Anda di halaman 1dari 5

Kajian Penilaian Kualitas Air Sungai Dalam Upaya Pengendalian

Pencemaran Air Sungai


(Studi Kasus: Kali Banger – Semarang Timur)
Tia Maulida Nurbaiti *), Sudarno, Titik Istirokhatun
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang

ABSTRACT
Banger River is one of macro-drainage system with a total length of 6,256 kilometers and 524,46 Ha.
During this time Banger received numerous exiles waste from 10 villages which it passes in sub-district Semarang
East. Along with the rising numbers of inhabitants it is possible to load any pollution will be higher. This research
was conducted to find out the current water quality assessment and pollution control efforts in the days come. Water
quality assessment of Banger River done using methods of NSF-IKA, the results show Segment 1, 3 getting category
are blackened, and Segment 2,4 are filthy nasty. Settlement activity is providing input to the highest organic
pollution load of Banger River. SWOT analysis showed the weakness of internal factors and the number of threats
from external factors in Banger River so that it needs endure strategy for controlling pollution that occurred while
continuous trying to.

Keywords: Banger River, Water Quality Assessment, NSF-IKA, SWOT


PENDAHULUAN domestik, dan terlihat pula di bahu jalan pada
Kali Banger merupakan salah satu sistem drainase cakupan wilayah Kali Banger adanya jenis kegiatan
makro dengan wilayah Kota Semarang yang dilintasi UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang dengan
Kali Banger meliputi wilayah Kecamatan Semarang sengaja membuang limbah langsung ke badan sungai.
Timur dengan 10 Kelurahan di dalamnya. Kelurahan Kegiatan ini baik baik langsung maupun tidak
yang termasuk dalam Sistem Drainase Banger adalah langsung akan berpengaruh terhadap kualitas air
Kemijen, Rejomulyo, Mlatibaru, Mlatiharjo, sungai.
Bugangan, Kebon Agung, Sarirejo, Rejosari, Sehubungan hal tersebut strategi pengelolaan air
Karangturi, Karang Tempel dengan jumlah penduduk diperlukan untuk perlindungan dan pelestarian
79,615 jiwa [1]. sumber air. Salah satu upaya pelestarian sumber air
Kali Banger memiliki peranan penting bagi akibat tekanan dari lingkungan yaitu dengan
aktifitas masyarakat. Menurut tata guna lahannya, mengkaji kualitas air dengan metode NSF-IKA [2]
cakupan wilayah Kali Banger didominasi oleh daerah untuk selanjutnya memberikan strategi pengendalian
permukiman warga. Di daerah ini Sistem pencemaran air dengan analisis SWOT [3] dalam
Pembuangan Air Limbah (SPAL) warga masih rangka menjaga dan memulihkan kondisi air sungai
tercampur dengan saluran drainase, di beberapa agar sungai dapat bermanfaat sesuai dengan
cakupan wilayah Kali Banger belum tersedia IPAL peruntukkannya.
*) correspond author
METODOLOGI PENELITIAN Lingkungan Universitas Diponegoro dan Badan
Penelitian ini dilakukan di Kali Banger, Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah untuk
Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang. menganalisis parameter mikrobiologi. Pengambilan
Panjang Kali Banger ± 6,526 km [4] dimulai dari sampel air sungai dilakukan pada tanggal 28 Februari
Jembatan Halmahera, Kelurahan Karang Tempel, 2013.
Kecamatan Semarang Timur sampai dengan Penelitian kualitas air dilakukan dengan membagi
Jembatan Kemijen, Kelurahan Kemijen, Kecamatan 4 segmen dengan 5 titik lokasi pengambilan sampel.
Semarang Timur. Analisis laboratorium untuk Pembagian segmen sungai berdasarkan pada pola
parameter fisika dan kimia dilakukan di penggunaan lahan yang ada dengan tetap
Laboratorium Lingkungan Program Studi Teknik memperhatikan kemudahan akses, biaya, dan waktu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Kualitas Kali Banger

100 TS 2
Konsentrasi BOD, mg/L

90.24
80
60
40
TS 5
20 TS 1 TS 3 TS 4 22.56
15.4 12.15 12.15
0
0 2
Panjang 4
Sungai (km) 6
BOD Baku mutu maks

Gambar 1. Grafik Nilai BOD pada Titik Sampling Kali Banger

60000 TS 1
50000 TS 2
coliform, jmlh/100 mL

47000
40000 TS 3
Konsentrasi fecal

35200 TS 4
20000 24000 TS 5
14000
0
0 2 4 6
Panjang Sungai (km)
Fecal Coliform Baku mutu maks

Gambar 2. Grafik Nilai Fecal Coliform pada Titik Sampling Kali Banger
Berdasarkan hasil pengujian sampel air ke 9 yang berasal dari limbah-limbah organik [5]. Hal ini
parameter berdasarkan nsf-ika, parameter pencemar diduga akibat dari aktivitas permukiman penduduk
yang mendominasi di tiap segmentasi pada Kali yang cukup padat yang mendominasi penggunaan
Banger adalah BOD (Gambar 1), dan fecal coliform lahan sebagai permukiman pada cakupan wilayah
(Gambar 2). Kedua parameter ini merupakan indikasi Kali Banger ini. Aktivitas sehari-hari warga dapat
bahwa pada Kali Banger didominasi oleh padatan menjadi penyumbang besarnya buangan senyawa

*) correspond author
organik berupa buangan sampah organik dapur berupa saluran drainase yang ada di depan rumah
rumah tangga, air cucian, dll. Hal lain yang masing-masing warga, dan pada beberapa titik
mengakibatkan tingginya limbah organik pada Kali pemantauan masih ditemukan peturasan berupa
Banger adalah belum adanya saluran pembuangan cubluk helikopter yang terdapat disepanjang Kali
untuk greywater, kondisi eksisting yang ada Banger, hal ini membuktikan pengelolaan sanitasi
menunjukkan pembuangan greywater masih pada wilayah ini belum terlaksana dengan baik.
dilakukan dengan memanfaatkan saluran umum
Kajian Penilaian Kualitas Air Kali Banger

Skoring NSF-IKA Sangat Buruk


Buruk Sedang
100
Baik Sangat Baik

64 60 58
50 50 46

0
TS 1 TS 2 TS 3 TS 4 TS 5

Gambar 3. Skoring Penilaian Per Titik Sampling Kali Banger


TS 1, 3, dan 4 Kali Banger memperoleh kategori perhitungan ini merupakan debit pada kondisi
tercemar sedang, menunjukkan bahwa perairan ini maksimum Kali Banger.
sudah tercemar namun tidak terlalu mempengaruhi Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa
kegunaan peruntukkan air tersebut. beban pencemaran Kali Banger yang terbesar
Namun, pada TS 2 dan 5 Kali Banger mengalami ditunjukkan oleh parameter padatan terlarut (TDS)
penurunan kualitas air menjadi tercemar buruk. sebesar 19065976 kg/hari dan BOD sebesar 601834
Cemar buruk menjelaskan bahwa titik sampling pada kg/hari. Sedangkan beban pencemaran terendah
Kali Banger ini tidak bisa digunakan lagi sesuai ditunjukkan oleh parameter NO3 sebesar 2331 mg/L.
peruntukannya dan apabila dibiarkan akan timbul Hal ini diakibatkan tidak adanya cakupan lahan
bahaya penggunaan air bagi masyarakat sekitar. pertanian pada wilayah Kali Banger sehingga tidak
Beban Pencemaran Sungai terdapat limbah pupuk pertanian yang dapat
Beban pencemar pada sungai dihitung menyebabkan tingginya nilai konsentrasi NO3 [7] .
berdasarkan jumlah unsur pencemar yang terkandung Beban Pencemaran Penduduk
dalam aliran air sungai dan dipengaruhi oleh debit air Perhitungan beban pencemaran penduduk
sungai [6]. Debit yang digunakan dalam perhitungan dilakukan untuk kondisi pada proyeksi tahun 2013,
diasumsikan konstan di semua segmen yaitu sebesar 2018, 2023, 2028 dan 2033 dengan interval waktu 5
3
46,65 m /detik [4]. Debit yang digunakan dalam tahun.

*) correspond author
1500

1000

500

0
2013 2018
2023 2028
2033
BOD Nitrat Total Phosphat

Gambar 4. Grafik proyeksi beban pencemaran BOD, Nitrat, dan Total Phosphat
Dari perhitungan estimasi beban pencemaran g) Menegaskan sanksi pada permukiman illegal di
BOD, Nitrat, dan Total Phosphat (Gambar 4) dapat sepanjang bantaran sungai
disimpulkan bahwa BOD memberikan beban Kesimpulan
pencemaran tertinggi dibandingkan dengan nitrat dan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah
Total Phosphat. dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
Strategi Pengendalian Pencemaran Perairan Kali sebagai berikut:
Banger 1. Pengaruh kondisi lingkungan di sekitar cakupan
Berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan di wilayah Kali Banger terhadap kualitas air Kali
daerah penelitian, maka dilakukan analisis terhadap Banger pada saat ini terbukti memperburuk
masing-masing indikator analisis SWOT untuk kondisi air Kali Banger. Aktivitas permukiman
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan memberikan masukan beban pencemaran ke Kali
ancaman yang dihadapi dalam upaya pengendalian Banger tertinggi.
pencemaran Kali Banger. 2. Hasil Analisis tingkat kualitas air Kali Banger
Dari strategi-strategi di atas, maka prioritas dengan menggunakan metode NSF-IKA
kebijakan untuk mencegah terjadinya pencemaran air menunjukkan bahwa TS 1, 3, dan 4 memperoleh
dan penurunan kualitas air sehingga air sungai dapat kategori cemar sedang, dan TS 2 dan 5
dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya secara memperoleh kategori cemar buruk.
berkelanjutan sebagai berikut: 3. Strategi pengendalian pencemaran air sebagai
a) Mengadakan inventarisasi dan identifikasi aksi pengelolaan Kali Banger dengan analisis
sumber pencemar air SWOT yang telah dilakukan menunjukkan perlu
b) Adanya pengelolaan limbah adanya strategi bertahan akibat lemahnya faktor
c) Menetapkan Daya Tampung Beban Pencemaran internal dan banyaknya ancaman dari faktor
d) Meningkatkan Pengetahuan dan Partisipasi eksternal pada Kali Banger. Strategi ini dilakukan
Masyarakat Dalam Pengelolaan Limbah sambil terus berupaya mebenahi diri. Perlu
e) Mengadakan Pengawasan Terhadap adanya ketegasan dari pihak Pemerintah terhadap
Pembuangan Air Limbah hukum dan sanksi pembuangan limbah ke badan
f) Mengadakan Pemantauan Kualitas Air Sungai air, perlu adanya pemantauan rutin terhadap

*) correspond author
kualitas air Kali Banger dan juga partsipasi dari DAFTAR PUSTAKA
masyarakat dalam upaya pengendalian [1] Badan Pusat Statistik, 2013
pencemaran air. Semarang Dalam Angka 2013
Saran [2] Astuti, Andry Rani . 2011
1. Saran Akademis, perlu dilakukan kajian beban Studi Penentuan Tingkat Kualitas Air Sungai
limbah nonpoint source dari aktivitas Berdasarkan NSF-IKA (Studi Kasus: Sungai
permukiman secara lebih komprehensif dan Serang, Jawa Tengah). Semarang : Universitas
akurat sesuai dengan kondisi lingkungan biofisik Diponegoro.
dan sosial budaya wilayah berbasis ekosistem [3] Aprianty, Henny. 2008
Daerah Aliran Sungai. Pengendalian Degradasi Sumber Daya Alam
2. Peningkatan peran serta dan pemahaman Pesisir Dengan Metode SWOT (Studi Kasus:
masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan Komunitas Nelayan dan Petambak, Bengkulu).
dan sumber daya air melalui penyuluhan untuk Bogor : Institut Pertanian Bogor.
meningkatkan pemahaman dan perubahan pola [4] Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang.
perilaku masyarakat dengan melibatkan tim [5] Effendi, Hefni. 2003
sanitasi kecamatan, dan pembinaan secara intensif Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber
dan berkelanjutan. Daya Alam dan Lingkungan Perairan.
3. Bagi pemerintah : Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Perlu dilakukan integrasi kebijakan pengendalian [6] Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
pencemaran air dalam penataan ruang melalui Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Tata Laksana
penyusunan pedoman berupa rencan induk/master Pengendalian Pencemaran Air Sungai.
plan pengelolaan sumber daya air berbasis Daerah [7] Agustiningsih, Dyah. 2012.
Aliran Sungai termasuk pembagian peran antar Kajian Kualitas Air Sungai Blukar Kabupaten
instansi. Peningkatan koordinasi antar instansi Kendal Dalam Upaya Pengendalian Pencemaran
yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran Air. Semarang: Universitas Diponegoro.
air melalui penerapan persyaratan prinsip-prinsip
pengendalian pencemaran air terhadap rencana
usaha/kegiatan yang mengajukan perizinan
maupu dalam pelaksanaan program dan kegiatan
di lapangan yang berkaitan dengan pencegahan
pencemaran air.

*) correspond author

Anda mungkin juga menyukai