PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi dan menejemen kurikulum
pendidikan?
2. Apa fungsi dari administrasi dan manajemen kurikulum pendidikan?
3. Apa saja komponen – komponen kurikulum?
4. Apa saja tugas dan peran kepala sekolah dalam administrasi kurikulum?
5. Apa kegiatan pokok administrasi kurikulum?
6. Apa saja operasional administrasi kurikulum?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kurikulum dalam bahasa Yunani berasal dari kata curere berarti jarak yang
harus ditempuh oleh pelari dari mulai start sampai finish.1 Curre dalam kamus
websters jika menjadi kata benda berarti berlari-lari cepat, pacuan, balapan berkereta,
berkuda, perjalanan, satu pengalaman tanpa henti, dan lapangan perlombaan.
Kurikulum artinya jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Dalam bahasa Arab istilah
kurikulum diartikan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang, atau jalan terang
yamg dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya.2
1
Rosmiaty Aziz, “Implementasi Pengembangan Kurikulum”. Jurnal Qathruna, (Januari-Juni 2018),
Vol. VII, No. 1, 45.
2
Abdul Manab, Manajemen Perubahan Kurikulum (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), 1.
3
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015), 22.
3
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujan, isi, dan bahan pelajaran, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.4
4
Ibid.
5
Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), 53.
6
Teguh Triwiyanto, Manajemen ., 23.
7
Dinn Wahyudi, Manajemen Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 5.
8
Ibrahim Nasbi, “Manajemen Kurikulum: Sebuah Kajian Teoritis”. Jurnal Idaarah, (Desember 2017),
Vol. 1, No. 2, 319.
4
sehingga menghasilkan produktifitas belajar. Strategi mulai dari perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi perlu didukung oleh sumber daya yang memadai.9
9
Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), 54.
5
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu
disesuaikan dengan ciri khas dengan kebutuhan pembangunan daerah
setempat.10
C. Komponen-komponen kurikulum
a. Tujuan
Masing-masing jenjang pendidikan memiliki tujuan kurikulum yang
berbeda. Hal ini menyesuaikan dengan perkembangan kognitif dan sosial
anak. Karena itulah materi yang ada di SD tidak sama dengan SMP atau yang
lebih tinggi. Dengan tujuan agar siswa mudah memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru.11
Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikenal kategori
tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan jangka panjang,
tujuan ideal pendidikan bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan di
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3
yaitu: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilm, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demikratis serta bertanggungjawab”.
10
Nasbi, “Manajemen Kurikulum”, 320-321.
11
Lim Wasliman, Kebijakan Pendidikan dari Filosofi ke Implementasi (Bandung: Pustaka Setia,
2015), 25.
6
2. Tujuan Institusional (Tujuan Lembaga/ Satuan Pendidikan)
Adalah tujuan yang diharapkan, yang dicapai oleh suatu lembaga
pendidikan, misalnya tujuan pendidikan tingkat SD, SLTP, SMU,
SMK, PT.
3. Tujuan Kurikuler/ Tujuan Pengajaran (Tujuan Mata Pelajaran)
Adalah penjabaran dari tujuan institusional yang berisi program-
program pendidikan yang menjadi sasaran suatu bidang studi atau
mata kuliah, misalnya: tujuan mata pelajaran Agama, Matematika,
Bahasa Indonesia.
Komponen tujuan merupakan salah stu komponen yang sangat
penting dalam pengembangan kurikulum. Sebab setiap rencana
harus memiliki tujuan agar dapat ditentukan apa yang harus
dicapai, serta apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut.12
b. Isi
Komponen kurikulum yang paling utama adalah bahan ajar yang
diberikan kepada murid untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Bahan ajar
yang diajarkan harus sesuai dengan perkembangan siswa mengandung
pengetahuan ilmiah dan mampu dipertanggungjawabkan kebenarannya.13
Isi kurikulum pada hakekatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman
yang dikembangkan dan disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Isi kurikulum tidak hanya terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau kumpulan
informasi, tapi harus merupakan kesatuan pengetahuan terpilih dan
dibutuhkan bagi pengetahuan baik bagi pengetahuan itu sendiri maupun siswa
dan lingkungannya. Ada dua hal yang harus diperhatikan ketika
membicarakan isi kurikulum. Pertama, isi kurikulum didefinisikan sebagai
bahan atau meteri belajar dan mengajar. Bahan itu tidak hanya berisikan
informasi factual, tetapi juga mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan
12
Asep Subhi, “Konsep Dasar, Komponen dan Filosofi Kurikulum PAI”. Jurnal Qathruna, (Januari-
Juni 2016), Vol. 3, No. 1, 124-125.
13
Lim Wasliman, Kebijakan., 26.
7
nilai. Kedua, dalam proses belajar mengajar, dua lemen kurikulum yaitu isi
dan metode berinteraksi secara konstan. Isi memberikan signifikansi jika
ditranmisikan kepada anak didik dalam beberapa hal dan cara, dan itulah yang
disebut metode atau pengalaman belajar mengajar. Baik isi maupun metode
harus signifikan sehingga hasil dari belajar efektif bisa diraih dengan baik.
Secara umum, isi kurikulum itu dapat dikelompokkan menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Logika, yaitu pengetahuan tentang benar-salah, berdasarkan
prosedur keilmuan,
2. Etika, yaitu pengetahuan tentang baik-buruk, nilai dan moral,
3. Estetika, yaitu pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai
seni.
Berdasarkan pengelompokan isi kurikulum tersebut, maka
pengembangan isi kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Mengandung bahan kajian/ topik yang dapat dipelajari peserta
didik dalam proses pembelajaran,
2. Berorientasi pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi
mata pelajaran dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.14
c. Strategi
Metode atau strategi merupakan komponen ketiga dalam
pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi
merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam penajaran. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari
cara yang ditempuh dalam melaksankan pengajaran, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum
berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
14
Subhi, “Konsep Dasar”, 126-127.
8
Metode atau strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan
bagaimana kurikulum itu dilaksankan di sekolah. Kurikulum merupakan
rencana, ide, harapan yang harus diwujudkan secara nyata di sekolah,
sehingga mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum yang baik akan mencapai hasil yang maksimal, jika
pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi peserta didik.
Komponen strategi kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan
penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.15
d. Evaluasi
Komponen terakhir namun sangat berpengaruh dalam pengembangan
kurikulum yaitu evaluasi. Hasil pembelajaran akan diketahui setelah
memberikan penilaian apakah penerapannya sudah sesuai dengan kondisi
siswa atau perlu dilakukan perbaikan.16 Dalam pengertian terbatas, evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan
pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau
dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas
pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelayakan program.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan
kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan
dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan
oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum
dalam memilih dan menetapkan kebijikan pengembangan sistem pendidikan
dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru,
kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan
membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih
15
Ibid, 128.
16
Lim Wasliman, Kebijakan Pendidikan dari Filosofi ke Implementasi (Bandung: Pustaka Setia,
2015), 27.
9
metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan
lainnya.17
17
Asep Subhi, “Konsep Dasar”, 129-130.
10
12. Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah,
13. Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah,
14. Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan
program dan pengambilan keputusan,
15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi kepentingan
pembelajaran dan manajemen sekolah,
16. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak
lanjut.18
E. Kegiatan pokok administrasi kurikulum
Ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
admistrasi kurikulum, yakni :
a. Melaksanakan survei terhadap beberapa sekolah atau sistem sekolah.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan para pendidik
lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui keadaan senyatanya dan
tidak menggantungkan diri pada teori secara kaku. Kesempatan ini juga
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dalam bidang
administrasi kurikulum.
b. Mempelajari masalah-masalah dan pelaksanaan pendidikan pada beberapa
sistem sekolah. Kegiatan ini melibatkan sumber-sumber tenaga yang ada,
bahkan mungkin memerlukan jasa konsultan dalam bidang pengembangan
kurikulum dan teknologi pendidikan. Melalui kegiatan ini, para personal
memperoleh pengalaman berharga, misalnya tentang tingkah laku
administratif yang terkait dengan peningkatan kualitaas tenaga
administrasi kegiatan ini biasanya di sponsori oleh para administratator
suatu sistem sekolah dari daerah tertentu, misalnya kandep Dik bud
18
Mohammad Juliantoro, “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”. Jurnal al-
Hikmah, (Oktober 2017), Vol. 5, No. 2, 12.
11
Kabupaten, kandep Dikbud kecamatan yang bertindak sebagai koornidator
program.
c. Metode kasus , metode ini digunakan untuk membantu para administrator
pada sistem sekolah untuk menilai tingkah laku mereka sendiri dan
membantu mengembangkan kemampuan perspektif yang lebih baik.
Kegiatan ini dapat oleh seorang ahli yang telah berpengalaman dalam
menggunakan studi kasus.
d. Penelitian lapangan, teknik ini dianggap paling baik untuk memperbaiki
program pendidikan dan tingkah laku administratif. Untuk itu dilakukan
penguasaan sumber-sumber tentang penelitian, kemampuan bekerja secara
efektif dengan guru-guru dan orang tua, siswa kemampuan
mengembangkan program, langkah-langkah kerja pengumpulan data, dan
kemampuan mengembangkan/merumuskan hipotesis yang berkenaan
dengan pengumpulan data tersebut tersebut. Pelaksaan penelitian dapat
melalui kerjasama dengan Badan Penelitian Kependidikan.
e. Pertukaraan tenaga administrasi (adamistrator), dengan cara ini dapat
dikembangkan pengalaman yang berharga bagi administrator yang
bersangkutan. Pertukaran tenaga dapat dilksanakan antar sekolah satu
dengan sekolah lainnya, bahkan dapat dilakukan antara beberapa negara,
kendatipun mungkin sistem persekolahannya berbeda. Tenaga
administratif tersebut melakukan kegiatan penelitian, penilaian sekolah
dan dan pengalaman-pengalaman lainnya dan kemampuan memecahkan
masalah-masalah administrasi pendidikan/kurikulum.
f. Koferensi/ loyakarya/ seminar, melalui kegiatan ini dapat dikembangkan
pengalaman-pengalaman dan kemampuan tertentu. Kegiatan ini dapat juga
dikatikan dengan penelitian lapangan, pengembangan kasus, pemecahan
masalah, dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu yang mengacu pada
12
pemecahan masalah di lapangan. Kegiatan ini memang hanya dapat diikuti
oleh sejumlah peserta, terbatas, dan dalam jangka waktu tertentu.19
F. Operasional Administrasi Kurikulum
Secara operasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu
dapat meliputi beberapa kegiatan pokok, yaitu kegiatan yang berhubungan
dengan tugas guru, peserta didik dan kegiatan yang menyangkut proses
belajar.
a) Kegiatan yang menyangkut proses belajar
1. Penyusunan rencana kerja tahunan, semesteran, bulanan dan
mingguan,
2. Penyesuaian jadwal pelajaran,
3. Penyusunan jadwal ulangan dan ujian,
4. Penyusunan daftar buku dan alat-alat pelajaran yang akan digunakan
dalam kegiatan dan prestasi belajar siswa,
5. Penyusunan norma penilaian,
6. Pencatatan dan laporan hasil-hasil kegiatan dan prestasi belajar siswa,
7. Penyusunan jadwal dan rencana kegiatan belajar dalam kelas dan di
luar kelas.
b) Kegiatan menyangkut siswa
1. Menetukan jumlah dan syarat siswa yang akan diterima,
2. Perencanaan ntuk pengarahan dan pelayanan siswa dalam
penyelesaian program ini,
3. Merencanakan dan melaksanakan peraturan kenaikan kelas,
4. Menentukan kelas bagi siswa yang diterima dan naik kelas,
5. Pencatatan sesuatu mengenai kegiatan siswa dan hasilnya di sekolah.
c) Kegiatan menyangkut guru
1. Pengaturan tugas pengajar dan tugas piket,
2. Pengaturan bimbingan guru terhadap siswa,
19
Oemar Hamalik, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum (Bandung: mandar Maju,
1992), hal 143.
13
3. Penyusunan satuan pelajaran,
4. Penyusunan program kegiatan MGBS (Majelis Guru Bidang Studi)
dan pelaksanaannya dalam rangka peningkatan kemampuan tugas
profesionalnya,
5. Pengaturan mengenai tugas belajar/pendataan guru.20
Haniatun Masluroh, “Sistem Online Administrasi Kurikulum Sebagai Solusi Perbaikan Layanan
20
Administrasi di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik”. Didaktika, (Februari 2013), Vol 19, No. 2, 6-7.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum merupakan suatu sistem pengelolaan
kurikulum yang kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Manajemen kurikulum
berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang dialami oleh siswa
yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas
belajar. Strategi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi perlu
didukung oleh sumber daya yang memadai.
Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan
melalui pengeloaan yang terencana dan efektif. Meningkatkan keadilan dan
kesempatan kepada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan
yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan
intrakulikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
Beberapa komponen yang harus ada dalam kurikulum meliputi, tujuan,
isi, strategi, evaluasi.
Tugas dan peran kepala sekolah dalam administrasi kurikulum
diantaranya sebagai berikut, menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai
tingkatan perencanaan, mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan
kebutuhan. memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya
sekolah secara maksimal, mengelola perubahan dan pengembangan sekolah
menuju organisasi pembelajaran yang efektif.
Ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
admistrasi kurikulum yaitu, melaksanakan survei terhadap beberapa sekolah
atau sistem sekolah. Mempelajari masalah-masalah dan pelaksanaan
pendidikan pada beberapa sistem sekolah. Metode kasus, metode ini
digunakan untuk membantu para administrator pada sistem sekolah untuk
15
menilai tingkah laku mereka sendiri dan membantu mengembangkan
kemampuan perspektif yang lebih baik. dll.
Secara operasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu
dapat meliputi beberapa kegiatan pokok, yaitu kegiatan yang berhubungan
dengan tugas guru, peserta didik, dan kegiatan yang menyangkut proses
belajar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Subhi, A. (2016). Konsep Dasar, Komponen dan Filosofi Kurikulum PAI. Jurnal
Qathruna, 3, 124-125.
17