Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan perlengkapan dengan
menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada 121 ° C selama sekitar 15-20 menit,
tergantung pada ukuran beban dan isi.
1. Fungsi autoclave
Fungsi autoclave guna menjamin sterilitas objek dalam dunia kedokteran juga turut ditemukan
dalam aneka pengaturan medis serta laboratorium. Banyak prosedur yang telah menggunakan
item sekali pakai dibanding sterilisasi, akan tetapi autoclave ini akan dapat digunakan kembali.
Karena autoclave menggunakan uap panas, maka beberapa produk tahan panas termasuk plastik
takkan dapat disterilkan menggunakan cara ini karena bisa meleleh.
Kertas maupun produk lain yang rawan rusak karena uap haruslah disterilkan menggunakan cara
lain. Dalam autoclave, item harus dipisahkan guna memungkinkan uap menembus beban dengan
merata. Selain itu, autoclave juga seringkali digunakan untuk mensterilkan aneka limbah medis
sebelum nantinya dibuang di aliran limbah padat. Hal ini lebih umum dilakukan daripada
alternatif pembakaran karena adanya masalah lingkungan maupun kesehatan yang mungkin
terjadi.
2. Jenis-jenis autoclave
1. Gravity Displacement Autoclave. Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan
gravitasi. Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara,
sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui
bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin
banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah
autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan
cakupan suhu antara 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit.
2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave. Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi
hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara.
Proses ini berlangsung selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke
dalam autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh permukaan
benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf ini
bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit.
3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan
tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini
tergantung pada benda yang disterilisasi.
3. Cara penggunaan autoclave
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang
dari batas yang ditentukan maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air
hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir maka tutup harus
dikendurkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang
keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Autoklaf dinyalakan, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C.
5. Ditunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan)
dan ditunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan
mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga
sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preissure gauge menunjuk ke
angka nol). Kemudian klep- klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan
hati-hati.
4. Bagian-bagian autoclave
1. Dalam autoclave akan kita temukan adanya tombol pengatur waktu alias timer. Timer ini
tentunya akan berfungsi guna mengatur lama atau sebentar proses yang dijalankan sesuai
kebutuhan pengguna. Namun, ada pula beberapa autoclave sederhana yang tidak
memiliki timer, terutama karena masih menggunakan pemanasan air menggunakan
kompor, bukannya listrik.
2. Bagian autoclave selanjutnya ialah katup uap yang termasuk kecil namun sangat penting.
Perannya terutama adalah sebagai tempat dikeluarkannya uap air.
3. Berikutnya ada lagi pengukur tekanan guna mengetahui nilai tekanan upa dalam
autoclave. Pengukur tekanan juga akan membantu kita dalam mengetahui besar tekanan
uap dalam alat saat proses sedang berlangsung.
4. Ada lagi katup pengamanan yang akan mengunci penutup autoclave.
5. Kita juga akan menemukan tombol on off terutama bagi jenis autoclave yang memakai
listrik sebagai sumber energinya. Keberadaan tombol ini sangat besar andilnya guna
mematikan serta menghidupkan mesin.
6. Bagian autoclave lain yang ada pada gambar autoclave adalah termometer. Proses
sterilisasi sendiri akan butuh suhu yang berbeda dan hal ini akan sangat bergantung pada
alat ataupun bahan yang hendak disterilkan. Termometer akan mengetahui suhu yang
dibutuhkan untuk sterilisasi yang dibutuhkan.
7. Autoclave juga akan memiliki lempeng sumber panas yang membantu proses perubahan
energi dari listrik menjadi panas atau kalor. Lempeng atau heater biasanya akan terbuat
dari lilitan kawat tembaga atau kumparan yang akan mengeluarkan energi pana jika
dialiri listrik.
8. Skrup pengaman akan turut terdapat dalam komponen autoclave. Fungsinya ialah
menjaga besaran dari tekanan uap dalam mesin. Kita harus pastikan skrup ini terpasang
secara rapat dan baik.
9. Terakhir, pada autoclave yang memanfaatkan energi listrik, akan kita temukan adanya
angsa.
Fungsi angsa ialah sebagai batas bagi penambahan air. Sementara autoclave sederhana yang
energi panasnya bersumber dari kompor akan menggunakan aluminium container guna
meletakkan aneka bahan atau alat yang akan disterilkan. Selain aneka bagian bagian autoclave di
atas, autoclave juga masih memiliki komponen lain seperti pompa vacum guna menghisap udara
maupun uap campuran yang berasal dari ruang sterilisasi.
5. Cara sterilisasi menggunakan Autoclave
1. Sebelum mulai melakukan sterilisasi, biasanya kita harus mengecek terlebih dahulu air
yang tertampung dalam autoclave. Apabila air yang ada ternyata masih kurang dari batas
minimum, maka tambahkan lagi air hingga mencapai batas tersebut. Sebaiknya gunakan
air yang merupakan hasil destilasi guna menghindari kerak serta karat.
2. Masukkan peralatan dan juga bahan yang hendak disterilkan. Jika kita hendak
mensterilisasi botol dengan tutup ulir, maka tutup wajib dikendorkan.
3. Tutup autoclave rapat-rapat dan kencangkan baut pengaman supaya tak ada uap keluar.
Jangan kencangkan klep pengaman terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoclave dan atur timer minimal 15 menit di suhu 121 derajat Celcius
5. Tunggu hingga air mendidih agar uapnya memenuhi kompartemen dan terdesak keluar.
Setelah itu barulah kencangkan klep pengaman dan tunggu hingga prosesnya selesai.
Perhitungan 15 menit baru dimulai pada saat tekanan mencapai 2 atm.
6. Apabila alarm telah berbunyi dan menandakan proses telah selesai, tunggu sampai
tekanan dalam kompartemen mulai turun dan menjadi sama dengan tekanan udara pada
lingkungan. Buka klep-klep pengaman lalu keluarkan isi autoclave secara hati-hati.
Demikian adalah cara sterilisasi menggunakan autoclave dalam mensterilkan aneka
peralatan medis.