Anda di halaman 1dari 10

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN

TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

Penyelidikan Endapan Mangan di Pulau Doi, Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten


Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara

Bambang Nugroho Widi

Kelompok Program Penelitian Mineral

S A R I

Endapan mangan di Pulau Doi adalah merupakan salah satu endapan mangan yang terdapat di kawasan
Maluku, umumnya terbentuk dalam lingkungan batuan vulkanik (tuff)setempat dalam gamping. Secara
genesa terdapat dua tipe endapan mangan di kawasan ini yaitu endapan mangan primer (hidrotermal)
dan endapan sekunder (sedimenter). Endapan jenis primer ditandai oleh adanya breksi hidrotermal dan
stockwork, lokasi Galao-C. Sedangkan endapan sekunder dicirikan oleh adanya perlapisan, terdapat di
Tabua, Tonggowai, Cera, Paniki, Toba dan Galao-C. Hasil analisis laboratorium menunjukkan kadar
mangan di kawasan ini rata-rata memiliki Mn total rata-ratanya antara 30-40%, beberapa tempat
mencapai Mn total diatas 50%. Tingginya kadar Mn ternyata diikuti oleh rendahnya kandungan besi
(Fe2O3). Hasil perhitungan menunjukkan potensi sumber daya terkira adalah sekitar 326.250 ton.
Pemanfaatan mangan dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan baja, sebagai bahan
baku batubaterei. Hingga saat ini belum ada konsep yang cocok dalam eksplorasi mangan sehingga
keterdapatan endapan mangan masih sulit diprediksi. Oleh karena untuk meningkatkan cadanganperlu
diupayakan kegiatan eksplorasi yang berkesinambungan.

1. Pendahuluan dalam proses pembentukannya. Ini salah


1.1. Gambaran umum satunya dicirikan oleh bentuk “layer” maupun
Salah satu potensi endapan mangan bentuk “nodule”. Paper ini akan mengulas
yang terdapat di Kepulauan Indonesia yaitu gambaran umum endapan mangan di Pulau Doi
terdapat di P. Doi, Halmahera Utara, Maluku meliputi keterdapatan, genesa, sebaran serta
Utara. Hasil survei tinjau yang pernah potensinya.
dilakukan oleh beberapa ahli di kawasan ini
menunjukkan nilai kadar Mn nya cukup baik. 1.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Jenis mangan yang terdapat di daerah ini Secara geografis daerah penyelidikan
umumnya adalah jenis pirolusit terdapat terletak antara 127°44’ ~ 127°51’ BT dan
sebagai lensa-lensa mengisi dalam batuan tufa 2°11’ ~ 2°18’. Secara administratif daerah
dan sebagian lagi dalam batugamping dalam penyelidikan termasuk ke dalam wilayah
bentuk “pocket”. Namun demikian data resmi Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten
yang menjelaskan keterdapatan dan potensi Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
mangan di P. Doi ini sejauh ini belum tercatat Pencapaian ke daerah tersebut dilakukan
di Pusat Sumber Daya Geologi. dengan menggunakan jalur udara dari Jakarta -
Secara umum keterdapatannya dapat Makassar-Ternate dengan waktu tempuh ± 4
dikelompokan menjadi dua jenis. Pertama jam, dilanjutkan dengan jalur laut Ternate -
endapan mangan primer dan kedua mangan Sadangoli sekitar 45 menit, jalur darat
sekunder. Mangan primer terjadi dan terbentuk Sadangoli - Tobelo dengan waktu tempuh ± 4
karena proses hidrotermal dengan ciri jam dan terakhir perjalanan dilanjutkan dari
mengandung silika membentuk “stockwork” Tobelo - Kampung Dama (P. Doi) melalui jalur
atau breksi hidrotermal. Kedua endapan laut sekitar ± 15 jam. (Gambar 1).
mangan terbentuk akibat proses sedimentasi
dimana media air memegang peranan penting

54
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

2. Geologi masif, setempat berlapis, dan lapuk menjadi


Kepulauan Halmahera dimana P. Doi kaolin, lunak, warna putih, sebagian bercampur
merupakan bagian didalamnya secara tektonik mangan. Breksi tufa komponen maupun
terbagi atas dua mandala geologi utama yaitu matriknya terdiri dari tufa. Penyebaran terdapat
Mandala Geologi Timur dan Mandala Geologi di bagian utara daerah penyelidikan
Barat. Kedua Mandala geologi tersebut (Tonggowai). Batupasir, warna abu-abu hingga
memiliki karakteristik yang sangat berbeda. coklat, halus - kasar, berlapis dengan arah
Mandala Timur terjadi pada akhir Kapur dan perlapisan U.20°T/10°, tersingkap terutama di
awal Tersier, dicirikan oleh batuan tua daerah bukit Cera. Setempat perselingan
ultrabasa dan serpih merah berumur Kapur, lapisan halus dan kasar dapat diamati secara
geologi Mandala Barat didominasi oleh batuan jelas. Sebaran terutama di bagian tengah, barat
vulkanik.dengan batuan tertua yang muncul dan timur, menumpang diatas tufa, lava dan
adalah Formasi Bacan berumur Oligo-Miosen. batugamping. Batulempung abu-abu, lunak,
Pulau Doi secara tektonik merupakan berlapis, sebagian berselingan dengan batupasir
bagian dari Mandala Geologi Barat. Terdiri halus dan batulanau, kering membentuk serpih
atas dua Formasi Formasi Bacan dan Formasi atau shale, sebaran terutama terdapat di bagian
Weda. Formasi Bacan merupakan formasi selatan daerah penyelidikan. Aluvial, dijumpai
tertua menempati terutama di bagian tengah, pada dataran rendah pantai dan muara sungai
memanjang dari timurlaut dan baratdaya, besar seperti di Cera , Dama dan Dowonggila..
terdiri dari Breksi dan lava. Breksi, setempat Endapan ini merupakan endapan yang
batugamping. Umur Oligosen Akhir - Miosen terbentuk dari hasil rombakan batuan
Awal (Kadar, 1976). sebelumnya. Intrusi andesit, porfiritik,
Formasi Weda terdiri dari batupasir berbutir halus – sedang, mineral penyusun
dan arkosa, berselingan dengan batulempung, plagioklas, serta mineral hornblenda dan
batulanau, napal, batugamping berbutir halus- piroksin. Intrusi terdapat di daerah selatan,
sedang konglomerat dan graywacke.. Umur daerah Galau dan dibagian utara daerah Toba.
Miosen Tengah - Pliosen ( Kadar & Budiman, Struktur geologi yang berkembang di
1976). daerah penyelidikan adalah struktur sesar.
Berdasarkan hasil survei di lapangan, Struktur sesar berupa sesar geser terdapat di
secara litologi daerah terdiri 8 satuan batuan daerah penyelidikan diantaranya lereng terjal
(Gambar 3.) : yaitu lava, breksi vulkanik, Bukit Tabua dan kelurusan di daerah baratlaut
batugamping, tufa pasiran, breksi tufa, (kawasan Tonggowai). Pola sesar ditunjukkan
batupasir, lempung, aluvial dan intrusi andesit : oleh aliran sungai yang bermuara ke Solube
Lava menempati bagian paling bawah, warna (Sungai Solube) dan Sungai Malamoi bermuara
abu-abu tua, vesiculair setempat dijumpai ke daerah Dowonggila. Gambaran kondisi
struktur bantal dan kolumnar, komposisi geologi di daerah penyelidikan dapat dilihat
andesitik-basaltik. Batuan ini disebandingkan pada Gambar 2.
dengan Formasi Bacan (Sam Supriatna, 1980).
Breksi vulkanik, warna abu-abu kehitaman - 3. Mineralisasi
kecoklatan, - komponen menyudut dengan Mineralisasi memiliki kaitan erat
ukuran Ǿ 3 cm ~ 40 cm, komposisi andesit - dengan kondisi geologi. Hasil pengamatan
basal, setempat lapuk, umumnya masif, dilapangan diketahui ada enam zona
tersebar di selatan bukit Tabua, timur Salube, mineralisasi mangan di daerah penyelidikan
Galau dan di bagian baratlaut. Batugamping, yang umumnya membentuk kantong-kantong
pertama berwarna abu-abu muda kemerahan mineralisasi, yaitu wilayah Tabua, dan Paniki-
(mengandung mangan?), kristalin, masif dan Dowonggila merupakan wilayah mineralisasi
sebagian berlapis. Kedua berupa terumbu dibagian selatan dan di wilayah Galau (Galau
karang laut, bersifat tufaan putih kotor C dan Halus), Cera B. Tonggowai, Toba yang
menempati dataran rendah. Tufa pasiran dan merupakan wilayah mineralisasi dibagian
breksi tufa, coklat - coklat tua, halus - kasar, utara.

55
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

3.1 Wilayah selatan Wilayah Cera (A),. di wilayah ini diantaranya


Wilayah Tabua (E) : mineralisasi meliputi di lokasi G. Potong, mangan dijumpai sebagai
Bukit Tui dan Ngelola dan Bukit Tabua. singkapan maupun bongkah dalam lingkungan
Mineralisasi terjadi pada batuan tufa dan breksi tufa, dalam keadaan masif maupun membentuk
tufa sebagai bongkah dengan Ǿ 5 cm ~ 25 cm, perlapisan, warna abu-abu - kecoklatan,
abu-abu, masif, dan berlapis (laminasi) bercampur – tufa, membentuk kantong-
sebagian berstruktur oolit, berbutir sangat kasar kantong. Contoh yang mewakili jenis endapan
sebagian bercampur dengan tufa, lunak dan di wilayah selatan dapat dilihat pada foto 1 dan
sebagian pada batugamping sebagai 3. Sebaran endapan mangan dikawasan Doi
rhodocrosite. secara jelas dapat dilihat pada gambar 3.

Wilayah Paniki-Dowonggila (D); di bukit 4. Hasil Analisis Laboratorium


Paniki mangan dalam bentuk bongkah Hasil analisis laboratorium terhadap contoh-
berukuran gravel-coble maksimal ± 10 cm, contoh representatif menunjukkan kadar MnO2
abu-abu kecoklatan, masif, berbutir halus. Di umumnya berkisar 40 – 60 %. Kadar MnO2
hulu sungai Salube mangan tersingkap di terendah 1,08 % (DO.48), sedangkan yang
sungai dalam tuff, abu-abu metalik - hitam, tertinggi 82,32%. Kadar MnO tertinggi
halus-kasar, masif – laminasi, sebaran 69,16% dan terendah 0%. Mn total memiliki
tersingkap dipermukaan sekitar 40 m x 60 m kadar rata-rata 30% - 40 %, beberapa lokasi
dengan arah sebaran adalah U.160°T, ada yang mencapai > 50% (52,14% pada
kemiringan sulit ditentukan. Contoh endapan DO.37 B, 53,21% pada DO-37 dan 53,42%
mangan wilayah selatan dapat dilihat pada pada DO.59). Kadar Fe2O3 umumnya < 10%,
foto.1 beberapa lokasi mencapai 74,76% (DO.48).
3.2 Wilayah Utara SiO2 umumnya < 5%, hanya satu lokasi
Wilayah Galao (C), terletak di bagian mencapai 7,36%. TiO2 kadar rata-rata < 0,4 %.
timurlaut, terdiri dari dua daerah yaitu Galao C Pospor rata-rata < 0,15% dan sulfur umumnya
dan Galao Halus. Galao C merupakan 0%, satu lokasi (DO 47) memiliki kadar
mineralisasi hidrotermal, bijih abu-abu metalik, 0,11%.
keras dan berkristal struktur stockwork, Sebaran endapan mangan di dikawasan ini
(Foto.2) dan Galao Halus, terletak ± 1,5 km secara jelas dapat dilihat pada gambar 3.
arah selatan Galao C. Mineralisasi terbentuk
sebagai endapan sekunder (sedimentasi) dalam 5. Pembahasan
cekungan kecil diantara 2 sungai kecil, hitam, 5.1 Interpretasi Model Endapan
sangat lunak dan hablur, halus - kasar, sepintas Endapan mangan secara genesa dapat
mirip tanah hitam Foto 3. dikelompokan menjadi dua tipe/jenis endapan,
Wilayah Tonggowai (F), terletak di baratlaut, tipe primer dan tipe sekunder. Endapan tipe
mangan dijumpai pada batuan tufa yang primer terbentuk karena proses hidrotermal,
mengisi rekahan batuan tufa dan membentuk Sedangkan endapan tipe sekunder terbentuk
lapisan dalam tuff. Yang pertama batuan karena proses sedimentasi. Berkaitan hal
disekitar mangan lebih keras, sedangkan yang tersebut diatas, keterdapatan endapan mangan
kedua mangan mangan lebih lunak terdapat di daerah penyelidikan (Pulau Doi), dapat di
diantara lapisan tuff. kelompokan menjadi 2 (dua) jenis endapan.
Wilayah Toba (B). terletak di sebelah timur Pertama jenis endapan mangan primer
Tonggowai atau baratlaut Galao. Mangan (hidrotemal) dan dua jenis endapan lainnya
dijumpai berupa lensa , ketebalan ± 40 cm, adalah terbentuk karena proses sedimentasi.
abu-abu, hablur, berukuran pasir – kerakal
pada kedalaman ± 1 meter. Indikasi mangan di 5.1.1 Endapan mangan primer, Endapan
lokasi lain juga ditemukan di sungai kecil mangan primer terjadi karena proses
dalam bentuk bongkahan. hidrotermal dicirikan oleh breksi hidrotermal
disamping stockwork, mineral ubahan akibat

56
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

‘thermal effect’ atau karena ‘replacement antara 30 % - 45%. Beberapa lokasi


process’ oleh fluida hidrothermal pada batuan menunjukkan kadar diatas 50%, seperti DO-56
samping sehingga terbentuk bijih mangan pada (Tonggowai, Mn tot 51,70%), DO-59 (Cera,
batuan yang dilaluinya saat terjadi presipitasi. Mn tot 53,42%), DO-46 (Toba, Mn tot
Hal tersebut dijumpai di Galao C suatu 50,26%). Hasil analisis kimia menunjukkan
kawasan bekas tambang. Di duga merupakan secara umum kandungan Mn pada wilayah
sisa-sisa hasil penambangan terdahulu. Hasil utara relatif lebih tinggi di banding selatan. Ini
analisis kimia menunjukkan kandungan Mn dapat dilihat dari sebaran kadar kandungan
nya sbb : Pada DO-41, Mn tot 50,96 %, DO- unsur Mn nya.
53, Mn tot 45,89%. Proses presipitasi terjadi Hasil analisis kimia menunjukkan kandungan
pada fluida/cairan mengandung mangan jenuh besi (Fe2O3) relatif kecil umumnya < 10%.
sehingga pembentukan bijih membawa kadar Beberapa lokasi kandungan besinya (Fe2O3)
yang tinggi. Kenampakan megaskopis cukup tinggi mencapai 49,51% (DO-24), 47,
menunjukan mangan memiliki kontak dengan 88% (DO-25) dan 46,99% (DO-63),
silika atau batuan terkersikan. Lingkungan kandungan SiO2 kecil, rata-rata < 4%. total
hidrotermal berdasarkan hasil survey sulfur rata-ratanya < 0,02%, TiO2 < 0,7%, dan
dilapangan hanya dijumpai di dua lokasi (DO- P rata-rata < 0, 05%. Kandungan LOI rata-rata
41 dan DO-53). Pada bagian atas lingkungan antara 16% - 17%. Hal tersebut menunjukkan
ini ditutupi oleh endapan mangan sekunder tingginya kadar Mn disertai dengan rendahnya
yang berada dalam batuan tufa. kadar SiO2 (rata-rata < 4%) dan Fe2O3 rata-rata
< 10%, begitu pula sebaliknya pada. Kadar
5.1.2 Endapan Sekunder, Proses pembentukan terendah Mn sekitar 2,95% memiliki
endapan ini sangat di dominasi oleh media air kandungan Fe2O3 sekitar 74,76%. Ini berarti
permukaan, sehingga jejak-jejak jenis endapan mangan di kawasan Doi
pembentukannya seperti adanya struktur umumnya adalah endapan sedimenter (non
perlapisan, dan nodul menggambarkan hidrotermal). Proses urutan pembentukan
manifestasi tersebut. Berdasarkan hasil endapan mangan yang ada di daerah Doi secara
pengamatan dilapangan, maka endapan umum dapat dijelaskan pada gambar 4 berikut :
sekunder di daerah penyelidikan dapat di bagi
menjadi dua jenis. Pertama, endapan mangan 6. Potensi dan pemanfaatan mangan
sekunder-1 dicirikan oleh adanya perlapisan, Endapan mangan adalah salah satu
hitam dan keras. Sebarannya meliputi wilayah jenis endapan yang memiliki pola sebaran tidak
Tabua, Cera, Paniki Galau, Tongowai dan teratur. Oleh karena itu sejauh ini belum
Toba. Kedua adalah endapan sekunder-2. diperoleh formulasi perhitungan yang cocok
Endapan ini tidak memperlihatkan adanya mengingat pola sebarannya yang sulit
perlapisan serta kondisi mangannya lunak dan diprediksi. Untuk penghitungan sumberdaya
hablur ini terdapat di Galao Halus. Kondisi (cadangan) sebaran bijih yang tidak teratur
endapan mangan sekunder-2 merupakan hasil dalam hal ini digunakan formulasi perhitungan
pengendapan kembali dari endapan sekunder sbb :
pertama maupun endapan primer. Jika melihat Jika S = luas blok
dari kenampakan topografi maka diperkirakan t1, t2 ....tn = rata-rata ketebalan tubuh bijih
endapan mangan yang terbentuk di Galao L1, L2 ......Ln = panjang bukaan
Halus adalah berasal dari mangan Galao C Maka Volume bijih dalam satu blok
baik primer maupun sekunder. Diperkirakan
VS t1 1  tL2 2  t3L3 ...... t nLn
endapan L L
ditemukanserupa
di lokasiGalao halus masih dapat
lain, mengingat eksplorasi
L  L ...L
di kawasan Doi belum dilakukan secara 1 2 3 n
maksimal.
Berdasarkan hasil analisis kimia menunjukkan
umumnya kandungan Mn totalnya berkisar

57
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

Tonase sumber daya (cadanga) bijih di berikan 7. Kesimpulan


dengan formulasi : Endapan mangan di daerah P. Doi
d1t1L1+ d2t2L2+ d3t3L3+..... dntnLn adalah merupakan salah satu endapan mangan
Q=V yang potensial di Indonesia. Berdasarkan hasil
t1L1+ t2L2+ t3L3+..... tnLn penyelidikan yang dilakukan oleh Tim Pusat
d = berat volume rata-rata mineral sepanjang Sumberdaya Geologi tahun 2006 diketahui
garis bukaan luar. banyak indikasi sebaran mangan yang secara
Jika C = kadar rata-rata unsur yang dihitung garis besar dibagi menjadi 6 zona atau wilayah
sepanjang bukaan maka dengan demikian mineralisasi yaitu Wilayah Tabua, Wilayah
formulasi Sumberdaya (cadangan) menjadi : Galao, Wilayah Tonggowai, Wilayah Toba dan
Wilayah Cera.
C1d1t1L1+C2d2t2L2+C3d3t3L3+.. .CndntnLn Berdasarkan hasil pengamatan
P=Q dilapangan, maka secara genesis dijumpai 3
d1t1L1+ d2t2L2+ d3t3L3+..... dntnLn jenis atau tipe endapan mangan yaitu pertama
mangan primer (mangan yang terbentuk karena
dengan menggunakan formulasi tesebut, maka proses hidrotermal), kedua mangan yang
sumberdaya masing-masing blok diperkirakan terbentuk karena proses sedimentasi fase
sebagai berikut : Tabua = 350000 ton, Galau = pertama dan yang ke tiga adalah endapan
900000 ton, Paniki = 200000 ton, Tongowai = mangan yang terbentuk oleh proses
250000 ton, Toba = 75000 ton , Cera = 400000 sedimentasi fase kedua.
ton. Dengan mengambil tingkat rasio sekitar Dari segi kualitas berdasarkan hasil
15% maka sumberdaya terkira endapan analisis laboratorium menunjukkan kadarnya
mangan yang ada di daerah Doi sementara ini cukup baik umumnya kadar Mn totalnya antara
diperkirakan adalah sekitar 326.250 ton. Hal 30 % - 45%, beberapa menunjukkan kadar
ini tidak bersifat mutlak, karena jumlah ini diatas 50%, Tonggowai, Mn tot 51,70%, Cera,
masih terus berubah bergantung pada temuan Mn tot 53,42%, dan Toba, Mn tot 50,26%.
yang baru. Hasil analisis kimia menunjukkan kandungan
Mengingat kondisi endapan mangan (Fe2O3) relatif kecil umumnya < 10%, SiO2
yang unik dan sulit untuk ditentukan model kecil, rata-rata < 4%, sulfur rata-rata < 0,02%,
endapannya, maka masih terbuka luas TiO2 < 0,7%, dan P rata-rata < 0, 05%.
kemungkinan untuk ditemukannya endapan- Berdasarkan herhitungan potensi
endapan yang baru yang lebih potensial. Oleh diketahui sumber daya terkira mangan adalah
karena itu melalui program eksplorasi baik sekitar 326.250 ton. Hingga saat ini belum ada
dengan cara pemetaan permukaan, pembuatan formulasi pemodelan yang cocok untuk
sumur uji maupun pemboran masih terbuka eksplorasi mangan mengingat kondisi
lebar untuk menemukan deposit baru. keterdapatannya yang sulit ditelusuri, oleh
Dari segi pemanfaatannya, mangan di karenanya penyelidikan berkesinambungan dan
kawasan ini berdasarkan hasil analisis sistematis perlu diupayakan untuk
laboratorium menunjukkan kualitas yang baik. mendapatkan deposit yang baru.
Jenis pemanfaatan yang dapat Dari segi pemanfaatannya, berdasarkan
dilakukan diantaranya adalah sebagai bahan hasil analisis laboratorium menunjukkan
campuran dalam industri baja, bahan utama kualitas yang baik. Jenis pemanfaatan yang
pembuatan batu batere dan lain sebagainya. baik diantaranya adalah sebagai bahan
Mengingat hal tersebut maka peluang campuran dalam industri baja, bahan utama
pasar bagi komoditi mangan baik di Indonesia pembuatan batu batere dan lain sebagainya.
maupun di pasar internasional masih sangat
tinggi. Oleh karena kawasan Indonesia timur
adalah salah satu kawasan yang dilirik oleh
para investor baik asing maupun investor
domestik.

58
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

DAFTAR PUSTAKA Dinas Eksplorasi, Direktorat Geologi,


PT. Elga Asta Media, 2004, Laporan Kegiatan Bandung.
Penyelidikan Umum Tambang Mangan Rachmat, M. J., 1955, Peninjauan Cebakan
Di Loloda Utara. Bijih Mangan di P. Doi, Urusan
Halmal, M.V. 1956, Laporan Singkat Tentang Geologi Ekonomi, Djawatan Geologi,
Pekerjaan Research Tambang Mangan Bandung
di Pulau Doi. Djawatan Geologi, Supriatna, S.., 1980, Geologi Lembar Morotai,
Bandung Maluku Utara Skala 1:250.000, Pusat
Katili & Tjia, H.D, 1980 Geotectonic of Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Indonesia, a modern view, Department Bandung.
of Geology, Bandung Institute of Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of
Technology. Indonesia. Vol. IA, 1st Edition.
Kendarsi & Marjono, 1969, Bahan-bahan Govt.Printing office, The Hague, pp
galian di daerah Provinsi Maluku, 104-136

59
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

Gambar 1. Peta Lokasi (Route) Kesampaian daerah Penyelidikan Endapan Mangan di P. Doi , Kab.
Halmahera Utara, Prov. Maluku Utara.

60
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

Gambar 2. Peta geologi Daerah Penyelidikan (P. Doi)

Foto 1. Singkapan endapan mangan yang terdapat di wilayah selatan

61
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

Foto 2. Bentuk stockwork menunjukkan mineralisasi mangan hidrotermal.


Lokasi Galao C

Foto 3. Endapan mangan sedimenter, terendapkan dalam cekungan kecil.


Lokasi Galao Halus

62
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBERDAYA GEOLOGI

Gambar 3. Peta lokasi sebaran/ zona mineralisasi mangan di Pulau Doi

Galao-C
Endapan
Mangan Endapan Cera, Toba, Tabua, Paniki dan
Primer Mangan Tonggowai
Sekunder-1

Endapan
Mangan Galao Halus
Sekunder-2

Gambar 4. Diagram urutan pembentukan endapan mangan di daerah P. Doi

63

Anda mungkin juga menyukai