4.1 Manfaat dan Keterbatasan Laporan Posisi Keuangan & Laporan Arus Kas
Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Intermediate menjelaskan bahwa Neraca (balance sheet), yang disebut juga sebagai
laporan posisi keuangan, melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham
perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Laporan keuangan ini menyediakan informasi
mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor,
dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih. Dengan demikian, neraca dapat membantu
meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas di masa depan.Dengan menyediakan
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham, neraca merupakan dasar
untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Analis
juga menggunakan informasi dalam neraca untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas masa
depan. Dalam hal ini, neraca dapat dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvensi, dan
fleksibilitas keuangan perusahaan.
Likuiditas (liquidity) menguraikan ‘jumlah waktu yang diperkirakan akan dibutuhkan sampai
suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya dikonversi menjadi kas atau sampai kewajiban
dibayar’.Kreditor sangat berkepentingan dengan rasio likuiditas jangka pendek, seperti rasio kas
(kuasi-kas) terhadap kewajiban jangka pendek. Rasio ini mengindikasikan apakah perusahaan,
seperti Amazon, akan memiliki sumber daya untuk melunasi kewajiban lancarnya dan yang akan
jatuh tempo. Demikian juga, pemegang saham menggunakan likuiditas untuk mengevaluasi
kemungkinan deviden tunai di masa depan atau pembelian kembali saham. Secara umum,
semakin tinggi likuiditas Amazon, semakin kecil risiko kegagalan perusahaan.
Solvensi (solvency) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya
pada saat jatuh tempo.Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki utang jangka panjang
yang tinggi relatif terhadap aktiva, maka perusahaan ini memiliki solvensi yang lebih rendah
dibanding perusahaan serupa dengan utang jangka panjang yang rendah. Perusahaan yang
memiliki banyak utang secara relatif lebih berisiko karena aktivanya akan diperlukan untuk
membayar kewajiban tetap ini (seperti pembayaran bunga dan pokok).
Likuiditas dan solvensi mempengaruhi fleksibilitas keuangan (financial flexibility) entitas, yang
mengukur ‘kemampuan perusahaan mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah
dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak
terduga’. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memiliki banyak utang tidak fleksibel secara
keuangan, mungkin memiliki sumber kas yang terbatas atau tidak sama sekali untuk membiayai
ekspansi atau melunasi utang yang telah jatuh tempo. Sebuah perusahaan yang mempunyai
tingkat fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui periode yang buruk,
memulihkan diri dari krisis, dan memanfaatkan peluang investasi yang tak terduga dan
menguntungkan. Secara umum, semakin tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil risiko
kegagalan perusahaan.
Namun, dari beberapa kegunaannya tersebut terdapat beberapa keterbatasan penting dari neraca
yaitu :
Sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya historis. Akibatnya, informasi yang
dilaporkan dalam neraca memiliki reliabilitas yang lebih tinggi, tetapi juga dikecam karena
nilai wajar saat ini yang lebih relevan tidak dilaporkan.
Pertimbangan dan estimasi harus digunakan untuk menentukan berbagai pos yang dilaporkan
dalam neraca.
Neraca perlu mengabaikan banyak pos yang merupakan nilai keuangan bagi perusahaan tetapi
tidak bisa dicatat secara objektif.
Menurut Haryono Jusup dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Akuntansi menguraikan
bahwa Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas dan perubahan bersih kas
yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode yang dilaporkan.
Informasi yang tercantum dalam laporan arus kas akan membantu investor, kreditor dan pihak
pihak lainnya yang menilai:
3. Alasan tentang terjadinya perbedaan antara laba bersih dengan kas bersih yang dihasilkan oleh
aktivitas operasi
4. Transaksi transaksi kas untuk investasi dan pendanaan selama periode laporan.
4.2 Klasifikasi Komponen Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas
Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Intermediate menjelaskan bahwa untuk mengkasifikasikan pos-pos dalam laporan
keuangan,perusahaan mengelompokkan pos-pos yang memiliki karakteristik serupa dan
memisahkan pos-pos yang memiliki karakteristik berbeda. Sebagai contoh yaitu :
1.Aktiva yang berbeda jenis atau fungsi yang diharapkan dalam operasi sentral atau aktivitas
lainnya. Contohnya : IBM melaporkan persediaan barang dagang secara terpisah dari
properti,pabrik,dan peralatan
2. Aktiva dan kewajiban yang memiliki implikasi berbeda atas fleksibilitas keuangan
perusahaan. Contohnya : perusahaan yang menggunakan aktiva dalam operasi,seperti Walgreens,
harus melaporkannya secara terpisah dari aktiva yang dipegang untuk investasi dan aktiva yang
terkena restriksi seperti peralatan yang dilease.
3. Aktiva dan kewajiban yang memiliki karakteristik likuiditas umum yang berbeda. Contohnya :
Boeing Company melaporkan kas secara terpisah dari persediaan
Pos-pos ini kemudian dibagi lagi ke dalam beberapa subklasifikasi seperti format dibawah ini :
Kas
Terdiri dari mata uang dan giro atau demand deposit (uang yang tersedia untuk memenuhi
permintaan di institusi keuangan).Ekuivalen kas adalah investasi jangka pendek yang sangat
likuid dan akan jatuh tempo dalam jangka tiga bulan atau kurang. Kas juga dibatasi untuk
dicantumkan di aktiva lancar. Jika kas dibatasi untuk tujuan selain dari pelunasan kewajiban
lancar maka jumlah tersebut tidak boleh dicantumkan dalam aktiva lancar.
Dibagi menjadi tiga portofolio terpisah untuk tujuan penilaian dan pelaporan yaitu :
a. Sekuritas yang dipegang hingga jatuh tempo (held to maturity securities). Sekuritas utang
perusahaan yang memiliki nilai positif dan kemampuan untuk dipegang hingga jatuh
tempo
b. Sekuritas perdagangan (trading securities). Sekuriras utang dan ekuitas yang terutama
dibeli dan dipegang untuk dijual dalam waktu dekat untuk mendapatkan laba atas selisih
harga jangka pendek
c. Sekuritas yang tersedia untuk dijual (available for sale securities). Sekuritas hutang dan
ekuitas yang tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas yang dipegang hingga jatuh tempo
dan sekuritas perdagangan
Sekuritas pedagangan harus dilaporkan sebagai aktiva lancar.Sekuritas yang tersedia untuk dijual
dan sekuritas yang dipegang hingga jatuh tempo masing-masing diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar atau tidak lancar tergantung pada situasi.Selirotas yang dipegang hingg jatuh tempo harus
dilaporkan dengan biaya antisipasi. Semua sekuritas perdagangan dan yang tersedia untuk dijual
akan dilaporkan pada nilai wajar
Piutang
Setiap kerugian di antisipasi akibat piutang tidak tertagih,jumlah dan sifat dan setiap piutang
nondagang,serta setiap piutang yang digunakan sebagai jamninan harus diidentifikasikan secara
jelas. Kategori utama piutang yang berasal dari transaksi tidak biasa (seperti penjualan properti
atau pinjaman kepada afiliasi atau karyawan) perusahaan harus mengklarifikasikannya secara
terpisah sebagai piutang jangka panjang kecuali diperkirakan akan diterima dalam waktu setahun
Persediaan
Untuk menyajikan persediaan secara tepat,dasar pernilaian yaitu mana yang terendah diantara
biaya atau harga pasar serta metode penetapan harga FIFO atau LIFO harus diungkapkan
Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat
(biasanya jasa) yang akan diterima dalam satu tahu atau satu siklus operasi,tergantung mana
yang lebih panjang. Pos-pos ini merupakan aktiva lancar karena jika hal itu belum dibayar,maka
perlu digunakan kas selama tahun berjalan atau siklus akuntansi berikutnya. Beban dibayar
dimuka dilaporkan pada jumlah biaya yang belum jatuh tempo atau belum digunakan.Contoh
yang umum dalah pembayaran di muka untuk polis asuransi.Pengeluaran ini diklasifiksikan
sebagai beban dibayar dimuka pada saat dikeluarkan karena pembayaran ini mendahului
penerimaan manfaat dari cakupan asuransi.
Aktiva Tidak Lancaradalah aktiva yang tidak memenuhi definisi aktiva lancar, yang dimana
aktiva ini mencakup berbagai pos ,seperti :
1. Investasi jangka panjang ( long term investment) yang terdiri dari 4 jenis, yaitu:
Investasi dalam sekuritas, seperti obligasi, saham biaasa, atau wesel jangka panjang.
Investasi dalam aktiva tetap berwujud, yang saat ini tidak digunakan dalam operasi, seperti
tanah yang ditahan untuk spekulasi.
Investasi yang disisihkan dalam dana khusus, seperti dana pelunasan , dana pensiun, atau dana
ekspansi pabrik dan nilai penyerahan tunai (cash surrender value) dari asuransi jiwa juga
termasuk kategori ini.
Investasi dalam anak perusahaan atau afiliasi yang tidak dikonsolidasi.
Properti, Pabrik, dan Peralatan adalah kekayaan yang bersifat tahan lama yang digunakan
dalam operasi regular perusahaan. Aktiva ini terdiri dari properti atau kekayaan fisik , seperti
tanah, bangunan, mesin, perabotan, perkakas, dan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui
(hutan,mineral). Kecuali tanah , dan sebagian besar aktiva ini dapat disusutkan (seperti
bangunan) atau didplesikan (seperti hutan dan cadangan minyak)
Aktiva tak berwujud (intangible assets) tidak memiliki substansi fisik dan bukan merupakan
instrument keuangan. Aktiva tak berwujud meliputi paten, hak cipta, waralaba, goodwill,
merek dagang , nama dagang , dan daftar pelanggan. Pada umumnya, semua aktiva tak
berwujud ini dihapus selama masa manfaatnya yang terbatas dan aktiva ini menjadi sumber
daya ekonomi yang signifikan namun sulit dilakukan. Disamping itu perusahaan secara
periodic menilai umur aktiva tak terwujud berdasarkan penurunan nilai yang terjadi.
Aktiva Lainnya
Pos – Pos yang dicantumkan dalam kelompok Aktiva Lainnya sangat bervariasi dalam
praktek , karena pada umumnya pos-pos ini meliputi beban dibayar dimuka jangka panjang,
biaya pensiun dibayar dimuka, piutang tidak lancar , aktiva dalam dana khusus, pajak
penghasilan yang ditanggukan (deferred income tax), property yang dipegang untuk dijual,
dan kas atau sekuritas yang dibatasi .
a. Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa: utang usaha, utang gaji,utang pajak,dll.
b. Penagihan yang diterima di muka sebelum barang dikirimkan atau jasa diberikan seperti
pendapatan sewa yang belum dihasilkan atau pendapatan langganan yang belum dihasilkan.
c. Kewajiban lain yang likuidasinya akan dilakukan dalam siklus operasi seperti bagian obligasi
jangka panjang yang harus dibayarkan dalam periode berjalan, atau kewajiban jangka pendek
yang berasal dari pembelian peralatan.
Suatu waktu, kewajiban yang terutang pada tahun berikutnya tidak dimasukkan ke dalam bagian
kewajiban lancar. Hal ini terjadi jika utang diperkirakan akan dibiayai kembali melalui
penerbitan utang jangka panjang atau jika utang akan ditarik dari aktiva lancar.Kewajiban lancar
tidak dilaporkan dalam setiap urutan yang konsisten. Pos- pos yang dicantumkan terlebih dahulu
umunya wesel bayar,utang usaha,atau utang jangka pendek. Sementara hutang pajak penghasilan
, utang jangka panjang yang jatuh tempo saat ini, atau kewajiban lancar dicantumkan diakhir.
Kewajiban Jangka Panjang (long-term liabilities) adalah kewajiban yang diperkirakan secara
memadai tidak akan dilikuidasi dalam siklus operasi yang normal, melainkan akan dibayar pada
suatu tanggal di luar waktu itu. Utang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang
ditangguhkan, kewajiban lease, dan kewajiban pensiunan merupakan contoh yang paling umum.
Kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam siklus operasi berjalan diklasifikasikan
sebagai kewajiban lancar jika likuidasinya membutuhkan penggunaan aktiva lancar.Secara
umum, kewajiban jangka panjang terdiri dari tiga jenis:
1. Kewajibann yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti penerbitan obligasi,
kewajiban lease jangka panjang, dan wesel bayar jangka panjang.
2. Kewajiban yang berasal dari normal perusahaan, seperti kewajiban pensiun dan kewajiban
pajak penghasilan yang ditangguhkan.
3. Kewajiban yang tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu kejadian atau lebih di masa
depan untuk mengkonfirmasi jumlah yang harus dibayar, atau pihak yang dibayar, atau
tanggal pembayaran seperti jaminan jasa atau produk dan kontinjensi lainnya.
Pada umumnya, banyak pengungkapan tambahan diperlukan untuk kewajiban jangka panjang,
karena sebagian besar utang jangka panjang tunduk pada berbagai perjanjian dan pembatasan
untuk melindungi pemberi pinjaman.
Ekuitas Pemilik
Kelompok ekuitas pemilik (owner’s equity)/ekuitas pemegang saham adalah salah satu bagian
yang paling sulit dibuat dan dipahami. Hal ini disebabkan oleh kerumitan dari perjanjian modal
saham dan berbagai restriksi yang dikenakan atas ekuitas pemilik oleh undang-undang korporasi
negara bagian, perjanjian kewajiban, dan dewan direksi. Bagian ekuitas pemilik biasanya dibagi
ke dalam tiga bagian:
BAGIAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
1. MODAL SAHAM. Nilai pari atau ditetapkan atas saham yang diterbitkan.
2. MODAL DISETOR TAMBAHAN. Kelebihan jumlah yang dibayarkan atas nilai pari atau
yang ditetapkan.
3. LABA DITAHAN. Laba korporasi yang tidak didistribusikan.
Persyaratan pengungkapan yang utama untuk modal saham adalah jumlah nilai pari saham yang
diotorisasi, yang diterbitkan dan yang beredar. Modal disetor tambahan biasanya disajikan dalam
satu jumlah, walaupun subtotal birsifat informatif jika sumber modal tambahan ini bervariasi dan
material. Bagian laba ditahan dapat dipisahkan antara yang tidak diapropriasijumlah yang
biasanya tersedia untuk didistribusikan sebagai deviden) dan setiap jumlah yang dibatasi
(misalnya, oleh kontrak obligasi atau perjanjian pinjaman lain). Selain itu, setiap modal saham
yang dibeli kembali (saham treasuri) ditunjukkan sebagai pengurangan ekuitas pemegang
saham.
- Laporan Arus Kas
Menurut Haryono Jusup dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Akuntansi menguraikan
bahwalaporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas dan pengeluaran kas menjadi
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa lain dari setiap
jenis aktivitas sebagai berikut:
1. Aktivitas operasi meliputi pengaruh kas dari transaksi transaksi yang menimbulkan
pendapatan dan beban. Dengan demikian hal tersebut akan masuk dalam penentuan laba bersih.
2. Aktivitas investasi meliputi
a. Pembelian dan penjualan investasi dan asset tetap (tanah, gedung, peralatan dan sebagainya)
b. Pemberian pinjaman dan penerimaan pelunasan pinjaman
3. Aktivitas pendanaan meliputu
a. Mendapatkan kas dari penerbitan surat utang dan pembayaran kembali pinjaman
b. Mendapatkan kas dari pemegang saham, pembelian kembali saham dan pembayaran dividen.
Kategori aktivitas perusahaan biasanya di anggap paling penting.Kategori ini menunjukan kas
yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan.Sumber kas ini biasanya dipandang sebagai
pengukur terbaik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang mencukupi untuk
keberlanjutan perusahaan.Pedoman pedoman umumnya yaitu:
1. Aktivitas operasi meliputi pos pos laporan laba rugi
2. Aktivitas investasi meliputi arus kas yang berasal dari perubahan investasi dan asset asset
jangka panjang
3. Aktivitas pendanaan meliputi arus kas yang berasal dari perubahan perubahan dalam pos pos
utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham
Perusahaan mengklasifikasikan sebagai aktivitas operasi beberapa arus kas yang berkaitan
dengan aktivitas investasi dan pendanaan. Sebagai contoh penerimaan pendapatan
investasi(bunga dan dividen) diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi demikian pula
pembayaran bunga kepada pemberi pinjaman
Jenis jenis penerimaan dan pengeluaran kas
• Aktivitas operasi-pos laporan laba rugi
Arus kas masuk:
- Dari penjualan barang dan jasa
- Dari penerimaan bunga dan penerimaan dividen
Arus kas keluar
- Kepada pemasokan untuk pembelian persediaan
- Kepada para pegawai untuk membayar gaji
- Kepada pemerintah untuk membayar pajak
- Kepada kreditur untuk membayar bunga
- Kepada pihak pihak lain untuk membayar beban
• Aktivitas investasi- perubahan dalam investasi dan aktiva tetap
Arus kas masuk
- Dari penjualan asset tetap
- Dari penjualan investasi dan sekuiritas uang atau ekuitas perusahaan lain
- Dari penerimaan pokok pinjaman dari pihak lain
Arus kas keluar
- Untuk membeli asset tetap
- Untuk membeli investasi dan sekuritas uang atau ekuitas perusahaan lain
• Aktivitas pendanaan- perubahan dalam utang jangka panjang dan ekuitas pemegang
saham
Arus kas masuk
- Dari penjualan saham biasa
- Dari penerbitan surat utang jangka panjang(obligasi dan wesel)
Arus kas keluar
- Kepada pemegang saham sebagai dividen
- Untuk melunasi utang jangka panjang atau membeli kembali saham.
4.3 Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus Kas Bentuk Langsung dan Tidak
Langsung
Menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield dalam bukunya yang berjudul
Akuntansi Intermediate menjelaskan bahwa terdapat dua jenis format laporan posisi keuangan
yang digunakan yaitu format laporan dan format akun. Format laporan ditunjukkan dengan
gambar di bawah dimana harta atau aktiva di bagian atas dan kewajiban serta modal di bagian
bawahnya.
Perusahaan Adi Jaya
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2014
Aktiva lancar AKTIVA
Kas 169.880.000,00
Piutang usaha 10.000.000,00
Perlengkapan 6.350.000,00
Sewa dibayar dimuka 7.500.000,00
Investasi jangka panjang -
Investasi saham 40.000.000,00
AKTIVA TETAP -
Peralatan 50.000.000,00
Akumulasi penyusutan peralatan (750.000,00)
Gedung 45.000.000,00
Akumulasi penyusutan gedung (450.000,00)
Aktiva tetap tidak berwujud -
Goodwil 25.000.000,00
Jumlah Aktiva 352,530.000,00
Passiva -
Utang Lancar
Utang usaha 25.000.000,00
Utang gaji 10.000.000,00
Komisi diterima dimuka 7.500.000,00
Utang jangka Panjang -
Utang Hepotek 50.000.000,00
Utang obligasi 40.000.000,00
Modal Pemilik 220.030.000,00
Dibawah ini adalah format akun dimanapenyajian harta atau aktiva di sebelah kiri, sedangkan
kewajiban dan modal di sebelah kanan.Kelemahan dari format ini adalah diperlukannya halaman
yang cukup lebar untuk menyajikan pos-pos tersebut saling berdampingan.
Perusahaan Adi Jaya
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2014
Aktiva lancar Passiva
Kas 169.880.000,00 Utang Lancar 25.000.000,00
Piutang usaha 10.000.000,00 Utang usaha 10.000.000,00
Perlengkapan 6.350.000,00 Utang gaji 7.500.000,00
Sewa dibayar dimuka 7.500.000,00 Komisi diterima dimuka 7.500.000,00
Investasi jangka panjang - Utang jangka Panjang
Investasi saham 40.000.000,00 Utang Hepotek 50.000.000,00
AKTIVA TETAP - Utang obligasi 40.000.000,00
Peralatan 50.000.000,00 Modal Pemilik 220.030.000,00
Akumulasi penyusutan (750.000,00)
peralatan
Gedung 45.000.000,00
Akumulasi penyusutan
gedung (450.000,00)
Aktiva tetap tidak -
berwujud
Goodwil 25.000.000,00
Jumlah Aktiva 352,530.000,00 Jumlah Passiva 352,530.000,00
Menurut Haryono Jusup dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Akuntansi menguraikan
bahwa terdapat dua format dalam menyajikan laporan arus kas yaitu dengan menggunakan
metoda tak langsung dan menggunakan metoda langsung.
Daftar Referensi
Jusup,
Haryono.2011.Dasar-
Dasar
Akuntansi.Yogyakarta:
Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN