Anda di halaman 1dari 263

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL

BERBASIS WEBGIS PADA SEBARAN PENCEMARAN


UDARA PRIMER INDUSTRI BESAR
( STUDI KASUS: DKI JAKARTA )

Oleh :
SITI HALIMATUSYA’DIYAH
NIM 1060 9300 3152

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
2011 M / 1433

i
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL
BERBASIS WEBGIS PADA SEBARAN PENCEMARAN
UDARA PRIMER INDUSTRI BESAR
( STUDI KASUS: DKI JAKARTA )

Oleh :
Siti Halimatusya‟diyah
NIM 1060 9300 3152

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
2011 M / 143
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis
Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar ( Studi Kasus : DKI
Jakarta )“ yang ditulis oleh Siti Halimatusya’diyah, NIM 106093003152 telah diuji
dan dinyatakan LULUS dalam sidang munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa, 22 November
2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu ( S1 ) Program Studi Sistem Informasi.

Jakarta, November 2011

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Rizal Bahaweres, M.Kom Arini, M.T

NIP. 197601312009012001

Pembimbing I Pembimbing II

Zainul Arham, M.Si Bakri La Katjong MT. M.Kom

NIP. 1974 0730 200710 1 1002 NIP. 470035764

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Sistem Informasi

Dr.Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nur Aeni Hidayah, MMSI

NIP. 1968011 7200112 1001 NIP. 19750818 200501 2008

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2011

Siti Halimatusya‟diyah

v
ABSTRAK

SITI HALIMATUSYA’DIYAH (106093003152). Rancang Bangun Sistem


Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer
Industri Besar ( Studi Kasus : DKI Jakarta ). Di bawah bimbingan Bapak
ZAINUL ARHAM, M.SI dan Bapak Ir. BAKRI LA KATJONG MT
.M.KOM.
Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta ( BPLH ) sebagai salah
satu instansi pemerintah memberikan pelayanan serta informasi terhadap
lingkungan daerah DKI Jakarta memiliki peran yang sangat penting bagi
masyarakat serta instansi terkait. Dan sub bagian yang ada pada BPLH salah
satunya adalah Data Pencemaran Lingkungan ( DACEM ) ini belum memiliki
suatu sistem informasi yang interaktif yang dapat memberikan informasi
mengenai lokasi industri serta pencemaran secara keruangan ( spasial ) dengan
cepat dan mudah. Selain itu, BPLH belum mempunyai sistem yang
terkomputerisasi dan terintegrasi sehingga masih dijalankan secara manual yang
menyebabkan kurang efektif dan efisien.Sistem informasi tersebut dibutuhkan
untuk memudahkan instansi-instansi terkait serta masyarakat secara cepat tentang
keadaan lingkungan di DKI Jakarta. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.24 Pasal 7 Tahun 2009 tentang ketentuan lokasi kawasan
industri dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.24 Pasal 23 Ayat 1 dan
2 Tahun 2009 tentang upaya pengelolaan lingkungan dan pengelolaan limbah
bahan berbahaya serta dampak lingkungan. Metodologi penelitian yang digunakan
penulis adalah System Development Life Cycle (SDLC) waterfall, terdiri dari
rekayasa sistem, analisis, perancangan, dan pemrograman. Sistem ini
dikembangkan menggunakan Arcview 3.3 untuk pengolahan data spasial, ALOV
Map versi 0.97 sebagai aplikasi webGIS yang berisi java, MySQL sebagai basis
data, PHP sebagai bahasa pemograman. Hasil yang dicapai berupa sistem
informasi spasial berbasis web yang disajikan dalam dua tema yaitu sebaran lokasi
industri serta sebaran pencemaran SO2 dan NO2 terhadap baku emisi cerobong.
Selain itu informasi terhadap informasi data nonspasial yang dapat dimanfaatkan
oleh pihak terkait dengan cepat dan terintegrasi.

V Bab + 169 Halaman + Daftar Pustaka + 59 Gambar + 46 Tabel + Lampiran

Kata kunci: Sistem Informasi Spasial , System Development Life Cycle (SDLC),
BPLH, Industri ,Pencemaran, Alov Map.
Pustaka acuan (32, 1989-2008)

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada

junjungan baginda Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya,

semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafa‟at di akhirat

kelak. Amin .

Adapun judul penulisan skripsi ini adalah “Rancang Bangun Sistem

Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer

Industri Besar ( Studi Kasus : DKI Jakarta ) “. Pada penulisan skripsi ini

penulis menyadari masih belum sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan

dan pengalaman penulis.

Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang

memberikan dukungan , bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis.

Oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr.Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah sebagai Ketua Program Studi Sistem Informasi.
vii
3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah

memberikan segala daya dan upaya untuk memudahkan penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Bakri La Katjong, MT, M.Kom selaku dosen pembimbing, yang

dengan sabar serta perhatian memberikan masukan kepada penulis.

5. Ibu Rahmawati, selaku kepala bagian data pencemaran lingkungan, yang

dengan bijaksana telah membantu penulis dalam mendapatkan segala

informasi serta data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

6. Bapak Domo dari PT. EXSAMAP yang dengan ikhlas serta kerendahan

hatinya membantu dalam menyediakan data - data peta.

7. Guru Besar dan tercinta Tubagus Wahyudi yang selalu memberikan

inspirasi dan semangat kepada penulis. Semoga kesehatan selalu di

limpahkan. Amin

8. Kedua Orang Tua ku yang tidak pernah lepas berdoa mendukung penulis

untuk bisa menyelesaikan penelitian ini, serta terima kasih untuk segala

materi yang selama ini diberikan hingga akhir.

9. Teman-teman super seperjuangan GIS 2006 yang selalu saling membahu

dan memberikan semangat kepada sesama.

10. Seluruh teman Kahfi BBC School, BEMF 2010 yang telah memberikan

doa dan dukungannya selalu.

11. Special buat teman, kakak yang luar biasa ( Cosmas, Aldi, Fina, Eby,

Robby, ka Ichal, ka Semmy ) yang selalu setia mendengarkan suka duka

penulis dan kata-kata motivasinya.

viii
12. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang

penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan yang

telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penelitian ini dapat

dipahami dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Maaf atas segala

kekhilafan.

Jakarta, Desember 2011

Siti Halimatusya‟diyah

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ..x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii

DAFTAR SIMBOL ...................................................................................... xxi

DAFTAR ISTILAH ..................................................................................... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah............................................................................ 6

1.4 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 7

1.4.1 Tujuan.................................................................................. 7

1.4.2 Manfaat................................................................................ 8

1.5 Metode Penelitian ......................................................................... 10

1.5.1 Metode Pengumpulan Data................................................. 10

x
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem............................................ 11

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi .................................................... 14

2.1.1 Pengertian Sistem .............................................................. 14

2.1.2 Karakteristik Sistem .......................................................... 14

2.1.3 Pengertian Data dan Informasi............................................ 16

2.1.4 Nilai dan Kualitas Informasi............................................... 17

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi............................................... 19

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis .......... ....................... 19

2.2.1 Pengertian Geografi .......................................................... 20

2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis ............................ 21

2.2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografis .............................. 22

2.2.4 Data Pada SIG ................................................................... 24

2.2.5 Konsep Model Data Spasial Pada SIG.............................. 25

2.2.6 Komponen SIG................................................................. 28

2.3 Kegunaan Sistem Informasi Geografis .......... ............................. 29

2.4 Peta dan Pemetaan ....................................................................... 30

2.4.1 Skala Peta ........................................................................... 31

2.4.2 Komponen Peta ................................................................. 32

2.4.3 Simbolisasi Peta ................................................................ 35

2.5 Sistem Proyeksi ................................................................ 36

xi
2.6 Aplikasi SIG dalam Web .............................................................. 37

2.7 Model Pengembangan Sistem Development Life Cycle ............... 40

2.8 Tool Analysis dan Design Sistem Informasi ................................ 44

2.8.1 Bagan Alir ....................................................................... 44

2.8.2 Data Flow Diagram ......................................................... 44

2.8.3 Simbol Data Flow Diagram ............................................ 46

2.8.4 Kamus Data .................................. ..................................... 47

2.9 Perancangan Basis Data .............................................................. . 49

2.9.1 Entity Relationship Diagram ( ERD ) ................................ 49

2.9.2 Normalisasi ........................................................................ 52

2.10 Definisi Perancangan .................................................................... 53

2.11 Perangkat Lunak Dalam Pembuatan Sistem ...... ....................... 54

2.11.1 PHP …………………………………………………… 54

2.11.2 ALOV ............................................................................... 55

2.11.3 Macromedia Dreamweaver .............................................. 57

2.12 Industri ................... ...................................................................... 57

2.13 Klasifikasi Industri ................... .................................................... 59

2.14 Polutan Pencemaran Udara .......................................................... 61

2.14.1 Sulfur Dioksida ( SO2 ) .................................................... 62

2.14.2 Nitrogen Oksida ( NO2 ) .................................................. 65

2.15 Baku Mutu Emisi ......................................................................... 67

2.16 Interpolasi .................................................................................. 68

2.16.1 Konsep Interpolasi ........................................................... 69

xii
2.16.2 Jenis Interpolasi ................................................................ 70

2.16.3 Interpolasi Citra Digital ................................................... 73

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 75

3.2 Bahan dan Perangkat Penelitian ................................................... 76

3.2.1 Bahan ............................................................................... 76

3.2.2 Perangkat ......................................................................... 77

3.2.3 Tahap Penelitian .............................................................. 78

3.3 Metode Penelitian ....................................................................... 79

3.3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................ 79

3.4 Metode Pengembangan Sistem .................................................. 81

3.4.1 Tahap Rekayasa dan Perencanaan .................................... 84

3.4.2 Tahap Analisa Sistem ...................................................... 85

3.4.3 Tahap Perancangan ( desain ) ......................................... 85

3.4.4 Tahap Pemograman ......................................................... 86

3.4.5 Tahap Pengujian ( testing ) ............................................. 87

3.4.6 Tahap Pemeliharaan ........................................................ 89

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahap Rekayasa dan Perencanaan ................................................. 90

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan ..................................................... 91

4.1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 92

4.2 Analisa Sistem................................................................................ 93

xiii
4.2.1 Profil Daerah Penelitian .................................................... 93

4.2.2 Profil BPLH DKI Jakarta ............................................... 95

4.2.3 Sistem Yang Berjalan ......................................................... 96

4.2.4 Sistem Yang Diusulkan ...................................................... 97

4.3 Perancangan Sistem .................................................................... 98

4.3.1 Desain Arsitektur ( Data Flow Diagram) ........................... 98

4.3.2 Desain Basis Data ........................................................... 113

4.3.2.1 Desain Kamus Data .................................... 114

4.3.2.2 Entity Relationship Diagram ( ERD ) ...... 115

4.3.2.3 Struktur Data ............................................ 123

4.3.3 Perancanagan Interface ...................................................... 138

4.3.3.1 Perancangan Menu Layar ........................... 138

4.3.3.2 Perancangan State Transition Diagram ...... 139

4.3.3.3 Perancangan Antar Muka ......................... 143

4.3.3.4 Analisis Sebaran Polutan (SO2 dan NO2) ... 156

4.3.4 Pemograman ( coding ) ...................................................... 160

4.3.5 Pengujian Sistem ................................................................ 161

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................... 165

5.2 Saran ...................................................................................... 166

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 168

xiv
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN
1.1 Grafik Jumlah Industri……………………………………………...2
2.1 Data Dan Informasi...........................................................................17

2.2 Ilustrasi Sub – Sistem SIG………………………………………...23

2.3 Model Data Raster…………………………………………………25

2.4 Koordinat Pada Model Raster...........................................................26

2.5. Struktur Data SIG (a) Vektor dan (b) Raster……………………...27

2.6. Skala Grafik......................................................................................32

2.7 Komponen Peta.................................................................................34

2.8. Arsitektur Umum Aplikasi Peta Berbasis Web................................38

2.9. Model Waterfall……………………………………………………42

2.10 Contoh Tabel Data Interpolasi….…………………………………70

2.11Ilustrasi Hasil Proses Interpolasi Linear,Polinomial dan Spline...…73

2.12 Ilustrasi Interpolasi Citra Digital…..………………………………74

2.13 Degrasi Citra Setelah Proses Rotasi….……………………………74

3.1 Diagram Alur Penelitian…………………………….…………...…78

3.2 Pengembangan Sistem Dengan Model Waterfall……………….…..82

4.1 Diagram Konteks…………………………………………………..99

4.2 Diagram Nol Usulan……………………………………………….101

4.3 DFD Level 1 Proses 2.0 Pengolahan Peta……………………….105

4.4 DFD level 1 Proses 3.0 Monitoring Industri……………………...107


.
4.5 DFD level 2 Proses 4.0 Pengisian Buku Tamu……………………110
xv
4.6 DFD level 2 Proses 2.1 Pencarian Peta………………………………...111

4.7 DFD Level 2 Proses 2.2 Pengolahan Peta………………………..........112

4.8 Bentuk Normal Pertama (1NF)…………………………………..… …118

4.9 Bentuk Normal Kedua (2NF)…………………………………….. .. ...121

4.10 Normalisasi Tahap 3…………………………………………..……..122

4.11 Rancangan Stuktur Menu SIPERSIB..................................................138

4.12 STD Layar Utama SIPERSIB……………………………………….139

4.13 STD Menu GIS INDUSTRI………………………………………...140

4.14 STD Menu INDUSTRI JAKARTA………………………………...140

4.15 STD Menu PENGETAHUAN………………………………...……141

4.16 STD Menu WEBSITE……………………………………………….141

4.17 STD Menu Buku Tamu……………………………………………...142

4.18 STD Menu Register User……............................................................142

4.19 Halaman Layar Utama / Index............................................................143

4.20 Halaman Layar GIS Industri download peta.......................................144

4.21 Halaman Layar GIS Industri...............................................................144

4.22 Halaman Layar Industri Jakarta – Administrasi.................................145

4.23 Halaman Layar Industri Jakarta – Industri.........................................145

4.24 Halaman Layar Industri Jakarta – Cerobong......................................146

4.25 Halaman Layar Industri Jakarta – Pencemaran...................................146

4.26 Halaman Layar Pengetahuan..............................................................147

4.27 Halaman Layar Website Terkait………………………………...…..147

4.28 Halaman Layar Buku Tamu………………………………….……..148


xvi
4.29 Halaman Layar Register User ……………………………….……..148

4.30 Halaman Layar Profil ……….……………………………….……..149

4.31 Halaman Layar Upload Data ..……………………………….……..149

4.32 Halaman Layar Login Admin dan User ….………………...……….150

4.33 Halaman Layar Utama Admin............................................................150

4.34 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – view administrasi.............151

4.35 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – edit administrasi .............151

4.36 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – view industri....................152

4.37 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – input industri...................152

4.38 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – view cerobong............... 153

4.39 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – input cerobong.............. 153

4.40 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – view pencemaran.......... 154

4.41 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – input pencemaran......... 154

4.42 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – Laporan......................... 155

4.43 Halaman Layar Buku Tamu Admin................................................ 155

xvii
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1 Komponen Pencemaran Udara………………………………………….62

2.2 Baku Mutu Emisi…………………………………………………….…68

3.1 Pengujian Metode White Box………………………………………...…88

4.1 Alur Proses Diagram Konteks..................................................................100

4.2 Verifikasi Data …………………………………………………...…..…102

4.3 Pengolahan Peta…………………………………………..…………..…102

4.4 Monitoring Industri…………………………………………………….. 103

4.5 Pengisian Buku Tamu………………………………………………...…104

4.6 Pencarian Peta………………………………………………...……...…105

4.7 Proses Pengolahan Data Peta…………………………………………...106

4.8 Proses Edit Monitoring Industri………………...……………………... 107

4.9 Proses Hapus Monitoring Industri………………………..……………108

4.10 Proses Pengumpulan Monitoring Industri……………………..………109

4.11 Proses Pengisian Buku Tamu…………………………………………110

xviii
4.12 Proses Pilih Tema Peta…………………………………..……………111

4.13 Proses Edit Data Peta…………………………………………….……112

4.14 Proses Hapus Data Peta Kawasan………………………………….…113

4.15 Kamus Data……………………………………………...……………114

4.16 Bentuk Tidak Normal……………………………………………...…116

4.17 Tabel Admin…………………………………………………….……123

4.18 Tabel Buku ………………………………………………………..…124

4.19 Tabel Pencemaran…………………………………….………….……124

4.20 Tabel Cerobong……………………………………………....………126

4.21 Tabel Administrasi…………………………………………..…….…126

4.22 Tabel Industri………………………………………………..………127

4.23 Tabel Dpeta……………………………………………………..……128

4.24 Tabel User……….……………………..……………………………129

4.25 Tabel Upload….……………………………………………………..129

4.27 Tema Kecamatan Spasial.………………………………………..… 130

4.28 Tabel Sungai…………………………………………………………131

4.29 Tabel Landuse…………………………………………………..….. 132

xix
4.30 Tabel SOK9………... .……………………………………………… 132

4.31 Tabel SOK10………... .…………………………………………..… 133

4.32 Tabel SOB9………... .……………………………………………… 134

4.33 Tabel SOB10………... .…………………………………………..… 134

4.34 Tabel NOK9………... .…………………………………………..…. 135

4.35 Tabel NOK10………... .…………………………………………... 136

4.36 Tabel NOB9………... .…………………………………………..… 137

4.37 Tabel NOB10………... .…………………………………………… 137

4.38 Tabel Cerobong Proses......................................................................156

4.39 Tabel Periode Pemantauan.................................................................157

4.40 Tabel Interval Nilai SO2 ...................................................................157

4.41 Tabel Interval Nilai NO2 ..................................................................158

4.42 Tabel Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 DKI Jakarta Tahun 2009.....159

4.43 Tabel Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 DKI Jakarta Tahun 2010.....160

4.44 Tabel Pengujian Metode Black Box..................................................162

xx
DAFTAR SIMBOL

1. Simbol dan Notasi DFD (Whitten, 2004)


Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco

Agen Eksternal

Process
(Proses)

Data Flow
(Aliran Data)

Data Store
(Simpanan Data)

2. Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram (Abdul Kadir, 2009)


No Simbol Keterangan

1. Entitas

2. Atribut

3. Hubungan

xxi
4. Link

5.
………..
Penghubung

3. Simbol Notasi Kamus Data (Jogiyanto, 2005)


Notasi Keterangan

Terdiri dari
=

AND
+
Salah satu elemen dari (memilih salah satu dari
[]
elemen-elemen data di dalam kurung brachet ini)
Sama dengan simbol [ ]
|
Iterasi (elemen data di dalam kurung brace
M{}M
beriterasi mulai minimum N kali dan maksimum M
kali)
optional (elemen data di dalam kurung parenthesis
()
sifatnya optional, dapat ada dan dapat tidak ada)
Keterangan setelah tanda ini adalah komentar
*

DAFTAR ISTILAH
xxii
No. Istilah Keterangan

1 UTM Singkatan dari Universal Transverse

Mercator adalah sistem koordinat yang

sudah diproyeksikan (Transverse

Mercartor) dengan membagi bumi menjadi

60 zona yang berbeda.

2 Sistem Informasi Sekumpulan komponen – komponen yang

saling berhubungan dan bekerja sama untuk

mengumpulkan, memproses, menyimpan,

dan mendistribusikan informasi terkait

untuk mendukung proses pengambilan

keputusan, koordinasi, dan pengendalian.

3 Sistem Informasi Geografis Sistem informasi yang dirancang untuk

bekerja dengan data yang tereferensi secara

spasial atau koordinat geografi

4 Perancangan Proses dimana keperluan pengguna dirubah

ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan

atau kedalam spesifikasi pada komputer

yang berdasarkan pada sistem informasi

5 Industri Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

mentah, bahan baku, barang setengah jadi,

dan/atau barang jadi menjadi barang dengan

xxiii
nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang

bangun dan perekayasaan Industri

6 Baku Mutu Emisi batas kadar yang diperkenankan bagi zat

atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari

sumber pencemar ke udara dengan tidak

mengakibatkan dilampauinya baku mutu

udara ambien.

xxiv
xxv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi dan kehidupan masyarakat khususnya di

Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan terhadap pola kehidupan

masyarakat pada suatu daerah. Jumlah populasi yang semakin bertambah,

industri – industri yang semakin berkembang di berbagai daerah khususnya di

perkotaan membawa suatu perubahan terhadap kondisi alam dan pola kehidupan

makhluk di bumi. Keadaaan alam yang memburuk akibat perkembangan

teknologi serta aktifitas manusia diperlukan suatu perhatian khusus. DKI Jakarta

dengan jumlah penduduk sebesar 9.588,2 ribu jiwa yang menempati areal seluas

662,33 km2, dengan semakin berkembang pembangunan sehingga tidak

menyisakan tempat sebagai Ruang Terbuka Hijau ( RTH ).

Gambar 1.1 Grafik Jumlah Industri

( Sumber : Badan Pusat Statistik DKI Jakarta )


1
Semakin tinggi aktivitas ekonomi khususnya dari sektor industri

mempunyai kontribusi terhadap dampak pencemaran serta kerusakan lingkungan

hidup. Salah satu perubahan alam yang terkena dampak adalah perubahan

unsur – unsur iklim yang terjadi di pusat kota dengan wilayah lain di sekitarnya.

Perubahan iklim tersebut diantaranya perubahan suhu udara yang terjadi pada

suatu daerah. Suhu udara yang merupakan hasil dari pencemaran udara telah

terjadi dan dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia.

Banyaknya pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan manusia yaitu salah

satunya adalah sektor industri membuat tingkat pencemaran udara khususnya di

perkotaan meningkat. Dan industri menjadi salah satu faktor meningkatnya

pencemaran udara yang berasal dari cerobong – cerobong asap industri, sisa dari

bahan baku pengolahan, memberikan dampak buruk disamping hasil yang

diproduksinya. Menurut laporan BPLH tahun 2006, potensi pencemaran udara

berupa debu ( total partikel ) terbesar berasal dari sumber tidak bergerak yaitu

industri sebesar 56.650,09 per tahun ( 70,37 % ) ; SO2 ( Sulfur Dioksida ) tertinggi

berasal dari sumber tidak bergerak yaitu 403.523,25 ton per tahun ( 78,32% );

NO2 yaitu 27.079,72 ton per tahun ( 62,2 % ) ( BPLH , 2006 ). Dari data tersebut

terlihat bahwa kedua sumber pencemaran tersebut memiliki kandungan besar di

udara. SO2 serta NO2 yang dihasilkan dari sisa-sisa pembakaran bahan baku

industri sehingga menghasilkan asap,bau dan debu ini yang dikeluarkan melalui

cerobong-cerobong asap setiap industri. Oleh karena itu, dengan batas baku emisi

cerobong pada masing-masing zat SO2 dan NO2 tersebut perlu diketahui jumlah

kadar kandungannya.

2
Dalam pembangunan industri disuatu kawasan perlu memperhatikan

keselarasan terhadap lingkungan sekitar dengan menghindari kerusakan dan

pencemaran lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No.24 Pasal 23 Ayat 1 dan 2 Tahun 2009 tentang kewajiban perusahaan industri

di kawasan industri, yang berisi tentang upaya pengelolaan lingkungan dan

pengelolaan limbah bahan berbahaya serta dampak lingkungan. DKI Jakarta yang

menjadi pusat dari pemerintahan harus dapat mengelola keseluruhan hal tersebut.

Berdirinya lokasi -lokasi industri yang tersebar di DKI Jakarta yang semakin

banyak sebagai suatu perkembangan aktivitas kota di suatu daerah mengharuskan

suatu tindakan cepat dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ditimbulkan

dari satu sektor, terutama dalam penentuan lokasi industri, jenis industri, bahan

serta dampak negatif yang mungkin akan terjadi. Pada Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No.24 Pasal 7 Bab II Tahun 2009 tentang pembangunan,

peraturan, pembinaan, dan pengembangan kawasan industri, masih terdapat

industri yang tersebar didaerah dekat pemukiman bukan di daerah kawasan

industri sehingga menimbulkan banyak dampak bagi masyarakat sekitar. Hal

tersebut tidak terlepas dari faktor fisik yang mendukung keseluruhan industri

seperti komponen - komponen, bahan baku, sumber daya energi serta iklim

dengan segala proses ilmiahnya.

BPLH sebagai salah satu badan yang memantau perkembangan lingkungan

wilayah DKI Jakarta melakukan berbagi upaya dalam mengatasi lingkungan

hidup. Dan diantaranya adalah terkait dengan pertumbuhan industri , kegiatan

yang dilakukan industri, dampak pencemaran yang di akibatkan serta masalah

pencemaran udara yang terjadi di DKI Jakarta. Dalam proses pemantauan

perkembangan lingkungan tersebut masih terdapat beberapa kekurangan, terutama


3
dalam hal pendataan serta penyampaian informasi akan industri dan pencemaran

yang terjadi di DKI Jakarta berupa hardcopy dan data analog sehingga informasi

tidak tersebar secara merata kepada masyarakat. Dengan perkembangan teknologi,

khususnya dunia internet menyebabkan banyaknya aplikasi yang dibuat untuk

dapat berjalan pada jaringan internet, dan salah satu aplikasi tersebut adalah

aplikasi yang berhubungan dengan pemetaan berbasis web. Dari data - data

industri besar serta kandungan pencemaran udara yang dimiliki oleh BPLH maka

penulis melakukan suatu perancangan dan membuat suatu sistem pemantauan

berbasis web tentang sebaran lokasi - lokasi industri besar yang ada di DKI

Jakarta serta kandungan kimia yang menjadi salah satu faktor pencemaran udara

ke dalam sebuah aplikasi pemetaan spasial berbasis web yang dapat berjalan pada

jaringan internet. Dengan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian

dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis

Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar ( Studi Kasus :

DKI Jakarta ) “ guna memenuhi kebutuhan spasial bagi masyarakat.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi

diantaranya:

1. Bagaimana merancang sistem informasi spasial sebaran lokasi industri

besar di DKI Jakarta yang berada dalam pengawasan BPLH.

2. Bagaimana memonitor kondisi data-data BPLH yang berupa data

administrasi ,cerobong ,industri serta pencemaran yang ada di wilayah

DKI Jakarta.
4
3. Informasi apa saja yang dapat di tampilkan dari pemetaan sebaran

pencemaran udara primer industri besar.

4. Dibutuhkan suatu model basis data dan sistem informasi spasial

industri besar yang saling terkait satu sama lain.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membahas bagaimana merancang sistem

infomasi spasial sebaran pencemaran udara primer industri besar, dengan batasan

masalah sebagai berikut :

1. Wilayah yang diteliti difokuskan pada batas administratif DKI Jakarta

tidak termasuk wilayah Kepulauan Seribu.

2. Data - data yang digunakan adalah data industri besar dan data

pencemaran udara terhadap baku emisi cerobong gas SO2 serta NO2

yang terdapat pada Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta

( BPLH ) tahun 2009 - 2010.

3. Sistem informasi spasial ini mencakup sebaran lokasi-lokasi industri

besar di DKI Jakarta serta sebaran gas SO2 dan NO2 terhadap baku

mutu emisi.

4. Metode pengembangan sistem menggunakan metode SDLC

( Sistem Development Life Cycle ) - Waterfall.

5. Tools yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah ArcView

versi 3.3, bahasa pemrogramman PHP 5.3.0, program aplikasi ALOV

0.57 untuk menampilkan data spasial, PHPMyadmin versi 5.3.0 sebagai

interface berbasis web yang dapat meng-administrasi mysql dan

5
apache, Dreamweaver 8 sebagai text editor, Mozila Firefox sebagai

Web Browser.

6. Data spasial yang digunakan memiliki format Shapefile ( *.Shp )

7. Aplikasi merupakan aplikasi stand-alone untuk lingkungan internal

BPLH.

8. Dan tidak mencakup tentang keamanan jaringan.

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan

A. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menyediakan

sebuah sistem informasi spasial berbasis web mengenai sebaran

industri besar di DKI Jakarta beserta data - data pencemaran gas

emisi SO2 dan NO2 pada masing - masing industri untuk dijadikan

alat mengvisualisasi penyebaran industri dan tingkat pencemaran

emisi udara pada cerobong industri.

B. Tujuan Khusus

Secara khusus,tujuan penelitian ini adalah

1. Melakukan proses analisis interpolasi terhadap data

pencemaran udara gas emisi SO2 dan NO2.

2. Mengkonversi data-data nonspasial ke dalam sebuah data

poin serta geoprocessing data.

3. Membangun aplikasi basis data berbasis web.

4. Proses webmapping terhadap industri besar di DKI Jakarta.

Desain interface hasil webmapping ke dalam halaman web.

6
1.4.2 Manfaat

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengspasialkan

data - data yang dimiliki oleh BPLH DKI Jakarta agar dengan mudah

memantau sebaran data - data industri serta pencemaran udara khususnya

terhadap gas emisi SO2 dan NO2. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis

a. Menambah wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan

tentang cara perancangan webgis.

b. Dapat mengetahui proses pengolahan data atribut.

c. Dapat menggunakan tools hardware dan software

pengembangan web tersebut.

d. Membuat suatu website berbasis spasial untuk industri

besar serta pencemaran udara primer.

e. Dapat mengetahui cara mengintegrasikan webmapping.

2. Bagi Instansi dan Pemerintah

a. Memberikan alternatif penunjang dalam monitoring

jumlah industri besar yang berada dalam pengawasan

BPLH.

b. Membantu pemerintah khususnya BPLH dalam

memberikan informasi kepada masyarakat tentang

keberadaan titik industri besar serta pencemaran udara

primer berbasis web.

c. Sebagai bahan penunjang pemerintah dalam mengambil

keputusan kesesuaian kawasan industri.

7
d. Mempermudah pengelolaan terhadap data-data industri

yang berada dalam pengawasan BPLH serta data-data

pencemaran udara primer yang dihasilkan.

3. Manfaat bagi Masyarakat Umum

a. Memberikan informasi spasial secara detail kepada

masyarakat akan industri-industri besar serta

pencemaran emisi udara yang berada di bawah

pengawasan BPLH.

b. Memudahkan masyarakat dalam mendapatkan

informasi tentang alamat industri besar serta kegiatan di

dalam industri berupa pengecekan terhadap cerobong-

cerobong industri.

4. Manfaat bagi Industri

a. Industri dapat memberikan laporan terhadap data-data

pencemaran hasil pemeriksaan cerobong secara

online.

b. Adanya informasi data pencemaran baku emisi

cerobong hasil pemeriksaan pihak BPLH.

c. Industri dapat mengetahui visualisasi terhadap gas

emisi yang dihasilkan cerobong khususnya SO2 dan

NO2.

d. Industri dapat memiliki database sendiri terhadap

data-data hasil pencemaran.

8
e. Industri dan BPLH dapat lebih cepat dan efisien

dalam pelaporan terhadap data - data industri dan

pemeriksaan cerobong.

1.5 Metode Penelitian

Pada penulisan skripsi ini diperlukan data dan informasi yang lengkap guna

mendukung penelitian, metodologi tersebut diantaranya :

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

a. Metode Kepustakaan

Menelaah dan mempelajari teori-teori serta materi bacaan lainnya, yang

dapat memberi informasi sesuai dengan topik kajian dalam pembuatan

skripsi, sehingga kajian tersebut menjadi lengkap sesuai yang

diharapkan.

b. Metode Wawancara

Dilakukan dengan cara mewawancarai seseorang yang ahli dalam

bidangnya atau melakukan diskusi dengan orang-orang yang mengerti

terhadap materi bahasan supaya mendapatkan bahan masukan dan data

pendukung untuk penyusunan skripsi ini. Dengan melakukan

wawancara secara terstruktur yaitu memberikan beberapa pertanyaan

secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan disusun sebelumnya.

c. Metode Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan informasi dengan cara

pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian, yaitu

mengumpulkan dan menelaah data - data permasalahan pada instansi

9
terkait. Dalam proses pengumpulan data yang sesuai dengan sifat

penelitian ini, maka metode observasi partisipatif yang digunakan

penulis, karena penulis melakukan pengamatan secara langsung yang

disebut pengamatan terlibat. Penulis sebagai instrumen dan alat dalam

melakukan penelitian ini, maka penulis pun mencari data sendiri

dengan terjun langsung atau mengamati serta mencari beberapa

informasi ke beberapa narasumber yang telah ditentukan sebagai

sumber data.

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode System Development life Cycle ( SDLC ) merupakan suatu

metodologi umum yang digunakan dalam pengembangan suatu sistem untuk

menganalisis, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem

informasi.

1. Rekayasa Sistem.

2. Analisis Sistem ( Sistem Analysis ).

3. Perancangan Sistem ( Sistem Design ).

4. Pemograman Sistem ( Coding ).

5. Pengujian ( Testing ).

6. Operasi dan Pemeliharaan Sistem ( Sistem Operation

and Support ).

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini , pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab,

yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:


10
BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab yaitu : Latar Belakang,

Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penulisan, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang berkaitan

dan digunakan sebagai landasan atau dasar penulisan skripsi ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan penulis, baik

itu metode pengumpulan data maupun metode pengembangan

sistem.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan sistem aplikasi dan

implementasinya menggunakan beberapa tahap dari metode

pengembangan sistem yang dipilih

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berkenaan dengan

hasil pembahasan masalah yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir

ini serta beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Secara umum, sistem merupakan sebagai sekumpulan objek ,ide, berikut

saling keterkaitannya ( inter-relasi ) di dalam ( usaha ) mencapai suatu tujuan (

atau sasaran bersama tertentu ) ( Prahasta, 2009 : 89 ).

Dalam arti lain, sistem sebagai kumpulan komponen yang saling

berhubungan satu sama lain yang dapat bekerja sama secara harmonis untuk

mencapai suatu tujuan.

Lebih lanjut menurut Jerry Fith Gerald ( Mulyanto, 2009:2 )

mendefinisikan sistem adalah ” jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

”.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik yaitu komponen atau

elemen ( component ), batas sistem ( boundary ), lingkungan luar sistem (

enviroments ), penghubung ( interface ), masukan ( input ) , pengolahan ( process

), keluaran ( output ), sasaran ( objectives ) atau tujuan ( goal ) ( Mulyanto, 2009 :

2 ).

12
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerja sama

membentuk satu kesatuan. Suatu sistem yang merupakan salah satu dari

komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem ,

sedangkan sistem yang lebih besar disebut sebagai lingkungan sistem. Dalam

suatu lingkungan sistem terdapat suatu batasan-batasan, dan batas sistem

merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang

lainnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu

kesatuan yang memiliki ruang lingkup dari sistem. Lingkungan luar sistem adalah

apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

Penghubung sistem sebagai media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem lain. Masukan sistem yang berupa energi yang dimasukan

kedalam sistem sebagai bahan untuk pengolahan yang menghasilkan suatu

keluaran. Dan keluaran sistem sendiri adalah hasil dari suatu pemprosesan yang

dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sisa

pembuangan. Pengolahan sistem menjadi bagian dalam melakukan perubahan

dari masukan menjadi keluaran yang di inginkan. Dan dalam sistem informasi

pengolahan ini dapat berupa operasi-operasi perhitungan. Dan terakhir dalam

karakteristik suatu sistem adanya sasaran sistem yang menjadikan suatu sistem

memiliki arah terhadap proses yang telah dilakukan.

2.1.3 Pengertian Data Dan Informasi

Data merupakan representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek

seperti manusia, hewan, konsep, keadaan yang direkam dalam bentuk angka,

huruf, simbol, teks, gambar, bunyi ( Mulyanto, 2009 : 16 ). Dengan kata lain, data

merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang

13
nyata.Disimpulkan bahwa data merupakan bahan mentah yang akan di proses

untuk menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai.

Beberapa definisi informasi dijelaskan menurut McFadden, dkk

( 1999 ) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian

rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang untuk menggunakan data

tersebut.( Kadir, 2003 : 31 ).

Menurut Davis ( 1999 ), informasi adalah data yang telah diolah

menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat

dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. ( Kadir, 2009

: 31 ).

Dapat disimpulkan bahwa informasi bermuara pada suatu data, yang

dapat memberikan suatu nilai tambah atau pengetahuan bagi siapa pun

penggunanya dan digunakan sebagai pengambil keputusan.

Informasi sering dinyatakan adalah sebagai hasil dari pemrosesan data.

Proses tersebut dapat berupa peringkasan, pereratan, penyajian ke bentuk grafik,

ataupun yang lainnya, dengan tujuan untuk memudahkan interpretasi manusia.

Proses

Data Informasi

Peringkasan , Pererataan , penyajian grafik, dll.

Gambar 2.1 data dan informasi ( Sumber: Kadir, 2009 : 5 )

14
2.1.4 Nilai Dan Kualitas Informasi

Nilai suatu informasi sangat berhubungan sekali dengan keputusan. Suatu

informasi dapat sangat berguna jika dapat membantu dalam proses pengambilan

keputusan dalam suatu perusahaan atau organisasi. Keputusan yang dihasilkan baik

berupa keputusan yang sederhana maupun keputusan strategis jangka panjang informasi

tersebut. Menurut Mulyanto ( 2009 : 20 ) bahwa dalam mengukur nilai sebuah informasi

dapat ditentukan oleh dua hal pokok yaitu manfaat ( benefit ) dan biaya ( cost ). Suatu

informasi dikatakan bernilai, bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya

untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya

dengan suatu nilai , tetapi dapat ditaksir dengan nilai efektifitasnya.

Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan

dapat dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya apabila

informasi tersebut kurang memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, maka

informasi tersebut dikatakan bernilai rendah.

Sedangkan kualitas informasi sangat ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi

( accuracy ) , relevansi ( relevancy ) , dan tepat waktu ( timelines ) ( Mulyanto ,

2009 : 20 ).

a. Akurasi ( accuracy )

Informasi dikatakan akurat jika tidak bias serta bebas dari kesalahan –

kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat waktu ( timeliness )

Suatu informasi yang dihasilkan dari proses pengolahan data harus memiliki

ketepatan waktu. Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang

baik , karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan

keputusan.

15
c. Relevansi ( relevancy )

Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Relevansi

informasi pada setiap orang memiliki nilai-nilai yang berbeda.

Burch dan Grudnitski ( Kadir , 2003 ) menganalogikan kualitas informasi sebagai pilar –

pilar dalam bangunan yang menentukan baik tidaknya pengambilan keputusan.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu entity ( kesatuan ) formal yang terdiri dari

berbagai sumber daya fisik maupun logika ( Prahasta, 2005 : 40 ).

Sedangkan menurut Hall ( 2001 ), sistem informasi adalah sebuah rangkaian

prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan di

distribusikan kepada pemakai ( Kadir, 2003:11 ). Suatu proses yang menghasilkan

suatu informasi yang berguna bagi masyarakat menjadikan suatu sistem memiliki nilai

guna. Menurut Pustaka [ Budihar95 ], sistem informasi adalah suatu sistem gabungan

manusia – mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi

operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Definisi lain

menyatakan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen – komponen yang

saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,

dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan

keputusan, koordinasi, dan pengendalian ( Prahasta, 2009 : 93 ).

16
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi memiliki fungsi dasar yang sama dengan sistem informasi geografis

dan memiliki suatu perbedaan dalam hal data yang digunakan pada masing-masing sistem

tersebut.

2.2.1 Pengertian Geografi

Geografi1 adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan

perbedaan ( variasi ) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan

bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo (" bumi ") dan graphein

("menulis", atau "menjelaskan"). Dengan semakin berkembangnya konsep dan

cakupan geografi, maka geografi dapat diartikan sebagai suatu cakupan studi

mengenai permukaan bumi terutama dalam hal keanekaragaman area permukaan bumi

dan hubungannya sebagai tempat tinggal manusia.

Menurut Prahasta ( 2005:49 ), Geografis memiliki istilah lain, yaitu spasial

(keruangan) dan Geospasial. Penggunaan kata “Geografis” mengandung pengertian

suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Dari pengertian

diatas, dapat disimpulkan bahwa Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari

masalah - masalah bumi secara luas dalam hubungannya dengan keruangan.

Ada beberapa hal yang dikaji oleh geografi diantaranya :

1. Terbentuknya bumi dan bumi sebagai tempat tinggal.

2. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

3. Pendekatan, spasial ( keruangan ), ekologi ( kelingkungan ) dan regional

( kewilayahan ).

1
http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi
17
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi yang menggunakan data-data spasial yang merupakan

salah satu ciri dari sistem informasi geografis telah banyak mengalami

perkembangan, dan salah satu pengertian sistem informasi geografis tersebut

adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat

lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk

memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisa dan

menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis [ Esri90 ]

( Prahasta, 2009 : 117 ). Banyaknya pemahaman tentang sistem informasi

geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu

dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi

yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terefernsi secara spasial atau

koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan

kemampuan khusus dalam menangani data yang tereferensi secara spasial,

selain merupakan sekumpulan operasi – operasi yang dikenakan terhadap data

tersebut [Star90] ( Prahasta, 2002 : 57 ) .


2
Sedangkan menurut pedoman IDSN dijelaskan bahwa informasi

spasial merupakan data dan informasi yang mempunyai komponen keruangan

(bergeoreferensi), dalam arti mempunyai informasi letak baik terhadap garis

bujur maupun garis lintang. Dapat disimpulkan bahwa informasi spasial

merupakan hasil pengolahan terhadap data-data yang bersifat keruangan

( permukaan bumi ) berorientasi geografis terhadap bumi yang memberikan

nilai lebih bagi penerimanya dan dapat bermanfaat dalam proses pengambilan

keputusan.

2
www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/assets/.../PedomanIDSN.pdf
18
2.2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografis

Dari beberapa pemahaman tentang sistem informasi geografis, maka

sistem informasi geografis ini dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem

diantaranya ( Prahasta, 2009 : 118 ) :

a. Data input

Merupakan subsistem yang bertugas mengumpulkan,

mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari

berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam

mengkonversikan atau mentransformasikan format-format data

aslinya kedalam format ( native ) yang dapat digunakan oleh

perangkat SIG yang bersangkutan.

b. Data ouput

Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan

keluaran seluruh atau sebagian basis data ( spasial ) baik dalam

bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya table , grafik ,

report , peta , dan lain sebagainya.

c. Data management

Subsistem yang mengorganisasikan baik data spasial maupun

tabel - tabel attribute yang terkait kedalam sebuah sistem basis

data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di

retrieve,di – update , dan di - edit.

19
d. Data manipulation dan analysis

Subsistem yang menentukan informasi - informasi yang dapat

dihasilkan oleh SIG. Selain itu dapat melakukan manipulasi

( evaluasi dan penggunaan fungs-fungsi dan operator matematis

dan logika ) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi

yang diharapkan.

Data
Manipulation &
Analysis

Data
Data Input Output
SIG

Data
Manageme
n

Gambar 2.2 : Ilustrasi Sub – Sistem SIG

2.2.4 Data Pada SIG

Pada Sistem Infomasi Geografis ( SIG ) ada dua data yang digunakan

dalam sistem ini untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena –

fenomena yang ada di dunia nyata yaitu data spasial dan data non-spasial

( atribut ).

Data spasial adalah data yang mempresentasikan aspek-aspek

keruangan dari fenomena yang berada di dunia ( Prahasta, 2002 : 1 ). Data

20
spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan

proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa

fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan

informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di mukabumi.

Sesuai dengan perkembangannya, peta tidak hanya merepresentasikan

obyek - obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi

obyek diatas muka bumi ( di udara ) dan dibawah permukaan bumi. Data

spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster .Model data vektor3

menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan titik – titik, garis - garis atau kurva , atau poligon beserta atribut

- atributnya. Model data raster1 menampilkan, dan menyimpan data spasial

dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang membentuk

grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan

peruntukan dan kebutuhannya.

Sedangkan data non spasial merupakan data yang berupa teks atau

angka yang disebut dengan atribut. Data non spasial ini yang akan menjelaskan

data spasial. Dan dari data non spasial ini dapat dibentuk data spasial. Data non

spasial dapat tersimpan dalam bentuk tabel, yang kemudian disebut dengan

data tabular. Data ini tersimpan dalam bentuk database dan dapat di- join – kan

pada peta dengan pola titik tertentu maupun simbol tertentu.

2.2.5 Konsep Model Data Spasial Pada SIG

Model data spasial dalam sistem informasi geografis di representasikan

kedalam dua bentuk yaitu model data raster dan model data vektor.

3
http://adims.blogspot.com/2008/02/mengenal-sig-dan-data-spasial.html
21
a. Model Data Raster

Model data raster menampilkan, menempatkan, dan

menyimpan spasial dengan menggunakan struktur matriks atau

piksel – piksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini

tergantung pada resolusi atau ukuran piksel (sel grid) di

permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan dalam layer yang

secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur – unsur peta.

Gambar 2.3 Model Data Raster

Gambar 2.4 Koordinat pada Model Raster

Matriks atau array diurutkan menurut koordinat kolom ( x ) dan

barisnya ( y ). Sistem koordinat piksel monitor komputer, titik asal

sistem koordinat raster terletak di sudut kiri atas. Nilai absis ( x ) akan

meningkat ke arah kanan, dan nilai ordinat ( y ) akan membesar ke arah

bawah ( gambar 2.4 ). Koordinat – koordinat yang ada dalam

sekumpulan data raster diperlukan untuk mengikatkan ( me – register )

sistem grid ini terhadap suatu sistem koordinat yang dikehendaki.(

22
Prahasta, 2005 : 147 ). Contoh peta digital berbentuk raster yaitu peta

digital dalam format GeoTIFF. Format GeoTIFF dapat dibentuk dari

format gambar TIFF dengan penambahan informasi referensi geografis.

Dan konversi data tersebut dapat dilakukan dengan perangkat lunak

GeoTIFF Examiner.

b. Model Data Vektor

Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan

data spasial dengan menggunakan titik – titik , garis – garis atau

kurva , atau poligon beserta atribut – atributnya . Model data

vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi

( x, y ). Garis – garis atau kurva ( busur atau arcs ) merupakan

sekumpulan titik – titik terurut yang dihubungkan. Sedangkan

luasan atau poligon disimpan dalam sekumpulan data atau objek

yang saling terkait secara dinamis dengan pointer. ( Prahasta,

2005 : 158 )

Gambar 2.5. Struktur data SIG (a) Vektor dan (b) Raster

23
2.2.6 Komponen SIG

Sistem informasi geografis sebagai suatu sistem yang

merepresentasikan kondisi bumi atau dunia nyata kedalam komputer seperti

pada sebuah peta yang mampu merepresentasikan keadaan bumi kedalam

sebuah kertas. Menurut Prahasta ( 2009 : 120 ) sistem infomasi geografis

sebagai sistem terdiri dari beberapa komponen dengan berbagai karakteristik :

1. Perangkat Keras

Perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstations, hingga

multi – user host yang bahkan dapat digunakan oleh banyak orang

secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, tersebar,

berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan ( harddisk )

yang besar, dan mempunyai kapasitas memori ( RAM ) yang besar.

Adapun perangkat keras yang digunakan untuk aplikasi SIG adalah

komputer ( PC ), mouse, monitor ( plus VGA – card grafik ) yang

beresolusi tinggi, digitize , printer , plotter , receiver GPS, dan

scanner.

2. Perangkat Lunak

Dalam SIG di implementasikan dengan menggunakan perangkat

lunak yang terdiri dari beberapa modul program ( *.exe ) yang dapat

dieksekusi sendiri. Perangkat lunak dalam pemprosesan SIG

diantaranya Arcgis , Arcview , Arcinfo , Mapinfo , ER – Mapper ,

ERDAS , dll.

24
3. Data Dan Informasi Geografis

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang

diperlukan baik dengan meng-import dari format – format perangkat

lunak SIG maupun secara langsung dengan melakukan digitasi

spasial dari peta analog dan memasukkan data atribut dari tabel –

tabel.

4. Manajemen

Proyek SIG dapat berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan

oleh orang - orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua

tingkatan. Sehingga suatu proyek dapat berjalan dengan baik.

2.3 Kegunaan Sistem Informasi Geografis

Sistem informasi geografis mengalami perkembangan seiring dengan

berkembangnya teknologi yang ada. Hal itu pun menjadikan sistem informasi

geografis memiliki kegunaan yang lebih. Adapun kegunaan sistem informasi

geografis diantaranya adalah :

a. Sebagai alat yang menangani data spasial.

b. Sebagai alat bantu baik secara tools maupun bahan tutorials utama yang

interaktif, menarik , dan menantang dalam usaha – usaha untuk

meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran, dan pendidikan

mengenai ide – ide atau konsep – konsep lokasi, ruang ( spasial ),

kependudukan, dan unsur geografis yang terdapat di atas permukaan bumi

berikut data – data atribut yang terkait yang menyertai.

25
c. Kemampuan dalam mengvisualkan data spasial berikut atribut –

atributnya.

d. Kemampuan dalam memanipulasi data spasial dan mengkaitkannya

dengan informasi atribut dan mengintegrasikannya dengan berbagai tipe

data dalam suatu analisis.

e. Keakuratan dalam pengecekan perubahan,zona yang terkena dampak, dan

perbaikan peta serta data tabel yang relevan dapat dilakukan secara

bersamaan.

2.4 Peta dan Pemetaan

Menurut Rockville86 peta merupakan suatu representasi konvensional (

miniatur ) dari unsur-unsur ( features ) fisik ( alamiah dan buatan manusia ) dari sebagian

atau bahkan keseluruhan permukaan bumi diatas media bidang datar dengan skala

tertentu.( Prahasta, 2009 : 231 ). Ditinjau dari peranannya, peta adalah bentuk penyajian

informasi spasial tentang permukaan bumi untuk dapat digunakan dalam pengambilan

keputusan ( PTISDA – BPPT , 2003 : 11 ). Sedangkan pemetaan4 adalah proses

pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi)

dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa

softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun.

2.4.1 Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarangan

di peta dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di permukaan bumi

(dengan satuan ukuran yang sama).( Arham, 2008 : 10 )

1. Skala numeris

4
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan
26
Digambarkan dalam bentuk 1 : 50.000 ( numeric skala ) atau 1 /

50.000 .

Artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan

panjang di lapangan misalkan 1 cm di peta sama dengan 50.000

cm ( 0.5 km ) di lapangan.

2. Skala dengan kalimat

Biasanya digunakan untuk peta – peta buatan Inggris atau

negara – negara bekas jajahan.

Bentuknya adalah 1 inch to 1 mile ( 1 : 63.660 ).

3. Skala grafis

Skala yang menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan

jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak

tertentu.

Gambar 2.6. Skala grafik

Macam-macam peta berdasarkan skala peta diantaranya :

1. Peta skala sangat besar > 1:10.000

2. Peta skala besar 1:10.000 < 1:100.000

3. Peta skala sedang 1:100.000 - < 1:1.000.000


27
4. Peta skala kecil >= 1:1.000.000

2.4.2 Komponen Peta

Peta memiliki fungsi menunjukkan suatu posisi, menggambarkan

atau lokasi suatu tempat yang ada di permukaan bumi, baik berupa benua,

negara, gunung, sungai serta bentuk – bentuk lainnya. Untuk

menggambarkan dan memberikan informasi terhadap pengguna peta itu

sendiri, maka dalam peta pun terdapat beberapa komponen. Adapun

komponen – komponen dari peta tersebut adalah :

1. Isi Peta

Isi peta menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta yang akan

disampaikan kepada pengguna peta. Seperti contoh, jika ide yang akan

disampaikan berupa perbedaan curah hujan, maka isi dari peta tersebut

adalah berupa isohyet.

2. Judul Peta

Judul peta mencerminkan bagaimana isi peta. Isi peta berupa isohyet,

maka judul peta menjadi „„ Peta Distribusi Curah Hujan „„.

3. Skala Peta atau Simbol Arah

Untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan suatu objek yang di

petakan, maka dibutuhkan suatu skala agar dapat tergambarkan secara

jelas. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta 1 : 10.000

dibandingkan dengan pada peta 1 : 50.000. Simbol arah dicantumkan

dengan tujuan sebagai orientasi peta. Arah utara yang mengarah pada

bagian atas peta. Arah ini dapat memudahkan pengguna peta untuk

menyamakan objek di peta dengan objek sebenarnya di lapangan.

28
4. Legenda atau Keterangan

Legenda memudahkan pembaca dalam memahami isi dari peta, seluruh

bagian yang ada harus dijelaskan dalam suatu legenda dan keterangan.

5. Inzet dan Index Peta

Peta yang dibaca harus diketahui termasuk kedalam bagian bumi mana

yang di petakan tersebut. Seperti jika kita akan memetakan pulau Jawa,

pulau Jawa merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang di inzet.

Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana

menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta lain yang berada

disekitarnya.

6. Grid

Dalam selembar peta sering terlihat ditambahkan jaringan kotak-kotak

atau grid sistem. Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukkan

lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan

penunjukkan letak sebuah titik di atas lembar peta.

7. Nomor peta

Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan

seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.

8. Sumber Peta

Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta,

percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis,

tanggal atau tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan atau

29
pencetakan peta, dan lain sebagainya yang memperkuat identitas

penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan.

Gambar 2.7 Komponen peta

2.4.3 Simbolisasi Peta

Dalam pembuatan suatu peta, ada beberapa hal yang terdapat dalam

suatu peta dan salah satunya adalah simbol – simbol yang menjelaskan isi

dari peta. Ada beberapa klasifikasi dalam simbol peta, diantaranya adalah (

Arham: 2009 : 4 ) :

a. Berdasarkan bentuk dan kenampakan geografi yang diwakili

1. Simbol Titik

Kenampakan – kenampakan geografi yang tidak memiliki

dimensi (0) seperti titik ketinggian, lokasi kota, pelabuhan,

mercusuar, lokasi tambang dinyatakan dalam dengan

simbol titik.

2. Simbol Garis

30
Kenampakan – kenampakan geografis yang berdimensi

satu ( 1D ) seperti jalan, sungai, jalan KA, arah angin,

dinyatakan dalam simbol.

3. Simbol Area

Kenampakan – kenampakan geografis yang berdimensi

dua ( 2D ) seperti area HPH, perkebunan, wilayah

administrasi, dinyatakan dengan simbol area.

2.5 Sistem Proyeksi

Suatu permukaan bumi yang digambarkan pada sebuah peta yang

merupakan bidang lengkung. Sedangkan peta merupakan suatu bidang datar.

Untuk menggambarkan suatu bentuk lengkung permukaan bumi ke dalam suatu

bentuk bidang datar, maka diperlukan suatu proyeksi peta. Bidang proyeksi

merupakan sebuah bangun lingkaran, namun disaat bangun ini dibuka, maka

terdapat suatu bidang datar didalamnya. Bangun ini adalah bidang datar, bangun

kerucut, dan bangun silinder. Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali

garis – garis lintang dan bujur bola bumi diatas ketiga bidang tersebut.

Beberapa sistem proyeksi yang paling umum digunakan pada sebuah peta

digital diantaranya adalah :

a. Sistem Koordinat UTM

Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali garis-garis

lintang dan bujur bola bumi di atas bidang datar. Proyeksi Universal

Transverse Mecator (UTM) dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an.

Proyeksi ini memotong bola bumi pada dua buah meridian standar.

31
Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 bagian/zone dengan tiap

zonenya dibatasi oleh dua meridian selebar 6o.

Sistem UTM bagi peta – peta dasar nasional seluruh Indonesia,

BAKOSURTANAL membagi indonesia dalam 9 zone mulai dari bujur 90

BT sampai 144 BT dengan batas lintang 10 LU sampai 15 LS. Dengan

demikian, wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 ( meridian sentral 930

BT ) hingga zona 54 ( meridian sentral 1410 BT ).

Menurut Prahasta ( 2001 : 132 ), sistem koordinat adalah sekumpulan

aturan yang menentukan bagaimana koordinat – koordinat yang

bersangkutan mempresentasikan titik – titik. Aturan ini biasanya

mendefinisikan titik asal ( origin ) beserta beberapa sumbu – sumbu

koordinat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut untuk

menghasilkan koordinat – koordinat. Sistem koordinat dapat

dikelompokkan menurut :

a. Lokasi titik awal ditempatkan.

b. Jenis permukaan yang digunakan sebagai referensi.

c. Arah sumbu – sumbunya.

2.6 Aplikasi SIG Dalam Web

Web mapping memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi SIG

ke dalam bentuk web. Web mapping dapat dibuat sebagai perangkat pengawasan

( monitoring ) sebuah pelaksanaan pekerjaan atau proyek, khususnya sesuatu yang

berhubungan dengan masalah ruang. Jika dihubungkan dengan sebuah database

yang selalu up – to – date atau real – time , web mapping dapat menjadi suatu

32
informasi yang bagus bagi masyarakat. Dengan demikian, setiap pengguna yang

memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan beberapa request

terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia

dalam bentuk file atau teks dengan format HTML. Aplikasi web-based membantu

pengguna dalam proses mengwebkan peta-peta dijital hingga dapat di akses oleh

masyarakat umum.

Di Indonesia, terdapat beberapa situs yang menjalankan web mapping, menurut

Direktori GIS Indonesia diantaranya adalah :

1. Bakosurtanal

2. CBN CyberMap

3. Lembaga Informasi Nasional

4. IndoMap.com

5. Nusamap

6. Street Directory

Bentuk umum gambaran arsitektur aplikasi berbasis peta di web menurut

Nuryadin ( 2005 : 8-9 ) adalah seperti gambar di bawah ini.

Sisi Klien
Sisi Server
Permintaan
RDBMS

Tampilan Peta
Server Server
Aplikasi
Web

Map Server

Gambar 2.8. Arsitektur umum aplikasi peta berbasis web


33

Web
browser
Interaksi antara klien dengan server berdasarkan skenario request

dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server

web. Karena server web tidak memiliki kemampuan memproses

peta, maka request berkaitan dengan pemprosesan peta yang

diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan mapserver. Hasil

pemprosesan akan dikembalikan lagi melalui server web,dan

berada dalam bentuk file HTML atau applet.

Mapserver menggunakan pendekatan thin client. Semua

pemprosesan dilakukan di sisi server. Informasi peta dikirim ke

web browser di sisi klien dalam bentuk file gambar ( JPG, PNG ,

GIF atau TIFF ). Dan kelemahan pada pendekatan ini sudah

terbantu dengan adanya framework aplikasi seperti Chameleon,

Pmapper dan Mapbender.

Selanjutnya menurut Prahasta ( 2007:15) perbedaan

fenomena antara aplikasi SIG yang berjalan di sistem komputer

PC ( desktop ) dengan yang berjalan pada jaringan internet ataupun

intranet.

1. Tujuan pengembangan aplikasi SIG berbasis desktop

memang berbeda dengan aplikasi SIG webbased.

2. Pengembangan aplikasi SIG webbased yang

didasarkan pada konsep arsitektur web client-server

menjadikannya tidak mudah untuk dibandingkan

secara sederhana dengan desktop based.

34
3. Kecepatan akses ke jaringan internet, kondisi existing

volume lalu lintas dijaringan internet terkait, dan

unjuk kerja server yang bersangkutan selalu menjadi

faktor kendara bagi aplikasi SIG webbased.

Sementara desktop based tidak mengalaminya.

4. Pengguna bebas menjalankan query dan analisis

spasialnya di aplikasi SIG desktop-based. Ia bebas

menjalankan fungsi terkait selama perangkat lunak

yang bersangkutan menyediakannya. Tetapi di

aplikasi SIG webbased, fungsionalitas yang sama

akan sangat bergantung pada komponen map server

dan application server.

5. Pada SIG desktop, pengguna berinteraksi secara

langsung dengan user-interface dan engine-nya.

Sementara pada SIG webbased, pengguna tidak dapat

berhubungan langsung dengan GIS-engine-nya.

2.7 Model Pengembangan Sistem Development Life Cycle.

Dalam suatu pengembangan ( sistem ) perangkat lunak, sebelum solusi –

solusi dibuat, maka diperlukan suatu analisis terhadap masalah – masalah. Ada

beberapa model proses salah satu diantaranya adalah waterfall. Model proses ini

merupakan model yang telah lama digunakan secara luas untuk mengembangkan

suatu aplikasi. Dan model ini dinamakan SDLC ( Sistem Development Life Cycle )

yang merupakan metodologi klasik.

35
Tujuan model ini adalah untuk memperkenalkan bagaimana proses desain

sistem sebagai kerangka untuk pengembangan sistem dalam upaya membantu

secara teratur dan efisien melalui suatu rangkaian tahapan dengan analisa

kelayakan sistem termasuk atas release sistem dan pemeliharaannya.

Dinamakan waterfall karena model tersebut menggambarkan arah

kemajuan sistem dari puncak ke bawah, seperti air yang terjun dari suatu

ketinggian dengan berbagai panoramanya. Berfase tunggal pada waktu yang sama

ke arah bawah dalam suatu efek cascading. Sekarang ini, model waterfall

dipertimbangkan sebagai suatu model klasik dan model jenis sistem konservatif

tetapi bagaimana pun juga masih sangat dibutuhkan dan harus tetap ada untuk

suatu pemahaman pokok pengembangan sistem dalam upaya merancang

manajemen sistem perangkat lunak.

Model ini bersifat terstruktur dimana memerlukan pendekatan yang

sistematis dan sekuensial didalam pengembangan sistem. Tahapan pengembangan

yang dimulai dari tingkat sistem, analisis, perancangan, implementasi

( pemograman atau coding ), pengujian ( testing ), pengoperasian, dan

pemeliharaan.

36
Rekayasa
Sistem

Analisis

Perancangan
(Design)

Pemrograman

(Coding)
Pengujian
(Testing)

Operasi &
Pemeliharaan

Gambar 2.9. Model Waterfall ( Sumber : Prahasta ( 2009 :565 ))

Menurut Prahasta ( 2009 : 566 ) terbagi dalam tahapan berikut ini :

1. Tahap Sistem Enginering atau Rekayasa Sistem

Tahap ini sangat menekankan pada masalah pengumpulan

kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem ( sistem requirements

) dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interfaces yang

dapat menghubungkannya dengan lingkungan sekitar. Hasil akhir

dari tahap ini adalah spesifikasi sistem.

2. Tahap Analisis ( analysis )

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan elemen-elemen

ditingkat perangkat lunak. Pada tahap ini dapat menentukan

informasi, fungsi, proses atau prosedur yang diperlukan beserta

unjuk-kerjanya dan interface.

37
3. Tahap Perancangan ( design )

Pada tahap perancangan, kebutuhan atau spesifikasi perangkat

lunak, yang dihasilkan dari tahap analisis akan ditransformasikan

kedalam bentuk arsitektur perangkat lunak yang memiliki

karakteristik yang mudah dimengerti dan tidak sulit untuk

diimplementasikan. Dan pada tahap ini dilakukan dalam dua

tahap ; preliminary design dan detailed design. Tahap pertama

akan menghasilkan rancangan yang bersifat global, sedangkan

yang kedua akan menghasilkan suatu tahapan yang lebih

spesifikasi hingga semua modul ( kelas ), model atau tipe data ,

fungsi dan prosedurnya terdefinisi.

4. Tahap Pemograman ( code )

Tahap ini sering disebut juga sebagai tahap implementasi

perangkat lunak atau coding. Pada tahap ini dilakukan

implementasi hasil rancangan ke dalam baris-baris kode program

yang dapat dimengerti oleh mesin ( computer ).

5. Tahap Pengujian ( testing )

Pada tahap pengujian, terlebih dahulu adalah pengujian terhadap

fungsi atau prosedur yang terdapat dalam modul ( kelas ). Jika

setiap fungsi dan prosedur tersebut selesai diuji dan tidak

mengalami masalah, maka modul-modul yang bersangkutan dapat

diintegrasikan hingga membentuk suatu perangkat lunak yang

utuh.

38
6. Tahap Pengoperasian dan Pemeliharaan ( maintenance )

Tahap ini ditandai oleh penyerahan perangkat lunak kepada

pemesannya yang kemudian dioperasikan. Operasional awal,

ketika digunakan di lokasi kerja , suatu perangkat lunak

mengalami suatu kegagalan dalam menjalani beberapa fungsi

( error atau bugs ). Jika hal tersebut terjadi, maka pada tahap

inilah pengembang memberikan perbaikan hingga aplikasi yang

bersangkutan dapat berjalan kembali.

2.8 Tools Analysis and Design Sistem Informasi

2.8.1 Bagan Alir

Diagram alir merupakan diagram yang menggambarkan bagaimana

menjalankan program mulai dari awal hingga akhir. Setiap diagram alir harus

mempunyai titik awal dan titik akhir ( start and stop ). Diagram alir

dibentuk dengan memanfaatkan simbol-simbol tertentu. Pembentukan

diagram alir umumnya sebagai bahan mentah sebelum kode program

sesungguhnya dibuat. Dengan simbol – simbol tersebut dapat mewakili

fungsi – fungsi langkah program dan garis alir menunjukkan urutan dari

simbol – simbol yang akan dikerjakan.

2.8.2 Data Flow Diagram

Metode terstruktur mencakup model proses perancangan,

notasi untuk merepresentasikan desain, format , laporan , aturan dan

panduan perancangan. Untuk menguraikan model modul - modul itu

dikenal dengan istilah perangkat pemodelan. Adapun jenis - jenis


39
perangkat pemodelan yang sering digunakan dalam suatu perancangan

sistem informasi salah satunya adalah Data Flow Diagram ( DFD ).

Data Flow Diagram ( DFD ) adalah perangkat pemodelan yang

digunakan untuk menunjukkan aliran data dari dalam system

( Mulyanto, 2009 : 260 ).

Lebih lanjut Menurut Whitten, Bentey dan Dittman ( 2006:326 ) DFD

adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau

pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. DFD terdiri dari beberapa

bagian diantaranya :

a. Diagram Konteks

Diagram konteks menggambarkan suatu proses sistem

informasi secara global, antara aliran data masukan ( input )

ke proses kegiatan ( sistem ), dari proses ke proses , dan dari

proses keluaran yang menjadi satu keluaran yang terpadu.

Diagram konteks merupakan tingkatan tertinggi dalam aliran

data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem

secara keseluruhan.( Kendall, 2010:267 )

b. Diagram Rinci

Diagram rinci yang menggambarkan secara detail proses dari

diagram konteks ataupun diagram turunannya secara rinci

sampai tidak terjadi proses detail atau sudah primitive.

Diagram rinci ini merupakan alat yang dapat menggambarkan

arus data dalam suatu sistem yang terstruktur dan

memberikan penggambaran secara detail dan jelas sebagai

dokumentasi dari sebuah sistem yang baik.


40
2.8.3 Simbol Data Flow Diagram

Simbol - simbol yang digunakan dalam data flow diagram yang

mewakili suatu sistem diantaranya :

1. Entitas Luar ( external entity )

Menurut Hoffer ( 2005 ) secara rinci menjelaskan bahwa entitas

luar dapat berupa seseorang, sebuah tempat , sebuah objek , sebuah

kejadian atau suatu konsep. Sebuah entitas dinyatakan dengan kata

benda dan ditulis dengan huruf kapital. Entitas luar ini tidak

termasuk bagian dari sistem, tetapi akan memberikan suatu

masukkan atau menerima keluaran dari sistem. Dalam pendapat

lain, entitas luar merupakan orang, unit, organisasi, sistem lain

yang berinteraksi dengan sistem ( Whitten, 2004 : 345 )

2. Aliran Data ( data flow )

Aliran data menunjukkan suatu input data ke proses atau output

data dari proses, dari proses ke proses, dari proses ke entitas luar ,

dari berkas ke proses, dari proses ke berkas.

3. Proses ( prosess )

Proses yang digambarkan dengan bentuk bulat ( notasi

DeMarco/Yourdon ) merupakan kerja yang dilakukan oleh sistem

sebagai respon terhadap aliran data masuk atau kondisi. Komponen

– komponen proses menggambarkan transformasi input menjadi

output. Penamaan proses disesuaikan dengan proses atau kegiatan

yang sedang dilakukan di dalam sistem.


41
4. Simpanan Data ( data store )

Sebuah tempat penyimpanan yang ditujukan untuk penggunaan

data selanjutnya. Penyimpanan data ini digambarkan dengan dua

garis pararel. Dan pada simpanan data diberikan nama untuk

menunjukkan nama dari filenya.

2.8.4 Kamus Data

Kamus data adalah suatu penjelasan tertulis tentang suatu data

yang berada di dalam database. Kamus data ini memuat informasi

tentang:

(1) Nama arus, nama arus data dibuat berdasarkan arus

(2) Alias, alias atau nama lain dari data yang dituliskan.

Terkadang data sama tetapi nama berbeda untuk orang

atau departemen satu dengan lainnya.

(3) Tipe data, tipe data menunjukkan bagaimana arus data

mengalir dari hasil suatu proses ke proses yang lain. Data

yang mengalir ini dapat berupa suatu dokumen dasar

atau formulir, serta dokumen hasil cetakan komputer;

(4) Arus data, arus data ini menunjukkan dari mana data

mengalir dan dari mana data akan menuju;

(5) Penjelasan, penjelasan digunakan untuk memperjelas

lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus

42
data. Bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan

arus data,

(6) Periode, periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus

data dan untuk mengindentifikasi kapan input data dapat

dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program

dapat dilakukan dan kapan laporan dapat dihasilkan.

(7) Struktur data, struktur data harus menunjukkan arus data

yang dicatat pada kamus data yang terdiri dari elemen-

elemen atau item-item data.

Kamus data dapat membantu pembuat sistem untuk

mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasikan semua

elemen data yang digunakan secara detail dan mengorganisasikan

semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara detail

sehingga pemakai dan analis sistem mempunyai dasar pengertian

yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.

Sedangkan menurut Kendall, kamus data merupakan hasil referensi

data mengenai data “metadata” yang disusun untuk melakukan

analisis dan desain.( Kendall, 2010 :333 )

Kamus data sering disebut juga dengan sistem data

dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan -

kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan

menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan

data yang mengalir di sistem dengan lengkap.

43
Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat

komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang

data yang mengalir dari sistem, yaitu tentang data yang masuk ke

sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

2.9 Perancangan Basis Data

2.9.1 Entity Relationship Diagram ( ERD )

Entity relationship diagram merupakan suatu metode yang paling luas

digunakan dalam mendesain database. Entity relationship model atau diagram

adalah representasi grafis dari logika database dengan menyertakan deskripsi

detail mengenai seluruh entitas ( entity ) , hubungan ( relationship ) dan

batasan ( constraint ). ( Schaum, 2007 : 139 ). ERD merupakan kunci untuk

memahami dan membuat desain sebuah database.

Menurut Abdul Kadir ( 2009 : 30 ), model E - R adalah suatu model

yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan

hubungan antar entitas.

Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam ERD antara lain :

a. Persegi panjang

Menyatakan Entitas atau tipe entitas menyatakan objek atau

kejadian;

44
b. Ellips

Menyatakan atribut-atribut entity set. Atribut adalah item

data yang menjadi bagian dari entitas;

c. Belah ketupat ( Diamond )

Menggambarkan relationship set. Relationship adalah

asosiasi antara dua entitas;

d. Garis,

Menghubungkan antara entity set dengan atribut-atributnya

dan antara entity set dengan relationship setnya;

Pada saat entitas telah ditentukan bersamaan dengan atribut-

atributnya, selanjutnya adalah menguji bagaimana hubungan diantaranya.

Sebuah hubungan ( relationship ) adalah gabungan atau koneksi dua arah

antara dua buah entitas. Hubungan antara entitas dapat dikategorikan

menjadi tiga bagian antara lain : ( Schaum ,2007 : 144 )

1. Hubungan satu ke satu 1: 1 ( one to one )

Hubungan satu ke satu memiliki kardinalitas atau derajat

satu dan hanya satu di kedua arahnya. Hubungan ini

dinotasikan dengan 1 ke 1 atau 1:1. Hubungan ini terjadi

bila entitas A hanya boleh berpasangan dengan satu anggota

dari entitas B. Demikian pula sebaliknya.

45
2. Hubungan banyak ke satu m : 1 ( many to one ) atau 1: m (

one to many )

Hubungan banyak ke satu memiliki kardinalitas dalam satu

arah untuk satu atau lebih dan di arah lain untuk satu dan

hanya satu. Hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A

boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B.

Sebaliknya setiap anggota entitas B hanya boleh

berpasangan dengan satu anggota entitas A.

3. Hubungan banyak ke banyak m : m ( many to many )

Hubungan banyak ke banyak ini adalah salah satu yang

memiliki derajat satu atau lebih yang berlaku ke dua arah.

Hubungan ini dapat dinotasikan dengan M : M ( M ke M )

atau M : N ( M ke N ).

2.9.2 Normalisasi

Normalisasi adalah suatu cara atau teknik yang dapat digunakan

untuk menstrukturkan data ( atau tabel –tabel relasional ) sehingga bisa

mengurangi atau mencegah timbulnya masalah – masalah yang

berhubungan dengan basis data.atau sering juga disebut sebagai suatu

proses pengelompokkan data ( terutama berkaitan dengan field atau atribut

milik tabel – tabelnya ) sehingga dapat menghasilkan tabel –tabel yang

menunjukkan entity set berikut relasi – relasinya. ( Prahasta, 2009 : 346 ).

Proses normalisasi di dalam model basis data relasional pada umumnya

menitikberatkan pada masalah penentuan struktur data yang paling

sederhana untuk tabel-tabelnya. Hasil dari proses normalisasi adalah data ,

46
records , atau tabel – tabel yang konsisten secara logika dan mudah

dimengerti dimana pemeliharaannya tidak sulit dan murah.

Beberapa bentuk normalisasi diantaranya :

a. Bentuk Normal Pertama ( 1 NF )

Relasi bentuk normal pertama ( 1 NF ) jika semua nilai

atributnya adalah sederhana.

Suatu tabel dikatakan bentuk normal pertama jika :

1. Tidak terdapat baris yang sama persis atau perlu

dilengkapi dengan field kunci primer.

2. Semua atribut sudah memiliki nilai yang bersifat non-

array ( atribut yang bersangkutan tidak dapat dibagi

lagi menjadi atribut-atribut yang lebih kecil atau

sederhana, meskipun masih mengandung redundancy

).

b. Bentuk Normal Kedua ( 2 NF )

Bentuk normal kedua menghilangkan ketergantungan parsial.

Dan ketentuan bentuk normal kedua adalah :

1. Harus telah berbentuk normal pertama ( 1 NF ).

2. Semua atribut bukan utama harus bergantung

fungsional penuh terhadap kunci relasi.

c. Bentuk Normal Ketiga ( 3NF )

Bentuk normal ketiga menghilangkan ketergantungan

transitif. Dan ketentuan dalam bentuk normal ketiga adalah:

1. Harus telah berbentuk normal kedua ( 2NF ),

47
2. Relasi tidak boleh bergantung fungsional diantara

atribut - atribut bukan utama.

2.10 Definisi Perancangan

Menurut Whitten Perancangan Sistem adalah proses dimana keperluan

pengguna dirubah ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan atau kedalam

spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi. Sedangkan

menurut George M.Scoot Perancangan5 adalah bagaimana suatu sistem akan

menyelesaikan apa yang harus diselesaikan, tahap ini menyangkut antara

konfigurasi perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga

setelah instalasi dari sistem akan benar-benar tercipta suatu rancang bangun pada

tahap analisis sistem.

2.11 Perangkat Lunak dalam Pembuatan Sistem

Dalam pembuatan sistem, pemilihan perangkat lunak merupakan salah satu

hal pendukung keberhasilan dalam sistem. Perangkat lunak yang digunakan dalam

pengolahan data SIG haruslah merupakan alat (tool) yang mudah digunakan, dan

memungkinkan melakukan organisasi, menyusun (maintain), menggambarkan,

dan menganalisis peta atau informasi spasial.

5
http://www.slideshare.net/liroesdy/perancangan-sistem-secara-umum
48
2.11.1 PHP

Generasi Php untuk pertama kalinya dibuat dari perl yang

diperkenalkan oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Php merupakan

bagian dari suatu Personal Home Page Tools, namun dikarenakan

kebutuhan semakin bertambah,maka telah dikembangkan dengan

menggunakan bahasa C. PHP yang merupakan akronim dari Perl Home

Page Interpreter. Dan sejak tahun 1997, Php telah mengalami

perkembangan dengan lahirnya berbagai jenis Php seperti Php V2.0, Php

V3.0, Php V4.0. Kode php ini dapat berkomunikasi dengan database dan

melakukan perhitungan-perhitungan yang kompleks. Terdapat dua jenis

databse yang memenuhi diantaranya Mysql dan Postgresql, kedua jenis

database ini sangat bagus dalam pengaksesannya. Pada prinsipnya, php

memiliki fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP maupun Perl

Skrip php biasanya ditempatkan sebagai tag dalam bahasa HTML dengan

diawali tanda <? Atau <?php sebagai pembuka, dan di akhiri dengan tanda

?> sebagai penutup script. Berikut adalah contoh skrip PHP :

<html>

<head>

</head>

<body>

<?php

echo "File ini adalah File PHP yang di tulis didalam Kode

HTML" ;

?>

</body>

</html>
49
2.11.2 ALOV

Alov Map merupakan aplikasi Webgis portable berbasis java yang

digunakan untuk publikasi data vector dan raster pada jaringan internet.

Alov mendukung arsitektur penyajian yang cukup kompleks, navigasi

yang baik serta dapat bekerja dengan multilayer, peta-peta tematik serta

data atribut. Alov adalah hasil kerja sama antara ALOV software dengan

Archeological Computing Laboratory, University of Sydney, Australia.

Alov dibangun dengan menggunakan bahasa java dan dikemas dalam

sebuah applet. Dan sebagai penghubung anatara HTML dan proses di

dalam applets digunakanlah XML ( Extensible Markup Language). XML

adalah bahasa pemograman untuk dokumen yang memiliki informasi

terstruktur. Dokumen ini berupa gambar, grafik, vector, serta objek meta-

data lainnya. ( Sanjaya: 2004 : 3 ). Xml dapat memfasilitasi pendefinisian

tag dan hubungan sturktur antar tag. Semua semantic pada dokumen xml

didefinisikan oleh aplikasi yang akan memprosesnya. Berikut contoh skrip

xml :

<?xml version=”1.0”?>

<project>

<layer>

<dataset url=”vector/jalan.shp”/>

</layer>

</project>6

Dan satu buah file html sebagai penghubung :

50
<html>

<head><title> Peta Sebaran Industri Besar DKI

Jakarta </title></head><body>

<table align="center"><tr><td>

<applet codebase =. code=org.alov.viewer.SarApplet

archive = alovmap.jar width = "900" height = "700"

align = "center">

<param name=pid value=xindustri.xml></applet>

</td>

</tr></table></body></html>

2.11.3 Macromedia Dreamweaver

Macromedia dreamweaver7 merupakan sebuah software HTML

editor professional yang digunakan untuk mendesain secara visual dan

mengelola situs web maupun halaman web. Dreamweaver menyediakan

tools yang sangat berguna dalam peningkatan kemampuan dan

pengalaman dalam mendesain web. Dreamweaver mengikutsertakan

beberapa tools untuk kode-kode dalam halaman web, antara lain : referensi

HTML, CSS dan Javascript, Javascript debugger dan editor kode yang

mempemudah kita untuk mengedit kode Javascript, XML dan dokumen

teks lainnya langsung dalam halaman dreamweaver.

7
http://blog.duniascript.com/sekilas-tentang-macromedia-dreamweaver.html
51
2.12 Industri

Di kota besar keberadaan industri merupakan suatu pendukung bagi

peningkatan kegiatan ekonomi suatu Negara. Industri yang merupakan salah satu

sector penyumbang pemasukkan Negara menjadi salah satu sektor yang

diperhitungkan oleh pemerintah. Namun, pembangunan industri pun perlu

diperhatikan dengan baik. Secara definitive industri dapat diartikan sebagai suatu

lokasi atau tempat dimana aktifitas produksi diselenggarakan, sedangkan aktifitas

produksi bisa dinyatakan sebagai sekumpulan aktivitas yang diperlukan untuk

mengubah satu kumpulan masukan menjadi produk keluaran yang memiliki nilai

tambah. ( Wignjosoebroto, 2003 :2 ).

Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomer 24 tahun 2009 pasal

1 butir ke 1, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan

nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun

dan perekayasaan Industri. Disimpulkan bahwa segala pengolahan baik berbentuk

fisik maupun tidak ( jasa ) menjadi sesuatu hal bernilai tinggi adalah sebagai suatu

industri. Industri-industri tersebut tersebar di berbagai titik dan diperlukan suatu

kawasan industri. Kawasan industri sendiri menurut Peraturan Pemerintah Nomer

24 tahun 2009 pasal 1 butir ke 2 adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan

industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang

dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah

memiliki izin Usaha Kawasan Industri. Oleh karena itu. BPLH sebagai salah satu

pengawas mengawasi industri-industri yang berada di DKI Jakarta.

52
2.13 Klasifikasi Industri

Banyaknya industri yang tersebar dengan berbagai produk yang

dihasilkan, maka industri-industri tersebut dapat diklasifikasikan, salah satunya

klasifikasi industri berdasarkan aktifitasnya meliputi:( Wignjosoebroto, 2003 :2)

a. Industri Penghasil Bahan Baku

Yaitu industri yang aktifitasnya adalah megolah sumber daya alam

guna menghasilkan bahan baku maupun tambahan lainnya yang

dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa. Seperti : industri

perminyakan.

b. Industri Manufaktur

Industri yang memproses bahan baku guna dijadikan berbagai model

produk setengah jadi maupun sudah jadi. Seperti: industri mobil dan

permesinan.

c. Industri Penyalur

Industri yang berfungsi untuk melaksanakan pelayanan jasa industri

baik untuk bahan baku maupun “ finished goods product”, sperti :

aktifitas penjualan, penyimpanan,dan packaging.

d. Industri Pelayanan atau Jasa

Industri yang bergerak dalam bidang pelayanan atau jasa, baik untuk

melayani dan menunjang aktivitas industri lain maupun langsung

memberikan pelayanan jasa pada konsumen.

53
Sedangkan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja8 menurut

departemen perindustrian dan perdagangan dibedakan menjadi empat,

diantaranya :

1. Industri Rumah Tangga, yaitu industri yang menggunakan

tenaga kerja berjumlah 1-4 orang. Ciri industri ini

memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal

dari anggota keluarga dimana pemilik modal biasanya

kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.

Misalnya: industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan

industri laundry baju.

2. Industri Kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya

berjumlah antara 5-19 orang, Ciri industri kecil adalah

memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya

berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan

saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan

industri

3. Industri Sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga

kerja antara 20-99 orang. Ciri industri sedang adalah

memiliki modal yang cukup besar,dan tenaga kerjanya

memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan

memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri

konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

8
http://organisasi.org/pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesia
_perekonomian_bisnis
54
4. Industri Besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja

antara 100 orang atau lebih.Ciri industri besar adalah

memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif

dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus

memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan

dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer

test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri

besi baja, dan industri pesawat terbang.

2.14 Polutan Pencemaran Udara

Di dalam udara terkandung berbagai macam campuran gas. Dalam udara

normal terdapat berbagai campuran gas diantaranya 78 % N2; 20 % O2; 0,93 %

Ar ; 0,03 % CO2 dan sisanya terdiri dari neon (Ne), helium (He), metan (CH4) dan

hidrogen (H2). Gas-gas tersebut dapat berubah komposisi apabila terjadi

penambahan gas-gas lain yang dapat melewati batas nilai yang sudah ditetapkan,

maka dapat dikatakan udara tersebut sudah tercemar. Kegiatan industri dan

teknologi serta transportasi lalu lintas yang padat menjadi penyebab utama polusi

udara meningkat.

Menurut Henry C.Perkins,1974 pencemaran merupakan hadirnya satu atau

beberapa kontamina di dalam udara atmosfir luar, antara lain oleh debu, busa, gas,

kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas banyak, dengan berbagai sifat

maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat menimbulkan

gangguan terhadap kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan.( Kristanto,

2002:96 ).Berdasarkan asal dan kelanjutan perkembangan di udara, maka

55
pencemaran udara ada dua macam yaitu pencemar udara primer dan pencemar

udara sekunder. Salah satunya adalah pencemar udara primer yang merupakan

semua pencemar di udara yang ada dalam bentuk yang hamper tidak berubah,

sama seperti saat dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari suatu proses

terntentu. (Kristanto, 2002:99).

Pencemar udara primer mencakup 90 % dari jumlah pencemar udara

seluruhnya, yang sebagian besar berasal dari kegiatan manusia yaitu industri.

Dimana pada industry terdapat proses pembakaran yang menggunakan bahan

bakar minyak/batu bara, proses peleburan atau pemurnian logam. Ada beberapa

komponen pencemaran udara primer yang masuk diantaranya adalah

No Pencemar Simbol

1 Karbon Monoksida CO

2 Nitrogen Oksida NOx

3 Belerang Oksida SOx

4 Hidro Karbon HC

5 Partikel -

Tabel 2.1 Komponen Pencemaran Udara

2.14.1 Sulfur Dioksida ( SO2 )

Sulfur dioksida (SO2) 9merupakan gas yang tidak berwarna, menimbulkan

iritasi mata (irritating), mudah larut dalam air dan reaktif. Gas ini dibentuk pada

saat bahan bakar yang mengandung sulfur (minyak, batu bara) dibakar terutama

dari kegiatan industri. SO2 dapat mematikan dan menghambat pertumbuhan

pepohonan, hasil produksi pertanian dapat merosot, hutan-hutan menjadi kurang


9
http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF
56
produktif sehingga akan mengurangi peranan hutan sebagai tempat rekreasi dan

keindahan. Pada manusia dapat menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas

sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas. SO2 dihasilkan oleh

kendaraan bermotor dan industri dan dapat menyebabkan hujan asam.

Penyumbang pencemar SO2 terbesar adalah industri (76%) diikuti dengan

transportasi (15%). Sulfur dioksida memiliki karakteristik tidak mudah terbakar di

udara dan berbau tajam.

SO2 adalah kontributor utama terjadinya hujan asam. Didalam awan dan air

hujan SO2 mengalami konversi menjadi asam sulfur dan aerosol sulfat di

atmosfer. Jika aerosol tersebut memasuki sistem pernafasan maka akan

menimbulkan berbagai penyakit pernafasan. Pencemaran SO2 saat ini teramati

berada pada titik-titik pembangkit listrik dan industri. Pencemaran oleh sulfur

oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak

berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya

disebut sulfur oksida (SOx) Berikut adalah proses pembentukkan SO2 :

S + O2 < --------- > SO2

2 SO2+ O2 < --------- > 2 SO3

SO2 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat

rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah

cukup, SO2 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat

( H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut :

SO SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4

57
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO2 melainkan

H2SO4 Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang

dihasilkan dari emisi SO2 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4

juga berasal dari mekanisme lainnya. Setelah berada diatmosfir sebagai

SO2 akan diubah menjadi SO2 (Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-

proses fotolitik dan katalitik Jumlah H2SO4 yang teroksidasi menjadi SO3

dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia,

intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah bahan

katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia.

Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di

udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan

tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet. Saat ini dua pertiga

kegiatan manusia menghasilkan SO2. Masalah yang ditimbulkan oleh

bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal distribusinya

yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu.

Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih

tersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya

merupakan sumber pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak

bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari

proses-proses industri seperti pemurnian petroleum, industri asam sulfat,

industri peleburan baja dan sebagainya.

2.14. 2 Nitrogen Oksida ( NO2 )

Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx ini mempunyai dua

macam gas yang terdapat di atmosfir yaitu nitrogen monoksida (NO) dan

58
nitrogen dioksida (NO2). Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak

berwarna dan tidak berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat

kemerahan dan berbau tajam. Nitrogen monoksida terdapat diudara

dalam jumlah lebih besar daripada NO2. Pembentukan NO dan NO2

merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga

membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen

membentuk NO2. Menurut Wardhana tahun 1999 bahwa pencemaran

gas NO2 di udara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran

yang keluar dari generator pembangkit listrik atau mesin-mesin yang

menggunakan bahan bakar gas alam ( Pusparini , 2002:3 ).

Menurut Departemen Kesehatan Kadar NOx diudara perkotaan

biasanya 10–100 kali lebih tinggi dari pada di udara pedesaan. Kadar

NOx diudara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb).

Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk

karena sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari

pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan

bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar

emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas,

dan bensin.

Diudara ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi

menjadi NO2 yang bersifat racun. NO2 bersifat racun terutama terhadap

paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan

sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut

disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ). Kadar

59
NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada

binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang.

Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia

mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. Oleh karenanya pencegahan

yang dapat dilakukan bagi sumber tidak bergerak dengan mengganti

peralatan yang rusak, memasang scruber pada cerobong asap serta

memodifikasi pada proses pembakaran.

Di udara nitrogen monoksida (NO) teroksidasi sangat cepat membentuk

nitrogen dioksida (NO2) yang pada akhirnya nitrogen dioksida (NO2)

teroksidasi secara fotokimia menjadi nitrat. Mekanisme reaksi

pembentukannya di udara sebagai berikut :

N2 + O2 ↔ 2NO

2NO + O2 ↔ 2NO2

2NO2 + O2 ↔ H2O ↔ 2HNO3 21

2.15 Baku Mutu Emisi

Banyaknya gas yang terkandung dalam udara yang dalam kurun waktu

dapat menyebabkan terjadinya polusi udara. Untuk menekan terjadinya polusi

udara secara berlebihan tersebut maka diperlukannya peraturan yang mengatur

nilai dari masing-masing gas. Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup No.13 pasal 1 tahun 1995 tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak

menjelaskan bahwa baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah batas

maksimum emisi yang diperbolehkan masuk dalam lingkungan, dimana emisi

merupakan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain yang dihasilkan dari

kegiatan yang masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien. Pada industri

60
dengan membuat cerobong emisi yang dilengkapi sarana pendukung meliputi

kadar dan laju alir volume untuk setiap cerobong emisi serta alat ukur arah dan

kecepatan angin.

Dalam pengertian lain disebutkan bahwa baku mutu udara emisi10

merupakan batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar untuk

dikeluarkan dari sumber pencemar ke udara dengan tidak mengakibatkan

dilampauinya baku mutu udara ambien. Baku mutu emisi memiliki 13 parameter

disertai dengan nilai maksimalnya. Nilai – nilai tersebut umumnya dinyatakan

dalam (μg) permeter kubik udara, seperti salah baku mutu emisi yang digunakan

oleh BPLH yaitu berdasarkan Surat Keputusan Gubernur. DKI Jakarta No.670

tahun 2000 berikut ini:

Tabel 2.2 Baku Mutu Emisi

Parameter Satuan Baku Mutu

NH3 0.5 (mg/m3)

CL2 10 (mg/m3)

HCL 5 (mg/m3)

HF 10 (mg/m3)

NO2 1000 (mg/m3)

Opasitas 35 (mg/m3)

Partikulat 350 (mg/m3)

SO2 800 (mg/m3)

H2S 35 (mg/m3)

10

http://cmsfkm.unimus.ac.id/mod/wiki/view.php?id=2&page=Baku+mutu+udara+emisi&MoodleS
ession=fabb699e9bb1fb95a9cf8900adc0c333
61
Hg 5 (mg/m3)

As 8 (mg/m3)

Sb 8 (mg/m3)

Cd 8 (mg/m3)

Zn 50 (mg/m3)

Pb 12 (mg/m3)

2.16 Interpolasi

Interpolasi11 merupakan salah satu analisis spasial, dalam proses geometris

citra, piksel-piksel citra dipetakan dari satu citra ke citra yang lainnya melalui

suatu teknik pemetaan forward maupun reverse. Pada dasarnya interpolasi adalah

suatu proses pendekatan sehingga memungkinkan terjadi perubahan terhadap

degradasi kualitas citra pada saat algoritma interpolasi diterapkan. Sedangkan

Dalam pemetaan, interpolasi adalah proses estimasi nilai pada wilayah yang tidak

disampel atau diukur, sehingga ter-buatlah peta atau sebaran nilai pada seluruh

wilayah (Gamma Design Software, 2005). Pada modul spatial analyst proses ini

dilakukan dengan menjalankan fungsi interpolate grid yang merupakan salah satu

fitur dalam pemetaan Arcview 3.3. interpolasi citra dijital bekerja dua arah, dalam

pengaplikasian terdapat dua metoda yang digunakan yaitu metoda IDW dan

Spline.

a. Metode IDW (Inverse Distance Weighted)

Titik input yang memiliki pengaruh local dan akan berkurang terhadap

jarak. Metode yang memberikan nilai lebih tinggi terhadap sel yang

11
http://rsandgis.com/index.php?kategori=1&otherposting=1&postingid=105&postingcode=8&tan
ggal=29&bulan=11&tahun=2011&minggu=3&fullcontent=1
62
terdekat dengan data dibandingkan dengan sel yang memiliki jarak yang

lebih jauh.

b. Metode Spline

Metode interpolasi yang digunakan untuk mendapatkan nilai kurva

minimum antara nilai input. Metode yang sering digunakan terhadap

ketinggian permukaan bumi,, ketinggian muka air tanah. Dalam metode

spline terdapat dua tipe yaitu Regularized dan Tension. Regularized

membuat suatu permukaan menjadi lebih halus sedangkan tension

mempertegas bentuk permukaan sesuai dengan fenomena model.

2.16.1 Konsep Interpolasi

Interpolasi memanfaatkan suatu informasi yang dikandung oleh

data yang sudah diketahui sebelumnya sehingga dapat menghasilkan suatu

data yang saling berkaitan dengan data yang belum diketahui. Sedangkan

secara matematika interpolasi dapat diartikan sebagai berikut :

Jika diketahui sebuah barisan yang terdiri dari n bilangan xk yang disebut

node, dan untuk setiap xk sebuah

bilangan lain yk akan dicari sebuah fungsi sedemikian rupa sehingga

memenuhi persamaan :s

f(xk) = yk k = 1, . . . , n

Pasangan xk, yk disebut titik data (data point) dan f disebut fungsi

interpolan untuk titik data tersebut. Apabila banyak yk diketahui maka

fungsi interpolan dapat dituliskan sebagai fk. Sebagai contoh, pada gambar

2.10 ditunjukkan sebuah tabel dan visualisainya yang dihasilkan dari

sebuah fungsi f(x) yang tidak diketahui. Dari


63
Gambar 2.10 contoh tabel data interpolasi

2.16.2 Jenis Interpolasi

Interpolasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok

yaitu interpolasi linier, interpolasi polinomial, dan interpolasi spline. Dari

ketiga jenis interpolasi ini interpolasi linier merupakan interpolasi paling

sederhana. Pada contoh di atas,untuk menentukan nilai f(2.5) dilakukan

dengan cara menghitung titik tengah antara 2 dan 3 (karena 2.5 ada diantara 2

dan 3). Karena nilai f(2) adalah 0.9093 dan nilai f(3) adalah 0.1411, maka

nilai f(2.5) adalah 0.5252.

Pada umumnya interpolasi linier akan mengambil dua titik, (xa, ya) dan (xb,

yb) dan interpolannya adalah sebagai berikut :

y = ya +(x − xa)(yb − ya)

(xb − xa)

64
Adapun kelemahan dari interpolasi ini adalah tidak terlalu akurat,

fungsi interpolan tidak dapat dideferesialkan pada titik x(k). Dalam pengertian

lain, kesalahan proposional pada kuadrat jarak antara titik-titik data.

Interpolasi polinomial merupakan bentuk umum dari interppolasi

linear. Perbedaanya terletak pada fungsi interpolan yang digunakan. Pada

interpolasi linier, fungsi yang digunakan adalah fungsi linier, sedangkan pada

interpolasi polinomial, fungsi yang digunakan adalah sebuah polinomial

dengan derajat yang lebih tinggi. Di bawah ini ditunjukkan polinomial derajat

enam yang melalui tujuh buah titik-titik data pada contoh sebelumnya.

f(x) = −0.0001521x6 − 0.003130x5 + 0.07321x4 − 0.3577x3 + 0.2255x2 +

0.9038x

Dengan memasukkan x = 2.5 pada persamaan di atas, maka nilai f(x) adalah

0.5965.

Pada umumnya, jika kita memiliki n titik data, maka fungsi

polinomial yang melalui semua titik data akan berderajat n−1. Kesalahan

pada interpolasi polinomial adalah proporsional terhadap jarak berpangkat n

diantara titik-titik data. Karena interpolan adalah polinomial maka bersifat

dapat didiferensiabel tak berhingga (infinitely differentiable). Kelemahan dari

interpolasi polinomial adalah proses komputasinya yang kompleks

(computationally expensive). Selain itu hasil akhir interpolasi polinomial

tidak terlalu akurat khususnya pada titik-titik ujung (phenomena Runge).

65
Kelemahan ini diatasi dengan interpolasi spline. Interpolasi linier

menggunakan sebuah fungsi linier untuk setiap interval [xk, xk +1].

Interpolasi spline menggunakan polinomial berderajat rendah untuk setiap

interval dan memilih bagian atau potongan interval sedemikian rupa yang

memenuhi (fit) dengan tepat (smooth). Fungsi yang dihasilkan disebut fungsi

spline. Di bawah ini ditunjukkan fungsi natural cubic spline yang bersifat

differensiabel kontinu. Turunan pertama bernilai nol pada titik-titik ujung.

interpolasi spline menghasilkan kesalahan yang lebih kecil dibandingkan

dengan interpolasi linier dan hasil interpolaso lebih halus. Walaupun demikian,

interpolannya lebih mudah dievaluasi daripada polinomial derajat tinggi yang

digunakan pada interpolasi polinomial. Pada gambar 2.11 berikut menunjukkan

visualisasi jenis interpolasi.

Gambar 2.11 Ilustrasi Hasil Proses Interpolasi Linier, Polinomial dan Spline

2.16.3 Interpolasi Citra Digital


66
Interpolasi citra digital merupakan interpolasi yang bekerja secara dua

arah,untuk mendapatkan hasil perkiraan nilai piksel warna dan intensitas yang

baik berdasarkan nilai pada piksel-piksel disekitar (pixel surrounding/pixer

neighborhood). Gambar 2.11 menunjukkan ilustrasi proses ini.

Citra asli merupakan citra gray-level 8-bit yang akan diperbesar 183%.

Sebelum interpolasi dilakukan, proses pembesaran akan menghasilkan hole

(ditandai dengan ?). Setelah dilakukan interpolasi maka hole akan diisi dengan

nilai warna dan intensitas sesuai dengan algoritma interpolasi yang digunanakan.

Sebagai pembanding, gambar di paling kanan adalah hasil citra jika tidak

dilakukan interpolasi, tetapi hanya dilakukan perbesaran dengan menggunakan

teknik replikasi piksel. Beberapa sudut rotasi yang menghasilkan hasil yang

lossless adalah sudut rotasi istimewa yaitu 90 ◦, 180 ◦ dan 270 ◦. Algoritma-

algoritma yang umum digunakan dalam melakukan interpolasi citra dijital adalah

algoritma interpolasi nearest neighbour, algoritma interpolasi bilinier, algoritma

bicubic dan algoritma fractal.

Gambar 2.12: Ilustrasi Interpolasi Citra Digital

67
Gambar 2.13: Degradasi Citra Setelah Proses Rotasi

68
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan metodologi yang

digunakan dalam penelitian ini, diantaranya tempat dan waktu penelitian, bahan

dan alat penelitian yang digunakan, metodologi yang digunakan penulis serta

metodologi pengembangan sistem yang digunakan.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Berikut adalah deskripsi lokasi dan tempat penelitian dalam

pengembangan aplikasi SIPERSIB :

Tempat Penelitian : Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah

Propinsi DKI Jakarta

Waktu Penelitian : Juni 2011 – Agustus 2011

Alamat : Jl. Casablanca Kav. 1 Kuningan, Jakarta Selatan,

Telp:5209651, 5209652, Fax: 5209643

69
3.2 Bahan dan Perangkat Penelitian

3.2.1 Bahan

Dalam perancangan aplikasi ini terdapat beberapa bahan yang

diperlukan diantaranya :

1. Data Spasial, seperti :

a. Peta Administrasi Propinsi DKI Jakarta dalam format

*.shp yang telah diolah dari PT. Hexa Map

menggunakan proyeksi geografi ( longitude latitude ) ,

dengan skala 1:200000 dan dengan koordinat UTM

dengan ellipsoid acuan WGS 84.

b. Peta Rencana Bagian Wilayah Kota yang memuat

sungai, industri, landuse, kecamatan propinsi DKI

Jakarta yang berformat shapefile, dengan skala 1:200000

proyeksi geografi.

2. Data non spasial berupa data atribut titik industri besar. Data

atribut yang digunakan untuk kelengkapan informasi spasial,

diproses berdasarkan data atribut yang telah tersedia ditambah

dengan masukkan data lain yang mendukung analisis data.

Diantaranya adalah: kabupaten.dbf, kecamatan.dbf, ind.dbf,

landuse.dbf, sungai.dbf.

70
3.2.2 Perangkat

Perangkat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Hardware atau Perangkat Keras :

a. Satu unit Personal Computer (PC)

b. Intel Core 2 Duo @ 2.80 Ghz

c. RAM 1 Gb

d. Hardisk 320 Gb

e. DVD-RW

f. Monitor resolusi 1024 x 768

g. Printer dan Scanner.

2. Software atau Perangkat Lunak : Alov Map V0.57, ArcView

3.3, Macromedia Dreamweaver 8, Edit Plus, Mozilla

Firefox, Xampp V1.7.2, PHPmyadmin v5.3.0. Microsoft

Visio sebagai tools untuk perancangan sistem.

71
3.2.3 Tahapan Penelitian

Gambar 3.1 berikut adalah alur penelitian yang dilakukan penulis :

Analisis masalah dan kebutuhan akan Pengumpulan data spasial dan non
sistem informasi spasial spasial industri besar DKI Jakarta

Identifikasi kebutuhan Klasifikasi data berdasarkan


pengguna sumber data
Rekayasa sistem

Analisis kebutuhan
pengguna

Analisis sistem
berjalan

Analisis

Rancangan alur Rancangan kamus


sistem usulan (DFD) data

Alur Data

Rancangan database
(ERD)

Normalisasi

Rancangan struktur
data tabular
Database

Rancangan struktur
menu layar

Rancangan STD

Rancangan layar
interface
Output Design

Perancangan

Pengkodean (coding)

Pengkodean (coding)

Pengujan (testing) Pengujian sistem


(testing)

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian


72
3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Pada penyusunan skripsi ini terdapat data - data pendukung yang

digunakan oleh penulis. Dan data - data informasi tersebut sebagai bahan

dalam mendukung kebenaran akan materi yang disampaikan pada

penulisan skripsi ini didapatkan dengan berbagai cara dan proses,

diantaranya adalah :

1. Studi Pustaka

Pembuatan dan pengembangan aplikasi ini mengambil

bahan referensi dari berbagai sumber seperti Peraturan

Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2009 tentang kawasan industri,

pembangunan industri terhadap lingkungan, Undang-undang

Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang. Kebijakan -

kebijakan pembangunan indutri terhadap dampak lingkungan.

Dan pendukung lainnya berupa buku-buku yang terkait.

Selain beberapa referensi tersebut, penelitian ini mengambil

beberapa pertimbangan dari beberapa penelitian sejenis dengan

beberapa variabel yang berbeda. Adapun penelitian tentang

kawasan industri telah banyak dilakukan sebelumnya oleh para

peneliti untuk mengetahui perkembangan akan daerah industri.

Contohnya pada penelitian yang dilakukan oleh Mangapul (

2002 ) tentang pola sebaran industri di koridor jalan raya Bogor.

73
Dan pada penelitian yang dilakukan oleh Amini dan Mudrajad (

2003 ) melakukan berisi tentang konsentrasi geografis industri

manufaktur di Greater Jakarta dan Bandung periode 1980-2000

menuju satu daerah aglomerasi. Pada Tahun 2005, Siwi

Indriyani melakukan peneliitian berisi tentang pemetaan

persebaran industri besar di kecamatan Bergas, kabupaten

Semarang menggunakan sistem informasi geografis, dengan

menggunakan variabel lokasi industri, sarana dan prasarana

industri, tenaga kerja dan sebaran industri.

Sistem informasi geografis pun sebagai salah satu

penunjang dalam pengambilan keputusan dalam mengatasi

gejala alam dan lingkungan sangat bermanfaat sekali bagi

masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh Aditya, Oliver dan

Aditya tahun 2006, tentang analisis dan perancangan sistem

informasi geografis sebagai alat bantu pembuat keputusan

alokasi industri terhadap ruang terbuka hijau di wilayah kota

Depok. Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu tersebut,

penelitan ini dilakukan dengan memasukan variabel data

pencemaran yang dihasilkan dari masing-masing industri.

2. Observasi

Dengan melakukan pengamatan serta menganalisa langsung

terhadap data - data yang dimiliki oleh BPLH berdasarkan hasil

laporan setiap industri yang dilakukan setiap enam bulan sekali

ini penulis dapat mengetahui kondisi industri yang ditangani

74
oleh BPLH sehingga dapat memberikan gambaran untuk

penelitian. Selain itu kegiatan ini diperlukan guna mendapatkan

data - data sekunder yang akan mendukung proses penelitian

langsung dari sumbernya.

3. Wawancara

Wawancara yang dilakukan kepada beberapa staf BPLH

khusus pada bagian penanganan industri ini dilakukan guna

mengetahui prosedur serta kegiatan pengolahan data yang

dilakukan sehingga dapat memberikan informasi dan data yang

bersangkutan dengan penelitian. Hasil wawancara sebagaimana

terdapat pada halaman lampiran.

3.4 Metode Pengembangan Sistem

Penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode SDLC ( System

Development Life Cycle ) dalam perancangan sistem ini yang merupakan suatu

siklus pengembangan sistem yang digunakan untuk menggambarkan beberapa

tahapan dalam proses pengembangan.

Rekayasa
Sistem

Analisis

Perancangan
(Design)

Pemrograman

(Coding)
Pengujian
(Testing)
75 Operasi &
Pemeliharaan
Gambar 3.2 Pengembangan Sistem Dengan Model Waterfall

( Sumber: Prahasta, Bandung, 2009)

Penggunaan metode SDLC ( System Development Life Cycle ) pada penulisan

skripsi ini di dasarkan pada perbandingan sebelumnya terhadap metode

pengembangan lainnya, diantaranya adalah :

1. Model RAD. Menurut Prahasta ( 2005:228 ), metode Rapid

Application Development (RAD) memiliki kelemahan dalam

proses perbaikan, sehingga menyebabkan pada proses iterasi

menghasilkan satu versi perangkat lunak. Sehingga saat hasil

akhirnya diterima oleh pengguna, terdapat beberapa versi

perangkat lunak. Siklus ini dalam perkembangannya juga sangat

pendek.

2. Model Formal. Menurut Pressman ( 2002:54 ) model metode

formal mencakup sekumpulan aktifitas yang membawa pada

spesifikasi metematis perangkat lunak komputer. Metode formal

memungkinkan perekayasa perangkat lunak untuk mengkhususkan,

mengembangkan, dan memverifikasi sistem berbasis komputer

dengan menggunakan notasi matematis yang tetap. Pengembangan

model formal banyak memakan waktu dan mahal.

3. Model Prototype. Menurut Pressman ( 2002:39 ) secara ideal

prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk

mengidentifikasikan kebutuhan software. Bila prototype yang


76
sedang bekerja dibangun, pengembang harus mempergunakan

fragmen-fragmen program yang ada atau mengaplikasikan alat-alat

bantu (contohnya report generator, window manager, dll) yang

memungkinkan program yang bekerja untuk dimunculkan secara

tepat. Prototype dibangun dengan mekanisme pendefinisian

kebutuhan.

Dari perbandingan beberapa metode tersebut, maka adapun alasan penulis

memilih metode System Development Life Cycle ( SDLC ) sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem aplikasi sebaran industri besar ini

dengan metode SDLC dapat dilakukan proses perencanaan

yang sistematis sehingga dapat memperkecil tingkat kesalahan

dalam pembuatan sistem. Dan sistem yang dibuat akan sesuai

dengan perencanaan sebelumnya.

2. SDLC merupakan metode yang memungkinkan pengembang

sistem untuk menyelesaikan satu langkah dulu, baru setelah

selesai berpindah menuju langkah berikutnya.

3. Sistem yang dikembangkan merupakan sistem yang

membutuhkan perawatan serta pembaharuan data. Dengan

SDLC ini tahap pemeliharaan dapat dilakukan untuk sistem.

4. Langkah-langkah yang sekuensial memungkinkan

pengembang sistem fokus pada satu langka dahulu, baru

setelah selesai berpindah ke langkah berikutnya.

77
3.4.1 Tahap Rekayasa Sistem dan Perencanaan

Pada proses perencanaan awal ini yang merupakan proses awal dari

dibangunnya suatu aplikasi, memiliki tujuan untuk mencari permasalahan

serta kendala - kendala yang dihadapi serta yang sedang berjalan selama ini,

sehingga dapat diketahui apa yang dapat digunakan untuk memperbaiki

sistem yang sudah berjalan maupun yang belum ada sama sekali. Dan untuk

mendukung visualisasi dari sebaran industri ini maka penggunaan data

spasial yang dilengkapi dengan data non spasial sebagai pendukung dari

data spasial yang digunakan.

3.4.2 Tahap Analisa Sistem

Pada tahap analisa sistem ini, penulis perlu melakukan hal-hal yang

berkaitan dengan kebuthan akan data - data untuk pembuatan sistem ini.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam analisa sistem ini meliputi

identifikasi jenis data - data, kebutuhan akan interface yang akan disajikan,

pengolahan data serta fungsi-fungsi lain dalam sistem yang dapat mendukung

dibangunnya sistem ini.

3.4.3 Tahap Perancangan ( desain )

Desain sistem yang di usulkan dalam pembuatan Sistem Informasi

Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri

Besar ini meliputi beberapa proses diantaranya desain proses, desain basis

data, dan desain interface.

1. Desain Proses

Pada desain proses ini, perancangan dilakukan berdasarkan

permasalahan - permasalahan yang ada serta berdasarkan kebutuhan

78
pengguna. Dengan menggunakan tools Data Flow Diagram ( DFD )

serta kamus data untuk menjelaskan data yang berada pada DFD.

Data Flow Diagram ini dirancang berdasarkan analisa untuk

digunakan sebagai rancangan sistem usulan. Dalam diagram ini

menggambarkan secara keseluruhan semua masukan dan keluaran

yang ada dalam sistem.

2. Desain Basis Data

Setelah perancangan sistem dilakukan, maka selanjutnya adalah

perancangan database dengan menggunakan tools Entity

Relationship Diagram ( ERD ) yang menggambarkan hubungan

antara entitas - entitas pada DFD, serta normalisasi data untuk

mencegah data - data redudance ( ganda ).

3. Desain Menu Aplikasi

Perancangan menu aplikasi ini bertujuan agar menu-menu yang

dirancang sesuai dengan kebutuhan user, sehingga sesuai dengan

aplikasi.

4. Desain antarmuka aplikasi

Desain antar muka aplikasi ini bertujuan untuk menemukan bentuk

yang baik dari tampilan aplikasi, sehingga dapat memudahkan user

dalam penggunaan aplikasi.

3.4.4 Tahap Pemograman ( coding )

Pada tahap ini dilakukanlah proses implementasi dari rancangan-

rancangan yang telah dibuat berupa barisan kode program ( coding ) yang

79
dapat dimengerti oleh komputer. Ada beberapa tahap yang dilakuan

diantaranya adalah :

1. Data spasial yang dibuat setelah dilakukannya proses

penyamaan titik koordinat yaitu UTM dan kemudian

melakukan proses geoprocessing serta pengisian data atribut

dengan menggunakan Arcview yang memiliki format *.Shp

yang diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan penggunaan.

2. Membuat mapfile ( *xml) dari setiap shapefile sesuai dengan

kebutuhan.

3. Pembuatan peta dengan menggunakan Alov Map disertai dengan

informasi dari masing-masing data spasial yang telah dibuat.

4. Membuat tampilan layar User Interface dengan menggunakan Adobe

Dreamweaver 8.0 dan Adobe Photoshop CS.

5. Membuat modul tambahan seperti buku tamu, pengetahuan, edit data

dengan menggunakan script PHP dan terhubung pada database

mysql. Untuk source code program berada pada halaman lampiran.

3.4.5 Tahap Pengujian ( testing )

Adapun untuk mengetahui suatu program baik atau tidaknya, maka dilakukan

suatu pengujian terhadap program tersebut,dan pengujian yang dilakukan dapat

menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan metode black box dan white box.

a. Metode Black box

Metode ini biasa dilakukan pada interface suatu sistem agar dapat

diketahui apakah proses yang dibuat sesuai dengan rancangan yang

telah dibuat.
80
b. Metode White Box

Metode white box ini dilakukan pada sistem dengan lebih

memperhatikan source code dan melihat bagaimana struktur

internal software agar dapat mengidentifikasikan suatu software.

Selain itu, metode white box juga berfungsi untuk mengetahui

jalannya sistem yang normal di dalam web browser.

Tabel 3.1 Tabel Pengujian Metode White Box

Hardware Pengujian Hasil

Intel pentium Core 2 Duo 2.50 Sistem Operasi Windows XP Baik


GHz, Memori 2.0 GB, hardisk Profesional SP3,Mozilla Firefox 4.0
320GB monitor 14 inchi dan
Sistem Operasi Windows XP Baik
resolusi layar 1024 x 768
Profesional SP1, Internet Explorer
pixels
8.0

c. Spesifikasi Minimum yang Dibutuhkan

Spesifikasi minimum hardware dan software yang digunakan

untuk dapat menjalankan program aplikasi dengan baik adalah

sebagai berikut :

1. Perangkat Keras (Hardware)

a. Prosesor berkapasitas 2,50 GHz

b. Memory RAM berkapasitas 256 MB

c. Hard Disk berkapasitas 60 GB

d. Layar monitor 15” 1024 x 768 pixel

e. Mouse dan keyboard PS2/USB

81
f. Printer

2. Perangkat Lunak (Software)

a. OS Windows XP

b. Browser IE Explorer 6.0, Mozilla Firefox 3.0, Google

Chrome 2.0 atau diatasnya.

c. Java Runtime Environtment ver 1.5 atau diatasnya

d. Xampp 1.7.2

3.4.6 Tahap Pemeliharaan

Tahap pemeliharaan merupakan tahap akhir setelah sistem di

implementasikan dan dapat berjalan dengan baik, tetapi pada tahap ini,

penulis tidak akan membahas proses pemeliharaan pada penulisan skripsi

ini.

82
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahap Rekayasa Sistem dan Perencanaan

Perancangan Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran

Pencemaran Udara Primer Industri Besar pada wilayah DKI Jakarta ini

dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai industri – industri besar di

DKI Jakarta yang berada dalam pengawasan BPLH DKI Jakarta secara visual

tentang persebaran data-data tersebut. Serta untuk mengetahui kandungan nilai

pencemaran dari setiap industri di DKI Jakarta.

Banyaknya industri besar yang tersebar di seluruh DKI Jakarta

berdasarkan data yang diperoleh dari BPLH yaitu terdapat 43 industri, dimana

sebagian besar industri besar tersebut terdapat di wilayah Jakarta Timur dan

Jakarta Utara. Selain keberadaan industri, data - data industri tersebut dilengkapi

dengan beberapa parameter yang diantaranya mewakili komponen pencemaran

udara yaitu SO2 dan NO2, yang memiliki nilai berupa hasil pengukuran cerobong -

cerobong yang terdapat pada setiap industri.

Dengan ketersediaan data tersebut, maka fitur - fitur yang akan

ditampilkan pada Web GIS Spasial Industri DKI Jakarta ini antara lain batas

administrasi DKI Jakarta, lokasi sebaran industri, serta nilai - nilai kandungan

83
bahan kimia yang dihasilkan dari masing-masing cerobong yang dimiliki setiap

industri.

4.1.1 Identifikasi Kebutuhan

Mengidentifikasi hal - hal yang diperlukan dalam memulai suatu

penelitian merupakan langkah awal dapat terwujudnya suatu aplikasi yang dapat

sesuai dengan kebutuhan pengguna. Mengidentifikasikan masalah - masalah yang

ada sehingga dapat memberikan pemecahan masalah, menganalisa proses

berjalannya sistem ataupun pengolahan data yang masih manual dalam

penyampaian informasi dan laporan yang dihasilkan. Serta mengelompokkan dan

menyeleksi data - data secara menyeluruh terhadap kebutuhan yang ada. Sehingga

perancangan Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran

Pencemaran Udara Primer Industri Besar pada wilayah DKI Jakarta berbasis web

dapat sesuai dengan kebutuhan orang banyak.

Adapun beberapa kebutuhan yang diharapkan sesuai dengan hasil

wawancara dan konsultasi dengan pihak BPLH adalah :

1. Kebutuhan akan visualisasi dari data - data industri besar serta

pencemaran udara primer yang dimiliki BPLH untuk penyebaran

informasi yang lebih interaktif.

2. Kebutuhan akan sistem informasi spasial mengenai sebaran industri

besar dan pencemaran udara DKI Jakarta berdasarkan data - data

BPLH.

3. Sistem informasi yang diusulkan dapat langsung di aplikasikan pada

sistem informasi yang telah ada.

84
4. Sistem yang diusulkan dapat memudahkan proses updating oleh

administrator maupun user untuk penambahan informasi.

5. Sistem yang di usulkan dapat mencakup keseluruhan data yang ada.

6. Sistem informasi yang diusulkan diharapkan dapat digunakan dengan

mudah serta user friendly.

4.1.2 Identifikasi Masalah

Setelah melihat berbagai kebutuhan yang didapat dari hasil penelitian

yang dilakukan penulis dalam menganalisa beberapa masalah pada sistem

yang ada, terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah :

1. Data yang terdapat pada BPLH masih berupa data mentah

yang belum terintegrasi.

2. Tidak adanya data spasial sebagai visualisasi data lokasi –

lokasi industri dan pencemaran udara yang dimiliki.

3. Terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat.

4. Sistem manual yang dijalankan pada sebuah Microsoft Excel

sehingga terpecah - pecahnya data yang dimiliki.

5. Sistem yang berjalan belum memiliki sistem automatisasi

sehingga sulit dalam proses pencarian data.

4.2 Analisa Sistem

Tahap analisa sistem bertujuan untuk menganalisa sistem yang sedang

berjalan sebelumnya dan mengidentifikasikan masalah-masalah yang ada.

85
4.2.1 Profil Daerah Penelitian

Propinsi DKI Jakarta secara geografis terletak pada 5o 19‟ 12” – 6o

23‟ 54” Lintang Selatan dan 106o 22‟ 42” – 106o 58‟ 18” Bujur Timur.

DKI Jakarta dengan jumlah penduduk 9.588.198 jiwa ( Sensus 2010 ) dan

dengan luas wilayah 740,3 km2 terbagi menjadi 5 wilayah Kota

administrasi dan satu Kabupaten administratif, yakni: Kota administrasi

Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2, Jakarta Utara dengan luas 142,20

km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2, Jakarta Selatan dengan luas

145,73 km2, dan Kota administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2,

serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2.

Di sebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi

tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. Di sebelah selatan

dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi

dan Kabupaten Bekasi, sebelah barat dengan Kota Tangerang dan

Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara dengan Laut Jawa.

Secara geologis, seluruh dataran terdiri dari endapan pleistocene

yang terdapat pada ±50 m di bawah permukaan tanah. Bagian selatan terdiri

atas lapisan alluvial, sedang dataran rendah pantai merentang ke bagian

pedalaman sekitar 10 km. Di bawahnya terdapat lapisan endapan yang lebih

tua yang tidak tampak pada permukaan tanah karena tertimbun seluruhnya

oleh endapan alluvium. Di wilayah bagian utara baru terdapat pada

kedalaman 10-25 m, makin ke selatan permukaan keras semakin dangkal

8-15 m. Pada bagian tertentu juga terdapat lapisan permukaan tanah yang

keras dengan kedalaman 40 m.

86
Keadaan Kota Jakarta umumnya beriklim panas dengan suhu udara

maksimum berkisar 32,7°C - 34,°C pada siang hari, dan suhu udara

minimum berkisar 23,8°C -25,4°C pada malam hari. Rata-rata curah hujan

sepanjang tahun 237,96 mm, selama periode 2002-2006 curah hujan

terendah sebesar 122,0 mm terjadi pada tahun 2002 dan tertinggi sebesar

267,4 mm terjadi pada tahun 2005, dengan tingkat kelembaban udara

mencapai 73,0 - 78,0 persen dan kecepatan angin rata-rata mencapai 2,2

m/detik - 2,5 m/detik.

Adapun visi dan misi DKI Jakarta selama ini adalah

Visi

1. Jakarta yang nyaman, bermakna terciptanya rasa aman, tertib,

tentram dan damai.

2. Jakarta yang sejahtera, bermakna terwujudnya derajat kehidupan

penduduk Jakarta yang sehat, layak dan manusiawi.

Misi

1. Membangun tata Pemerintahan yang baik dengan menerapkan

kaidah-kaidah "Good Governance".

2. Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima.

3. Memberdayakan masyarakat dengan prinsip pemberian otoritas

pada masyarakat untuk mengenali permasalahan yang dihadapi

dan mengupayakan pemecahan yang terbaik pada tahapan

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian

pembangunan.

87
4. Membangun sarana dan prasarana kota yang menjamin

kenyamanan, dengan memperhatikan prinsip pembangunan

berkelanjutan.

5. Menciptakan lingkungan kehidupan kota yang dinamis dalam

mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan.

4.2.2 Profil BPLH DKI Jakarta

Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Propinsi DKI Jakarta

awalnya merupakan BLH ( Badan Lingkungan Hidup ) yang berdiri

karena terbitnya Peraturan Daerah No.10 Tahun 1981 sehingga

terbentuklah Susunan dan Tata Kerja Biro Bina Kependudukan dan

Lingkungan Hidup ( BKLH ) Pemda DKI Jakarta. BPLH telah banyak

mengalami perubahan seiring dengan Peraturan Daerah, dan pada tahun

2009 Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah ( BPLH ) Propinsi

DKI Jakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun

2008 tentang bentuk Susunan dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi DKI Jakarta.

Adapun visi dan misi yang dijalankan oleh BPLH adalah

Visi

1. Terwujudnya Kota Jakarta Yang Memiliki Lingkungan Berkelanjutan

2. Terwujudnya Tanggung Jawab Pengelolaan Lingkungan Yang

Berkelanjutan Di Kota Jakarta.

Misi

88
1. Menumbuh kembangkan profesionalitas dalam pengelolaan lingkungan.

2. Menumbuh kembangkan dan memperkuat kapasitas kelembagaan serta

meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan pra sarana pengelolaan

lingkungan.

3. Mengembangkan sistem informasi lingkungan untuk menunjang

terciptanya kerjasama, pengawasan, pemantauan, evaluasi, pengkajian,

penelitian dan pengembangan dalam upaya pengelolaan lingkungan.

4.2.3 Sistem Yang Berjalan

Setelah melihat berbagai kebutuhan yang didapat dari hasil

penelitian yang dilakukan penulis dalam menganalisa beberapa masalah

pada sistem yang ada, terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah :

1. Data yang terdapat pada BPLH masih berupa data mentah yang belum

terintegrasi.

2. Tidak adanya data spasial sebagai visualisasi data lokasi - lokasi industri

yang dimiliki.

3. Terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat.

4. Sistem manual yang dijalankan pada sebuah Microsoft Excel sehingga

terpecah - pecahnya data yang dimiliki.

5. Sistem yang berjalan belum memiliki sistem automatisasi sehingga sulit

dalam proses pencarian data.

89
4.2.4 Sistem Yang Diusulkan

Di lihat dari masalah - masalah yang terdapat pada BPLH yang

disebutkan diatas, maka diusulkan pemecahan masalah yaitu dengan

mengembangkan Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada

Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar. Aplikasi ini dibangun

untuk dapat menyelesaikan beberapa permasalahan yang terjadi pada

sistem yang berjalan. Adapun kelebihan dalam aplikasi yang diusulkan

ini adalah

1. Sistem yang diusulkan merupakan sistem yang berbasis web

sehingga dapat dengan mudah dalam mengaksesnya.

2. Sistem ini dapat dengan mudah dalam penambahan data,

pencarian data sehingga data yang ada dapat terintegrasi

dengan baik.

3. Dengan sistem ini user dapat dengan mudah mengetahui

berapa banyak sebaran industri besar dan pencemaran udara

primer pada masing-masing daerah di DKI Jakarta.

4.3 Perancangan Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap arsitektur perangkat lunak,

antarmuka, masukan , proses dan keluaran dalam system. Tahap perancangan ini

bertujuan untuk mencari bentuk optimal dari aplikasi sistem informasi geografis

agar sesuai dengan kebutuhan user. Pada tahap ini penulis menggunakan beberapa

tools untuk membuat perancangan sistem, diantaranya adalah :

4.3.1 Desain Arsitektur ( Data Flow Diagram )

90
Data Flow Diagram secara garis besar menggambarkan semua masukan

dan keluaran yang terjadi pada sistem. Dan ini menjadi media komunikasi

antara user dan pengembang untuk mengetahui seperti apa, dan dimana

sistem tersebut akan berjalan.

1. Diagram Konteks

Diagram konteks pada sistem yang akan dibuat ini menggambarkan

proses aliran data secara umum, dimana proses sistem informasi

sebaran industri terdapat sumber serta tujuan dari data yang akan di

proses secara rinci hingga dapat menggambarkan aliran data yang

akan diproses. Diagram konteks yang di usulkan pada sistem ini

melibatkan beberapa entitas

1. Entitas masyarakat, dacem, dan industri sebagai pengguna

utama sistem ini dapat melakukan beberapa kegiatan

berdasarkan fitur - fitur yang disediakan diantaranya dapat

memilih beberapa fungsi peta yang tersedia dan sistem

memberikan informasi yang terkait dengan fungsi peta yang

dipilih.

2. Entitas BPLH sebagai administrator yang mengelola sistem

ini memiliki hak penuh terhadap sistem, diantaranya:

memperbaharui data - data lokasi industri, data buku tamu

dan data spasial.

Untuk rincian sistem apat dilihat pada gambar berikut :

91
INFO_BUKU
UPLOAD_DATA
INFO_PETA
PILIH_PETA
INFO_NONSPASIAL
DT_BUKU
DT_CEROBONG

DT_IND
DT_KAB
DT_CEMAR
INDUSTRI SIPERSIB MASYARAKAT

PILIH_PETA

DT_BUKU
PILIH_NONSPASIAL

LAP_NONSPASIAL
INFO_PETA

INFO_NONSPASIAL

LAP_VERIFIKASI

INFO_BUKU KEPALA
DACEM

Gambar 4.1 Diagram Konteks

Tabel 4.1 Alur Proses Diagram Konteks

Nama Proses : SIPERSIB

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang sistem informasi

spasial sebaran industri

Input : 1. Proses Verifikasi Data

2. Proses Pengolahan Peta

4. Proses Monitoring Industri

5. Pengisian Buku Tamu

Output : 1. Informasi nonspasial

2. Informasi Peta

92
3. Informasi buku

2. Diagram Nol

Proses selanjutnya adalah pembuatan diagram nol,

dimana diagram ini menggambarkan proses detail dari diagram

konteks yang telah terbentuk beserta entitas, proses, alur data

dan data store yang ada pada sistem. Berikut adalah penjelasan

diagram nol :

Pada diagram nol yang diusulkan ini terdapat empat proses

utama, yaitu : proses verifikasi data, proses pengolahan peta

dan monitoring industri serta proses pengisisan buku tamu.

93
INFO_NONSPASIAL

DT_UPLOAD
UPLOAD_DATA
DT_CEMAR

DT_KAB
DT_CEROBONG DT_CEROBONG
CEROBONG
DT_IND

1.0 DT_CEMAR
INDUSTRI
VERIFIKASI_DATA
PENCEMARAN

DT_CEROBONG
KEPALA DACEM
LAP_VERIFIKASI

DT_IND DT_CEMAR
DT_KAB

ADMINISTRASI INDUSTRI

DT_IND
3.0 LAP_NONSPASIAL
MONITORING
INDUSTRI
INFO_NONSPASIAL

DT_KAB

PILIH_PETA
MASYARAKAT

INFO_PETA
2.0
PENGOLAHAN
_PETA
PILIH_PETA
INFO_PETA
DT_PETA_SPASIAL

PETA_SEBARAN
INFO_BUKU
DT_BUKU

4.0
PENGISIAN_BUKU_ DT_BUKU
TAMU

INFO_BUKU
BUKU DT_BUKU

Gambar 4.2 Diagram Nol Usulan

Tabel 4.2 Verifikasi Data

No. Proses : 1.0

Nama Proses : Verifikasi data

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang verifikasi data

Input : Merupakan data-data yang berasal dari industri yaitu

Dt_kab,Dt_industri,Dt_cerobong,Dt_pencemaran,Dt_

94
upload

Output : Dt_kab yang disimpan kedalam tabel administrasi

Dt_industri yang disimpan kedalam tabel industri,

Dt_cerobong yang disimpan kedalam tabel cerobong,

Dt_pencemaran yang disimpan kedalam tabel

pencemaran,

Dt_upload yang disimpan kedalam tabel upload_data,

Tabel 4.3 Pengolahan Peta

No. Proses : 2.0

Nama Proses : Pengolahan Peta

Deskripsi : Proses ini merupakan proses pengolahan peta

Input : 1. Pilih_peta yang dilakukan oleh masyarakat dan

industri

2. dt_kab, dt_ind, dt_cemar, dt_cerobong, dt_sungai,

dt_land, dt_kecamatan

Output : 1. info_peta

2. data spasial yg tersimpan didalam tabel

peta_sebaran

95
Tabel 4.4 Monitoring Industri

No. Proses : 3.0

Nama Proses : Monitoring Industri

Deskripsi : Proses ini merupakan proses Monitoring Industri yang

merupakan data-data nonspasial

Input : dt_kab, dt_ind, dt_cemar, dt_cerobong,dt_upload

Output : Berupa hasil info nonspasial ke masyarakat dan

industri,serta kepala dacem

Tabel 4.5 Pengisian Buku Tamu

No. Proses : 4.0

Nama Proses : Pengisian Buku Tamu

Deskripsi : Proses ini merupakan proses pengisian buku tamu

Input : Dt_buku

Output : Berupa hasil info_buku yang diterima oleh

masyarakat dan industri

96
3. Diagram Detail ( DFD level 1 )

Pada diagram detail ( DFD level 2 ) ini menggambarkan

penjabaran secara detail terhadap proses yang ada dalam diagram nol.

Dan pada diagram nol masih terdapat beberapa proses yang

membutuhkan penjabaran secara detail, untuk lebih jelasnya lihat pada

gambar berikut:

a. Diagram detail level 1 proses 2.0

KEPALA DACEM PILIH_PETA

INFO_PETA

2.1
INDUSTRI PILIH_PETA PILIH_PETA MASYARAKAT
PENCARIAN_PETA

INFO_PETA INFO_PETA

INFO_SPASIAL
DT_SPASIAL.*shp

PETA_SEBARAN DT_SPASIAL

2.2
DT_SPASIAL_BARU
PENGOLAHAN_ DT_CEROBONG
DATA_PETA
DT_KAB

DT_IND

DT_CEMAR

ADMINISTRASI INDUSTRI PENCEMARAN CEROBONG

Gambar 4.3 DFD Level 1 Proses 2.0 Pengolahan Peta

Tabel 4.6 Pencarian Peta

No.Proses : 2.1

97
Nama Proses : Pencarian Peta

Deskripsi : Proses menerangkan pencarian peta yang dilakukan

oleh masyarakat,industri dan kepala dacem.

Input : pilih_fungsi_peta yang dilakukan oleh masyarakat

dan industri serta kepala dacem

Output : 1. Info_peta sebaran industri sesuai permintaan

2. dt_spasial *.shp

Tabel 4.7 Proses Pengolahan Data Peta

No.Proses : 2.2

Nama Proses : Pengolahan Data Peta

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pengolahan

data peta yang dilakukan oleh system.

Input : Dt_kab,dt_cemar,dt_ind,dt_cerobong,dan

data peta yang dimiliki sistem.

Output : 1. dt_spasial yang disimpan ke dalam tabel

peta sebaran

2. Info_peta

98
- Diagram detail level 1 proses 3.0

3.0
MONITORING
INDUSTRI

Dt_upload
Dt_cerobong_baru
Dt_cemar_baru
PETA_SEBARAN
Dt_kab_baru

Dt_ind_baru

INFO_NONSPASIAL
DT_UPLOAD 3.1
INDUSTRI
EDIT_
DT_CEROBONG
MONITORING
INDUSTRI

DT_KAB DT_CEMAR

DT_IND

3.3
PENGUMPULAN_
UPLOAD_DATA ADMINISTRASI INDUSTRI PENCEMARAN CEROBONG MASYARAKAT
MONITORING
INDUSTRI

INFO_NONSPASIAL

3.2
HAPUS_
KEPALA DACEM
MONITORING
INDUSTRI
LAP_NONSPASIAL

Dt_cerobong_baru
Dt_cemar_baru

Dt_kab_baru

Dt_ind_baru
Dt_upload_baru

Gambar 4.4 DFD Level 1 Proses 3.0 Monitoring Industri

Tabel 4.8 Proses Edit Monitoring Industri

No.Proses : 3.1

Nama Proses : Edit Monitoring industri

Deskripsi : Proses menjelaskan tentang proses edit

monitoring industri.

99
Input : Dt_kab, dt_industri, dt_cemar,

dt_cerobong,dt_upload

Output : Dt_kab_baru,dt_industri_baru, dt_cemar_baru,

dt_cerobong_baru,dt_upload_baru

Tabel 4.9 Proses Hapus Monitoring Industri

No.Proses : 3.2

Nama Proses : Hapus Monitoring Industri

Deskripsi : Proses menjelaskan tentang penghapusan data

monitoring

Input : Dt_kab, dt_ind, dt_cemar, dt_cerobong,

dt_upload_baru

Output : Dt_kab_baru,dt_ind_baru,dt_cemar_baru,

dt_cerobong_baru, dt_upload_baru

Tabel 4.10 Proses Pengumpulan Monitoring Industri

No.Proses : 3.3

Nama Proses : Pengumpulan monitoring industri

Deskripsi : Proses menjelaskan tentang Pengumpulan

100
monitoring industri

Input : Dt_kab, dt_ind, dt_cemar, dt_cerobong,

dt_upload_baru dan dari proses edit

monitoring dan hapus

Output : Laporan/informasi nonspasial kepada

masyarakat,dacem,industri

- Diagram detail level 1 proses 4.0

INDUSTRI MASYARAKAT

DT_BUKU
DT_BUKU

4.1
LIHAT_BUKU_TAMU

DT_BUKU INFO_BUKU

INFO_BUKU

BUKU

DT_BUKU

4.2
HAPUS_BUKU_TAMU

Gambar 4.5 DFD Level 2 Proses 4.0 Pengisian Buku Tamu

101
Tabel 4.11 Proses Pengisian Buku Tamu

No.Proses : 4.4

Nama Proses : Pengisian Buku Tamu

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pengisian

buku tamu oleh masyarakat dan industri

Input : Dt_buku dari user dan industri

Output : buku_tamu yang telah di-manage

dimasukkan kedalam tabel buku

b. Diagram Level 2

2.1 2.1.1
PILIH_PETA DT_SPASIAL PETA_SEBARAN
PENCARIAN_PETA PILIH_TEMA_PETA

DT_SPASIAL.*shp
INFO_PETA
Dt_spasial.*shp

Gambar 4.6 DFD Level 2 Proses 2.1 Pencarian Peta

Tabel 4.12 Proses Pilih Tema Peta

102
No.Proses : 2.1.1

Nama Proses : Pilih Tema Peta

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang pemilihan

tema peta

Input : 1. Pilih_peta sesuai dengan perintah

2. dt_spasial yang ter-update

Output : 1. info_peta

2. dt_spasial *.shp

- Diagram detail level 2 proses 2.2 pengolahan peta

2.2
DT_SPASIAL
DT_SPASIAL PENGOLAHAN_
DATA_PETA

2.2.2
2.2.1
HAPUS_DATA_PE
EDIT_DATA_PETA
TA

DT_SPASIAL_BARU DT_SPASIAL

PETA_SEBARAN

DT_SPASIAL_LAMA

Gambar 4.7 DFD Level 2 Proses 2.2 Pengolahan Peta

103
Tabel 4.13 Proses Edit Data Peta

No.Proses : 2.2.1

Nama Proses : Edit data peta kawasan

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang

mengubah atau edit data peta sebaran

Input : dt_spasial_baru

Output : dt_spasial_baru yang disimpan kedalam

peta_sebaran

Tabel 4.14 Proses Hapus Data Peta Kawasan

No.Proses : 2.2.2

Nama Proses : Hapus data peta sebaran

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang

penghapusan data peta sebaran

Input : dt_spasial

Output : dt_spasial dihapus

104
4.3.2 Desain Basis Data

Dan beberapa tahap dalam pembuatan sistem ini adalah bagaimana

merancang sistem basis data yang akan mengintegrasikan antar basisdata

satu dengan yang lainnya. Dan proses ini disebut dengan Entity Relationship

Diagram ( ERD ) dan kamus data.

4.3.2.1 Desain Kamus Data

Tabel 4.15 Kamus Data

ADMIN =*file admin*


{@admin_id+nmadmin+password}

BUKU TAMU =*file buku tamu*


{@buku_id+nama+email+saran}

ADMINISTRASI =*file kabupaten*


{@idkab+kabupaten+propinsi}

SUNGAI =*file sungai*


{@idsungai+nmsungai+xs+ys+criteria+kode_tabel}

LANDUSE =*file land*


{@idland+nmland+jnsland+xland+yland}

KECAMATAN =*file kecamatan*


{@idkec+nmkec+nmkab+luaskec++propinsi+area}

INDUSTRI =*file indjak*

105
{@idind+idkab+nama+alamat+x+y+jns+tlp+fax+pj+jab}

PENCEMARAN =*file pencemaran*


{@pencemaran_id+cerobong_id+tgl+nh3+cl2+hcl+hf+no2+
opasitas
+partikulat+so2+h2s+hg+as+sb+cd+zn+pb}

CEROBONG =*file cerobong*


{@cerobong_id+nmcerobong}

SO2 SM2 2009 =*file Sob9*


{@id+gridcode+idkab+luas+propinsi+nmkab+status}

SO2 SM1 2009 =*file Sok9 *


{@id+gridcode+idkab+luas+propinsi+nmkab+status}

NO SM1 2009 =*file Nok9 *


{@id+gridcode+idkab+luas+propinsi+nmkab+status}

NO SM2 2009 =*file Nob9 *


{@id+gridcode+idkab+luas+propinsi+nmkab+status}

SO2 SM1 2010 =*file Sok10 *


{@id+gridcode+idkab+luas+propinsi+nmkab+status}

SO2 SM2 2010 =*file Sob10 *


{@id+gridcode+idkab+luas+propinsi+nmkab+status}

NO SM1 2010 =*file Nok10 *


{@id+gridcode+idkab+luas+propinsi+nmkab+status}

NO SM2 2010 =*file Nob10 *


{@id+gridcode+idkab+luas+propinsi+nmkab+status}

DPeta =*file dpeta*


{@dpeta_id+jnspeta+thumb+sumber+oleh+tgl+deskripsi+d
ownload}

User =*file user*


{@user_id+nama_user+idind+jabatan+email_user+nama_id
+password_user+status_user}

Upload_data =*file upload_data*

106
{@upload_id+user_id+tgl_upload+nama_data+nama_file+d
ivalidasi_oleh+tgl_validasi+status_upload.}

4.3.2.2 Entity Relationship Diagram ( ERD )

Untuk menghasilkan rancangan ERD sistem sebaran industri

maka diperlukan terlebih dahulu rancangan basis data dalam bentuk tidak

normal,kemudian dilanjutkan dengan normalisasi tahap satu, dua hingga

tahap tiga yang merupakan bentuk normal dari ERD. Berikut adalah

gambaran basis data sistem:

a. Bentuk Tidak Normal Basis Data Sistem

admin_id* idsungai* yland x cl2 sb status


nmadmin nmsungai idkec* y hcl cd *dpeta_id
password xs nmkec jns hf zn Jnspeta
buku_id* ys nmkab tlp no2 pb Thumb
nama criteria luaskec fax opasitas cerobong_id* Sumber
email kode_tabel propinsi pj partikulat nmcerobong Oleh
saran idland* area jab so2 id* Tgl
idkab* nmland idind* pencemaran_id* h2s gridcode Deskripsi
kabupaten jnsland nama tgl hg luas Download
propinsi xland alamat nh3 as nmkab *user_id
Nama_user idind jabatan Email_user Nama_id Password_user Status_user
*upload_id User_id Tgl_upload Nama_data Nama_file Divalidasi_oleh Tgl_validasi
Status_upload
Tabel 4.16 Bentuk Tidak Normal

107
b. Normalisasi Tahap Pertama ( 1 NF )

Normalisasi pertama ini bersifat tidak dapat dibagi menjadi

atribut-atribut yang lebih kecil atau bersifat tunggal. Berikut

adalah normalisasi tahap pertama.

Buku tamu Admin Administrasi


Land
buku_id (*) admin_id (*) Idkab (*)
Idland (* )
nama nmadmin kabupaten
nmland
email password propinsi
jnsland
saran xland
yland No SM2 9
Cerobong Id ( * )
cerobong_id ( * ) gridcode
nmcerobong luas
Industri
nmkab
No SM1 9 Idind ( * )
status
Id ( * ) nama
gridcode alamat
luas x
nmkab y
status jns
tlp
fax
pj
jab

108
Pencemaran
So SM1 10
No SM2 10
pencemaran_id ( * )
Id ( * )
Id ( * )
tgl
gridcode
gridcode
nh3
luas
luas
cl2
nmkab
nmkab
hcl
status
status
hf
no2
opasitas
No SM1 10 Kecamatan
partikulat
Id ( * ) Idkec ( * )
so2
gridcode nmkec
h2s
luas nmkab
hg
nmkab luaskec
as
status propinsi
sb
area
cd
So SM2 9 zn
Id ( * ) pb Sungai

gridcode Idsungai ( * )

luas nmsungai

nmkab So SM1 9 xs

status Id ( * ) ys
gridcode criteria
luas kode_tabel
nmkab
status

109
Upload_data Dpeta
User
Upload_id ( * ) Dpeta_id ( * )
user_id ( * )
User_id Jnspeta
Nama_user
Tgl_upload Thumb
jabatan
Nama_data Sumber
Email_user
Nama_file oleh
Nama_id
Divalidasi_oleh tgl
Password_user
Tgl_validasi deskripsi
Status_user
Status_upload download

So SM2 10
Id ( * )
gridcode
luas
nmkab
status

Gambar 4.8 Bentuk Normal Pertama (1NF).

110
c. Normalisasi Tahap Kedua (2NF)

Normalisasi tahap kedua mensyaratkan semua

atribut memenuhi bentuk normal pertama dan semua

atribut bukan kunci hanya tergantung pada atribut

kuncinya (Full Functional Depedency). Berikut adalah

Gambar 4.9

Buku tamu Admin Administrasi


buku_id ( * ) admin_id ( * ) Idkab ( * )
nama nmadmin kabupaten
email password propinsi
saran

Dpeta No SM1 9 Kecamatan

Dpeta_id ( * ) Id ( * ) Idkec ( * )

Jnspeta gridcode nmkec

Thumb luas nmkab

Sumber nmkab luaskec

oleh status propinsi

tgl area

deskripsi
download

111
Pencemaran
So SM2 10 Sungai pencemaran_id ( * )
Id ( * ) Idsungai ( * ) cerobong_id ( ** )
gridcode nmsungai tgl
luas xs nh3
nmkab ys cl2
status criteria hcl
kode_tabel hf
no2
opasitas
Cerobong So SM2 9
partikulat
cerobong_id ( * ) Id ( * )
so2
nmcerobong gridcode
h2s
luas
hg
nmkab
as
status
sb
No SM2 9
cd
Id ( * )
zn
gridcode
pb
luas Land
nmkab Idland ( * )
status nmland
jnsland
xland
yland

112
So SM1 9 No SM1 10 Industri
So SM1 10
Id ( * ) Id ( * ) Idind ( * )
id*
gridcode gridcode Idkab**
gridcode
luas luas nama
luas
nmkab nmkab alamat
nmkab
status status x
status
y
jns
tlp
Upload_data fax
User pj
Upload_id ( * )
user_id ( * ) jab
User_id
Idind(**)
Tgl_upload
Nama_user
Nama_data
jabatan
Nama_file
Email_user No SM2 10
Divalidasi_oleh
Nama_id id*
Tgl_validasi
Password_user gridcode
Status_upload
Status_user luas
nmkab
status

Gambar 4.9 Bentuk Normal Kedua (2NF)

113
d. Normalisasi Tahap Ketiga

Normalisasi tahap ketiga ( 3 NF ) pada rancangan basis data ini

langsung menggambarkan bentuk ERD, seperti pada gambar

berikut ini :

NO
D LINE

*pencemaran_id
SO
MEMILIKI
D LINE
**cerobong_id

tgl
PENCEMARAN

partikulat M

……. MENGANDUNG

1 **idind

CEROBONG *cerobong_id

M nama
*idind

nama TERPASANG

alamat
1
…...
INDUSTRI MEMILIKI LANDUSE

KECAMATAN D POLYGON
M
D POLYGON
INDUSTRI
TERDAPAT
D POINT
MEMILIKI MEMILIKI *idland

*idkab 1 nmland

BATAS xland
nmkab ADMINISTRASI 1 M KECAMATAN 1 TERDAPAT M LANDUSE
ADMINISTRASI
yland
propinsi

MEMILIKI 1
*idkec
TERDAPAT M SUNGAI
*idsungai
nmkec
ADMINITRASI nmsungai
nmkab
D POLYGON MEMILIKI
…...

SUNGAI
D LINE

Gambar 4.10 Normalisasi tahap 3

114
4.3.2.3 Struktur Data

Rancangan basis data atribut spasial dalam aplikasi webgis ini terdiri dari

tabel-tabel sebagai berikut:

1. Tabel Admin

a. Nama File : admin

b. Isi : Data atribut administrator

c. Primary key : admin_id

Tabel 4.17 Tabel Admin

Nama Field Type Panjang Keterangan

Admin_id int 5 Identitas admin

Nama_admin Varchar 50 Nama admin

email Varchar 50 email admin

username Varchar 20 Inisial admin

password Varchar 50 Password

bahasa char 3 Bahasa

status tinyint 1 Status admin

2. Tabel Buku Tamu

a. Nama File : buku

b. Isi : Data atribut buku tamu

115
c. Primary key : buku_id

Tabel 4.18 Tabel Buku

Nama Field` Type Panjang Keterangan

buku_id int 11 Identitas Tamu

Nama Varchar 30 Nama Tamu

email Varchar 30 Email Tamu

saran text - Pesan tamu

3. Tabel Pencemaran

a. Nama File : Pencemaran

b. Isi :Data atribut Pencemaran

c. Primary key : pencemaran_id

d. Foreign key : cerobong_id

Tabel 4.19 Tabel Pencemaran

Nama Field Type Panjang Keterangan

Pencemaran_id Int 11 Identitas pencemaran

Cerobong_id Int 11 Indentitas cerobong

tgl Date - Tanggal pemeriksaan

cerobong

Nh3 Double - -

116
Cl2 Double - -

Hcl Double - -

Hf Double - -

No2 Double - -

Opasitas Double - -

Partikulat Double - -

So2 Double - -

H2s Double - -

Hg Double - -

As Double - -

Sb Double - -

Cd Double - -

Zn Double - -

Pb Double - -

status Varchar 20 Status pencemaran

4. Tabel Cerobong

a. Nama File : Cerobong

b. Isi : Data atribut cerobong

c. Primary key : cerobong_id

117
d. Foreign key : idind

Tabel 4.20 Tabel Cerobong

Nama Field Type Panjang Keterangan

Cerobong_id Int 11 Identitas cerobong

Nama_cerobong Varchar 50 Nama cerobong

Idind Int 11 Identitas industri

5. Tabel Administrasi

a. Nama File : Administrasi

b. Isi : Data atribut

administrasi

c. Primary key : idkab

Tabel 4.21 Tabel Administrasi

Nama Field Type Panjang Keterangan

idkab Int 11 Identitas kabupaten

Namakab Varchar 20 Nama kabupaten

Idind Varchar 20 propinsi

118
6. Tabel Industri

a. Nama File : industri

b. Isi :Data atribut industri

c. Primary key : idind

d. Foreign key : idkab

Tabel 4.22 Tabel Industri

Nama Field Type Panjang Keterangan

idind Int 11 Identitas industri

Idkab Int 11 Identitas kabupaten

Nama Varchar 50 Nama industri

Alamat Text - Alamat industri

X Double - Koordinat x industri

Y Double - Koordinat y industri

jns Varchar 50 Jenis industri

tlp Varchar 20 Telp industri

fax Varchar 20 Fax industri

pj Varchar 50 Penanggungjawab industri

jab Varchar 50 Jabatan penanggungjawab

119
industri

7. Tabel Dpeta

a. Nama File : dpeta

b. Isi : Data atribut dpeta

c. Primary key : dpeta_id

Tabel 4.23 Tabel Dpeta

Nama Field Type Panjang Keterangan

dpeta_id Int 11 Identitas dpeta

jnspeta Varchar 100 Jenis peta

thumb Varchar 20

sumber Varchar 50 Sumber peta

oleh Varchar 50 Pembuat peta

Tgl date - Tanggal publikasi

deskripsi text - Penjelasan peta

download Varchar 50 Download peta

8. Tabel User

a. Nama File : user

b. Isi : Data atribut user

c. Primary key : user_id

120
Tabel 4.24 Tabel User

Nama Field Type Panjang Keterangan

user_id Int 5 Identitas user

Nama_user Varchar 50 Nama user

idind Int 11 Identitas industri

jabatan Varchar 50 jabatan

Email_user Varchar 50 Email user

Nama_id Varchar 50 Id pengguna

Password_user Varchar 50 Password user

Status_user tinyint 1 Status user

9. Tabel Upload

a. Nama File : upload

b. Isi : Data atribut upload

c. Primary key : upload_id

Tabel 4.25 Tabel Upload

Nama Field Type Panjang Keterangan

121
Upload_id Int 11 Identitas upload

User_id Int 11 Id user

Tgl_upload Datetime - tanggal

Nama_data Varchar 50 Nama data

Nama_file Varchar 50 Nama file

Divalidasi_oleh Int 11 validasi

Tgl_validasi datetime - Tanggal validasi

Status_upload tinyint 1 Status upload

10. Tabel Kecamatan Spasial

a. Nama File : kecamatan

b. Isi : Data atributbatas kecamatan

c. Primary key : idkec

Tabel 4.27 Tabel Kecamatan Spasial

Nama Field Type Panjang Keterangan

idkec Varchar 20 Identitas kecamatan

Nmkec Varchar 20 Nama kecamatan

luaskec Double - Luas kecamatan

nmkab Varchar 20 Nama kabupaten

122
propinsi varchar 20 Propinsi

area double - area

11. Tabel Sungai

a. Nama File : sungai

b. Isi : Data atribut sungai

c. Primary key : idsungai

Tabel 4.28 Tabel Sungai

Nama Field Type Panjang Keterangan

idsungai Varchar 20 Identitas sungai

Nmsungai Varchar 30 Nama sunagi

Xs Double X sungai

Ys Double Y sungai

Criteria Varchar 20 criteria

Kode_tabel Varchar 20 Kode_tabel

12. Tabel Landuse

a. Nama File : land

b. Isi : Data atribut landuse

123
c. Primary key : idland

Tabel 4.29 Tabel Landuse

Nama Field Type Panjang Keterangan

idland Varchar 30 Identitas landuse

Nmland Varchar 40 Nama landuse

Xland Double - Koordinat x

Yland Double - Koordinat y

Jnsland Varchar 30 Jenis landuse

13. Tabel SOK9

a. Nama File : Sok9

b. Isi :Data atribut SO Semester 1 tahun 2009

c. Primary key: id

d. Foreign key : idkab

Tabel 4.30 Tabel SOK9

Nama Field Type Panjang Keterangan

Id Varchar 10 Identitas sok9

Gridecode Varchar 10 Gridecode

Idkab Varchar 10 Identitas kabupaten

124
Luas Varchar 19 Luas

Propinsi Varchar 45 Propinsi

Nmkab Varchar 45 Nama kabupaten

Status Varchar 35 Status baku mutu

14. Tabel SOK10

a. Nama File : Sok10

b. Isi :Data atribut SO Semester 1 tahun 2010

c. Primary key: id

d. Foreign key : idkab

Tabel 4.31 Tabel SOK10

Nama Field Type Panjang Keterangan

Id Varchar 10 Identitas sok9

Gridecode Varchar 10 Gridecode

Idkab Varchar 10 Identitas kabupaten

Luas Varchar 19 Luas

Propinsi Varchar 45 Propinsi

Nmkab Varchar 45 Nama kabupaten

Status Varchar 35 Status baku mutu

125
15. Tabel SOB9

a. Nama File : Sob9.shp

b. Isi :Data atribut SO Semester 2 tahun 2009

c. Primary key: id

d. Foreign key : idkab

Tabel 4.32 Tabel SOB9

Nama Field Type Panjang Keterangan

Id Varchar 10 Identitas sok9

Gridecode Varchar 10 Gridecode

Idkab Varchar 10 Identitas kabupaten

Luas Varchar 19 Luas

Propinsi Varchar 45 Propinsi

Nmkab Varchar 45 Nama kabupaten

Status Varchar 35 Status baku mutu

16. Tabel SOB10

a. Nama File : Sob10

b. Isi :Data atribut SO Semester 2 tahun 2010

c. Primary key: id

126
d. Foreign key : idkab

Tabel 4.33 Tabel SOB10

Nama Field Type Panjang Keterangan

Id Varchar 10 Identitas sok9

Gridecode Varchar 10 Gridecode

Idkab Varchar 10 Identitas kabupaten

Luas Varchar 19 Luas

Propinsi Varchar 45 Propinsi

Nmkab Varchar 45 Nama kabupaten

Status Varchar 35 Status baku mutu

17. Tabel NOK9

a. Nama File : Nok9

b. Isi :Data atribut NO Semester 1 tahun 2009

c. Primary key: id

d. Foreign key : idkab

Tabel 4.34 Tabel NOK9

Nama Field Type Panjang Keterangan

Id Varchar 10 Identitas sok9

127
Gridecode Varchar 10 Gridecode

Idkab Varchar 10 Identitas kabupaten

Luas Varchar 19 Luas

Propinsi Varchar 45 Propinsi

Nmkab Varchar 45 Nama kabupaten

Status Varchar 35 Status baku mutu

18. Tabel NOK10

a. Nama File : Nok10

b. Isi :Data atribut NO Semester 1 tahun 2010

c. Primary key: id

d. Foreign key : idkab

Tabel 4.35 Tabel NOK10

Nama Field Type Panjang Keterangan

Id Varchar 10 Identitas sok9

Gridecode Varchar 10 Gridecode

Idkab Varchar 10 Identitas kabupaten

Luas Varchar 19 Luas

Propinsi Varchar 45 Propinsi

128
Nmkab Varchar 45 Nama kabupaten

Status Varchar 35 Status baku mutu

19. Tabel NOB9

a. Nama File : Nob9

b. Isi :Data atribut NO Semester 2 tahun 2009

c. Primary key: id

d. Foreign key : idkab

Tabel 4.36 Tabel NOB9

Nama Field Type Panjang Keterangan

Id Varchar 10 Identitas sok9

Gridecode Varchar 10 Gridecode

Idkab Varchar 10 Identitas kabupaten

Luas Varchar 19 Luas

Propinsi Varchar 45 Propinsi

Nmkab Varchar 45 Nama kabupaten

Status Varchar 35 Status baku mutu

20. Tabel NOB10

a. Nama File : Nob10

129
b. Isi :Data atribut NO Semester 2 tahun 2010

c. Primary key: id

d. Foreign key : idkab

Tabel 4.37 Tabel NOB10

Nama Field Type Panjang Keterangan

Id Varchar 10 Identitas sok9

Gridecode Varchar 10 Gridecode

Idkab Varchar 10 Identitas kabupaten

Luas Varchar 19 Luas

Propinsi Varchar 45 Propinsi

Nmkab Varchar 45 Nama kabupaten

Status Varchar 35 Status baku mutu

4.3.3 Perancangan Interface

4.3.3.1 Perancangan Menu Layar

Dalam aplikasi SIPERSIB ini dibagi menjadi enam sub menu,

yaitu Halaman Utama, GIS Industri, Industri Jakarta, Pengetahuan, Website

Terkait dan Buku tamu. Berikut adalah gambar struktur hirarkinya :

130
LAYAR UTAMA
APLIKASI
SIPERSIB

1.1 1.3 1.5


1.2 1.4
MENU UTAMA MENU UTAMA MENU UTAMA 1.6
MENU UTAMA MENU UTAMA
HALAMAN INDUSTRI WEBSITE MENU UTAMA
GIS INDUSTRI PENGETAHUAN
UTAMA JAKARTA TERKAIT BUKU TAMU

1.2.1
1.3.1
DETAIL PETA
ADMINISTRASI

1.2.2 1.3.2
PETA ONLINE INDUSTRI

1.3.3
CEROBONG

1.3.4
PENCEMARAN

Gambar 4.11 Rancangan Stuktur Menu SIPERSIB

4.3.3.2 Perancangan State Transition Diagram ( STD )

State Transistion Diagram merupakan rancangan perubahan

keadaan yang mendeskripsikan reaksi terhadap sistem terhadap aksi yang

dilakukan oleh user. Disimpulkan bahwa STD merupakan bagaimana cara

kerja terhadap fungsi-fungsi di tiap menu aplikasi, sehingga menjadi lebih

terperinci.

131
a. STD Layar Utama SIPERSIB

Gambar 4.12 STD Layar Utama SIPERSIB

b. STD Menu GIS INDUSTRI

GIS INDUSTRI

PILIHAN FUNGSI PETA PILIH JENIS PETA YANG DI DOWNLOAD


PETA TEMATIK INDUSTRI DAN PENCEMARAN UDARA PETA DITAMPILKAN
DI TAMPILKAN

PETA (JPEG)
PETA TEMATIK INDUSTRI
DITAMPILKAN
DAN PENCEMARAN UDARA

KLIK DOWNLOAD PETA


DOWNLOAD PETA DI TAMPILKAN

DOWNLOAD PETA

Gambar 4.13 STD Menu GIS INDUSTRI

132
c. STD Menu INDUSTRI JAKARTA

INDUSTRI
JAKARTA

KLIK FUNGSI INDUSTRI JAKARTA


INDUSTRI JAKARTA
DITAMPILKAN

APLIKASI INDUSTRI
JAKARTA

KLIK FUNGSI ADMINISTRASI KLIK FUNGSI INDUSTRI KLIK FUNGSI CEROBONG KLIK FUNGSI PENCEMARAN
ADMINISTRASI DITAMPILKAN INDUSTRI DITAMPILKAN CEROBONG DITAMPILKAN PENCEMARAN DITAMPILKAN

ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN

KLIK HALAMAN UTAMA HALAMAN


HALAMAN UTAMADITAMPILKAN UTAMA

Gambar 4.14 STD Menu INDUSTRI JAKARTA

d. STD Menu PENGETAHUAN

PENGETAHUAN

KLIK PENGETAHUAN
PENGETAHUAN DITAMPILKAN

KLIK HALAMAN UTAMA


HALAMAN
HALAMAN UTAMA PENGETAHUAN
UTAMA
DITAMPILKAN

Gambar 4.15 STD Menu PENGETAHUAN

e. STD Menu WEBSITE TERKAIT


133
WEBSITE
TERKAIT

KLIK WEBSITE
WEBSITE DITAMPILKAN

HALAMAN KLIK HALAMAN UTAMA


WEBSITE
UTAMA HALAMAN UTAMA DITAMPILKAN

Gambar 4.16 STD Menu WEBSITE

f. STD Menu BUKU TAMU

KLIK HALAMAN UTAMA


HALAMAN
HALAMAN UTAMA BUKU TAMU
UTAMA
DITAMPILKAN

ISI “ BUKU TAMU ”


FORM BUKU TAMU DI TAMPILKAN

FORM KLIK BUTTON SIMPAN


BUKU TAMU KEMBALI KE MENU BUKU TAMU

KLIK BUTTON KEMBALI


KEMBALI KE MENU BUKU TAMU

LIHAT BUKU
TAMU

Gambar 4.17 STD Menu Buku Tamu

134
g. STD Menu Register User

REGISTER USER

KLIK FUNGSI REGISTER USER


REGISTER USER DITAMPILKAN

REGISTER USER

KLIK FUNGSI SIMPAN


HASIL PENYIMPANAN DITAMPILKAN

REGISTER
BERHASIL

Gambar 4.18 STD Menu Register User

4.3.3.3 Perancangan Antar Muka

Desain antar muka ( interface ) ini bertujuan untuk memberikan

gambaran yang optimal untuk aplikasi SIPERSIB, sehingga pegguna dapat

berinteraksi dengan baik sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berikut adalah

rancangan desain antar muka SIPERSIB :

1. Desain Antar Muka User

135
a) Rancangan Layar Home (Layar Utama / Index) untuk publik.

SISTEM INFORMASI SPASIAL SEBARAN INDUSTRI BESAR DKI


( SIPERSIB )

HEADER

Halaman utama Login administator

INDUSTRI
GIS INDUSTRI PENGETAHUAN WEBSITE TERKAIT BUKU TAMU
JAKARTA

FOOTER

Gambar 4.19 Halaman Layar Utama / Index

b) Rancangan Layar GIS INDUSTRI

HEADER

TOOLS PETA

JENIS PETA
VIEW PETA

LIHAT PETA ONLINE

DETAIL PETA

FOOTER

Gambar 4.20 Halaman Layar GIS Industri Download Peta

136
HEADER

TOOLS PETA

LEGENDA / FUNGSI
PETA DKI JAKARTA
PETA

FOOTER

Gambar 4.21 Halaman Layar GIS Industri

c) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA ( Administrasi )

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU

Data Administrasi

Cari administrasi

Nama kab Cari

VIEW DATA ADMINISTRASI

FOOTER

Gambar 4.22 Halaman Layar Industri Jakarta – Administrasi

137
d) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA ( Industri)

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU

Data Industri

Cari industri

Nama industri Cari

VIEW DATA INDUSTRI

FOOTER

Gambar 4.23 Halaman Layar Industri Jakarta – Industri

e) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA ( Cerobong )

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU

Data Cerobong

Cari cerobong

Nama cerobong Nama industri Cari

VIEW DATA CEROBONG

FOOTER

Gambar 4.24 Halaman Layar Industri Jakarta – Cerobong

138
f) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA ( Pencemaran )

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU

Data Pencemaran

Cari pencemaran

Nama industri Nama cerobong Cari

VIEW DATA PENCEMARAN

FOOTER

Gambar 4.25 Halaman Layar Industri Jakarta – Pencemaran

g) Rancangan Layar PENGETAHUAN

HEADER

HALAMAN UTAMA LOGIN ADMINISTRATOR

ISI PENGETAHUAN

FOOTER

Gambar 4.26 Halaman Layar Pengetahuan

139
h) Rancangan Layar WEBSITE TERKAIT

HEADER

HALAMAN UTAMA LOGIN ADMINISTRATOR

LOGO LOGO LOGO

KETERANGAN KETERANGAN KETERANGAN

FOOTER

Gambar 4.27 Halaman Layar Website Terkait

i) Rancangan Layar BUKU TAMU

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU

Input Buku Tamu

Buku Tamu

Nama

Email

Saran

Simpan Kembali

FOOTER

Gambar 4.28 Halaman Layar Buku Tamu

140
j) Rancangan Layar REGISTER USER

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU

Register User

Nama User

Email

Jabatan
Industri

Simpan Kembali

FOOTER

Gambar 4.29 Halaman Layar Register User

k) Rancangan Layar PROFIL

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU PROFIL UPLOAD DATA LOGOUT

UPDATE USER

NAMA USER

EMAIL

JABATAN

INDUSTRI

SIMPAN KEMBALI

FOOTER

Gambar 4.30 Halaman Layar Profil

141
l) Rancangan Layar UPLOAD DATA

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU PROFIL UPLOAD DATA LOGOUT

LIHAT UPLOAD DATA

CARI DATA
NAMA DATA TGL UPLOAD

UPLOAD DATA

FOOTER

Gambar 4.31 Halaman Layar upload data

m) Rancangan Layar Login Admin dan User

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN BUKU TAMU

LOGIN

Username
LOGO Password

Login Reset

FOOTER

Gambar 4.32 Halaman Layar Login Admin dan User

142
n) Rancangan Layar Home (Layar Utama / Index) Admin

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

SELAMAT DATANG DILAYANAN PETA INDUSTRI DKI JAKARTA

FOOTER

Gambar 4.33 Halaman Layar Utama Admin

o) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA Admin

( Administrasi)

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Data Administrasi

Cari administrasi

Nama kab Cari

Input Administrasi

No Nama kab Propinsi Aksi

FOOTER

Gambar 4.34 Halaman Layar Industri Jakarta Admin –

View Administrasi

143
p) Rancangan Layar Industri Jakarta Admin – Edit Administrasi

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Input Administrasi

Administrasi

Nama Kab

Propinsi

Simpan Kembali

FOOTER

Gambar 4.35 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – Edit Administrasi

q) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA Admin ( Industri )

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Data Industri

Cari industri

Nama industri Cari

Input Industri

No Nama kab Nama Industri Alamat Telp Fax Aksi

FOOTER

Gambar 4.36 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – View

Industri

144
r) Rancangan Layar Industri Jakarta Admin – Input Industri

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Input Industri

Nama kab

Nama industri

Alamat

Telp

Fax

Penanggung jawab

Jabatan

Simpan Kembali

FOOTER

Gambar 4.37 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – Input Industri

s) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA Admin ( Cerobong )

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Data Cerobong

Cari cerobong

Nama cerobong Nama industri Cari

Input Cerobong

No Nama Industri Nama Cerobong Aksi

FOOTER

Gambar 4.38 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – View Cerobong

145
t) Rancangan Layar Industri Jakarta Admin – Input Cerobong

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Input Cerobong

Nama industri

Nama cerobong

Simpan Kembali

FOOTER

Gambar 4.39 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – Input Cerobong

u) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA Admin ( Pencemaran )

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Data Pencemaran

Cari pencemaran

Nama industri Nama cerobong Cari

Input Pencemaran

No Tanggal Nama Cerobong Nama Industri Status Aksi

FOOTER

Gambar 4.40 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – View Pencemaran

146
v) Rancangan Layar Industri Jakarta Admin – Input Pencemaran

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Input Pencemaran

Id pencemaran H2S

Nama cerobong Hg

Tanggal As

NH3 Sb

CL2 Cd

HCL Zn

Pb
HF

OPASITAS

PARTIKULAT

SO2

Simpan Kembali

FOOTER

Gambar 4.41 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – Input Pencemaran

w) Rancangan Layar INDUSTRI JAKARTA Admin ( Laporan )

HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Data Pencemaran

No Tanggal Nama Cerobong Nama Industri Status

Cetak

FOOTER

Gambar 4.42 Halaman Layar Industri Jakarta Admin – Laporan

x) Rancangan Layar BUKU TAMU Admin

147
HEADER

HALAMAN UTAMA ADMINISTRASI INDUSTRI CEROBONG PENCEMARAN LAPORAN BUKU TAMU LOGOUT

Data Buku Tamu

No Nama Industri Email Saran Aksi

FOOTER

Gambar 4.43 Halaman Layar Buku Tamu Admin

4.3.3.4 Analisis Sebaran Polutan ( SO2 dan NO2 )

Dalam penelitian ini, terdapat 43 titik industri yang tersebar diseluruh

DKI Jakarta dan terkonsentrasi pada wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur

berdasarkan data yang dimiliki oleh BPLH. Dan dua parameter baku emisi

cerobong yang dijadikan konsentrasi terhadap pencemaran udara di DKI Jakarta

berdasarkan hasil survei BPLH tahun 2006. Parameter yang dihasilkan oleh

cerobong asap pada masing-masing industri yang dapat berdampak negatif bagi

kesehatan apabila telah melebihi ambang batas baku emisi yang telah ditetapkan

oleh pemerintah.

Adapun baku emisi cerobong yang digunakan dalam penelitian ini berasal

dari 43 titik industri yang tersebar di wilayah ibu kota Jakarta terhadap nilai SO2

dan NO2 yang terkandung pada tahun 2009-2010. Data tersebut merupakan

merupakan data hasil pelaporan setiap enam bulan yang dilakukan pihak industri

148
terhadap status keadaan cerobong pada masing-masing industri. Adapun

cerobong-cerong tersebut dikelompokkan menjadi 4 macam diantaranya :

No Nama Cerobong

1. Genset

2. Incenerator

3. Boiler

4. Proses Cerobong Lain

Tabel 4.38 Cerobong Proses

No Periode Bulan

1. Semester 1 Februari - Agustus

2. Semester 2 September - Januari

Tabel 4.39 Periode Pemantauan

Batas baku mutu emisi cerobong yang digunakan pada penelitian ini

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI No.670 tahun 2000 yaitu untuk nilai

SO2 sebesar 800 (mg/m3) dan NO2 sebesar 1000 (mg/m3). Berdasarkan hasil

pengolahan data dengan menggunakan data spasial ( keruangan ) berupa peta

batas administrasi DKI Jakarta dan data tabular SO2 dan NO2 dari BPLH Dki

Jakarta tahun 2009-2010 maka dihasilkan berupa satuan angka tertentu, lalu angka

tersebut dikategorikan dalam sebuah interval status suatu daerah berdasarkan nilai

ambang batas baku emisi serta direpresentasikan dalam bentuk perubahan warna.

Proses interpolasi ini menghasilkan sebuah garis-garis kontur dengan beberapa

149
interval nilai yang disesuaikan dengan nilai ambang batas baku emisi cerobong

terhadap nilai SO2 dan NO2. Adapun interval nilai dikelompokkan menjadi :

No Rentang Nilai Keterangan

1 0-200 Ambang batas Aman

2 200-400 Ambang batas Aman

3 400-600 Ambang batas Aman

4 600-800 Ambang batas Aman

5 800-1000 Melebihi ambang batas

Tabel 4.40 Interval Nilai SO2

No Rentang Nilai Keterangan

1 0-300 Ambang batas Aman

2 300-700 Ambang batas Aman

3 700-1000 Ambang batas Aman

4 1000-1300 Melebihi ambang batas

5 1300-1600 Melebihi ambang batas

6 1600-2000 Melebihi ambang batas

Tabel 4.41 Interval Nilai NO2

Dari hasil interval yang didapatkan maka dapat diketahui secara

keruangan daerah yang melebihi nilai ambang batas baku emisi dan yang

masih berada pada batas aman nilai ambang batas baku emisi. Gambar

hasil pengolahan data tabular terhadap data keruangan dapat dilihat pada

150
lampiran GUI. Pengklasifikasian data di atas diperoleh dengan

menggunakan tool dalam Arcview pada Legend Editor.

Berdasarkan hasil pengolahan data keruangan dan data tabular

baku emisi SO2 dan NO2 di Jakarta tahun 2009, secara umum nilai rata-

rata per semester baku emisi cerobong yang dihasilkan setiap industri

untuk Jakarta adalah semester satu SO2 sebesar 134.1 (mg/m3) dan NO2

sebesar 223 (mg/m3), sedangkan pada semester dua adalah SO2 sebesar

216 (mg/m3) dan NO2 sebesar 263 (mg/m3). Dan secara keruangan dan

data yang dihasilkan terlihat ada beberapa industri dengan nilai SO2 dan

NO2 yang melebihi baku mutu, pada semester satu SO2 sebanyak 2 titik

industri dan NO2 sebanyak 1 titik industri, sedangkan pada semester dua,

pada semester dua SO2 sebanyak 5 titik industri dan NO2 sebanyak 3 titik

industri.

NO PERIODE SO2 NO2


Rata-rata tahunan Jumlah Titik Rata-rata tahunan Jumlah Titik
1 Semester 1 134.1 (mg/m3) 2 223 (mg/m3) 1
2 Semester 2 216 (mg/m3) 5 263 (mg/m3) 3

Tabel 4.42 Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 DKI Jakarta Tahun 2009

Dan secara umum pada tahun 2009 sebaran tingkat baku emisi

cerobong untuk SO2 dan NO2 pada semester 1 dan 2 lebih banyak terdapat

di wilayah Jakarta Timur. Peta sebaran pencemaran udara terhadap SO2

dan NO2 di Jakarta dapat dilihat dalam lampiran GUI.

Berdasarkan hasil pengolahan data keruangan dan data tabular

baku emisi SO2 dan NO2 di Jakarta tahun 2010, secara umum nilai rata-

151
rata per semester baku emisi cerobong yang dihasilkan setiap industri

untuk Jakarta adalah semester satu SO2 sebesar 162.6 (mg/m3) dan NO2

sebesar 289.6 (mg/m3), sedangkan pada semester dua adalah SO2 sebesar

140.6 (mg/m3) dan NO2 sebesar 76.3 (mg/m3). Dan secara keruangan dan

data yang dihasilkan terlihat ada beberapa industri dengan nilai SO2 dan

NO2 yang melebihi baku mutu, pada semester satu SO2 sebanyak 1 titik

industri dan NO2 sebanyak 5 titik industri, sedangkan pada semester 2,

pada semester dua SO2 sebanyak 1 titik industri dan NO2 sebanyak 0 titik

industri.

NO PERIODE SO2 NO2


Rata-rata tahunan Jumlah Titik Rata-rata tahunan Jumlah Titik
1 Semester 1 162.6 (mg/m3) 1 289.6 (mg/m3) 5
2 Semester 2 140.6 (mg/m3) 1 76.3 (mg/m3) 0

Tabel 4.43 Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 DKI Jakarta Tahun 2010

Dan secara umum pada tahun 2010 sebaran tingkat baku emisi

cerobong untuk SO2 pada semester 1 telah menurun dibandingkan pada

tahun 2009 sedangkan untuk baku emisi NO2 sebaran baku emisi terlihat

pada wilayah Jakarta Timur. Peta sebaran pencemaran udara terhadap SO2

dan NO2 di Jakarta dapat dilihat dalam lampiran GUI.

152
4.3.4 Pemrograman (coding)

Pada tahap ini merupakan salah satu tahap yang disebut dengan

implemetasi perangkat lunak atau coding. Tahap mengimplementasikan

hasil rancangan ke dalam baris - baris kode program yang dimengerti oleh

komputer.

Dalam perancangan aplikasi spasial ini terdapat bebebrapa langkah

pembuatan program ( coding ) diantaranya yaitu :

1. Pembuatan peta dengan menggunakan arcview 3.3 disertai

dengan atribut dari masing-masing peta yang telah di dapat dari

berbagai instansi.

2. Pembuatan data spasial dengan format (.xml) dilakukan

berdasarkan data-data spasial (.shp) dengan menggunakan alov.

3. Pembuatan webgis industri DKI Jakarta.

4. Pembuatan website dengan menggunakan perangkat lunak

perangkat lunak Macromedia Dreamweaver MX 2004, untuk

source code program dilampirkan pada halaman lampiran.

4.3.5 Pengujian Sistem

Dalam pengujian sistem dapat dilakukan dengan metode Black Box.

a. Metode Black Box

Metode ujicoba black box memfokuskan pada keperluan

fungsional dari software. Karena itu ujicoba black box

memungkinkan pengembang software untuk membuat

himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-

153
syarat fungsional suatu program. Di bawah ini merupakan

beberapa contoh tabel dari hasil uji coba menggunakan metode

black box.

Tabel 4.44 Tabel pengujian metode Black Box

No. Rancangan Input / Output Hasil yang diharapkan

1. Membuka Program Masuk ke dalam Menu Utama

2. Klik Menu Home → index Menampilkan Menu Utama

3 Klik Menu Gis Industri Menampilkan peta dengan fungsi-


fungsinya.

Klik Menu Gis Industri → download Mendownload file peta (*jpeg)

3. Klik Menu Home → Industri Jakarta Menampilkan data-data yang ada


pada Industri Jakarta.

4. Klik Menu Industri Jakarta - Menampilkan hasil pencarian data


Administrasi → Cari administrasi berdasarkan kata
kunci yang dimasukkan.

5. Klik Menu Industri Jakarta – Industri Menampilkan hasil pencarian data


→ Cari industri berdasarkan kata kunci
yang dimasukkan.

6 Klik Menu Industri Jakarta – cerobong Menampilkan hasil pencarian data


→ Cari cerobong berdasarkan kata kunci
yang dimasukkan.

Klik Menu Industri Jakarta – Menampilkan hasil pencarian data


pencemaran → Cari pencemaran berdasarkan kata
kunci yang dimasukkan.

7. Klik Menu Pengetahuan Menampilkan informasi


pengetahuan.

8. Klik Menu Website Terkait Menampilkan informasi website


yang terkait dengan industri dan
BPLH.

9. Klik Menu Buku Tamu → simpan Menambahkan dan menampilkan


buku tamu.

10. Membuka Program Administrator Masuk ke dalam menu utama


administrator dan login admin.

154
11. Klik Menu Buku Tamu Menampilkan daftar buku tamu
dan menu hapus.

12. Klik Menu Buku Tamu → Hapus Menghapus buku tamu.

15. Klik Menu Industri Jakarta → Menambah data administrasi


Administrasi → Input yang baru.

16. Klik Menu Industri Jakarta → Mengubah data administrasi yang


administrasi → Edit dipilih.

17. Klik Menu Menu Industri Jakarta → Menghapus data industri yang
administrasi → Hapus dipilih.

15. Klik Menu Industri Jakarta → Menambah data cerobong yang


cerobong → Input baru.

16. Klik Menu Industri Jakarta → Mengubah data cerobong yang


cerobong → Edit dipilih.

17. Klik Menu Menu Industri Jakarta → Menghapus data cerobong yang
cerobong → Hapus dipilih.

15. Klik Menu Industri Jakarta → Menambah data industri yang


industri→ Input baru.

16. Klik Menu Industri Jakarta → industri Mengubah data industri yang
→ Edit dipilih.

17. Klik Menu Menu Industri Jakarta → Menghapus data industri yang
industri → Hapus dipilih.

15. Klik Menu Industri Jakarta → Menambah data pencemaran yang


pencemaran→ Input baru.

16. Klik Menu Industri Jakarta → Mengubah data pencemaran yang


pencemaran → Edit dipilih.

17. Klik Menu Menu Industri Jakarta → Menghapus data pencemaran


pencemaran → Hapus yang dipilih.

15. Klik Menu Industri Jakarta → laporan Melihat data pencemaran pada
→ lihat laporan

16. Klik Menu Industri Jakarta → laporan Mencetak data laporan dalam
→ cetak bentuk excel.

17. Membuka Program User Industri Masuk ke dalam menu utama

18. Klik Register User Melakukan pendaftaran anggota


industri khusus.

19. Klik Login User Industri Masuk kedalam login user khusus

155
industri.

20. Klik Profil Melihat dan mengubah profile


user dari industri.

21. Klik Upload Data Melihat dan menambah data yang


akan di upload.

b. Sistem Minimum Yang Dibutuhkan

Dalam menjalankan aplikasi sipersib ini dibutuhkan beberapa

sistem minimum baik hardware maupun software agar aplikasi

dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah perangkat keras dan

perangkat lunak :

1) Perangkat keras, minimum perangkat keras yang

digunakan yaitu: (a) prosessor berkapasitas 2,5 GHz; (b)

memory RAM berkapasitas 2.0 GB; (c) HardDisk

berkapasitas 60 GB; (d) monitor SVGA 15” 1024 x 768

pixels; (e) mouse dan keyboard PS2/USB; (f) printer.

2) Perangkat Lunak, minimum perangkat lunak yang

digunakan yaitu: (a) Operation System (PS) Windows XP

Professional SP1; (b) web browser Mozilla Firefox

4.0,Google Chrome Internet Explorer 8.0 atau diatasnya.

Lebih di sarankan menggunakan browser Mozilla Firefox

3.0; (c) Java Runtime Environment (JRE) ver. 6.0. (d)

XAMPP versi 1.7.2

156
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada penulisan skripsi ini, penulis membuat suatu aplikasi yang berfungsi

sebagai suatu sistem monitoring terhadap data - data industri dan pencemaran

yang di miliki oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta, maka

disimpulkan bahwa :

1. Sistem informasi spasial ini berdasarkan data - data industri dan


pencemaran baku emisi SO2 dan NO2 tahun 2009 - 2010, dan dalam

pembuatan website penulis menggunakan tools berupa adobe

dreamweaver 8 sebagai text editor, Arcview 3.3 sebagai pengolahan

peta, ALOV map V0.57 sebagai Webgis, PHP sebagai interface

berbasis web dan MySQL sebagai database sistem.

2. Dengan adanya SIPERSIB ini maka penyampaian informasi akan


data-data industri dan pencemaran disajikan dalam bentuk tampilan

peta interaktif dan tabel disertai dengan modul tambah data

( upload ), cari ( searching ) serta tampil ( view ) yang lebih baik

dan mudah dimengerti sehingga informasi akan industri - industri

yang berada di bawah pengawasan BPLH dapat di informasikan

dengan baik, sesuai dengan pengujian black box yang dapat dilihat

pada tabel 4.44 pengujian metode Black Box. Dan dengan sistem

157
informasi spasial ini, BPLH dengan mudah dan efektif dalam

mengatur data-data industri dan pencemaran baku emisi dari setiap

laporan industri, terlampir pada lampiran wawancara II berdasarkan

hasil pengujian metode white box.

3. Sistem informasi spasial ini memberikan informasi tentang industri


berdasarkan tiga layer peta, yaitu sebaran industri, pencemaran

udara serta pencemaran udara terhadap emisi.

4. Aplikasi ini dibuat dengan berbasiskan web stand-alone sehingga


memudahkan pihak BPLH dalam mengakses dan mendapatkan

informasi data - data industri dan pencemaran yang di miliki oleh

BPLH serta memudahkan pihak BPLH dalam mengelola data-data

industri dan pencemaran.

5.2 Saran

Perancangan sistem informasi spasial sebaran industri ini masih belum

sempurna dan masih memerlukan beberapa perbaikan untuk meningkatkan

manfaat dari sistem ini. Adapun saran-saran yang penulis berikan untuk

pengembangan sistem informasi spasial sebaran industri ini lebih lanjut adalah :

1. Data yang digunakan dalam penelitian serupa diharapkan lebih

detail, terbaru dan terperinci, sehingga informasi yang diberikan

lebih informative.

2. Untuk pengembangan selanjutnya sebaiknya sistem dapat

menggunakan beberapa standar baku emisi bagi pencemaran.

3. Penggunaan data pencemaran yang lebih lengkap untuk

pemanfaatan webgis.

158
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Muhammad dan Pujiono. 2006. Slamet, Sistem Informasi Geografis

Berbasis Desktop dan Web, Yogyakarta: Gaya Media.

Arham, Zainul. 2008. Modul Kuliah Sistem Informasi Geografis. Jakarta.

Barus, Baba dan Wiradisastra. 1996. Sistem Informasi Geografi, Bogor:

Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah.

Dharma Agus. 2009. Baku Mutu Lingkungan & Mekanisme Pemantauan,

Jakarta:Universitas Gunadharma

Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Desain: Sistem Informasi Pendekatan

Kadir, Abdul . 2009. Dasar Perancangan dan Implementasi Database Relational.

Yogyakarta: Andi

Kadir, Abdul . 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Kendall, Kendall. 2010. Analisis dan Perancangan Edisi Ke Lima, Jakarta:Indeks.

Keputusan Gubernur. DKI Jakarta No.670 Tahun 2000 tentang Standar Baku

Mutu Emisi.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Pasal 1 Tahun 1995 tentang

Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

Kristanto,Philip. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta. Andi

Kuncoro, dan Hidayati Amini. 2003. Journal Konsentrasi Geografis Industri

Manufaktur Di Greater Jakarta dan Banduung Periode 1980-2000.

Universitas Gajah Mada:Yogyakarta.

Ladjamudin, Al-Bahra bin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

159
Mulyanto, Agus . 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Noor, dan Karim Syaeful . 2006. Journal Analisis dan Perancangan Sistem

Informasi Geografis Sebagai Alat Bantu Pembuat Keputusan Alokasi Industri

Di Wilayah Kota Depok. Jakarta: Universitas Bina Nusantara

Nuryadin, Ruslan . 2005. Panduan Menggunakan Mapserver. Bandung:

Informatika

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.24 Pasal 7 bab II tahun 2009 tentang

Pembangunan, Peraturan, Pembinaan, dan Pengembangan Kawasan Industri

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.24 pasal 23 ayat 1 dan 2 tahun 2009

tentang Kewajiban Perusahaan Industri di Kawasan Industri.

Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar

Informasi Goegrafis, Bandung: Informatika.

Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar

Informasi Goegrafis, Bandung: Informatika.

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar

( Perspektif Geodesi dan Geomatika), Bandung: Informatika.

Pressman, S.Roger. Rekayasa Perangkat Lunak.Yogyakarta.Andi.2002

Pusparini Mustika. 2002. Evaluasi Tingkat Pencemaran Udara Berdasarkan

Konsentrasi Ambien di DKI Jakarta. Bogor.

Sanjaya, Hartanto. 2004. Membangun WebGis Yang Portable Dengan Alov

Map.Jakarta.

Schaum, 2007. Dasar-dasar Database Relational. Jakarta : Erlangga

160
Tambunan, Mangapul. 2002. Pola Sebaran Industri di Koridor Jalan Raya Bogor,

Jakarta: Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,

Surabaya: Guna Widya.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik & Manajemen Industri,

Surabaya: Guna Widya.

Whitten, et.al, Jeffrey L. 2004. Metode Analisis & Desain Sistem: Edisi Ke-6.

Yogyakarta: Andi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi

2 Mei 2011, Pukul 15.15

http://adims.blogspot.com/2008/02/mengenal-sig-dan-data-spasial.html

22 Juni 2011, Pukul 16.05

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan

22 Juni 2011, Pukul 16.15

http://www.slideshare.net/liroesdy/perancangan-sistem-secara-umum

22 Juni 2011, Pukul 16.30

http://blog.duniascript.com/sekilas-tentang-macromedia-dreamweaver.html

22 Juni 2011, Pukul 16.35

http://organisasi.org/pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_indust

ri_di_indonesia_perekonomian_bisnis

22 Juni 2011, Pukul 17.00

http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF

22 Juni 2011, Pukul 17.05

161
LAMPIRAN A
WAWANCARA

162
CURICULUM VITAE

PERSONAL DATA

Nama Siti. Halimatusya‟diyah

Panggilan Sya

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 22 Juni 1988

Kewarganegaraan Indonesia

Status Perkawinan Belum Menikah

Tinggi, Berat Badan 164 cm, 49 Kg

Agama Islam

Alamat Rumah Jl. Kana 1 Blok c10 no 23 Harapan Kita, Karawaci,


Tangerang 15810.

No.Telp, HP 0856 9129 1402,( 021 ) 55650813

Email Sya.bidoue@gmail.com

Web : www.kacamatasya.blogspot.com

PENDIDIKAN

S1 Sistem Informasi, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 2006 – 2011

D3 Communication and Public Speaking School Bintaro 2008 - 2011


(BBC)

SMK Telkom Shandy Putra Jakarta 2003 – 2006

SLTP Nusantara 1 Tangerang 2000 – 2003

163
SDN Parapat 4 Tangerang 1994 – 2000

PENGALAMAN ORGANISASI

BEM Jurusan Sains dan Teknologi Dept. Olah Raga Tahun 2007
dan Seni, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BEM Fakultas Sains dan Teknologi, Dept. PMB UIN Tahun 2008
Syahid Jakarta.

Bendahara Basket Saintech, UIN Syahid Jakarta. Tahun 2008

Senat, Dept. Pendidikan,Kahfi Communication and Tahun 2008


Public Speaking School.

Wakil Bendahara, Management Radio Kahfi Tahun 2008


Communication and Public Speaking School.

Management Lembaga Semi Otonom Dapur Seni UIN Tahun 2009


Syahid Jakarta.

Sekertaris, Basket Saintech, UIN Syahid Jakarta. Tahun 2009

Wakil Ketua, Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi Tahun 2009


( HIMSI ) UIN Syahid

Sekertaris Senat Kahfi Communication and Public Tahun 2009 – 2010


Speaking School.

Koordinator. Divisi Cinematografi LSO Dapur Seni Tahun 2010


UIN Syahid Jakarta.

Steering Commite Badan Eksekutif Mahasiswa Tahun 2010 – 2011


Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

164
PENGALAMAN
Freelance Assiten Motivator SMEC ( Smart Solution And Education 2010- sekarang
Consulting ).
Pengajar( Volunter ) Sahabat Anak Jalanan Grogol 2011
Pengajar Di Kahfi Komunikasi dan Publik Speaking School Bintaro 2010- sekarang
Freelance Guru Private Elfash Komputer 2010
Praktek Kerja Lapangan di Badan Pengkajian dan Pengembangan 2009 – 2010
Teknologi ( BPPT ), Divisi NeoNet( Nusantara Earth Observation
Network )
Penyiar Radio 98.1 Mhz K2FM Bintaro. 2008 – 2010
Asisten. Fasilitator Bagus Brain Communication ( BBC ) 2009 - sekarang
Management Produksi Hand Made Shoes Dapur Seni UIN Syahid. 2009
Asisten Dosen Web Programing, UIN Syarif Hidayatullah. 2008

KEMAMPUAN
KOMPUTER Office, Instalasi Komputer, Software GIS/Pemetaan, Web.
BAHASA Inggris: Writing & Speaking.
KOMUNIKASI Public Speaking, MC, Hypno Therapy, Motivator,
Presenter,Announcer

Demikian CV ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta , Desember 2011

Siti. Halimatusya‟diyah

165
WAWANCARA I

Narasumber : Ibu Rahmawati


Jabatan : Staff Data Pencemaran Lingkungan
Tanya : Siti halimatusya‟diyah
Tanggal : 15 Mei 2011
Tema : Prosedur sistem dan data yang ada.
Tujuan : Mengetahui sistem yang berjalan dalam mengelola data -
data industri serta pencemaran yang dimiliki oleh BPLH

Hasil Wawancara :

Tanya : Di bagian data pencemaran lingkungan ini apa saja


yang menjadi lingkupnya ?
Narasumber :Bagian data pencemaran ini khusus bagian yang
menangani pemantauan terhadap keadaan lingkungan serta
pencemaran yang terjadi di Jakarta baik berasal dari udara
maupun air yang di hasilkan dari industri dan kendaraan.

Tanya : Apakah BPLH dalam pemantauan ini sifatnya independent


atau bekerja sama dengan pihak lain ?
Narasumber : Dalam pemantauan ini BPLH melakukan secara
independen, seperti industri yang tidak terikat oleh
departemen perindustrian, karena disini BPLH memiliki
kewenangan yang berbeda oleh karena itu data - data yang
dimiliki oleh BPLH pun merupakan data-data yang khusus
dalam pemantauan BPLH dan tidak bersifat nasional.

Tanya : Bagaimana untuk pemantauan industri - industri yang ada


di BPLH?
166
Narasumber : Untuk saat ini BPLH masih melakukan perbaikan -
perbaikan terhadap industri yang berada dalam pemantauan
BPLH, masih ada beberapa industri di DKI Jakarta yang
belum masuk dalam pemantauan ini, industri - industri
melakukan pelaporan kepada BPLH dalam satu tahun
sebanyak dua kali yaitu setiap 6 bulan sekali.

Tanya : Apa saja yang menjadi pemantauan industri - industri


tersebut ?
Narasumber : Dari pihak BPLH akan mengirimkan berupa form industri
sebagai pelaporan bahwa industri tersebut masih berjalan,
form industri tersebut berisikan detail keterangan
perusahaan tersebut serta berisi tentang pemantauan data
pencemaran terhadap baku emisi bahan - bahan kimia yang
dihasilkan oleh cerobong - cerobong yang dimiliki
perusahaan. Industri melakukan pengecekan terhadap bahan
kimia yang dihasilkan berdasarkan standart yang telah
ditetapkan.

Tanya : Standar apa yang digunakan BPLH dan bagaimana proses


dari pengukuran tersebut ?
Narasumber : Ada beberapa standart yang digunakan diantaranya SK
Gubernur DKI Jakarta No.670 / 2000 , Peraturan Menteri
No. 7 / 2007 dan Keputusan – 03 / BAPEDAL / 09 / 1995
ini merupakan standart baku mutu terhadap nilai baku emisi
terhadap beberapa bahan kimia. Prosedurnya adalah BPLH
memberikan form pengukuran bahan kimia sesuai dengan
standart yang sudah ditetapkan untuk masing-masing
industri, kemudian hasil pengukuran itu akan diverifikasi
oleh bagian data pencemaran untuk melihat apakah hasil
pengukuran tersebut sesuai dengan baku mutu atau
melebihi.

167
Tanya : Bagaimana user mengetahui informasi hasil data - data
tersebut ?
Narasumber : Selama ini data - data tersebut hanya tersimpan dalam
data-data bagian pencemaran, dan industri serta instansi
yang mengetahui informasi data - data tersebut, sehinggaa
belum ada penyampaian informasi secara umum. Serta
dalam pendataan ini masih bersifat manual.

Tanya : Adakah sampai saat ini data-data tersebut tervisualisasikan


sehingga memudahkan dalam pemantauan data ?
Narasumber : belum ada visualisasi terhadap data - data titik
tersebut,masih murni dalam bentuk berkas saja.

Intisari wawancara
Berdasarkan dari pertanyaan - pertanyaan tersebut, maka penulis menyimpulkan
bahwa sistem yang berjalan masih dilakukan secara manual dan tidak adanya
pendokumentasian hasil output yang baik, sehingga masyarakat atau pihak yang
menjadi sasaran penerima output tersebut kesulitan mendapatkan informasi
tentang data - data industri.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan sebuah sistem yang dapat dijadikan
tempat untuk mengumpulkan, menganalisis dan mengvisualisasikan hasil dari
data - data industri dan pencemaran tersebut.

Responden

Rahmawati

168
WAWANCARA II

HASIL AKHIR

Narasumber : Staff data pencemaran


Jabatan : Staff data pencemaran
Tanya : Siti halimatusya‟diyah
Tanggal : 26 Oktober 2011
Tema : Hasil Seminar Aplikasi SIPERSIB

Tanya : berdasarkan data yang dimiliki oleh bagian pencemaran


lingkungan di kantor ini,saya sudah membuat sebuah
aplikasi Sistem Informasi Spasial Sebaran Industri
( SIPERSIB ), apakah ibu bersedia untuk melakukan
pengujian terhadap aplikasi saya?
Narasumber : baik, saya bersedia.

Tanya : menurut ibu, dari beberapa fitur yang telah ada dalam
aplikasi ini, apakah telah sesuai dengan kebutuhan yang
sebenarnya? Mohon penjelasannya ?

Narasumber : menurut saya, dari beberapa fitur yang anda sajikan dalam
aplikasi ini sudah sangat cukup membantu kami pihak
BPLH dan masyrakat nantinya dalam mencari informasi.
Secara rinci anda sudah membuat beberapa fitur yang
sangat membantu dalam pencarian data yang selama ini
dilakukan cukup membuang waktu, dan ditambah dengan
fitur GIS Industri yang dengan mudah kita bisa melihat
langsung dimana letak-letak industri dan pencemaran

169
tersebut. Dan ini menarik sekali buat kami karena
tergambar dengan jelas.

Tanya : kemudian, bagaimana menurut ibu kelebihan dan


kekurangan dari aplikasi ini? Mohon sarannya!

Narasumber : aplikasi SIPERSIB ini sangat bagus, dengan fitur-fitur


sipersib yang ada ini kami jadi mudah untuk melakukan
pendataan,karena aplikasi ini sudah mencover bagian-
bagian yang memang kami butuhkan, terlebih lagi
visualisasi terhadap data yang berupa peta dapat dengan
mudah kami melihat keberadaan data-data yang ada selama
ini dan memudahkan kami dalam pelaporan. Dan aplikasi
sipersib ini menjadi salah satu aplikasi yang selama ini
kami butuhkan. Sedangkan sisi kekurangannya aplikasi ini
belum menyediakan suatu sistem converter dimana data-
data yang di upload dari pihak industri yang berupa excel
dapat langsung terekam dan masuk dalam database di
sistem ini. Dan untuk kedepannya aplikasi ini tidak hanya
untuk data industri dan pencemaran saja namun terhadap
data-data air tanah yang kami punya.

Tanya : baik, terima kasih untuk waktu dan sarannya yang


membangun..

Rina aliyana

170
LAMPIRAN B

MANUAL PENGERJAAN

171
Membangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada

Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar

( Studi Kasus : DKI Jakarta )

1. Mengidentifikasi Data Spasial Sebaran Industri

Ada beberapa data spasial yang telah di klasifikasikan oleh penulis

berdasarkan data yang diperoleh dan dibutuhkan dalam pembuatan webgis

ini dibedakan dalam beberapa macam yaitu :

a. Administrasi

 Administrasi.shp

b. Batas Kecamatan

 kecamatan.shp

c. Sungai

 Sungai.shp

d. Landuse

 Land.shp

e. Sebaran Industri

 indjak.shp

f. Pencemaran SO dan NO

 Sok9.shp

 Sob9.php

 Sok10.shp
172
 Nok10.shp

 Nok9.shp

 Nob9.shp

 Sok10.shp

 Nok10.shp

2. Membangun Point Data Spasial

Pembuatan point data spasial pada SIPERSIB ini merupakan data yang

didapatkan hasil pemantauan GPS ( Global Position System ), yaitu

data yang memiliki informasi koordinat geografis yang menunjukkan

lokasi tertentu. Dan pada point data spasial SIPERSIB ini

menghasilkan 43 titik lokasi beserta koordinatnya. Adapun proses

pemindahan data - data koordinat tersebut untuk dapat menjadi file

berformat .*shp dapat dilakukan seperti berikut ini :

a. Buat sebuah tabel yang memuat informasi data - data lokasi

SIPERSIB pada Micrososft Excel. Kemudian data yang sudah

terkumpul simpan dalam format dBASE atau Text ( MS-DOS ).

Gambar 6.0 Tampilan Data Lokasi Industri

b. Jalankan perangkat lunak ARCVIEW 3.3 dan pada project awal

dimulainya arcview pilihlah bagian tabel untuk memasukkan

173
data yang telah dibuat pada Microsoft Excel sebelumnya

berformat dBASE atau Text.

Gambar 6.1

Kotak dialog Window Projek Tabels (a) dan Menambahkan Tabel (b).

Gambar 1.2. Tampilan Sebagian Data Industri di Tabel ArcView.

c. Selanjutnya, buat satu view untuk menampilkan data tersebut

berdasarkan koordinat yang telah dikumpulkan. Pada posisi View

sedang aktif, klik menu View - Add Event Theme. Isikan nama tabel

yang akan dipetakan dan tentukan pula field mana yang mengandung

informasi koordinat X dan Y.

174
Gambar 6.3. Tampilan Add Event Theme

Gambar 6.4. Kotak dialog Add Event Theme.

d. Klik OK, data spasial yang dibuatkan oleh ArcView adalah data tipe

titik. Maka data titik akan muncul sesuai dengan titk koordinat.

Gambar 6.5. Sebaran titik - titik objek wisata pada view.

e. Kemudian, lakukanlah konversi terhadap data dbf tersebut hingga

menjadi shapefile Arcview dengan menggunakan Theme - Convert

to Shapefile.

175
Gambar 6.6.Proses convert to shapefile

f. Untuk melakukan pengeditan terhadap data tabular ( *.dbf ), aktifkan

Extension GIS TN Lore Lindu terlebih dahulu.

Gambar 6.7. Extension GIS TN Lore Lindu

g. Untuk mengedit field pada data tabular tersebut, klik salah satu field

yang akan di ubah, kemudian klik lah Alat Tambahan -> Ganti

Nama Field.

Gambar 6.8. Ubah Nama Field

3. Membuat Database Dengan Xampp

176
Setelah pembuatan point data spasial serta pengolahn peta pendukung

selesai maka untuk membangun suatu aplikasi berbasis web diperlukan

sebuah database untuk mendukung antara satu bagian dengan bagian

lainnya. Maka yang diperlukan adalah menginstal XAMPP. Adapun

jenis xampp yang digunakan penulis adalah xampp versi 1.7.2 yang

dapat di download secara gratis.

a. Install paket xampp 1.7.2 pada komputer, dan secara otomotis

xampp akan membentuk folder pada directori C:\ sehingga menjadi

C:\xampp. Untuk menjalankannya aktifkan apache serta mysql

pada xampp control panel,seperti berikut ini :

Gambar 6.9. xampp control panel

b. Untuk memeriksa hasil instalasi jalankan webbrowser ( IE, firefox,

opera atau aplikasi web browser lainnya ) dengan mengetikkan

http://localhost/. Simpan seluruh file web pada direktori

c:\xampp\htdocs maka aplikasi anda dapat berjalan dengan baik.

4. Membangun WebGIS dengan Menggunakan ALOV Map V0.57

Setelah semua data spasial selesai didigitasi, tahapan selanjutnya adalah

menyiapkan ruang kerja ( folder alov-work ) ALOV Map. Ruang kerja ini

berisikan beberapa paket pendukung data ALOV Map V0.57 dan semua

177
data spasial yang digunakan. Berikut adalah yang dibutuhkan dalam

pembuatan webgis.

a. Buatlah sebuah folder ( alov-work ) dan tempatkan folder tersebut

pada directory C:\xampp\htdocs\sipersib-web-app\alov-work,

selanjutnya untuk memudahkan data tersusun dengan rapi buatlah

satu folder yang akan memuat data - data .*shp, *php, serta *html.

Gambar 6.10. Ruang Kerja Alov

Setelah ruang kerja ALOV Map sudah terbentuk, selanjutnya adalah

membuat file XML dan HTML yang menjadikan data - data shp tersebut

dapat digunakan. File XML yang berfungsi memfasilitasi pendefinisian tag

dan hubungan terstruktur antar tag atau dengan kata lain XML berfungsi

untuk memanggil data spasial agar dapat ditampilkan pada file HTML.

Sedangkan file HTML berfungsi menampilkan data spasial yang telah

dimasukkan ke dalam file XML untuk ditampilkan pada browser. Untuk

source code file xindustri.xml dan hindustri.html tercantum pada lembar

lampiran kode program.

5. Merancang Web Front


178
Dalam proses pembuatan web front untuk sistem ini, penulis menggunakan

software Macromedia Deramweaver MX 2004 untuk memudahkan desain

antar muka, berikut adalah tampilan jendela Macromedia Dreamweaver saat

pertama kali digunakan pada Gambar 6.11:

Insert Document Coding Panel


Bar Toolbar Area Group

Tag Property Design


Selector Inspector Area

Gambar 6.11 Main Menu Macromedia Dreamweaver

Macromedia Dreamweaver digunakan untuk memudahkan dalam proses

pembuatan rancangan tampilan antar muka yang berisikan source code. Adapun

hasil dari pembuatan interface ini disimpan dalam format *.php atau *.htm. Setiap

halaman dalam web ini akan disimpan dalam format *.php untuk mendukung

fungsi php pada coding web antara satu halaman dengan halaman lain. Gambar

6.12 merupakan salah satu contoh fungsi Macromedia Dreamweaver dalam

membuat tampilan menu web database:

179
Gambar 6.12 Tampilan Menu Utama Web

180
LAMPIRAN C

BUKU MANUAL

181
BUKU PETUNJUK

MANUAL

PENGGUNAAN APLIKASI

Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran

Pencemaran Udara Primer Industri Besar ( Studi Kasus : DKI Jakarta )

“SIPERSIB “

182
I. PERANGKAT LUNAK

Untuk menggunakan sistem ini diperlukan perangkat lunak (software)

dalam menjalankan “SIPERSIB“ diantaranya :

a. Sistem Operasi Windows Xp.

b. Paket XAMPP versi 1.7.2 dengan Php 5.3.0

c. Alov Map V.0.57

d. Java Runtime Environment (JRE) ver. 6.0.

II. PERANGKAT KERAS

Untuk dapat menjalankan program “Sistem Informasi Spasial Berbasis

Webgis Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar “

tidak hanya dengan memenuhi perangkat lunak saja, dalam hal ini

dibutuhkan perangkat keras untuk komputer.

Spesifikasi minimum yang dianjurkan sebagai berikut:

g. Prosesor berkapasitas 2.50 GHz

h. Memory RAM berkapasitas 256 MB

i. Hard Disk berkapasitas 60 GB

j. Layar monitor 15” 1024 x 768 pixel

k. Mouse dan keyboard PS2/USB

l. Printer

183
III. INSTALLASI / SETUP APLIKASI

A. Instalasi Perangkat Lunak

Untuk dapat menjalankan aplikasi ini, ada beberapa perangkat

lunak yang diperlukan yaitu :

1. Lakukan instalasi perangkat lunak paket Xampp V1.7.2.

2. Setelah paket xampp v1.7.2 terinstal dengan baik, maka

akan terbentuk satu direktori C:\xampp.

3. Simpanlah program aplikasi pada direktori

C:\xampp\htdocs.

Gambar 7.0 File Direktori Program

Kemudian, aktifkan Apache dan Mysql pada komputer anda, yaitu

bukalah program xampp control panel, seperti gambar berikut ini :

184
(a) (b)

Gambar 7.1 (a) program xampp control panel (b) layar control panel

4. Selanjutnya aplikasi dapat di jalankan pada web browser dengan alamat :

http://localhost/sipersib-web-app

Gambar 7.2 Alamat Program

185
IV. APLIKASI/PROGRAM

Setelah selesai melakukan tahap installasi yang harus anda lakukan

dan masuk ke dalam aplikasi melalui http://localhost/sipersib-web-app ,

maka aplikasi dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan.

æ HALAMAN UTAMA PENGGUNA

GambaR 7.3 Halaman Utama

Dari gambar diatas merupakan halaman utama pengguna dimana terdapat

beberapa fungsi diantaranya :

A. GIS INDUSTRI

Pada fungsi GIS Industri ini, disediakan beberapa informasi secara

keruangan atau spasial tentang sebaran industri, pencemaran SO2 dan No2

yang dimiliki oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Selain itu, pengguna bisa mendapatkan beberapa peta spasial ini dalam

format .*bmp dengan memiih salah satu jenis peta yang diinginkan.

186
Gambar 7.4 Halaman Gis Industri

Selanjuutnya jika pengguna ingin melihat data - data peta secara online

dalam format .*shp maka pengguna dapat mengakses LIHAT PETA

ONLINE dan akan masuk ke halaman berikut :

Gambar 7.5 Peta Online

187
B. INDUSTRI JAKARTA

Pada industri Jakarta ini, pengguna bisa mendapatkan beberapa informasi

terhadap industri diantaranya adalah Administrasi, Industri, Cerobong,

Pencemaran. Pada masing -masing informasi tersebut, pengguna dapat

mencari informasi yang dibutuhkan sesuai dengan database yang telah

dikelola oleh admin.

 Masukkan nama yang menjadi kata kunci dalam pencarian, seperti

pada gambar dibawah ini :

Gambar 7.6 Pencarian Administrasi

Gambar 7.7 Pencarian Industri

188
Gambar 7.8 Pencarian Cerobong

Gambar 7.9 Pencarian Pencemaran

 Pengguna dapat melihat data - data yang ada dengan mengklik

secara langsung data yang di inginkan, seperti pada gambar berikut

189
Gambar 7 .10 Pemilihan Data

Gambar 7.11 Rincian Data

C. PENGETAHUAN

Fungsi pengetahuan pada aplikasi ini berisi informasi terhadap industri

serta pencemaran udara.

190
Gambar 7. 12 Rincian Pengetahuan

D. WEBSITE TERKAIT

Pada fungsi website terkait ini, pengguna bisa mendapatkan informasi

terkait dengan aplikasi ini yaitu Badan Pengelola Lingkungan Hidup (

BPLH ), website pembuat aplikasi , serta konversi koordinat yaitu The

World Coordinate Converter.

Gambar 7.13 Rincian Website Terkait

191
E. BUKU TAMU

Buku tamu ini merupakan fasilitas dimana pengguna dapat memberikan

saran maupun kritik terhadap aplikasi maupun terhadap informasi yang

berkaitan dengan industri . Dengan mengisi nama , email dan saran yang

sudah disediakan dan kemudian simpan lah data yang telah anda isi kan

tersebut seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 7.14 .Pengisian Buku Tamu

F. LOGIN USER INDUSTRI

Login user industri ini merupakan login yang dikhususkan untuk user yang

berasal dari industri. Dimana user di masing-masing industri hanya

memiliki satu user id dan satu password yang berasal dari BPLH.

192
Gambar 7.14 .Halaman Login User Industri

G. PROFILE USER INDUSTRI

Profile user industry merupakan tampilan profile pemilik id user industri

yang telah berhasil login. Pada halaman ini, user industry dapat melakukan

update terhadap data diri perusahaan.

Gambar 7.14 .Halaman Profile User Industri

H. UPLOAD DATA USER INDUSTRI

Upload data industry merupakan salah satu fitur yang memudahkan user

industry dalam meng-upload data-data apapun yang berkaitan dengan

industrinya,terutama memudahkan user industry dalam memberikan

pelaporan data pencemaran yang selanjutnya akan di verifikasi oleh pihak

BPLH.

Gambar 7.14 .Halaman Upload Data User Industri

193
 HALAMAN UTAMA ADMIN

A. FORM LOGIN

Setelah berhasil masuk ke dalam program ini maka anda diharuskan untuk

melakukaan proses login terlebih dahulu, seperti terlihat pada gambar

7.15. Tanpa melakukan proses ini anda tidak dapat menggunakan

program ini.

Gambar 7.15 Form Login

Jika berhasil login maka akan tampil peringatan login berhasil gambar

seperti pada gambar 7 :

Gambar 7.16 form login berhasil

194
Dalam program ini disediakan sebuah user name dan password yang

dapat digunakan untuk proses login, yaitu:

User Name : sya

Password : obet

Status User : administrator

Hak Akses : semua

B. FORM UTAMA ADMIN

Pada form utama admin ini ada beberapa fungsi pemeliharaan yang

dilakukan oleh admin. Dimana admin dapat melakukan proses tambah,

edit dan hapus pada database. Adapun beberapa fungsi itu diantaranya

adalah administrasi, industri , cerobong, pencemaran, laporan dan buku

tamu.

1. ADMINISTRASI

 Input data administrasi

Fasilitas ini berguna untuk menambahkan data adminitrasi yang

terdiri dari detail administrasi yang berguna untuk menyimpan data

administrasi secara terperinci, seperti :

Nama Kab : mencatat nama kabupaten di DKI Jakarta.

Propinsi : mencatat propinsi daerah lokasi

195
Gambar 7.17 Form Input Administrasi

 Edit Adminitsrasi

Dalam form edit administrasi terdapat action button “cari” yang dapat

berguna untuk mempermudah dalam pencarian administrasi yang ingin

diubah atau dilakukan pengeditan. Kemudian, setelah memasukkan nama

kabupaten maka tekan action button “Cari” lalu akan terisi secara otomatis

detail administrasi yang berada dibawahnya dan dapat langsung melakukan

pengubahan atau pengeditan di setiap bagian yang ingin diubah. Dengan

bantuan action button, seperti :

Simpan : data - data yang telah di edit akan disimpan.

Kembali : kembali ke halaman administrasi

Gambar 7.18 Edit Administrasi


196
 Hapus Administrasi

Data administrasi yang terpilih akan di hapus dari database.

2. INDUSTRI

 Input data industri

Dalam form input data industri baru yang terdiri atas detail

industri yang berguna untuk menyimpan data industri baru secara

terperinci, seperti:

Nama Kab : mencatat nama kabupaten.

Nama industri : mencatat nama industri

Alamat : mencatat alamat industri

X : mencatat koordinat x

Y : mencatat koordinat y

Telp : mencatat nomer telp

Jenis : mencatat jenis industri

Fax : mencatat nomor faximile

Penanggung jawab : mencatat penanggung jawab

industri .

Jabatan : mencatat jabatan pj industry

197
Gambar 7.19 form input admin

Dan terdapat beberapa action button seperti :

Simpan : data - data yang telah di edit akan disimpan.

Kembali : kembali ke halaman administrasi

 Edit data industri

Dalam form edit data industri dapat berguna untuk memperbarui atau

mengubah entri industri sehingga industri akan terus ter-update.

Gambar 7.20 Form Edit Industri

198
 Hapus data industri

Klik hapus maka data industri terhapus dalam database.

199
3. CEROBONG

 Input cerobong

Bagian ini berfungsi untuk menambahkan data cerobong ke dalam

database. Adapun dalam input cerobong ini terdapat beberapa field

diantaranya :

Nama Industri : mencatat nama industri

Nama Cerobong : mencatat nama cerobong.

Dan dengan beberapa action button seperti :

Simpan : data - data yang telah di edit akan disimpan.

Kembali : kembali ke halaman administrasi

Gambar 7.21 Form Input Cerobong

 Edit cerobong

Pada bagian edit cerobong pengguna dapat melakukan perubahan

hanya pada nama cerobong, berikut field-fieldnya :

ID Cerobong : Id cerobong
Nama Cerobong : mencatat nama cerobong.

Nama Industri : mencatat nama industri .

Gambar 7.22 Form Edit Cerobong

4. PENCEMARAN

 Input Pencemaran

Pada input pencemaran ini terdapat beberapa field data - data

pencemaran yang menunjukkan nilai dari hasil laporan industri ,

diantaranya adalah :

Nama Cerobong : mencatat nama cerobong industri .

Tanggal : mencatat tanggal pemeriksaan.

NH3 : mencatat bahan kimia NH3.

CL2 : mencatat bahan kimia CL2

Hcl : mencatat bahan kimia Hcl

Hf : mencatat bahan kimia Hf

NO2 : mencatat bahan kimia NO2

Opasitas : mencatat bahan kimia Opasitas

Partikulat : mencatat bahan kimia Partikulat.

309
SO2 : mencatat bahan kimia SO2

H2S : mencatat bahan kimia H2S

Hg : mencatat bahan kimia Hg

As : mencatat bahan kimia As

Sb : mencatat bahan kimia Sb

Cd : mencatat bahan kimia Cd

Zn : mencatat bahan kimia Zn

Pb : mencatat bahan kimia Pb

Gambar 7.23 Form Input Pencemaran

310
 Edit pencemaran

Sedangkan pada edit pencemaran, pengguna dapat melakukan

perubahan field-field yang berada pada tabel data pencemaran

seperti berikut ini :

Gambar 7.24 Form Edit Pencemaran

5. LAPORAN

 Pada bagian ini sistem akan mencetak laporan berupa data

pencemaran yang telah ada pada database dalam bentuk Microsoft

Excel, yaitu dengan mengklik CETAK maka data akan

terdownload.

Gambar 7.25 Form Cetak

311
6. Buku Tamu

Pada bagian buku tamu ini hanya dilakukan proses “ hapus “ data pada

database.

Gambar 7.26 Form Buku Tamu

312
LAMPIRAN D
GRAPHIC USER INTERFACE ( GUI )

313
LAMPIRAN

TAMPILAN APLIKASI

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL BERBASIS


WEBGIS PADA SEBARAN PENCEMARAN UDARA PRIMER
INDUSTRI BESAR

( STUDI KASUS: DKI JAKARTA )

314
315
ACCOUNT USER

1. Halaman Utama User

2. Halaman GIS Industri

3. Halaman Peta Online

316
4. Halaman Industri Jakarta - Administrasi

5. Halaman Industri Jakarta – Lihat Administrasi

6. Halaman Industri Jakarta – Cari Administrasi

317
7. Halaman Industri Jakarta - Industri

8. Halaman Industri Jakarta – Lihat Industri

9. Halaman Industri Jakarta – Cari Industri

318
10. Halaman Industri Jakarta - Cerobong

11. Halaman Industri Jakarta – Lihat Cerobong

12. Halaman Industri Jakarta – Cari Cerobong

319
13. Halaman Industri Jakarta - Pencemaran

14. Halaman Industri Jakarta – Lihat Pencemaran

15. Halaman Industri Jakarta – Cari Pencemaran

320
16. Halaman Pengetahuan

17. Halaman Website Terkait

18. Halaman Input Buku Tamu

321
19. Halaman Data Pencarian Tidak Ditemukan

20. Halaman Peta Online

21. Halaman Input Register User Industri

322
22. Halaman Input Login User Industri

23. Halaman Profil User Industri

24. Halaman Upload Data User Industri

323
ACCOUNT ADMINISTRATOR ( ADMIN )

1. Halaman Form Login Administrator

2. Halaman Utama Administrator

3. Halaman Administrasi

324
4. Halaman Form Input Administrasi

5. Halaman Form Edit Administrasi

6. Halaman Form Hapus Administrasi

325
7. Halaman Cari Administrasi

8. Halaman Industri

9. Halaman Form Input Industri

326
10. Halaman Form Edit Industri

11. Halaman Form Hapus Industri

12. Halaman Cari Industri

327
13. Halaman Cerobong

14. Halaman Form Input Cerobong

15. Halaman Form Edit Cerobong

328
16. Halaman Form Hapus Cerobong

17. Halaman Cari Cerobong

18. Halaman Pencemaran

329
19. Halaman Form Input Pencemaran

20. Halaman Form Edit Pencemaran

21. Halaman Form Hapus Pencemaran

330
22. Halaman Cari Pencemaran

23. Halaman Laporan

24. Halaman Cetak Laporan

331
25. Halaman Buku Tamu

26. Halaman Hapus Buku Tamu

332
WEB GIS ( ADMIN )

1. Sebaran Industri Dki Jakarta

2. Sebaran Baku Emisi Cerobong SO2 SM1 2009

3. Sebaran Baku Emisi Cerobong SO2 SM2 2009

333
4. Sebaran Baku Emisi Cerobong NO2 SM1 2009

5. Sebaran Baku Emisi Cerobong NO2 SM2 2009

6. Sebaran Baku Emisi Cerobong SO2 SM1 2010

334
7. Sebaran Baku Emisi Cerobong SO2 SM2 2010

8. Sebaran Baku Emisi Cerobong NO2 SM1 2010

9. Sebaran Baku Emisi Cerobong NO2 SM2 2010

335
336
LAMPIRAN

JURNAL

337
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL
BERBASIS WEBGIS PADA SEBARAN PENCEMARAN
UDARA
PRIMER INDUSTRI BESAR
( STUDI KASUS: DKI JAKARTA )

Siti Halimatusya’diyah1, Zainul Arham2 dan Bakri Lakatjong3


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 55650813 Hp : 085691291402
e-mail : sya.bidoue@gmail.com
2
Pembimbing Skripsi
Staff Pengajar Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Tel : (0251) 823026 Fax : (0251) 8624025
e-mail : a2mhms@yahoo.com
3
Pembimbing Skripsi
Staff Pengajar Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Tel : (0251) 823026 Fax : (0251) 8624025
e-mail : bakri_la_katjong@yahoo.com

ABSTRACT

Establishment of industrial sites scattered in Jakarta that more and more as a


development town in an area of activity requires a swift action in resolving a problem
arising from a single sector, especially in the determination of industrial location, type of
industry, materials and possible negative impacts will occur. In the Republic of Indonesia
Government Regulation No.24 Article 7 of Chapter II of 2009 on the development,
regulation, guidance, and development of industrial zones, there are still scattered
industrial areas near residential areas rather than in the industrial area, giving rise to
many high-impact activity for the community. Economy particularly from the industrial
sector has contributed to the impact of pollution and environmental damage. And the
industry became one of the factors increasing air pollution emanating from the chimney -
a factory chimney, the rest of the processing of raw materials, having a devastating effect
in addition to the results it produced. In accordance with Indonesian Government
Regulation No.24 of article 23 paragraphs 1 and 2 of 2009 on duty industrial enterprises
in the industrial area, which contains about the efforts of environmental management and
hazardous waste management and environmental impact. therefore, the authors tried to
develop an industrial application of spatial information systems major and primary air
pollution resulting from industrial smokestacks to facilitate the visualization of data and
management information data.

Keywords: Spasial, Pollution, Industry, information, SDLC.

338
1. PENDAHULUAN Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran
Pencemaran Udara Primer Industri Besar
Berdirinya lokasi-lokasi industri yang ( Studi Kasus : DKI Jakarta ) “.
tersebar di DKI Jakarta yang semakin
banyak sebagai suatu perkembangan
aktivitas kota di suatu daerah mengharuskan 2.2 Metode Penelitian
suatu tindakan cepat dalam menyelesaikan Metode penelitian yang digunakan pada
suatu permasalahan yang ditimbulkan dari Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial
satu sektor, terutama dalam penentuan lokasi Berbasis Webgis Pada Sebaran Pencemaran
industri, jenis industri, bahan serta dampak Udara Primer Industri Besar ini adalah siklus
negatif yang mungkin akan terjadi. Pada hidup pengembangan sistem atau System
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Development Life Cycle (SDLC) dengan
No.24 Pasal 7 bab II tahun 2009 tentang model proses waterfall. Siklus hidup
pembangunan, peraturan, pembinaan, dan pengembangan sistem ini merupakan suatu
pengembangan kawasan industri, masih bentuk yang digunakan untuk
terdapat industri yang tersebar didaerah menggambarkan tahapan-tahapan atau
dekat pemukiman bukan di daerah kawasan langkah-langkah proses berjalannya sistem.
industri sehingga menimbulkan banyak
dampak bagi masyarakat sekitar
industri – industri yang semakin
berkembang di berbagai daerah khususnya
di perkotaan membawa suatu perubahan
terhadap kondisi alam dan pola kehidupan
makhluk di bumi. Keadaaan alam yang
semakin memburuk akibat perkembangan
teknologi serta aktifitas manusia diperlukan
suatu perhatian khusus. Semakin tinggi
aktivitas ekonomi khususnya dari sektor
industri mempunyai kontribusi terhadap Gambar 1. Pengembangan sistem dengan
dampak pencemaran serta kerusakan model waterfall. (Sumber : Prahasta,
lingkungan hidup. Dan industri yang Bandung, 2009)
menjadi salah satu faktor meningkatnya
pencemaran udara yang berasal dari
cerobong – cerobong asap pabrik, sisa dari A. Rekayasa Sistem
bahan baku pengolahan, memberikan Banyaknya kebutuhan yang diperlukan
dampak buruk disamping hasil yang dalam perancangan aplikasi sipersib ini,
diproduksinya. Sesuai dengan Peraturan diantaranya perangkat lunak yang
Pemerintah Republik Indonesia no.24 pasal berhubungan langsung dengan perangkat
23 ayat 1 dan 2 tahun 2009 tentang keras, manusia dan ketersediaan data. Pada
kewajiban perusahaan industri di kawasan tahap ini menekankan pada masalah
industri, yang berisi tentang upaya pengumpulan kebutuhan pengguna pada
pengelolaan lingkungan dan pengelolaan tingkatan sistem dengan mendefiniskan
limbah bahan berbahaya serta dampak konsep sistem beserta interfaces yang
lingkungan. menghubungkannya dengan lingkungan
sekitarnya
BPLH sebagai salah satu badan yang Adapun identifikasi kebutuhan aplikasi
turut serta dalam memantau perkembangan sipersib ini didasarkan pada hasil penelitian
lingkungan wilayah DKI Jakarta melakukan dan konsultasi langsung dengan pihak terkait
berbagi upaya dalam mengatasi lingkungan di Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI
hidup. Beberapa diantaranya terkait dengan Jakarta (BPLH) mengenai kebutuhan akan
pendataan sebaran industri serta pencemaran aplikasi sipersib yang berfungsi sebagai
yang dihasilkan dari industri. Oleh karena media dalam memanage data dalam
itu, diperlukan suatu sistem informasi yang penyampaian informasi terhadap data-data
dapat diakses dengan cepat, kapan pun, industri besar dan pencemaran. Identifikasi
dimana pun dan oleh siapa pun. Dengan latar kebutuhan tersebut diantaranya :
belakang tersebut, maka dilakukan
penelitian di DKI Jakarta dengan judul “
Rancang Bangun Sistem Informasi
1. Kebutuhan akan visualisasi dari data - 4. Sistem yang diusulkan merupakan
data industri besar serta pencemaran sistem yang berbasis web sehingga
udara primer yang dimiliki BPLH dapat dengan mudah dalam
untuk penyebaran informasi yang lebih mengaksesnya.
interaktif. 5. Sistem ini dapat dengan mudah
2. Kebutuhan akan sistem informasi dalam penambahan data, pencarian
spasial mengenai sebaran industri besar data sehingga data yang ada dapat
dan pencemaran udara DKI Jakarta terintegrasi dengan baik.
berdasarkan data - data BPLH. 6. Dengan sistem ini user dapat dengan
3. Sistem informasi yang diusulkan dapat mudah mengetahui berapa banyak
langsung di aplikasikan pada sistem sebaran industri besar dan
informasi yang telah ada. pencemaran udara primer pada
4. Sistem yang diusulkan dapat masing-masing daerah di DKI
memudahkan proses updating oleh Jakarta.
administrator maupun user untuk
penambahan informasi. C. Perancangan
5. Sistem yang di usulkan dapat Tahap perancangan dilakukan
mencakup keseluruhan data yang ada. untukk memberikan gambaran secara
6. Sistem informasi yang diusulkan umum mengenai sistem yang diusulkan.
diharapkan dapat digunakan dengan Adapun mencakup tentang rancangan alur
mudah serta user friendly. sistem usulan ( DFD ), rancangan kamus
data, rancangan database usulan ( ERD ),
B. Analisa rancangan struktur data tabular, rancangan
Dari berbagai kebutuhan-kebutuhan strukur menu aplikasi, rancangan State
yang didapat dari hasil penelitian yang Transition Diagram, dan rancangan layar.
dilakukan penulis menganalisa beberapa Serta dalam tahap ini pun mencakup
masalah pada sistem yang menjadi perancangan struktur menu aplikasi dan
kelemahan sistem yang berjalan. Adapun perancangan antarmuka aplikasi dibuat.
kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya :
6. Data yang terdapat pada BPLH masih
berupa data mentah yang belum D. Pemrograman
terintegrasi. Tahap ini sering disebut juga sebagai
7. Tidak adanya data spasial sebagai tahap implementasi perangkat lunak. Pada
visualisasi data lokasi – lokasi tahap ini dilakukan implementasi hasil
industri dan pencemaran udara yang rancangan ke dalam baris-baris kode
dimiliki. program yang dapat dimengerti oleh mesin
8. Terbatasnya informasi yang diberikan (komputer).
kepada masyarakat. Dalam pembuatan aplikasi sipersib ini
9. Sistem manual yang dijalankan pada terdapat langkah-langkah pembuatan
sebuah Microsoft Excel sehingga pemrograman (coding) di antaranya yaitu :
terpecah-pecahnya data yang 2. Pembuatan data titik industri kedalam
dimiliki. format shapefile(*.Shp) berdasarkan data
10. Sistem yang berjalan belum memiliki industri dari BPLH.
sistem automatisasi sehingga sulit 3. Pembuatan peta pencemaran SO2 dan
dalam proses pencarian data. NO2 berdasarkan interpolasi dengan
menggunakan Arc View 3.3 dan
Dilihat dari permasalahan-permasalahan menghasilkan file dengan format
yang terjadi dan disebutkan diatas, maka shapefile(*.Shp).
diusulkan pemecahan masalah yaitu dengan 4. Konversi data shapefile ke dalam XML
mengembangkan sistem aplikasi sebaran agar dapat muncul di dalam web.
udara primer terhadap industri besar 5. Pembuatan website dengan dengan
(SIPERSIB). Aplikasi ini dibangun untuk menggunakan perangkat lunak
menjawab beberapa permasalahan- Macromedia Dreamweaver 8.
permasalahan yang terjadi pada sistem yang
berjalan selama ini. E. Pengujian
Kelebihan-kelebihan dari aplikasi Pada tahapan pengujian, pengujian
basisdata spasial ini diantaranya : dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik

309
sesuai dengan fungsinya, atau masih
diperlukan suatu penyempurnaan. Pengujian
yang dilakukan penulis menggunakan dua
metode yaitu metode black box dan white
box. Hasil pengujian sistem dilakukan agar
dapat mengetahui apakah proses yang
dilakukan dapat sesuai dengan hasil yang
diharapkan.

Tabel 1. Tabel Pengujian Metode White


Box
Hardware Pengujian Hasil
Pentium (R) Sistem Operasi Baik
Dual-Core Windows XP
2.50 GHz Profesional
2.00 GB of SP3,Mozilla
RAM, 256 Firefox 4.0 Gambar 2. Menu Utama (Halaman Utama)
MB VGA Sistem Operasi Baik
dan Sound Windows XP
card, monitor Profesional Menu GIS Industri, berfungsi untuk
15 inchi dan SP3, Internet menampilkan data spasial dalam bentuk
resolusi layar Explorer 8.0 *.bmp yang dapat di download serta
1024 x 768 terdapat fungsi ”lihat peta online”
px dimana pengguna dapat melihat secara
langsung keadaan peta –peta spasial
sebaran industri dan pencemaran SO2
3. HASIL DAN PEMBAHASAN serta NO2.

3.1 Interface
Aplikasi sipersib ini dapat dijalankan
dengan mengetikan alamat sistem pada
browser yang berupa
http://localhost/sipersib-web-app/ maka akan
tampil halaman utama sebagai halaman
pembuka. Karena ini baru terinstall di
komputer atau PC stand-alone maka
servernya localhost. Gambar 3. Menu GIS Industri –
Tampilan dasar website ini terbagi download peta
menjadi tiga bagian, isi web pada bagian
tengah dengan menu utama diatasnya,
header web dan footer yang terletak di
bagian atas dan bawah tidak akan berubah
pada setiap layar atau halaman web.
Pada web sipersib ini terdapat 5 (lima)
menu dan masing-masing submenu yang
terletak dibawah header web, antara lain:

Menu Utama atau menu Halaman


Utama, Pada menu ini pengguna dapat
memilih fungsi apa yang akan dilakukan
pada aplikasi ini :
Gambar 4. Menu GIS Industri –
Sebaran Industri

310
Gambar 5. Menu GIS Industri –
Pencemaran Udara Gambar 8. Menu Peta

Menu Website Terkait, berfungsi untuk


menampilkan informasi website yang
terkait dengan Badan Pengelola
Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Gambar 6. Menu GIS Industri –


Pencemaran Udara Terhadap Emisi

Gambar 9. Menu Website Terkait


Menu Industri Jakarta, ini berfungsi
untuk mengetahui data-data industri,
pencemaran, cerobong, dan Menu Buku Tamu, berfungsi pengguna
administrasi. Pengguna dapat dapat menyampaikan saran serta kritik
melakukan pencarian terhadap data-data terhadap aplikasi sipersib ini dan hal-hal
yang dikehendaki. lain yang terkait.

Gambar 10. Menu Buku Tamu


Gambar 7. Menu Industri Jakarta

Menu Pengetahuan, berfungsi untuk


menampilkan informasi terhadap
pengetahuan tentang industri serta
pencemaran udara.

311
Login, berfungsi untuk proses masuk ke Cari berdasarkan kata
dalam menu utama untuk Administrator kunci yang
dan user industri. dimasukkan.
7. Klik Menu Menampilkan
Pengetahuan informasi
pengetahuan.
8. Klik Menu Menampilkan
Website Terkait informasi website
yang terkait dengan
industri dan BPLH.
9. Klik Menu Buku Menambahkan dan
Tamu → simpan menampilkan buku
tamu.
10. Membuka Masuk ke dalam
Gambar 11. Menu Login Program menu utama
Administrator administrator dan
login admin.
3.2 Testing 11. Klik Menu Buku Menampilkan daftar
Hasil Pengujian (testing) dari sistem Tamu buku tamu dan menu
ini hampir seluruhnya dapat berjalan dengan hapus.
baik. Berikut tabel hasil pengujian sistem. 12. Klik Menu Buku Menghapus buku
Tamu → Hapus tamu.
Tabel 2. Hasil Pengujian Sistem 15. Klik Menu Menambah data
No. Rancangan Input / Hasil yang Industri Jakarta → administrasi yang
Output diharapkan Administrasi → baru.
1. Membuka Masuk ke dalam Input
Program Menu Utama 16. Klik Menu Mengubah data
2. Klik Menu Home Menampilkan Menu Industri Jakarta → administrasi yang
→ index Utama administrasi → dipilih.
3 Klik Menu Gis Menampilkan peta Edit
Industri dengan fungsi- 17. Klik Menu Menu Menghapus data
fungsinya. Industri Jakarta → industri yang dipilih.
Klik Menu Gis Mendownload file administrasi →
Industri → peta (*jpeg) Hapus
download 15. Klik Menu Menambah data
3. Klik Menu Home Menampilkan data- Industri Jakarta → cerobong yang baru.
→ Industri Jakarta data yang ada pada cerobong → Input
Industri Jakarta. 16. Klik Menu Mengubah data
4. Klik Menu Menampilkan hasil Industri Jakarta → cerobong yang
Industri Jakarta - pencarian data cerobong → Edit dipilih.
Administrasi → administrasi 17. Klik Menu Menu Menghapus data
Cari berdasarkan kata Industri Jakarta → cerobong yang
kunci yang cerobong → dipilih.
dimasukkan. Hapus
5. Klik Menu Menampilkan hasil 15. Klik Menu Menambah data
Industri Jakarta – pencarian data Industri Jakarta → industri yang baru.
Industri → industri berdasarkan industri→ Input
Cari kata kunci yang 16. Klik Menu Mengubah data
dimasukkan. Industri Jakarta → industri yang dipilih.
6 Klik Menu Menampilkan hasil industri → Edit
Industri Jakarta – pencarian data 17. Klik Menu Menu Menghapus data
cerobong → cerobong berdasarkan Industri Jakarta → industri yang dipilih.
Cari kata kunci yang industri → Hapus
dimasukkan. 15. Klik Menu Menambah data
Klik Menu Menampilkan hasil Industri Jakarta → pencemaran yang
Industri Jakarta – pencarian data pencemaran→ baru.
pencemaran → pencemaran Input

312
16. Klik Menu Mengubah data Box. Dan dengan sistem informasi
Industri Jakarta → pencemaran yang spasial ini, BPLH dengan mudah dan
pencemaran → dipilih. efektif dalam mengatur data-data industri
Edit dan pencemaran baku emisi dari setiap
17. Klik Menu Menu Menghapus data laporan industri, dapat dilihat pada tabel
Industri Jakarta → pencemaran yang 1 berdasarkan hasil pengujian metode
pencemaran → dipilih. white box.
Hapus 3. Sistem informasi spasial ini
15. Klik Menu Melihat data berdasarkan data - data industri dan
Industri Jakarta → pencemaran pada pencemaran baku emisi SO2 dan NO2
laporan → lihat laporan tahun 2009 - 2010, dan dalam pembuatan
16. Klik Menu Mencetak data website penulis menggunakan tools
Industri Jakarta → laporan dalam bentuk berupa adobe dreamweaver 8 sebagai
laporan → cetak excel. text editor, Arcview 3.3 sebagai
17. Membuka Masuk ke dalam pengolahan peta, ALOV map V0.57
Program User menu utama sebagai Webgis, PHP sebagai interface
Industri berbasis web dan MySQL sebagai
18. Klik Register User Melakukan database sistem.
pendaftaran anggota 4. Sistem informasi spasial ini memberikan
industri khusus. informasi tentang industri berdasarkan
19. Klik Login User Masuk kedalam login tiga layer peta, yaitu sebaran industri,
Industri user khusus industri. pencemaran udara serta pencemaran
20. Klik Profil Melihat dan udara terhadap emisi.
mengubah profile 5. Aplikasi ini dibuat dengan berbasiskan
user dari industri. web stand-alone sehingga memudahkan
21. Klik Upload Data Melihat dan pihak BPLH dalam mengakses dan
menambah data yang mendapatkan informasi data - data
akan di upload. industri dan pencemaran yang di miliki
oleh BPLH serta memudahkan pihak
BPLH dalam mengelola data-data
industri dan pencemaran.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut
: REFERENSI
[1] Aziz. Muhammad & Pujiono. Slamet,
1. Berdasarkan data yang telah di olah Sistem Informasi Geografis Berbasis
Desktop dan Web, Penerbit Gaya Media
menunjukkan bahwa sebaran lokasi
Yogyakarta, 2006
industri yang berada dalam pengawasan
[2] Arham, Zainul. Modul Kuliah Sistem
BPLH banyak terdapat di daerah Jakarta
Informasi Geografis, Jakarta,2008.
Timur dan Jakarta Utara. Hal ini sesuai
dengan rencana pembangunan kawasan [3] B. Barus & U.S. Wiradisastra, Sistem
industri yang menyebutkan bahwa Informasi Geografi, Jurusan Tanah,
1996.
wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur
[4] Fathansyah. Ir, Basis Data, Informatika
sebagai salah satu kawasan Industri.
Bandung, 2007
2. Dengan adanya SIPERSIB ini maka
[5] Kadir, Abdul. Dasar Perancangan dan
penyampaian informasi akan data-data
industri dan pencemaran disajikan dalam Implementasi Database Relational,
bentuk tampilan peta interaktif dan tabel Penerbit Andi, Yogyakarta, 2009.
[6] Kendall, Kendall, Analisis dan
disertai dengan modul tambah data
Perancangan Edisi Ke Lima, Penerbit
( upload ), cari ( searching ) serta tampil
Andi Yogyakarta, 2010.
( view ) yang lebih baik dan mudah
[7] Keputusan Gubernur. DKI Jakarta
dimengerti sehingga informasi akan
industri - industri yang berada di bawah No.670 Tahun 2000 tentang Standar
Baku Mutu Emisi.
pengawasan BPLH dapat di
[8] Keputusan Menteri Negara Lingkungan
informasikan dengan baik, sesuai dengan
Hidup No.13 Pasal 1 Tahun 1995
pengujian black box yang dapat dilihat
tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
pada tabel 2 pengujian metode Black
Bergerak.

313
[9] Prahasta, Eddy. 2009. SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS : Konsep-
Konsep Dasar (Perspektif
Geodesi dan Geomatika), Bandung:
Informatika Bandung.
[10] Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi
Geografis : Konsep-Konsep Dasar
Sistem Informasi Geografi.
Informatika:Bandung

314
i

Anda mungkin juga menyukai