Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

MEMAHAMI KOMUNIKASI

ANTARBUDAYA

1. Budaya.

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi satu sama

lain, baik itu dengan sesama, adat istiadat, norma, pengetahuan ataupun

budaya di sekitarnya. Pada kenyataannya seringkali kita tidak bisa

menerima atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perbedaan-

perbedaan yang terjadi akibat interaksi tersebut, seperti masalah per-

kembangan teknologi, kebiasaan yang berbeda dari seorang teman yang

berbeda asal daerah/negara atau cara-cara yang menjadi kebiasaan

(bahasa, tradisi atau norma) dari suatu daerah/negara sementara kita

berasal dari daerah/negara lain. Budaya merupakan cara manusia hidup, suatu konsep yang
membangkitkan minat, budaya didefenisikan secara formal sebagai tatanan

pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarkhi,

agama, waktu, peranan, hubungan ruang dan konsep alam semesta.

Budaya menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dalam bentuk-

bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model bagi

tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang me-

mungkinkan orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu lingkungan

geografis tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu

dan pada suatu saat tertentu. Asal kata Budaya ialah karya, karsa, dan

opta manusia, di mana perilaku individu merupakan respons terhadap


budayanya dan fungsi-fungsinya, Sebagian dari perilaku ini tidak disadari

berasal/berkaitan dengan unsur-unsur budayanya.

Perbedaan budaya ini tidak lain disebabkan oleh adanya perbedaan

kerangka berpikir dan latar belakang pengalaman sescorang (rame of

references & fields of experiences ). Saling ketergantungan ini dapat terbukti

apabila disadari bahwa:

1 Pola-pola komunikasi yang khas dapat berkembang atau berubah

dalam suatu kelompok kebudayaan tertentu;

2 Kesamaan tingkah laku antara satu generasi dengan generasi beri-

kutnya hanya dimungkinkan berkat digunakannya sarana-sarana

komunikasi.

Kebudayaan adalah kompleks dari keseluruhan pengetahuan, ke-

percayaan, kesenian, hukum, adat istiadat dan setiap kemampuan lain

dan kebiasaan yang dimiliki olch manusia sebagai anggota suatu masya-

rakat. (Edward Burnett Taylor dalam Liliweri, 2004:65) Kebudayaan

juga diartikan sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang

dipelajari, yang dibagi, atau yang dipertukarkan olch sekelompok

orang. (Iris V dan Linda B.dalam Liliweri, 2003:7)

Adapun menurut Samovar dan Porter, kebudayaan diartikan se-

bagai simpanan akumulatif dari pengetahuan, pengalaman, kepercaya-

an, nilai,sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi

ruang. Konsep yang luas, dan obyek material atau kepemilikan yang

dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau generasi. (Samo-

var dan Porter dalam Liliweri, 2003:9).

Samovar (1981) membagi berbagai aspek kebudayaan kedalam tiga


pembagian besar unsur-unsur sosial budaya yang secara langsung sangat

mempengaruhi penciptaan makna untuk persepsi, yang selanjutnya

menentukan tingkah laku komunikasi.

1) Sistem keyakinan, nilai dan sikap.

2) Pandangan hidup tentang dunia.

3) Organisasi sosial.

HALAMAN 3

Sedangkan Harris dan Moran (1979) mengajukan 10 klasifikasi

umum scbagai model sederhana untuk menilai dan menganalisis suatu

kebudayaan secara sistematik:

1. Komunikasi dan bahasa

2 Pakaian dan penampilan

3. Makanan dan cara makan

4 Konsep dan kesadaran tentang waktu

5. Pemberian imbalan dan pengakuan

6. Hubungan-bubungan

7. Nilai-nilai dan norma-norma

8. Konsep kesadaran diri

9. Proses mental dan belajar

10. Keyakinan (kepercayaan) dan sikap

Unsur-unsur kebudayaan tersebut bervariasi antara satu kebudaya-

dengan yang lain, sehingga dapat menjadi sumber kesalahpahaman

dan miskomunikasi antara lain ketika 1). Cara-cara memberi salam

dalam perjumpaan, 2. Cara mengunjungi kerabat dirumah, 3. Cara ber-


pidato atau berbicara di muka umum, 4. Cara mengadakan pertemuan,

5. Gerak isyarat nonverbal, 6. Penampilan pribadi, 7. Sikap umum, 8.

Bahasa, 9. Agama, 10. Hari-hari libur khusus, 11. Unit sosial keluarga,

12. Adat kebiasaan dalam kencan dan perkawinan, 13. Tingkat2 sosial

an

ekonomi, 14. Penyebaran kelompok, 15. Pekerjaan, 16. Makan dan

makanan, 17. Rekreasi, 18. Sejarah dan pemerintah, 19. Pendidikan,

20. Sistem perhubungan dan komunikasi, 21. Kesehatan, kebersihan,

fasilitas pengobatan, 22. Dampak keadaan geografik dan iklim

Budayalah yang memprogram kita untuk mendefinisikan apa yang

nyata, apa yang sejati, apa yang benar, apa yang indah, dan apa yang

baik. Kita diprogram untuk berpikir, merasa, dan berperilaku sehingga

siapapun yang perilakunya tidak teramalkan atau yang ganjil dianggap

tidak pantas, tidak bertanggung jawab atau inferior. Dalam hal ini,

kita semua punya kecenderungan alami untuk etnosentrik sebagai

akibat hubungan kita yang tak terpisahkan dengan budaya kita.

HALAMAN 4

2. Komunikasi

Sedangkan komunikasi merupakan kegiatan berdasarkan pola pola

budaya. Komunikasi merupakan sebuah proscs penyampaian pesan

dari komunikator ke komunikasi baik dengan media tertentu ataupun

tidak. Dalam pengaplikasiannya,komunikasi sebagai suatu proses, tentu

sja, cadukung oleh adanya komponen-komponen komunikasi seperti koO-


munikator, pesan, medium atau saluran, aoise,komunikasi, dan feedback

Smith (1966) menerangkan hubungan yang tidak terpisahkan antara

komunikasi dan budaya sebagai berikut:

1) Kebudayaan merupakan suatu kode atau kumpulan peraturan yang

dipelajari dan dimiliki bersama.

2) Untuk mempelajari dan memiliki bersama diperlukan komunikasi,

sedangkan komunikasi memerlukan kode-kode dan lambang-

lambang yang harus dipclajari dan dimiliki bersama.

Hubungan antar budaya dan komunikasi bersifat timbal balik dan

saling mempengaruhi. Apa yang kita bicarakan, bagaimana kita mem-

bicarakannya, apa yang kita perhatikan atau abaikan, apa yang kita

pikirkan dan bagaimana kita memikirkannya dipengaruhi budaya. Pada

gilirannya, apa yang kita bicarakan dan bagaimana kita membicarakan-

nya,dan apa yang kita lihat turut membentuk, menentukan dan meng-

hidupkan budaya kita. Budaya takkan hidup tanpa komunikasi, begitu

juga sebaliknya. Masing-masing tak dapat berubah tanpa menyebabkan

perubahan pada lainnya. (Mulyana dan Rakhmat, 2002:37)

Budaya dengan komunikasi berhubungan secara dialogis, sebab

budaya menentukan dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana komu-

nikasi berlangsung dan bagaimana orang menyandi pesan, kondisi-kon-

disi mengirimnya dan bagaimana menafsirkan pesan. Keanekaragaman

budaya berpengaruh pula beranckaragamnya praktek-praktek komuni-

kasi, karenanya maka budaya merupakan landasan berkomunikasi

Bagaikan ikan dengan air, budaya dan komunikasi tidak adapat dipisah-

kan, karena budaya selain menentukan siapa bicara dengan siapa,


tentang apa (message) dan bagaimana orang menyandi (to code) pesan,

HALAMAN 5

juga memberi makna pesan yang disampaikan dan kondisi pengirim

pesan serta cara memperhatikan dan menafsirkan pesan / informast.

3. Komunikasi Antarbudaya

Unsur-unsur pokok yang mendasari proses komunikasi antar-

budaya adalah konsep-konscp tentang 'kebudayaan' dan 'komunikasi'.

Hal ini ditekankan oleh Sarbaugh (1979) yang menyatakan bah wa

pengertian tentang komunikasi antarbudaya memerlukan suatu pe-

mahaman tentang konsep-konsep komunikasi dan kebudayaan serta

adanya saling ketergantungan antar keduanya.

Tema pokok yang sangat membedakan studi Komunikasi Antar

Budaya dari studi komunikasi lainnya ialah derajat perbedaan, latar-

belakang, pengalaman yang relatif besar antara para komunikator, yang

disebabkan oleh perbedaan-perbedaan kebudayaan.

Asumsi dasar adalah bahwa di antara individu-individu dengan

kebudayaan yang sama umumnya terdapat kesamaan (homogenitas) yang

lebih besar dalam hal latar belakang pengalaman scecara keseluruhan di-

bandingkan dengan mereka yang berasal dari kebudayaan berlainan.

Perbedaan-perbedaan kebudayaan antara para pelaku komunikasi

perbedaan lainnya, seperti kepribadian individu, umur, pe-

nampilan fisik, menjadi permasalahan inheren dalam proses komunikasi


manusia. Dengan sifatnya yang demikian, Komunikasi Antar Budaya

dianggap sebagai perluasan dari bidang-bidang studi komunikasi

manusia, seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi dan

ini serta

komunikasi massa.

Menurut Gerhard Malatzke komunikasi antarbudaya adalah proses

pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang berbeda budaya.

Komunikasi antarbudaya pertama kali diperkenalkan oleh antropolog

Edward T. Hall. Bidang ini sebenarnya bukan fenomena baru, komu-

nikasi antarbudaya sudah ada sejak pertama kali orang-orang berbeda

budaya saling bertemu dan berinteraksi, meskipun studi yang sistematik

mengenai bidang ini baru dilakukan selama 30 tahun terakhir

HALAMAN 6

ctika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda suku

Agsa, kelompok ras, atau komunitas bahasa, maka komunikasi ter-

sebut disebur komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya pada

dasarnya mengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas

komunikasi, apa makna pesaa verbal dan non verbal menurut budaya

cara meng-

bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana

komunikasikan pesan-pesan tersebut

Interutiural comunication... the art of understanding and being understood

by the audience of another calture (Sitaram, 1970) Komunikasi antar

budaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak


yang memiliki kebudayaan lain.

Communication is Cuitural when occurring between peoples of different cutsure

Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi diantara orang-orang

yang berbeda kebudayaan. (Rich, 1974)

Interultural communication... refers to the commication phemonenon in

wbich participants, different in culture backgrounds,

contact with one another. Komunikasi antarbudaya menunjuk pada

suatu fenomena komunikasi di mana para pesertanya memiliki latar

come into direct or indirect

belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak antara

satu dengan lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung,

(Young Yung Kim, 1984)

Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara

orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda

ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaarn

ini. Kebudayaan adalah cara

olch sckelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi

(Tubbs & Moss, 1996).

Gudykunst dan Kim (1992) memberi contoh komunikasi antar

budaya sebagai berikut: Perhatikan kunjungan seorang asing yang

menganut budaya bahwa kontak mata selama berkomunikasi adalah

tabu di Amerika Utara. Bila si orang asing berbicara kepada pen-

duduk Amerika Utara dengan menghindari kontak mata, maka 1a

dianggap menyembunyikan sesuatu atau tidak berkata benar.

hidup yang berkembang dan dianut.


Halaman 7

Menurut Stewart (1974) Komunikasi antar budaya adalah komuni-

casi yang terjadi dibawah suatu kondisi kebudayaan yang berbeda

bahasa, norma-norma, adat istiadat dan kebiasaan.

Intercaltural communication is the process of exchange of thonghts and

eaning between people of differing cultures (Geehard Maletzke, 1976)

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang

yang berbeda kcbudayaannya, misalnya antar suku bangsa, antar

etnik, ras dan kelas sosial, (Andrea L. dan Dennis dalam Liliweri,

2003:12)

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi antara

produsen pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudaya-

annya berbeda. (Samovar dan Porter dalam Liliweri, 2003:12).

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang melibatkan pe-

serta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi

lompok,dengan tekanan pada perbedaan latar belakang kebudayaan

yangmempengaruhi perilaku komunikasi para peserta. (Charley H.

Dood dalam Liliweri, 2003:12)

atau ke-

Komunikasi antar budaya lebih cenderung dikenal sebagai perbeda-

an budaya dalam mempersepsi obyek-obyek sosial dan kejadian-

kejadian, di mana masalah-masalah kecil dalam komunikasi sering di-

perumit oleh adanya perbedaan-perbedaan persepsi dalam memandang

masalah itu sendiri. Dalam hal ini komunikasi antar budaya diharapkan
berperan memperbanyak dan memperdalam persamaan dalam persepsi

dan pengalaman sescorang. Namun demikian karakter budaya cen-

derung memperkenalkan kita kepada pengalaman-pengalaman yang

berbeda schingga membawa kita kepada persepsi yang berbeda-beda

atas dunia eksternal kita.

4. Interaksi Komunikasi Antarbudaya

Kita dapat lebih memahami komunikasi antarbudaya dengan me-

nelaah prinsip-prinsip umumnya, antara lain:

Bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku, karakteristik bahasa

mempengaruhi proses kognitif kita. Karena bahasa-bahasa di dunia

HALAMAN 8

nya, maka orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan

berbeda dalam cara memandang dan berpikir tentang dunia.

ngat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan struktur

Para ahli yang lain mengemukakan pendapat lain mengenai bahasa

ini yang merupakan hasil riset lanjutan dari relativitas linguistik, yaitu:

Bahasa yang kita gunakan membantu menstrukturkan apa yang kita

lihat dan bagaimana kita melihatnya. Akibatnya orang yang mengguna

kan bahasa yang berbeda akan melihat dunia secara berbeda pula.

(Fishman, 1972; Hoijer, 1954; Miller& McNeil, 1969)

Perbedaan di antara bahasa terlihat paling besar, tentu saja, pada

awal interaksi. Karena itu sangat penting bagi kita menggunakan teknik

teknik komunikasi yang tepat, diantaranya:

1. Teknik mendengarkan
seccra aktif

2. Pengecekan persepsi

3. Berbicara secara

spcsifik

4. Mencari umpan balik

Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya

makin besar perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam

isyarat-isyarat

komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat menyebabkan lebih banyak

kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar

kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi

Relativitas Linguistik disampaikan oleh Benjamin Lce Whorf dan

EdwardSapir. Bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku, karakteris-

tik bahasa mempengaruhi proses kognitif kita. Ini dikarenakan bahasa-

bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik

dan strukturnya, maka orang yang menggunakan bahasa yang berbeda

juga akan berbeda dalam cara memandang dan berpikir tentang dunia.

Para ahli yang lain mengemukakan pendapat lain mengenai bahasa

ini yang merupakan hasil riset lanjutan dari relativitas linguistik, yaitu:

Bahasa yang kita gunakan membantu menstrukturkan apa yang kita

lihat dan bagaimana kita melihatnya. Akibatnya orang yang mengguna

non verbal. Makin besar perbedaan budaya, makin sulit.

Halaman 9

kan bahasa yang berbeda akan melihat dunia secara berbeda pula.
(Fishman, 1972; Hoijer, 1954; Miller & McNeil,1969) Bahasa berfungsi

scbagai medium perantara in formasi dari satu tempat ke tempat yang

Iain. (Samovar dan Porter, 2003, h.186), Peran bahasa dalam budaya

dapat dilihat sebagai suatu perkembangan karena bahasa adalah suatu

tindakan simbolik yang menciptakan

Dalam studi kebudayaan, bahasa ditempatkan sebagai sebuah unsur

penting selain unsur unsur lain seperti sistem pengetahuan, mata pen-

caharian, adat istiadat, kesenian dan sistem peralatan hidup. Bahkan

bahasa dapat dikategorikan sebagai

non material selain nilai, norma dan kepercayaan.

suatu substansi dari budaya.

unsur kebudayaan yang berbentuk

Sebagaimana diketahui, kebudayaan hanya ditemukan dalam

masyarakat manusia sebab hanya manusialah yang dapat mengembang-

kan sistem simbol dan menggunakannya secara lebih baik, apalagi

simbol-simbol itu dibentuk dalam kebudayaan. Secara sederhana,

simbol dapat diartikan sebagai sesuatu yang mewakili sesuatu, dan fre-

kuensi penggunaanya yang paling tinggi ada dalam bahasa. Bahasa yang

digunakan oleh semua komunitas suku bangsa didunia terdiri dari susun-

an kata kata, kata kata disusun oleh simbol schingga bahasa merupakan

susunan berlapis lapis dari simbol yang ditata menurut ilmu bahasa.

Pada gilirannya, simbol-simbol itu (baik yang berasal dari bunyi

maupun ucapan) dibentuk oleh sebuah kebudayaan sehingga kata-kata

maupun bahasa dibentuk pula oleh kebudayaan. Oleh karena itu,

bahasa merupakan kebudayaan yang sangat penting yang mempenga-


ruhi penerimaan kita, perilaku kita perasaan dan kecenderungan kita

untuk bertindak menanggapi dunia sekeliling Dengan kata lain, bahasa

mempengaruhi kesadaran kita, aktivitas dan gagasan kita, benar

atau salah, moral atau tidak bermoral, dan baik atau buruk.

Bahasa atau peristiwa mempengaruhi cara berpikir sescorang atau cara-

ia. Bahasa merupakan salah satu unsur penting

nya memandang

dari kebudayaan yang berbentuk nonmaterial, dan bahasa mencermin-

kan budaya. Orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga me-

miliki cara pandang yang berbeda. Selain itu, bahasa juga merupakan

Halaman 10

intisari dari fenomena sosial. Tanpa adanya bahasa, tidak mungkin ada

Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya,

makin besar perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam

isyarat-isyarat non verbal. Makin besar perbedaan budaya, makin sulit

komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat menyebabkan lebih banyak

kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar

kemungkinan salah paham, makin banyak salah persepsi.

masyarakat.

Peranan Persepsi dalam Komunikasi Antarbudaya

Persepsi individu mengenai dunia sekelilingnya, orang, benda, dan

peristiwa mempengaruhi berlangsungnya Komunikasi Antar Budaya

Pemahaman dan penghargaan akan perbedaan persepsi diperlukan jika

ingin meningkatkan kemampuan menjalin hubungan dengan orang yang


berbeda budaya. Persepsi merupakan proses internal yang dilalui indi

vidu dalam menseleksi, dan mengatur stimuli yang datang dari luar

Secara sederhana persepsi dapat dikatakan sebagai proses individu

dalam melakukan kontak/hubungan dengan dunia sekelilingnya.

mendengar, melihat, meraba, mencium dan merasa kita

dapat mengenal lingkungan dan sadar apa yang terjadi di luar diri kita.

Dengan

cara

Persepsi Melibatkan Tiga Aspek

1. Struktur

Jika kita menutup mata, memalingkan muka dan dan kemudian

membuka mata, kita akan melihat lingkungan yanng terstruktur dan

terorganisasikan. Apa yang kita hadapi mempunyai bentuk, ukuran,

tekstur, warna, intensitas, dll. Bayangan mengenai lingkungan merupa-

kan hasil dari kegiatan kita secara aktif memproses informasi, yang

mencakup seleksi dan kategorisasi input/masukan. Kita mengembang-

kan kemampuan membentuk struktur ini dengan mempelajari kate-

gorisasi-kategorisasi untuk memilah-milah stimulasi eksternal.

Kategorisasi untuk mengkalsifikasikan lingkungan ini dapat ber-

beda-beda antara orang yang satu

dengan lainnya. Kategori tergantung pada sejarah pengalaman dan pengetahuan kita. Misalnya kata
'rumah

konsep fisiknya akan berbeda antara orang asia dengan orang eskimo.

2. Stabilitas

Dunia realitas yang berstruktur tadi mempunyai kelanggengan,


dalam arti tidak selalu berubah-ubah. Melalui pengalaman kita menge-

tahui bahwa tinggi atau besar sescorang tetap, walaupun dari bayangan

terfokus pada mata kita berubah seiring dengan perbedaan jarak. Walau-

pun alat-alat panca indera kita sangat sensitif, kita mampu untuk secara

intern menghaluskan perbedaan-perbedaan atau perubahan-perubahan

dari input schingga dunia luar tidak berubah-ubah.

3. Makna

Persepsi bermakna dimungkinkan karena persepsi-persepsi ter-

struktur dan stabil tidak terasingkan atau terlepas

lainkan berhubungan setelah selang beberapa waktu. Jika tidak, maka

setiap masukan yang sifatnya perseptual akan ditangkap sebagai sesuatu

yang baru. Dan akibatnya kita akan selalu berada dalam keadaan heran

satu sama lain, me- atau terkejut atau aneh ketika ada yang nampak tidak familiar bagi

kita. Makna berkembang dari pelajaran dan pengalaman kita masa lalu,

dan dalam kegiatan yang ada tujuannya. Kita belajar mengembangkan

aturan-aturan bagi usaha dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan aturan-

aturan ini kita kita bertindak sebagai pemroses aktif dari stimulasi kita

mengkategorisaikan peristiwa-peristiwa di masa lalau dan sekarang.

Kita menjadi pemecah masalah yang aktif dalam usaha mencari

makna dari lingkungan kita. Artinya, kita belajar untuk memberi makna

pada persepsi-persepsi kita yang dianggap masuk akal jika dihubung-

kan dengan pengalaman masa lalu, tindakan dan tujuan masa sekarang,

dan antisipasi kita tentang masa

Suatu hal yang pokok dalam makna ini adalah sistem kode bahasa.

depan. Dengan kemampuan bahasa, kita dapat menangkap stimulasi eksternal


dan menghasilkan makna dengan memberi warna dan merumuskan

kategorinya. Dan dengan memberi kode secara linguistik pada

pengalaman-pengalaman, kita dapat mengingat, memanipulasi, dan

membagi bersama dengan orang lain, serta menghubungkan mereka

pada pengalaman-pengalaman lain melalui penggunaan kata-kata yang

mencerminkan pengalaman-pengalaman itu

Makna, karenanya, tidak dapat dilepaskan dari kemampuan bahasa

dan tergantung pada penggunaan kta atas kata-kata yang dapat memberi

gambaran secara tepat

Dimensi-dimensi Persepsi

1) Dimensi Persepsi secara Fisik

Sekalipun dimensi fisik ini merupakan tahap penting dari persepsi,

tetapi untuk tujuan kita mempelajari Komunikasi Antar Budaya, hanya

merupakan tahap permulaan dan tidak berapa perlu untuk terlalu

didalami. Dimensi ini menggambarkan perolehan kita akan informasi

tentang dunia luar. Tahap permulaan ini mencakup karateristik-karak-

teristik stimuli yang berupa energi, hakikat dan fungsi mekanisme pe-

nerimaan man usia (mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit) serta trans-

misi data melalui syaraf menuju otak, untulk kemudian diubah ke dalam

bentuk yang bermakna.

Bagaimana bekerjanya anggota tubuh manusia pada tahap ini dapat

dikatakan sama antara satu orang dengan orang lainnya, baik yang ber-

asal dari kebudayaan yang sama ataupun berbeda. Karena setiap orang

pada dasarnya memiliki mekanisme anatomis dan biologis yang sama,

yang menghubungkan mereka dengan lingkungannya.


2) Dimensi Persepsi

Dibandingkan dengan penanganan stimuli secara fisik, keadaan

individu (seperti kepribadian, kecerdasan, pendidikan, emosi, keyakin-

an, nilai, sikap, motivasi dan lain-lain) mempunyai dampak yang jauh

lebih menentukan terhadap persepsi mengenai lingkungan dan perilaku

Dalam tahap ini, setiap individu menciptakan struktur, stabilitas, dan

makna dalam persepsinya, serta memberikan sifat yang pribadi dan

secara Psikologis penafsiran mengenai dunia luar.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menerima begitu sebanyak

masukan pesan. Misalnya ketika membaca buku, selain kata-kata yang

ada dalam buku tersebut, kita juga akan menerima pesan lainnya seperti

suhu udara dalam ruangan tempat kita berada, kondisi kursi yang di-

duduki, suara air di kamar mandi, suara anak yang menangis, dan ber-

bagai stimulus lainnya yang ada di sekitar kita. Semua stimulus ini se-

cara bersamaan akan ikut mempengaruhi proses kegiatan kita dalam

membaca buku. Namun demikian, dalam praktiknya tidak munglin

kita mengolah semua masukan pesan yang kita terima. Dengan kata

lain kita melakukan penyeleksian terhadap semua stimulus yang kita

terima. Proses penseleksian ini terjadi secara cepat (dalam becberapa

detik saja),dan mungkin secara spontan atau dalam keadaan tidak sadar.

Keputusan untuk menyeleksi semua masukan pesan yang akan di-

beri makna secara langsung berhubungan dengan kebudayaan kita. Se-


lama hidup kita telah belajar, baik selaku individu ataupun selaku ang-

gota dari suatu kelompok kebudayaan tertentu. Ini berarti bahwa ke-

budayaan memang mempunyai pengruh pada proses dan hasil persepsi.

Proses seleksi dalam persepsi mengenai suatu objek dan lingkungan

sckelilingnya, menurut Samovar (1981) secara umum melibatkan tiga

yang saling berkaitan yakni:

1. Selective exposure (seleksi terhadap pengenaan pesan/stimulus)

2. Selective attention (seleksi dalam hal perhatian)

Selective retention (seleksi yang menyangkut retensi/ingatan).

3. Konteks berlangsung Komunikasi Antarbudaya

Budaya dengan komunikasi berhubungan secara dialogis, sebab

budaya menentukan dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana komu-

nikasi berlangsung dan bagaimana orang menyandi pesan, kondisi-

kondisi mengirimnya dan bagaimana menafsirkan pesan.

Komunikasi Antar Budaya efektif bila pola penafsiran yang ber-

kaitan dengan skema diatas dipahami dalam aplikasinya. Selain skema

tersebut ditambah pula faktor-faktor komunikator sebagai berikut:

Kepribadian (keterbukaan, dogmatisme, otoritarianisme, etnosen-

trisme, dll.)

b. Kosmopolitanisme (frekuensi meninggalkan tanah kelahirannya.)

Empati dan Simpati

d. Keterampilan berkomunikasi (berbicara, menulis, membaca, men

dengarkan, berpikir, dll)


Keanggotaan atau pengetahuan tentang High atau Low Contest Cultun

f. Keanggataan budaya sub kclompok

C.

C.

Saat ini komunikasi antarbudaya menjadi penting karena pengaruh

Mobilitas,Saling Ketergantungan Ekonomi, Teknologi Komuni

kasi, Pola Imigrasi, dan Kesejahteraan Politik. Komunikasi Antar

budaya mengacu pada komunikasi antara orang-orang dari kultur yang

berbeda antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilal, atau cara

berperilaku kultural yang berbeda

Istilah komunikasi Antarbudaya secara luas untuk mencakup

semua bentuk komunikasi di antara orang-orang yang berasal dari

kelompok yang berbeda selain juga secara lebih sempit yang mencakup

bidang komunikasi antara kultur yang berbeda:

1. Komunikasi antarbudaya-misalnya, antara orang Cina dan Portugis

atau antara orang Perancis dan orang Norwegia.

2 Komunikasi antar ras yang berbeda (kadang-kadang dinamakan

komunikasi antar ras)-misalnya, antara orang kulit hitam dan orang

kulit putih.

3. Komunikasi antara kelompok etnis yang berbeda (kadang-kadang

dinamakan komunikasi antaretnis)-misalnya, antara orang Amerka

keturunan Italia dengan orang Amerika keturunan Jerman.

4. Komunikasi antara kelompok agama yang berbeda-misalnya,

antara orang Katolik Roma dengan Ortodoks, atau antara orang

Islam dan orang Yahudi.


5. Komunikasi antara bangsa yang berbeda (kadang-kadang dinam

kan komunikasi internasional)-misalnya, antara Amerika Serikat

dan Meksiko, atau antara Perancis dan Italia

6. Komunikasi antara subkultur yang berbeda-misalnya, anta

dokter dan pengacara, atau antara tunanetra dan tunarungu.

7. Komunikasi antara suatu subkultur dan kultur yang dominan-

misalnya, antara kaum homoseks dan kaum heteroseks, atau antara

kaum manula dan kaum muda.

Komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda-antara pria dan wanita.

8. Karena cara kita berkomunikasi sebagian besar dipengaruhi kultur,

orang-orang dari kultur yang berbeda akan berkomunikasi sccara ber-

beda. Kita perlu menaruh perhatian khusus untuk menjaga jangan

sampai perbedaan kultur menghambat interaksi yang bermakna, melain-

kan justru menjadi sumber untuk memperkaya pengalaman komunikasi

kita. Jika kita ingin berkomunikasi secara efektif, kita perlu memahami

dan menghargai perbedaan-perbedaan ini. Kita juga perlu memahami

penghambat-penghambat yang lazim serta prinsip-prinsip efektivitas

untuk komunikasi di antara kultur yang berbeda. Tindakan keakraban

merupakan tindakan yang secara simultan mengungkapkan kchangatan,

kedekatan, dan kesiapan untuk berkomunikasi. Tindakan-tindakan itu

lebih menandai pendekatan daripada penghindaran dan kedekatan dari-

pada jarak. Contoh tindakan keakraban misalmnya senyuman, sentuhan,

kontak mata, jarak yang dekat, dan animasi suara. Budaya yang menun-

jukkan kedekatan atau spontanitas antarpersonal yang besar dinamakan


"budaya kontak" karena orang-orang dalam negara-negara ini biasa

berdiri berdekatan dan sering bersentuhan.

Menurut Gerhard Malatzke komunikasi antarbudaya adalah proses

pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang berbeda budaya.

Komunikasi antarbudaya pertama kali diperkenalkan oleh antropolog

Edward Hall. Bidang ini sebenarnya bukan fenomena baru, komunikasi

antarbudaya sudah ada sejak pertama kali orang-orang berbeda budaya

saling bertemu dan berinteraksi, meskipun studi yang sistematik

mengenai bidang ini baru dilakukan selama 30 tahun terakhir

Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda suku bangsa,

kelompok ras, atau komunitas bahasa, maka komunikasi tersebut disebut

komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya pada dasarnya

mengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komu-

nikasi, apa makna pesan verbal dan non verbal menurut budaya ber-

sangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana cara meng-

Dengan mengetahul ciri dasar budaya dari tiap-tiap suku bangsa

akan mengurangi keterkejutan budaya (gegar budaya), memberikan ke-

interaksi dengan suku bangsa lain yang sebelumnya sulit kita lakukan.

Sebenarnya keanekaragaman budaya bukanlah sesuatu yang akan

komunikasikan pesan pesan tersebut.

pada kita wawasan terlebih dahulu dan memudahkan kita untuk ber-

Dari interaksi ini selanjutnya akan cenderung terjadi relasi

hilang pada waktu mendatang yang memungkinkan kita merencanakan

strategi berdasarkan asumsi saling memahami. Dari sini kemudian akan

timbul cmpati dari diri kita terhadap otang-orang dari suku bangsa lain
Adanya saling memahami dan pengertian di antara orang-orang berbeda

budaya akan mengurangi konflik yang selama ini sering terjadi. Konflib

biasanya terjadi karena berbedanya persepsi mengenai nilai-nilai

antarbudaya.

Hal yang keramat bagi satu suku bangsa boleh jadi merupakan hal

yang dianggap biasa bagi suku bangsa lainnya. Situasi seperti ini se-

benarnya bisa dicari jalan keluarnya, yaitu dengan pemahaman, yang

mendalam mengenai budaya lain dan tahu strategi pendekatannya. Agak

sulit memang untulk memahami secara detail sebanyak 485 suku bangsa

yang tersebar di pulau-pulau yang berbeda dan dibatasi oleh laut yang

cukup luas. Tentu saja ini mempengaruhi pesan komunikasi yang

hendak di sampaikan. Tapi kita harus optimis mengenai perbedaan

budaya di Indonesia. Karena pada dasarnya. hal itu merupakan salah

satu kekayaan dari Negara Republik Indonesia, Dan ini adalah tantangan

bagi kita, terutama bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang ilmu

komunikasi. Semakin besar perbedaan antarbudaya, makin besar ketidakpastian

dalam komunikasi. Semua hubungan mengandung ketidakpastian.

Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidakpastian ini

sehingga kita dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan men-

jelaskan perilaku orang lain. Dan semakin besar perbedaan antarbudaya,

makin besar kesadaran diri (mindfulness para partisipan selama komuni-

kasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya, kesadar-

an diri ini barangkali membuat kita waspada. Ini mencegah kita


mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka

Negatifnya, ini membuat kita terlalu bethati-hati, tidak spontan dan

kurang percaya diri. Dengan semakin baik kita saling mengenal,

perasaan terlalu hati-hati akan hilang dan kita menjadi lebih percaya

diri dan spontan. Ini, nantinya, akan menambah kepuasan dalam ber-

komunikasi.Masalahnya bukanlah pada bagaimana menjaga interaksi

dan mengupayakan saling pengertian. Masalahnya adalah kita terlalu

mudah menyerah setelah terjadinya kesalah-pahaman di saat awal.

Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan

secara berangsur berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan

menjadi lebih akrab. Walaupun kita selalu menghadapi kemungkinan

salah persepsi dan salah menilai orang lain, kemungkinan ini khususnya

atau tidak patut. besar dalam situasi komunikasi antarbudaya. Karenanya cobalah hindari

kecenderungan alamiah anda untuk menilai orang lain secara tergesa-

gesa dan permanen. Penilaian yang dilakukan secara dini biasanya di-

dasarkan pada informasi yang terbatas. Karena itu kita perlu lebih

fleksibel untuk memperbaiki pendapat yang kita buat berdasarkan infor-

masi yang sangat terbatas itu. Prasangka dan bias bila dipadukan dengan

ketidakpastian yang tinggi pasti akan menghasilkan penilaian yang

nantinya perlu kita perbaiki.

5. Latihan

a. Apakah yang dimaksud dengan Budaya?

b. Berikan definisi Komunikasi?

c. Mengapa bahasa merupakan simbol komunikasi antarbudaya?

d. Berikan beberapa definisi komunikasi Antarbudaya?

Anda mungkin juga menyukai