Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring perkembangan teknologi yang menyebabkan kesibukan manusia semakin
bertambah. Kondisi tersebut mengakibatkan pemakaian kendaraan khususnya mobil
semakin tinggi penggunaannya. Kondisi ini menuntut mobil untuk selalu bisa dioperasikan
setiap saat. Sistem pengisian adalah salah satu sistem di dalam sebuah mobil yang
mempunyai peran yang penting. Pada mobil yang menggunakan mesin berbahan bakar
bensin, sistem pengisian mempunyai peranan yang lebih besar untuk menjamin
kelangsungan hidup mesin, yaitu untuk mensuplai kebutuhan listrik pada sistem pengapian.
Sistem pengisian bekerja dengan mensuplai kembali arus yang telah digunakan selama
mobil bekerja. Bila sistem pengisian tidak bekerja, maka hal ini akan mengakibatkan
kesulitan bagi pengendara. Kesulitan yang bisa terjadi antara lain mesin tidak dapat distart,
bahkan mesin tidak dapat hidup. Sistem pengisian dalam kinerja sebuah mesin mempunyai
peranan yang sangat penting maka diperlukan perawatan dan pengetahuan tentang trouble
shooting dan perbaikan sistem pengisian untuk menjamin kerja sistem dan kerja mesin.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan di atas, maka terdapat beberapa
rumusan dalam kaitannya sistem pengisian dan beserta komponen yang ada di dalam
sistem pengisian
 Bagaimanka sistem pengisian tersebut
 Bagaiman proses terjadinya sistem pengisian
3. Tujuan penulisan
a. Mengetahui bagaiman fungsi sistem pengisian pada kendaraan
b. Mempelajari tiap fungsi yang komponen dari sistem pengisian
c. Mempelajari kontruksi dan prinsip kerja sistem pengisian
4. Manfaat penulisan
Agar kita dapat mengetahui bagaimana setiap komponen yang bekerja di dalam sistem
pengisian dengan jelas agar kita dapat memahami sistem pengisian tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian sistem pengisian
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus listrik yang
nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dan sekaligus
mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai pada automobile
berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian–
bagian kelistrikan.Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan
semua tenaga yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil.
Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk
memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian kelistrikan yang cukup selama
mesin bekerja. Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama
mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen
kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan
arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu
penuh muatan listriknya dan semua kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.
B. Komponen-komponen sistem pengisian
1. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari batteray ke
beban. (Sistem pengapian, lampu tanda, dll)

2. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara,sumber energi listrik saat
starter,serta berfungsi sebagai stabilizer arus dan tegangan sistem pengisian.
bagian-bagian dari baterai

Gambar : Bagian – Bagian Baterai


3. lampu chg
Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa sistem pengisian bekerja. Pada
saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi pada saat mesin hidup
lampu pengisian harus mati.
4. alternator
Alternator merupakan salah satu komponen dari sistem pengisian yang berfungsi untuk
merubah energi mekanis yang dihasilkan dari mesin menjadi energi listrik. Energi
mekanik dari mesin disalurkan sebuah sebuah pully yang memutarkan rotor dan
menghasilkan arus listrik bolak–balik pada stator, arus listrik yang dihasilkan kemudian
dirubah menjadi arus searah oleh rectifier(dioda).
prinsip kerja alternator

Gambar : Prinsip Kerja Alternator


Arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat kumparan diputarkan dalam
medan magnet. Jenis arus listrik yang dibangkitkan adalah arus bolak-balik yang arah
alirannya secara konstan berubah-ubah dan untuk mengubahnya menjadi arus searah
diperlukan sebuah komutator atau dioda dan sikat-sikat. Ini adalah untuk menarik arus
searah yang dibangkitkan pada setiap stator koil. Armatur dengan komutator dapat
diputarkan di dalam kumparan. Akan tetapi, konstruksi armatur akan menjadi rumit
dan tidak dapat diputarkan pada kecepatan tinggi. Kerugian yang lainnya adalah bahwa
arus mengalir melalui komutator dan sikat (brush), maka keausan akan cepat terjadi
karena adanya lompatan bunga api.
Untuk mendapatkan arus searah dapat dilakukan dengan menyearahkan arus bolak-
balik yang dihasilkan oleh stator koil tepat sebelum dijadikan output dengan
menggunakan komutator atau dioda, atau dengan cara mengganti putaran stator coil
dengan memutarkan magnet di dalam kumparan. Semakin besar volume listrik yang
dibangkitkan di dalam kumparan, maka kumparan semakin panas dikarenakan aliran
arus. Oleh karena itu, pendinginan akan menjadi lebih baik kalau stator koil
ditempatkan di luar dengan rotor koil berputar di dalamnya. Untuk tujuan itulah maka
alternator mobil menggunakan kumparan pembangkit (stator koil) dengan magnet
berputar (rotor koil) didalamnya.
Berikut adalah komponen-komponen yang terdapat pada alternator
a) Rotor merupakan gulungan kawat yang akan menjadi electromagnet saat dialiri
arus.Kumparan rotor berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada kuku
kuku rotor. Di dalam rotor terdapat dua buah slip ring. Satu slip ring negative
dan satu slip ring positif.Slip ring berfungsi sebagai terminal kumparan rotor.

Rotor
b) Stator merupakan gulungan kawat magnet yang diam. Kumparan stator
berfungsi membangkitan tegangan bolak-balik 3 fase sehingga arus yang
dihasilkan akan lebih rapat dan tidak hamper tidak putus – putus.

Stator
c) Rectifier (rangkaian dioda) Dioda / rectifier berfungsi untuk menyearahkan arus
listrik. Didalam alternator terdapat 2 buah rectifier, yaitu rectifier negative dan
rectifier positif. Rectifier positif ditandai dengan adannya terminal B pada
alternator. Terminal B pada alternator biasannya berupa baut yang dibuat lebih
panjang dan atau lebih besar.
d) Regulator (alat pengantar voltase) bekerja mengatur voltase accu dan voltase
stator, regulator akan mengatur kemamouan komponen rotor untuk menghasilkan
output dari alternator dan pengaturannya tergantung dari kecepatan putaran
mesin.

C. Cara kerja sistem pengisian


Bila kunci kontak diputar ke posisi ON , arus dari baterai akan mengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil.Pada waktu yang sama, arus baterai juga mengalir ke lampu pengisisan
(CHG) dan akibatnya lampu menjadi menyala (ON).
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut :
a. Arus yang ke field coil
Terminal(+)baterai→fusible link→kunci kontak (IG switch)→sekering→terminal IG
regulator→point PL→point PL→terminal F regulator→terminal F alternator→brush→slip
ring→rotor coiil→slip ring→brush→terminal E alternator→massa→bodi.
Aibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus ini disebut araus
medan (field current).
b. Arus ke lampu charge
Terminal (+) baterai→fusibler link→sakjelar kunci kontak IG (IG switch) sekering→lampu
CHG→terminal L regulator→titik kontak P→titik kontak P→terminal E regulator→massa
bodi.
Akibatnya lampu charge akan menyala.

D. Pada saat mesin kecepatan rendah ke kecepatan sedang

Bila gerakan P dari voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P, maka pada
sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge) tegangannya sama. Sehingga
pada aris tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran
arus pada masing-masing peristiwa sebagai berikut :
1. Tegangan Netral
Terminal N alternator→terminal N regulator→magnet coil dari voltage relay→terminal E
reguilator→massa bodi.
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat
menarik titik kontak P dari P dan selanjutnya P akan bersatu dengan P. Dengan
demikian lampu pengisian (charge) jadi mati.
2. Tegangan yang keluar (output Voltage)
Terminal B alternator→trminal B regulator→titik kontak P→titik kontak P→magnet coil
dari voltage regulator→terminal E regulator→massa bodi.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi
posisi dari titik kontak (point) PL.
Dalam hal ini PL akan tertarik dari PL sehingga pada kecepatan sedang PL akan
mengambang (seperti terlihat pada gambar diatas).
3. Arus yang ke field
Termional B alternator→IG switch→Fuse→terminal IG regulator→Point PL→Point
PL→Reristor R→Terminal F regulator→Terminal F alternator→Rotor coil→terminal E
alternator→massa bodi.
Dalam hal ini jumlah arus/tegangan yang masuk ke rotor coil bias melalui dua saluran.
→Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL dari PL, maka
arus yang ke rotor coil akan melalui resistor R.Akibatnya arus akan kecil dan
kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil-pun kecil (berkurang).
4. Out Put current
Terminal B alternator →baterai dan beban→massa bodi.
E. Kerja mesin dari kecepatan sedang ke kecepatan tinggi
Bial gerakan titik kontak PL pada regulator berhubungan dengan titik kontak PL,field
current akan dibatasi. Bagaimanapun juga point dari voltage relay tidak akan terpisah dari
point P,sebab tegangan netral terpelihara dalam sisa flux dari rotor. Aliran arusnya adalah
senagai berikut :
a. Voltage Netral (Tegangan Netral)
Terminal N alternator→terminal N regulator→magnet coil dari voltage relay→terminal
E regulator→massa bodi.
Arus ini juga sering disebut netral voltage.
b. Out Put Voltage
Terminal B alternator→terminal B regulator→point P→point P→magnet coil dari N
regulatorterminal E regulator.
Inilah yang disebut dengan Output voltage.
c. tidak ada arus ke Field Current
Terminal B alternator →IG switch→fuse→terminal IG regulator→reristor R→Terminal F
regulator→terminal F alternator→rotor coil→atau→point PL→Point P→ground
(NO.F.C)→Terminal E alternator→massa (F Current).
Bila arus resistor R→mengalir teminal Fregulator→rotor coil→massa, akibatnya arua
yang ke rotor ada, tapi kalau PL-maka arus mengalir ke massa sehingga yang ke rotor
coil tidak ada.
d. Out Put Current
Terminal B alternator→baterai/load→massa
Penyebab lampu CHG menyala terus

1. Terminal F regulator dan F alternator tidak terhubung


Terminal F regulator dan F alternator tidak terhubung dapat disebabkan beberapa hal
misalnya sambungan kabel putus atau sambungan socket lepas. Apabila terminal F
regulator dengan terminal F alternator tidak terhubung maka tidak ada harus yang menuju
ke rotor coil sehingga rotor coil tidak akan dapat menimbulkan medan magnet dan
akibatnya tegangan listrik tidak akan dihasilkan termasuk pada terminal N.

2. Socket terminal E alternator lepas


Socket terminal E alternator lepas atau terminal E alternator tidak mendapatkan massa. Hal
ini juga akan membuat rotor coil tidak akan dapat menghasilkan magnet sehingga tegangan
listrik yang dihasilkan laternator juga tidak ada dan akibatnya tegangan pada terminal N
juga tidak ada.

3. Sikat alternator habis


Apabilat sikat alternator habis maka arus listrik tidak dapat mengalir ke rotor coil sehingga
rotor coil tidak akan menghasilkan medan magnet dan akibatnya alternator tidak
menghasilkan tengangan termasuk pada terminal N.

4. Kumparan alternator rusak


Pada alternator terdapat dua kumparan yaitu rotor coil dan stator coil. apabila salah satu
kumparan ini rusak atau terbakar maka akibatnya alternator tidak akan menghasilkan
tegangan listrik termasuk pada terminal N nya.

5. Terminal N alternator dan N regulator tidak terhubung


Terminal N alternator dan N regulator tidak terhubung dapat disebabkan karena kabel putus
atau socket terlepas. Apabila terminal N pada alternator dan terminal N pada regulator tidak
terhubung maka tegangan N tidak akan dapat dialirkan ke voltage relay regulator untuk
mematikan lampu CHG.

6. Terminal IG regulator tidak terhubung dengan kunci kontak


Terminal IG regulator tidak terhubung dengan kunci kontak dapat disebabkan karena kabel
putus atau socket lepas. Apabila terminal IG regulator tidak terhubung dengan terminal IG
kunci kontak maka tidak ada arus yang mengalir ke terminal IG regulator sehingga rotor coil
juga tidak dialiri arus. Akibatnya rotor coil tidak ada magnet dan alternator tidak
menghasilkan tengangan listrik termasuk pada terminal N.

7. Regulator rusak
Regulator rusak ini yang disebabkan karena rangkaian terminal IG menuju ke terminal F
tidak terhubung juga dapat memutus aliran listrik yang menuju ke rotor coil sehingga
alternator tidak dapat menghasilkan tegangan listrik. Selain itu, apabila voltage relay pada
regulator rusak juga dapat menyebabkan lampu CHG akan menyala terus menerus

Anda mungkin juga menyukai