semua kasus seperti ini hendaknya diusahakan untuk mendapat dukungan kombinasi, karena
itu gigi penyangga yang masih ada perlu dipertahankan selama mungkin.

Tahap 3 : menentukan macam penahan

Sebagai penahan langsung: Cengkeram C atau 2 jari dengan sandaran oklusal pada gigi 34
dan 43

Sebagai penahan tidak langsung: plat akrilik

Tahap 4 : menentukan macam konektor

RA: Konektor “Plat Palatal Penuh” diindikasikan untuk kasus seperti ini.

Pada kebanyakan kasus perluasan distal (termasuk kasus kelas I Kennedy), kebutuhan
dukungan merupakan syarat utama. Dengan memperluas konektor, beban pada gigi
penyangga menjadi kurang. Konektor jenis ini menutupi palatum lebih luas daripada jenis
lainnya. Disini terjadi penyaluran beban fungsional yang merata pada permukaan yang luas
dan membantu stabilitas basis pada waktu berfungsi.

RB: Konektor yang terbuat dari akrilik berbentuk plat lingual

Konektor ini diindikasikan pada kasus berujung bebas yang memerlukan retensi tak langsung.
Plat lingual dapat mendistribusikan gaya lateral pada sejumlah gigi asli, sehingga turut
berperan dalam stabilisasi protesa.

Lampirkan gambar Plat Palatal Penuh dan Plat Lingual


Gambar Desain

Gambar desain!!
Pada kasus GT free end sebagian gaya oklusal akan diterima oleh gigi
penyangga dan sisanya oleh jaringan mukosa di bawah basis protesa.

Gambar. Gaya oklusal disalurkan ke gigi penyangga dan mukosa

Gaya oklusal yang diterima elemen pada waktu mastikasi akan diteruskan
basis ke jaringan di bawahnya secara kompresif. Upaya untuk mengurangi gaya
oklusal yang diterima jaringan penyangga yaitu:
 Pengurangan jumlah atau luas permukaan elemen.
 Penyaluran gaya oklusal secara merata pada jaringan pendukung dengan
menggunakan cetakan fungsional atau mukokompresi.
 Distribusi gaya seluas mungkin dengan memperbesar basis/ konektor utama
agar besar gaya per satuan luas menjadi lebih kecil. Perluasan basis rahang
bawah sampai retromolar pad dan rahang atas sampai tuberositas maksila
 Penempatan lengan cangkolan sampai ke permukaan mesial, jika cangkolan
berasal dari disal atau harus lebih dari setengah keliling gigi penyangga.

a. Gaya Lateral
Kontak oklusi antara gigi-gigi dan aktivitas otot-otot di sekitar geligi tiruan
pada saat pengunyahan akan menimbulkan gaya horizontal. Berdasarkan arahnya,
gaya horizontal dapat dibagi menjadi gaya lateral dan gaya antero-posterior.
Gambar. Gaya horizontal dan aktivitas otot di sekitar geligi tiruan

Gaya lateral timbul pada saat rahang bawah bergerak dari posisi kontak
oklusi eksentrik ke posisi sentrik, atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya yang
paling merusak gigi asli maupun tulang alveolar pada daerah tak bergigi, karena
hanya sebagian serat periodontal atau mukosa saja yang berfungsi menyangganya.

Gambar. Gaya lateral pada rahang atas (A) dan bawah (B)

Untuk mencegah kerusakan gigi asli dan resorpsi tulang alveolar berlebih,
gaya lateral harus diimbangi dengan kombinasi dari beberapa cara berikut ini:
 Penyaluran gaya lateral sebanyak mungkin pada gigi asli.
 Pengurangan sudut tonjol gigi.
 Pengurangan luas permukaan bidang oklusal elemen tiruan.
 Pemakaian desain cengkeram bilateral.
 Penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis.

b. Gaya Antero-Posterior
Gaya ini terjadi pada pergerakan rahang dimana gigi depan ada pada posisi
edge to edge atau oklusi protrusif ke oklusi sentrik dan sebaliknya. Pada pergerakan
ini ada kecenderungan GT rahang bawah bergerak ke arah posterior dan GT rahang
atas ke anterior.
Gambar. Gaya anteroposterior pada (A) protesa atas dan (B) protesa bawah

Pergerakan semacam ini pada protesa rahang bawah dapat diatasi dengan :
 Penempatan lengan cengkeram sampai ke permukaan mesial, jika
cengkeram berasal dari sandaran distal.
 Penempatan sandaran dan konektor minor di sisi mesial gigi penyangga.
 Perluasan basis sampai retromolar pad.
 Pengurangan sudut tonjol gigi.
 Penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis.

Pada rahang atas, pergerakan antero-posterior dapat diatasi dengan :


 Perluasan basis sampai tuber maksilaris.
 Penempatan cengkeram pada gigi posterior atau sandaran dan konektor minor
pada permukaan distal.
 Perluasan konektor utama sampai gigi anterior.
 Pengurangan sudut tonjol gigi.
 Penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis

Sumber:
Buku ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1 dan 2. Haryanto A. Gunadi, dkk
Jurnal “Sindrom Kombinasi” Universitas Padjajaran

Anda mungkin juga menyukai