1. PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
2. TUJUAN.............................................................................................................................................3
3. RUANG LINGKUP...............................................................................................................................3
4. TUJUAN.............................................................................................................................................3
5. SURVEILANS......................................................................................................................................4
6. TANGGUNG JAWAB...........................................................................................................................5
7. PROSEDUR DAN PROSES YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO INFEKSI........................................8
8. PROSEDUR ISOLASI...........................................................................................................................9
9. TEKNIK BARIER DAN KEBERSIHAN TANGAN....................................................................................10
10. INTEGRASI DARI PROGRAM DENGAN PENINGKATAN KUALITAS DAN KESELAMATAN PASIEN.........10
11. SISTEM UNTUK MENGINVESTIGASI OUTBREAK DARI PENYAKIT INFEKSI.........................................10
12. EDUKASI PADA STAF, DOKTER, PASIEN DAN KELUARGA MENGENAI PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI.................................................................................................................11
1. PENDAHULUAN
1.1. Kebijakan pencegahan, surveilans dan pengendalian infeksi merupakan gambaran pendekatan
multidisiplin, sistimatis, terkoordinasi untuk mengurangi risiko dari penularan dan transmisi
infeksi di antara pasien dan keluarga, dokter, pekerja dan pengunjung.
1.2. Rencana pencegahan, surveilans dan pengendalian infeksi mendukung rencana mutu dan
keselamatan rumah sakit, serta diatur, dikembangkan dan diimplemetasikan dalam rangka untuk
mendapatkan efek positif pada mutu dan memberi nilai tambah bagi perawatan dan pelayanan
yang diberikan di Rumah Sakit Sehat Sejahtera. Pada akhirnya Kebijakan ini mendukung misi, visi
dan nilai dari Rumah Sakit Sehat Sejahtera.
2. TUJUAN
Kebijakan ini menetapkan seperangkat panduan program pengendalian infeksi yang benar dan
relevan dengan kebutuhan Rumah Sakit Sehat Sejahtera, yang mengarah ke perbaikan dalam
tindakan pencegahan dan perbaikan kesembuhan pasien.
3. RUANG LINGKUP
Kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit Sehat Sejahtera ini mencakup
pasien, staff, pengunjung, pelajar, relawan, dokter, dan praktisi independen bersetifikat lainnya
yang berada di rumah sakit.
4. TUJUAN
Tujuan dari Kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi Rumah Sakit Sehat Sejahtera adalah
untuk mengidentifikasi dan menurunkan resiko penularan dan transmisi infeksi di antara semua
pelanggan internal dan eksternal rumah sakit, menggunakan dasar ilmiah dan surveilans
berdasarkan prinsip dasar epidemiologi. Tujuan khusus dari pencegahan dan pengendalian
infeksi meliputi:
4.1. Menurunkan resiko pneumonia terkait dengan ventilator dan menjaga angka di ICU sama
dengan atau di bawah dari acuan eksternal.
4.2. Menurunkan resiko dari infeksi saluran kemih terkait dengan kateter dan menjaga angka di ICU
sama dengan atau di bawah dari acuan eksternal.
4.3. Menurunkan resiko infeksi dari darah terkait dengan central line dan menjaga angka di ICU
sama dengan atau di bawah dari acuan eksternal.
4.4. Menurunkan resiko infeksi luka operasi sama dengan atau di bawah acuan eksternal.
5. SURVEILANS
5.1. Pendekatan berbasis resiko
RS Sehat Sejahtera menggunakan pendekatan berbasis resiko dalam menetapkan fokus program
pencegahan dan penurunan infeksi yang didapat di rumah sakit. Pendekatan berbasis resiko
menggunakan surveilans sebagai komponen penting untuk mengumpulkan dan menganalisa data
sebagai pedoman dalam pengkajian resiko. Fokus dari surveilans meliputi :
5.1.1. Infeksi yang berkaitan dengan pemakaian alat (meliputi ventilator, infuse vena sentral dan
5.1.3. Penyakit dan organisme yang penting secara epidemiologi, organisme yang kebal terhadap
5.2. Metode
5.2.1. Metode surveilans meliputi penebaran jaring seluas-luasnya untuk pengambilan data
hasil untuk pasien yang masih dirawat dan yang sudah pulang, pasien rawat jalan, dan
pasien rawat jalan yang diperpanjang dan yang berhubungan. Data ini kemudian dianalisa
untuk mengetahui adanya potensi transmisi silang atau wabah di dalam rumah sakit atau
komunitas. Data dibandingkan dengan kecendrungan sebelumnya, dengan pengalaman
rumah sakit, dengan kecenderungan komunitas, dan acuan nasional.
5.2.2. Metode surveilans meliputi:
i. Survei infeksi luka operasi pada pasien yang telah pulang dari RS
ii. Laporan dari fasilitas lain
iii. Laporan laboratorium tentang kultur positif
iv. Laporan paparan dan kesakitan dari kesehatan pekerja
5.3. Penggunaan informasi: dengan pertimbangan mengenai tujuan dari program, data surveilans,
audit dan penemuan klinis dianalisa dan dievaluasi paling tidak setahun sekali untuk
mengidentifikasi pola dan kecenderungan dalam rangka melakukan intervensi yang tepat untuk
mencegah dan mengendalikan infeksi.
5.4. Keseluruhan program Pengendalian Infeksi dievaluasi setidaknya setiap tahun untuk melihat
kesesuaian dan keefektifan dari ruang lingkup program dan intervensi. Hasil evaluasi diberikan
kepada manajemen rumah sakit.
5.5. Informasi yang terkait dikomunikasikan kepada departemen dan dokter dengan potensi untuk
mencegah atau mengendalikan infeksi.
6. TANGGUNG JAWAB
6.1. Chief Executive Officer
Meninjau risalah rapat, laporan dan aktifitas dari Infection Control Committee, menyetujui atau
mengarahkan tindakan perbaikan jika tindakan yang telah dilakukan tidak sesuai atau tidak cukup
baik.
untuk sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasi serta tinjauan terkait dengan prosedur dan
teknik.
6.4.12. Melaporkan penyakit menular kepada penanggung jawab kesehatan masyarakat sesuai
7.4. Penggunaan ulang dari peralatan sekali pakai jika diperbolehkan oleh UU dan Peraturan yang
berlaku.
7.4.1. Kebijakan untuk memandu penggunaan ulang yang benar erhadap peralatan sekali pakai,
yang konsisten dengan UU dan peraturan nasional yang berlaku serta standar profesi.
7.4.2. Dokumen terkait : Kebijakan Penggunaan Ulang Peralatan Sekali Pakai.
8. PROSEDUR ISOLASI
8.1. Rumah Sakit Sehat Sejahtera menyediakan prosedur pelindung dan isolasi yang melindungi
pasien, pengunjung dan staf dari penyakit menular dan melindungi pasien dengan
penurunan daya tahan tubuh dari terkena infeksi yang khas untuk mereka.
10.1. Melacak risiko infeksi, tingkat infeksi dan kecenderungan infeksi yang terkait dengan
layanan kesehatan
10.2. Menggunakan pengukuran terkait masalah infeksi yang penting secara epidemiologi.
10.3. Menggunakan risiko, tingkat, dan kecenderungan informasi untuk mendisain atau
memodifikasi proses untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan layanan
kesehatan sampai pada tingkat yang serendah mungkin.
10.4. Membandingkan tingkat infeksi yang terkait dengan layanan kesehatan rumah sakit dengan
10.5. Mengkomunikasikan secara berkala hasil dari pengukuran pencegahan dan pengendalian
10.6. Melaporkan informasi infeksi kepada lembaga kesehatan masyarakat eksternal yang sesuai.