Anda di halaman 1dari 3

HSGDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVXXXXXXXXXXXXXX

BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas


Kesehatan Provinsi

Beberapa isu-isu strategis yang dapat dikemukakan setelah dilakukan identifikasi

masalah berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD Bidang Kesehatan adalah :

Beberapa isu-isu strategis yang dapat dikemukakan setelah dilakukan identifikasi

masalah berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD Bidang Kesehatan adalah :

• Angka kematian Ibu (AKI)

Laporan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT tahun 2012

menunjukkan bahwa konversi AKI per 100.000 Kelahiran Hidup selama periode 5

(lima) tahun (Tahun 2008–2012) mengalami fluktuasi. Jumlah kasus kematian pada

tahun 2008 menjadi 312 kematian atau 332 per 100.000 kelahiran hidup, selanjutnya

menurun menjadi 286 kematian pada tahun 2009 atau 303 per 100.000 kelahiran

hidup, sedangkan tahun 2010 mengalami penurunan lagi menjadi 250 atau 272 per

100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 menurun lagi menjadi 208 atau 220 per

100.000 KH, dan pada tahun 2012 menurun menjadi 192 atau 200 per 100.000 KH .

Selanjutnya Pada Tahun 2013 menurun lagi menjadi 170 Kasus atau 182/100.000 KH.

Berikut ini digambarkan Kasus Kematian Ibu dan Konversi AKI per 100.000 KH

Prov.
• Angka Kematian Bayi (AKB)

Untuk Provinsi NTT, Angka Kematian Bayi juga menunjukkan penurunan yang

cukup bermakna, yaitu 60 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 (SDKI),

menurun menjadi 59 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2002–2003). Selanjutnya pada

tahun 2007 menurun lagi menjadi 57 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007), dan

pada tahun 2012 kembali menurun hingga mencapai 45 per 1.000 kelahiran hidup

(SDKI, 2012). Walaupun angka ini sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan AKB

secara nasional yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup, namun penurunan AKB NTT ini

cukup bermakna.

Berdasarkan hasil konversi jumlah kasus kematian pada bayi mengalami fluktuasi dari tahun
2008–2012. Pada tah

rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang

kurang mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi

tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama

dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah

Human Development Index (HDI).

Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi

makro dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan gangguan

kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein. Masalah gizi

makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan ketidakseimbangan antara

kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan zat gizi makro umumnya

disertai dengan kekurangan zat gizi mikro.

Data menunjukkan di Provinsi NTT bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari

20,4% (SDKI 2007) menjadi 13,0% (Riskesdas 2010) dan kondisi tersebut diikuti
dengan penurunan prevalensi gizi buruk 9,0% (SDKI 2007) menjadi 4,9% (Riskesdas

2010).

Gizi buruk adalah satu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi,

atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi

yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia kasus KEP

(Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai

pada balita.

Banyak faktor yang mengak

Anda mungkin juga menyukai