Anda di halaman 1dari 3

Nama : Laila Wargiati

Kelas : Kodikologi dan Filologi – D


NIM : A92218106

Sinopsis dan Pesan Moral dari Cerita Ramayana

Dahulu terdapat Kerajaan Kosala yang beribu kota Ayodya dan berada di bawah
kekuasaan Dinasti Ikswaku. Kerajaan tersebut sangat makmur dengan pemimpin mereka yakni
Raja Dasaratha. Kemakmukran dan kejayaan tersebut di dengar oleh Raja dari Alengka yakni
Raja Rahwana. Raja Rahwana ini adalah Raja yang zalim dan suka menyengsarakan
masyarakatnya, hal ini sangat berbeda dengan Raja Dasaratha. Di sisi lain Raja Dasaratha sedih
karena belum mendapatkan anak dari ketiga istrinya, lalu mereka pun meminta nasihat kepada
Resi Wasista dan tak lama ketiganya hamil. Dewi Kausalya melahirkan Rama, Dewi Kaikeyi
melahirkan Bharata, Dewi Sumitra melahirkan Laksmana dan Satruguna, mereka semua
tumbuh dengan kasih sayang diantara mereka. Setelah melahirkan Rama, Dewi Kausalya
sangat menyayangi Rama dengan sepenuh hati dan mendidiknya dengan baik. Keempat putra
Raja Dasaratha kemudian menjadi murid Resi Wasista dan mereka berangkat ketengah hutan
untuk memulai pembelajaran dan pengabdian mereka , di pendopo Resi Wasista lah mereka
diajarkan berbagai hal seperti hidup bermanfaat untuk makhluk lain. Setelah menimbah ilmu
cukup lama akhirmya mereka kembali ke kerajaan dan di sambut dengan senang. Lalu setelah
menjadi murid dari Resi Wasista, mereka berempat masih harus berguru lagi, karena ilmu
mereka dianggap kurang sempurna. Lalu Raja Dasaratha memilih Maharesi Wiswamitra untuk
menjadi guru mereka, khususnya Rama dan Laksmana.

Pada suatu hari, ketika Rama dan Laksmana telah beranjak dewasa, mereka mengikuti
sayembara di Kerajaan Mithila yang dilaksanakan untuk mencarikan pendamping bagi Dewi
Sinta. Titah Raja Mithila dalam sayembara ini “Siapapun boleh mengikuti sayembara ini,
angkat busurnya, lalu rentangkan talinya, kemudian patahkan busur tersebut.” Namun sudah
banyak yang mencoba, baik dari kalangan ksatria maupun putra dari kerajaan. Sampai akhirnya
sang Raja mulai menyerah, kemudian setelah beberapa saat, Resi Wasista membisikkan sesuatu
pada Rama dan Rama pun maju untuk mencoba mengangkat busur Bhatara Siwa itu, dan
akhirnya berhasil. Lalu dinikahkanlah Rama dan Sinta. Di Kerajaan Kosala, Raja Dasaratha
yang sudah menua saatnya memilih salah seorang putranya untuk menggangtikannya menjadi
Raja. Pada saat itu, Raja Dasaratha teringat janjinya terhadap istri keduanya yaitu Dewi

1
Kaikeyi, bahwa suatu saat anaknya, Bharata yang akan menjadi raja. Tetapi Raja Dasaratha
malah memilih Rama untuk menggantikan perannya sebagai pemimpin Kerajaan Kosala. Hal
ini menimbulkan kekecewaan di hati Dewi Kaikeyi, Dewi Kaikeyi pun juga sering mengungkit
tentang janji Raja Dasaratha yang pernah di ucapkan padanya. Sehingga sang raja merasa
sangat bersalah dan tertekan. Rama tidak tega melihat sang ayah seperti itu, lalu akhirnya Rama
memutuskan untuk menyerahkan tahta itu kepadan adiknya Bharata dan mengasingkan diri ke
Dandaka bersama Sinta selama 14 tahun.

Raja Dasaratha yang mendengar hal itu, merasa terkejut, dan tak lama setelah Rama
mengasingkan diri, Raja Dasaratha meninggal dunia. Lalu untuk mengisi kekosongan tahta
kerajaan, para petinggi kerajaan sepakat mengangkat Bharata sebagai raja. Tetapi Bharata
menolak, karena dia menganggap bahwa tahta itu adalah milik sang kakak, yaitu Rama.
Bharata menyusul Rama ke hutan Dandaka dan merayu Rama agar mau kembali ke Kerajaan
Kosala. Tetapi Rama tidak mau kembali kesana. Rama tinggal di hutan Dandaka bersama Sinta
dan adiknya, Laksmana. Mereka merasa bahagia hidup di hutan tersebut. Dan atas anjuran Resi
Agastya, mereka pindah ke hutan Pancawati. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan
burung raksasa bernama Jatayu (saudarinya Sampati, putra Aruna). Aruna sendiri adalah
saudara Garuda (tunggangannya Batara Wisnu). Banyak tantangan yang harus dihadapi mereka
bertiga selama hidup di hutan. Mereka harus menghadapi para raksasa yang selama ini
meresahkan kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah Surpanaka, adik kesayangan
Rahwana (Raja Alengka). Dia menggoda Rama, ingin menjadikan Rama sebagai suaminya,
baik dalam keadaan suka ataupun tidak. Surpanaka juga mencaci Sinta dan Laksmana. Karena
Rama telah murka, maka saat itu, Rama mencabut pedangnya dan memotong tangan Surpanaka
hingga ia merasa kesakitan dan lari terbirit-birit.

Surpanaka yang malu dan merasa sakit, akhirnya mengadukan hal tersebut pada
saudaranya yang bernama Kara (penguasa hutan Pancawati). Lalu Kara pun hendak mencari
Rama, Sinta, dan Laksmana untuk di bunuh karena telah lancang memasuki hutan Pancawati
dan menganiaya saudarinya. Kara bersama pasukannya menemukan mereka bertiga, akhirnya
terjadilah pertarungan diantara Kara dan pasukannya dengan Rama dan Laksmana. Saat Rama
tak sanggup lagi menahan panah-panah Kara dan pasukannya, Rama mengangkat busur sakti
Batara Siwa yang dengan dahsyat menghancur leburkan kereta Kara dan pasukannya. Kara pun
kalah, lalu Surpanaka mengadu kepada Rahwana agar membalaskan dendamnya terhadap
Rama. Lalu dengan bantuan Maricha yang mengubah diri menjadi kijang keemasan, berhasil
menculik Sinta dan dibawa ke Alengka. Bahkan burung Jatayu yang berusaha menghalangi

2
pun ikut tewas oleh senjata Rahwana. Dalam perjalanan Rama dan Laksmana yang mencari
Sinta, mereka bertemu dengan pembesar kera yang bernama Sugriwa dan Hanuman.

Mereka menjalin persahabatan dan mulai merencanakan sesuatu untuk membebaskan


Sinta dan melawan Rahwana dengan pasukan kera yang di pimpin oleh Anggada. Atas
petunjuk Sampati, mereka menuju pantai selatan. Sesampainya di Alengka, Hanuman meloncat
dari puncak gunung Mahendra dan berhasil bertemu Sinta, Hanuman juga mengabarkan bahwa
Rama akan segera membebaskan Sinta. Strategi penyerbuanpun disusun, atas saran Wibisana,
adik Rahwana yang memberontak terhadap Rahwana, dibuatlah jembatan menuju Alengka.
Kemudian Rama dan yang lainnya berhasil mengalahkan Rahwana. Dan Wibisana pun
diangkat menjadi raja menggantikan Rahwana. Rama yang meragukan kesucian diri Sinta,
akhirnya ingin menguji Sinta agar membuktikan tentang kesuciannya. Sinta pun meminta
Laksmana membuat api unggun, lalu Sinta berjalan ke arahnya dan teryata Sinta tidak terluka
sedikitpun. Rama dan Sinta dipersatukan kembali, dan Kerajaan Kosala pun dalam keadaan
suka cita.

 Pesan moral yang terkandung didalam cerita ini adalah:


a) Sebagai seorang raja, haruslah memiliki sikap yang adil, jujur, dan bijaksana
serta tidak mendzolimi rakyatnya.
b) Sebagai seorang murid, kita wajib taat dan patuh terhadap guru dan orang tua.
c) Dimanapun kita hidup, dan dari kasta manapun kita terlahir, sebaiknya tetap
bersikap qona’ah (hidup sederhana) dan disiplin.

Anda mungkin juga menyukai