Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN ILMU LAINNYA

Abstrak
Makalah ini akan menjelaskan (1) pengertian Filsafat
dan (2) Hubungan Filsafat dengan Ilmu. Pertama Filsafat
merupakan induk dari segala ilmu karena berbicara tentang
abstraksi/sebuah yang ideal. Filsafat tidak terbatas, sedangkan
ilmu terbatas sehingga ilmu menarik bagian filsafat agar bisa
dimengerti oleh manusia. Filsafat berusaha untuk mengatur hasil-
hasil dari berbagai ilmu-ilmu khusus ke dalam suatu pandangan
hidup dan pandangan dunia yang tersatupadukan, komprehensip
(tidak ada sesuatu bidang yang berada di luar bidang filsafat) dan
konsisten uraian kefilsafatan tidak menyusun pendapat-pendapat
yang saling berkontardiksi). Kedua Pada hakikatnya filsafat dan
ilmu saling terkait satu sama lain, keduanya tumbuh dari sikap
refleksi, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada kebenaran.
Filsafat dengan metodenya mampu mempertanyakan keabsahan
dan kebenaran ilmu, sedangkan ilmu tidak mampu
mempertanyakan asumsi, kebenaran, metode, dan keabsahannya
sendiri. Ilmu merupakan masalah yang hidup bagi filsafat dan
membekali filsafat dengan bahan-bahan deskriptif dan faktual
yang sangat perlu untuk membangun filsafat.

Keynote: Filsafat, Hubungan Filsafat, Refleksi.

Ditulis oleh Patullah Nim : 18.02.01.58 mahasiswa


Semester 1 Program Studi Hukum Ekonomi Syariah STISNU
Nusantara Tahun 2019.

1
A. Latar Belakang
Dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya
memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke
arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-
spesialisasi. Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh
Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat
sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten)
dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat
ditentukan.1 Implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono
(1984), adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya
dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis batas
antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau
praktis. Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu
yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat
menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul.2 Oleh
karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu mengatasi hal
tersebut.
Ilmu merupakan konkritisasi dari filsafat. Filsafat dapat
dilihat dan dikaji sebagai suatu ilmu, yaitu ilmu filsafat. Sebagai
ilmu, filsafat memiliki objek dan metode yang khas dan bahkan
dapat dirumuskan secara sistematis. Ilmu filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang mengkaji seluruh fenomena yang dihadapi
manusia secara kritis refleksi, integral, radikal, logis, sistematis,
dan universal (kesemestaan).
Sebagai fenomena ilmu filsafat dapat dilihat dari tema
besarnya, yaitu, ontologi (Definisi, pengertian, konsep, mengkaji
keberadaan sesuatu, membahas tentang ada, yang dapat dipahami
baik secara konkret, faktual, transendental, atau pun metafisis),
epistemologi (Substansi, membahas pengetahuan yang akan

1
Abbas Hamami, Kebenaran Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu, Liberty,
Yogyakarta, 1996.
2
Darmodiharjo, Darji dan Shidarta dan Muchsin, Ikhtisar Filsafat
Hukum, 2008.

2
dimiliki manusia apabila manusia itu membutuhkannya), dan
aksiologi (manfaat, membahas kaidah norma dan nilai yang ada
pada manusia).
Berdasarkan uraian diatas bahwa makalah ini
dirumuskan sebagai berikut: (1) apa pengertian Filsafat?; (2) apa
hubungan filsafat dengan ilmu?; Sebab itu, makalah ini bertujuan
untuk (1) mengetahui pengertian filsafat dan (2) mengetahui
hubngan filsafat dengan ilmu.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Filsafat
Pengertian Filsafat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, adalah Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan
hukumnya.3 Dan ada juga pengertian lainnya yaitu Teori yang
mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan atau juga berarti ilmu
yang berintikan logika, estetika, metafisika dan epistemologi.4
Plato (427-347 SM) mendefinisikan filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli,
Kemudian Aristoteles (382 - 322 SM) mengartikan filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, dan berisikan di
dalamnya ilmu; metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika.5
Pengertian Filsafat secara umum adalah Ilmu
pengetahuan yang ingin mencapai hakikat kebenaran yang asli
dengan ciri-ciri pemikirannya yang rasional, metodis, sistematis,
koheren, dan integral.6 Tentang makro dan mikro kosmos baik

3
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
4
Abbas Hamami, Kebenaran Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu, Liberty,
Yogyakarta, 1996.
5
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,
cet. Ke-8, Sinar Harapan Jakarta,2000.
6
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, RajaGrafindo Persada,
Jakarta,2004.

3
yang bersifat inderawi maupun non inderawi. Hakikat kebenaran
yang dicari dari berfilsafat adalah kebenaran akan hakikat hidup
dan kehidupan, bukan hanya dalam teori tetapi juga praktek.
Filsafat Hukum menurut Gustaff Radbruch adalah
cabang filsafat yang mempelajari hukum yang benar. Dan
menurut Langmeyer: Filsafat Hukum adalah pembahasan secara
filosofis tentang hukum, Anthoni D’Amato mengistilahkan
dengan Jurisprudence atau filsafat hukum yang acapkali
dikonotasikan sebagai penelitian mendasar dan pengertian hukum
secara abstrak.7 Kemudian Bruce D. Fischer mendefinisikan
Jurisprudence adalah suatu studi tentang filsafat hukum. Kata ini
berasal dari bahasa Latin yang berarti kebijaksanaan (prudence)
berkenaan dengan hukum (juris) sehingga secara tata bahasa
berarti studi tentang filsafat hukum.8
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa Filsafat
hukum merupakan cabang filsafat, yakni filsafat tingkah laku
atau etika, yang mempelajari hakikat hukum. Dengan perkataan
lain filsafat hukum adalah ilmu yang mempelajari hukum secara
filosofis, jadi objek filsafat hukum adalah hukum, dan objek
tersebut dikaji secara mendalam sampai pada inti atau dasarnya,
yang disebut dengan hakikat.9
Filsafat hukum mempelajari hukum secara spekulatif
dan kritis artinya filsafat hukum berusaha untuk memeriksa nilai
dari pernyataan-pernyataan yang dapat dikatagorikan sebagai
hukum.10

7
Surojiyo, 2004, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di
Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta.
8
Harun Hadiwijono, Sari Filsafat Sejarah Barat, Kanisius,
Jogyakarta, 1981.
9
Aholib Watloly, Tanggung Jawab Pengetahuan, Cet. Ke-5,
Kanisius, Jogyakarta,2001.
10
Lorens Bagus, Kamus Filsafat Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005.

4
a. Secara spekulatif, filsafat hukum terjadi dengan
pengajuan pertanyaan pertanyaan mengenai hakekat
hukum.
b. Secara kritis, filsafat hukum berusaha untuk memeriksa
gagasan-gagasan tentang hukum yang sudah ada,
melihat koherensi, korespondensi dan fungsinya.11

Prof. Dr. H. Muchsin, SH. dalam bukunya Ikhtisar


Filsafat Hukum menjelaskan dengan cara membagi definisi
filsafat dengan hukum secara tersendiri, filsafat diartikan sebagai
upaya berpikir secara sungguh-sungguh untuk memahami segala
sesuatu dan makna terdalam dari sesuatu itu kemudian hukum
disimpulkan sebagai aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat, berupa
perintah dan larangan yang keberadaanya ditegakkan dengan
sanksi yang tegas dan nyata dari pihak yang berwenang di sebuah
negara.12
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian
Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara sistematis menurut metode ilmiah tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan kondisi tertentu dalam
bidang pengetahuan. Sedangkan dalam Wikipedia Indonesia,
Pengertian Ilmu/ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar
untuk menemukan, menyelidiki dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai bentuk kenyataan dalam alam manusia.
Beberapa ahli telah menuliskan Pengertian Ilmu, yaitu
sebagai berikut :

11
Abbas Hamami, Kebenaran Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu,
Liberty, Yogyakarta, 1996.
12
Darji Darmodiharjo dan Shidarta dan Muchsin, Ikhtisar Filsafat
Hukum, hal. 13

5
1. Karl Pearson, Ilmu merupakan keterangan yang
konsisten dan komprehensif tentang fakta pengalaman
dengan istilah yang sederhana.
2. Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, ilmu merupakan
umum, rasional, empiris dan sistematik serta serentak.
3. Afanasyef, Ilmu merupakan pengetahuan manusia yang
meliputi masyarakat, pikiran dan alam. Selain itu, ilmu
mencerminkan alam dan kategori, konsep-konsep dan
hukum-hukum, dimana kebenaran dan ketetapannya
diuji dengan pengalaman yang praktis.
4. Ashely Montagu, Ilmu merupakan pengetahuan
disusun dalam satu sistem yang berasal dari studi,
pengamatan dan percobaan untuk menentukan dasar
prinsip tentang hal yang sedang dikaji.13
5. John G. Kemeny, Ilmu merupakan semua pengetahuan
yang dikumpulkan dengan menggunakan metode
ilmiah. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
ilmu merupakan produk atau hasil dari sebuah proses
yang dibuat dengan menggunakan metode ilmiah
sebagai suatu prosedur/cara.
6. The Liang Gie, Ilmu merupakan suatu rangkaian
kegiatan manusia yang bersifat rasional dan kognitif
dengan metode berupa prosedur dan langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis
mengenai gejala alam, masyarakat, atau keorangan
guna mencapai kebenaran. memperoleh pemahaman
dan memberikan penjelasan.

Dalam Pengertian Ilmu, ada lima sifat ilmiah sebagai


syarat-syarat ilmu yaitu antara lain :

13
Lorens Bagus, Kamus Filsafat Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005.

6
a. Sistematis, Ilmu harus memiliki keterkaitan dan
terumuskan dalam hubungan yang logis dan teratur
sehingga suatu sistem akan membentuk secara utuh,
terpadu menyeluruh dan mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat yang menyangkut objeknya.14
b. Objektif, Ilmu harus memiliki objek kajian yang
meliputi golongan masalah yang sama dengan sifat
hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari
dalam. Kajian objeknya bersifat ada atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya (bukan hasil
prasangka/dugaan).
c. Analisis/metodis, Secara umum, metodis diartikan
sebagai metode tertentu yang digunakan dan merujuk
pada metode ilmiah atau upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan yang bertujuan mencari kebenaran
ilmiah.15
d. Universal, Ilmu bersifat umum atau kebenaran yang
hendak dicapai.
e. Empiris, Ilmu hasil percobaan atau panca indera.

Dalam Pengertian Ilmu, terdapat beberapa bidang-


bidang keilmuan yaitu :
1. Ilmu ekonomi makro adalah ilmu ekonomi yang
meliputi peranan dan perkembangan unsur ekonomi
secara keseluruhan seperti pendapatan nasional,

14
Ida Bagus Wyasa Putra, Filsafat Ilmu : Filsafat Ilmu Hukum,
Udayana University Press, Denpasar, 2015.
15
Lili Rasjidi, Dasar-dasar Filsafat Hukum Alumni,
Bandung,1982.

7
pengaruh pengeluaran pemerintah, jumlah uang yang
beredar dan indeks harga.16
2. Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu ekonomi yang
meliputi perilaku subjek dan barang ekonomi secara
individual seperti hubungan dengan perkembangan
harga barang, tingkat gaji/penghasilan, faktor ekonomi
dan laba perusahaan.
3. Ilmu administrasi adalah ilmu tentang berbagai hasil
pengalaman yang berhubungan dengan masalah
pemerintahan (negara maupun swasta)
4. Ilmu anatomi adalah ilmu yang meliputi organisme
manusia, tumbuhan ataupun binatang untuk mencapai
susunan dan fungsi bagian-bagiannya.
5. Ilmu faal adalah ilmu pengetahuan tentang gejala hidup
pada alat tubuh manusia seperti alat pernapasan,
peredaran darah, jasad bintang dan tumbuhan
(fisiologi).
6. Ilmu bedah adalah ilmu pengetahuan tentang
mengoperasi atau membedah bagian tubuh.
7. Ilmu aqidah adalah ilmu pengetahuan tentang
kepercayaan dan keyakinan.
8. Ilmu agama adalah ilmu pengetahuan tentang ajaran
agama.
9. Ilmu fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang kewajiban
yang diperintahkan dalam agama islam.
10. Ilmu hukum adalah ilmu yang meliputi norma
kehidupan masyarakat, aturan dan adat istiadat yang
dibuat oleh pemimpin dalam suatu masyarakat.17

16
Pratama Rahardja & Mandala Manurung, Pengantar Ilmu
Ekonomi (makroekonomi & mikroekonomi) edisi ketiga Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta : 2017
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia

8
11. Ilmu iklim adalah ilmu pengetahuan tentang keadaan
cuaca (klimatologi).
12. Ilmu eksakta adalah ilmu yang berdasarkan kecermatan
dan ketetapan dalam metode analisis dan penelitian.
13. Ilmu bisnis adalah ilmu dalam berjual beli
(perdagangan).

2. Hubungan Filsafat dengan Ilmu


Dalam sejarah filsafat Yunani, filsafat mencakup
seluruh bidang ilmu pengetahuan. Lambat laun banyak ilmu-
ilmu khusus yang melepaskan diri dari filsafat.18 Meskipun
demikian, filsafat dan ilmu pengetahuan masih memiliki
hubungan dekat. Sebab baik filsafat maupun ilmu pengetahuan
sama-sama pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren dan
mempunyai obyek material dan formal. Yang membedakan
diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh realitas,
sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau
bidang tertentu.19
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia
memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan
dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan hingga ilmu
pengetahuan itu itu dapat hidup dan berkembang.20 Filsafat
membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam
mempertanggungjawabkan ilmunya. Pertanggungjawaban secara
rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus
terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus

18
Abdul Ghofur Anshori, Filsafat Hukum Sejarah, Aliran dan
Pemaknaan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2016.
19
Rizal Muntasyir. Filsafat Ilmu ,Yogyakarta.Pustaka Pelajar
,2006.
20
Aholib Watloly, Tanggung Jawab Pengetahuan, Cet. Ke-5,
Kanisius, Jogyakarta,2001.

9
dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-
argumen yang obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).
Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan
ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat
menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani,
“philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi
dalam perkembangan ilmu pengetahuan di kemudian hari,
ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat
Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian
menjadi terpecah-pecah.
Lebih lanjut Nuchelmans (1982), mengemukakan
bahwa dengan munculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke
17, maka mulailah terjadi perpisahan antara filsafat dan ilmu
pengetahuan.21 Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa
sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan adalah identik
dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van
Peursen (1985), yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu
merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu
bergantung pada sistem filsafat yang dianut. Dalam
perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999),
filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi
dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah
tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang
melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan
masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan
semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru
yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu
pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih
khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu
tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa

21
Abdul Ghofur Anshori, Filsafat Hukum Sejarah, Aliran dan
Pemaknaan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2016.

10
ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-
menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang
sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Terlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau
pembagian dalam ilmu pengetahuan, sejak F. Bacon (1561-1626)
mengembangkan semboyannya “Knowledge Is Power” kita dapat
mensinyalir bahwa peranan ilmu pengetahuan terhadap
kehidupan manusia, baik individual maupun sosial menjadi
sangat menentukan.22 Karena itu implikasi yang timbul menurut
Koento Wibisono (1984), adalah bahwa ilmu yang satu sangat
erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta semakin
kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan
ilmu terapan atau praktis.Untuk mengatasi antara ilmu yang satu
dengan ilmu yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang
dapat menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul.
Oleh karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu mengatasi
hal tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel Kant
yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang
mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan
manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis Bacon menyebut
filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the
sciences).23
Lebih lanjut Koento Wibisono dkk. menyatakan, karena
pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of
knowledge”, maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan
pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang
filsafat menempatkan objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan).
Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-
komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu
22
Lorens Bagus, Kamus Filsafat Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005.
23
Nasution Hakim. Pengantar ke Filsafat Sains, (Jakarta.Litera
Antar Nusa) ,1992

11
yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Hal ini didukung oleh
Israel Scheffler , yang berpendapat bahwa filsafat ilmu mencari
pengetahuan umum tentang ilmu atau tentang dunia sebagaimana
ditunjukkan oleh ilmu.
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa
filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika
terpisah dari ilmu.24 Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa
kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael
Whiteman , bahwa ilmu kealaman persoalannya dianggap bersifat
ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati
sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin.
Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang sangat
memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya
argumentasinya tidak salah. Lebih jauh, Jujun S. Suriasumantri
dengan meminjam pemikiran Will Durant menjelaskan hubungan
antara ilmu dengan filsafat dengan mengibaratkan filsafat sebagai
pasukan marinir yang berhasil merebut pantai untuk pendaratan
pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai
pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang
memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah
itu, ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan,
menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang
dapat diandalkan.25

C. KESIMPULAN

1. Filsafat yaitu adalah suatu ilmu yang mendasari alam


pikiran atau suatu kegiatan atau juga berarti ilmu yang

24
Darji Darmodiharjo dan Shidarta, Pokok-pokok Filsafat Hukum,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.
25
Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan) ,2007.

12
berintikan logika, estetika, metafisika dan
epistemologi.
2. Sedangkan hubungan antara filsafat dengan ilmu
lainnya yaitu sebagai berikut:
a. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya
menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya sampai
ke-akar-akarnya
b. Keduanya memberikan pengertian mengenai
hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-
kejadian yang kita alami dan mencoba
menunjukkan sebab-akibatnya
c. Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu
pandangan yang bergandengan
d. Keduanya mempunyai metode dan system
e. Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang
kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia
(obyektivitas), akan pengetahuan yang lebih
mendasar.

Dan perbedaan anatara filsafat dengan ilmu lainnya


yaitu sebagai berikut:
a. Obyek material (lapangan) filsafat itu bersifat
universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada
(realita) sedangkan obyek material ilmu
(pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan
empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin
bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-
kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-
kotak dalam disiplin tertentu
b. Obyek formal (sudut pandangan) filsafat itu
bersifat non fragmentaris, karena mencari
pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara
luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu

13
bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di
samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik,
yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu
mengadakan penyatuan diri dengan realita
c. Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan
yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan
pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan
riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena
itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis,
sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya
d. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih
mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas
sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif,
yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari
tidak tahu menjadi tahu
e. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri,
yang mutlak, dan mendalam sampai mendasar
(primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan
sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang
lebih dekat, yang sekunder secondary cause.

14
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abbas Hamami, Kebenaran Ilmiah Dalam Filsafat Ilmu, Liberty,
Yogyakarta, 1996.
Aholib Watloly, Tanggung Jawab Pengetahuan, Cet. Ke-5,
Kanisius, Jogyakarta,2001.
Bagus Wyasa Putra Ida, Filsafat Ilmu : Filsafat Ilmu Hukum,
Udayana University Press, Denpasar, 2015.
Bakhtiar Amsal, Filsafat Ilmu, RajaGrafindo Persada,
Jakarta,2004.
Darji Darmodiharjo dan Shidarta, Pokok-pokok Filsafat Hukum,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.
Darmodiharjo, Darji dan Shidarta dan Muchsin, Ikhtisar Filsafat
Hukum, 2008.
Ghofur Anshori Abdul, Filsafat Hukum Sejarah, Aliran dan
Pemaknaan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 2016.
Hadiwijono Harun, Sari Filsafat Sejarah Barat, Kanisius,
Jogyakarta, 1981.
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,
cet. Ke-8, Sinar Harapan Jakarta, 2000.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Lorens Bagus, Kamus Filsafat Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2005.
Nasution Hakim,.Pengantar ke Filsafat Sains, Jakarta.Litera
AntarNusa,1992.
Muntasyir,Rizal. Filsafat Ilmu,Yogyakarta.Pustaka Pelajar,2006.
Rasjidi Lili, Dasar-dasar Filsafat Hukum Alumni, Bandung,1982.
Suriasumantri,Jujun S.Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer,Jakarta.Pustaka Sinar Harapan,2007.
Surojiyo, 2004, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia,
Bumi Aksara, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai