Anda di halaman 1dari 41

2019

Fakultas Ilmu
Kesehatan

Universitas
Muhammadiyah
Jember

[STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR]
PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SENAM HAMIL

Senam hamil adalah rangkaian gerakan senam yang diperuntukkan bagi


PENGERTIAN ibu hamil. Gerakan senam hamil umumnya aman dan ringan, sehingga
dapat dilakukan di berbagai usia kehamilan.
Tujuan utama senam hamil adalah membantu ibu hamil dalam
TUJUAN
mempersiapkan diri menghadapi proses persalinan
PERALATAN Matras
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada kontraindikasi
kondisi kehamilan
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Membaca doa sebelum dilakukan senam hamil
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
4. Instruksikan ibu hamil untuk duduk tegak dan tenang
5. Menanyakan kesiapan ibu hamil sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
PROSEDUR 1. Gerakan 1:
PELAKSANAAN Duduk bersila, tegakkan punggung, ambil nafas panjang lewat
hidung, keluarkan nafas lewat mulut
2. Gerakan 2:
Anjurkan klien duduk rileks dan badan ditopang tangan di
belakang, Kaki diluruskan sedikit terbuka, gerakkan kaki kanan dan
kiri ke depan dan ke belakang, Putar persendian kaki melingkar ke
dalam dan ke luar, Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali setiap
gerakan
3. Gerakan 3:
Anjurkan klien tetap duduk rileks dan badan di topang tangan di
belakang, kedua tungkai lurus dan rapat, Tempatkan tungkai kanan
di atas tungkai kiri, silih berganti, Bila mungkin angkat bokong
dengan bantuan ke dua tangan dan ujung telapak tangan,
kembang kempiskan otot dinding perut, Kerutkan dan kendurkan
otot dubur, Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali setiap gerakan
4. Gerakan 4:
Anjurkan klien duduk tegak dan badan di sangga tangan kanan di
belakang, Tidur telentang kaki dirapatkan, Pada sikap duduk,
angkat tungkai silih berganti ke atas dengan tinggi semaksimal
mungkin, Pada sikap tidur, kedua tangan dapat disamping tetapi
lebih baik di bawah kepala, angkat tungkai bawah silih berganti
dengan tinggi semaksimal mungkin, Lakukan gerakan ini sedikitnya
8-10 kali setiap gerakan
5. Gerakan 5:
Anjurkan klien duduk bersila dengan Tangan di atas bahu
sedangkan siku di samping badan, Lengan diletakkan di depan
badan (dada), Putar ke atas dan ke samping, kemudian ke
belakang dan selanjutnya ke depan badan (dada), Lakukan gerakan
ini sedikitnya 8-10 kali
6. Gerakan 6:
Anjurkan klien duduk bersila dengan tumit berdekatan satu sama
lain, Badan tegak rileks dan paha lemas, Kedua tungkai di
persendian lutut, Tekan persendian lutut dengan berat badan
sekitar 20 kali, Badan diturunkan di depan
7. Gerakan 7:
Anjurkan klien melakukan sikap tidur di atas tempat tidur datar,
Tangan di samping badan, Tungkai badan ditekan pada persendian
lutut dengan sudut tungkai bawah bagian bawah sekitar 80-90,
Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak kaki dan bahu,
Pertahankan posisi sampai hitungan delapan dan turunkan pelan-
pelan
8. Gerakan 8:
Anjurkan klien tidur diatas tempat tidur yang datar, badan rileks,
Tangan dan tungkai bawah lurus ke depan dan rileks, Badan
dilemaskan pada tempat tidur, Tangan dan tungkai bawah
membujur lurus, Pinggul diangkat dan geser ke kanan ke kiri sambil
melatih otot liang dubur, Kembang kempiskan otot bagian bawah,
Lakukan gerakan ini sedikitnya 10-15 kali
9. Gerakan 9:
Anjurkan klien tidur diatas tempat yang datar, Tangan disamping
badan dan lutut ditekuk satu tangan diletakkan diatas perut, Tarik
nafas perlahan dari dinding dada serta pertahankan dalam paru
beberapa, Bersamaan dengan tarikan nafas tersebut, tangan yang
diatas perut ikut serta diangkat mencapai kepala, Keluarkan nafas
melalui mulut perlahan-lahan, Tangan yang diangkat ikut serta
diturunkan, Lakukan gerakan ini sekitar 8-10 kali dengan tangan
silih berganti
10. Gerakan 10:
Anjurkan klien melakukan sikap tubuh seperti merangkak,
Anjurkan klien untuk tenang dan rileks, Badan disangga bahu dan
tulang paha, Lengkungkan dan kendorkan tulang belakang,
Kembang kempiskan otot dinding perut, Kerutkan dan kendorkan
otot liang dubur
11. Gerakan 11:
Anjurkan klien melakukan sikap duduk rileks bersila, Kedua tangan
diatas tungkai, semua tubuh rileks, tarik nafas dalam melalui
hidung lalu keluarkan perlahan melalui mulut.

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SENAM NIFAS

Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu
menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan. Senam nifas
merupakan latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah
PENGERTIAN melahirkan supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama
kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti
semula. Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam
pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinue.
Tujuan senam nifas di antaranya: 1) Memperlancar terjadinya proses
involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula); 2) Mempercepat
pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula; 3)
Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas;
TUJUAN 4) Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul,
serta otot pergerakan; 5) Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh
setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis, regangan otot tungkai
bawah; 6) Menghindaripembengkakan pada pergelangan kaki dan
mencegah timbulnya varises.
PERALATAN Matras
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada kontraindikasi
kondisi masa nifas
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Membaca doa sebelum dilakukan senam nifas
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
4. Instruksikan ibu nifas untuk duduk tegak dan tenang
5. Menanyakan kesiapan ibu nifas sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
PROSEDUR 1. Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di
PELAKSANAAN bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan
kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen
untuk membantu mengosongkan paru-paru
2. Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak
terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan
lengan kanan. Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan
regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh
bagian kanan tubuh.

3. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit


diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan
kemudian rileks.

4. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk.


Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung
mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik
kemudian rileks.
5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut.
Angkat kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan
rilekskan dengan perlahan.

6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian


luar lutut kiri.

7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki


diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut
mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat
kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali
ke lantai.

8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan


meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan
letak pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-
jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama
setengah menit.
9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke
dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah
menit.

10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah
seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENGUKUR STATUS GIZI BAYI ATAU BALITA DAN


DOKUMENTASI KE DALAM KMS
Mengukur status gizi bayi atau balita adalah kegiatan menentukan status
PENGERTIAN gizi balita dengan cara mengukur tinggi badan dan menimbang berat
badan balita.
Tujuan utama mengukur status gizi bayi atau balita adalah menentukan
status gizi apakah balita tergolong gemuk, normal, atau kurus serta
TUJUAN mengetahui apakah balita termasuk stunting (pendek), normal atau tinggi.
Dokumentasi pengukuran berat badan ke dalam pita KMS bertujuan untuk
mengetahui kurva pertumbuhan balita.
1. Timbangan bayi atau balita
2. Infatometer/meteran manual
PERALATAN
3. Pita KMS Bayi sesuai jenis kelamin
4. Alat tulis
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya mengenai hasil penimbangan
bulan sebelumnya
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Instruksikan orang tua untuk tenang dan menjaga bayi
4. Menanyakan persetujuan orang tua

C. Tahap Kerja
Mengukur TB dengan infatometer
PROSEDUR 1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
PELAKSANAAN 2. Sebelum mengukur panjang bayi letakkanlah alat pada permukaan
yang rata dengan ketinggian yang nyaman untuk mengukur dan
cukup kuat.
3. Beri alas yang tidak terlalu tebal, bersih, dan nyaman misalnya
selembar selimut tipis atau kertas tisu yang lebar.
4. Sebelum mengukur tinggi badan bayi lepaskan tutup kepala bayi
misalnya topi, hiasan rambut, dan kaos kaki bayi
5. Kemudian pengukur berdiri pada salah satu sisi. Sebaiknya sisi yang
paling dekat dengan skala pengukur
6. Letakkan bayi dengan kepala menempel pada bagian kepala atau
head board
7. Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan sudut atas liang
telinga berada pada garis yang tegak lurus dengan bidang
infantometer.
8. Usahakan dapat mempertahankan kepala bayi pada posisi
9. Luruskan tubuh bayi sejajar dengan bidang infantometer
10. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan pengukur
menahan agar lutut bayi lurus
11. Tangan pengukur menekan lutut bayi kebawah dengan lembut
12. Dengan tangan yang lain pengukur mendorong atau menggerakkan
bagian kaki atau foot board sehingga menempel dengan tumit bayi.
13. Posisi kaki bayi adalah jari kaki menunjuk ke atas
14. Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat.
15. Pengukuran dapat dilakuakan pada satu atau dua kaki bayi.

Mengukur TB dengan meteran


1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Siapkan pita pengukur (meteran)
3. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi), luruskan lutut
sampai menempel pada meja (posisi ekstensi)
4. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah kaki lalu ukur
sesuai dengan skala yang tertera.
5. Memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus rata/datar)
berupa garis atau titik pada bagian puncak kepala dan bagian tumit
kaki bayi.
6. Lalu ukur jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita pengukur.

Menimbang BB
1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Timbangan diberi kain pengalas (sejenis gedong)
3. Timbangan disetel dengan penunjuk angka pada angka nol
4. Buka pakaian & selimut bayi
5. Baringkan bayi di atas timbangan
6. Dokumentasikan hasil penimbangan berat badan bayi yang di dapat
7. Bayi diangkat kembali ke tempat tidurnya
8. Bereskan alat
9. Mendokumentasikan ke dalam KMS
Dokumentasi KMS

1. Isikan terlebih dahulu identitas anak


2. Isi bulan penimbangan dengan bulan bayi atau balita pada saat
ditimbang
3. Isikan berapa BB bayi atau balita (Kg)
4. Kolom KBM merupakan Kenaikan Berat Minimal bayi atau balita,
tidak perlu diisi karena sudah tercantum
5. Isikan N/T dengan perkembangan BB balita dengan kriteria:
- N1: Grafik BB memotong garis pertumbuhan di atasnya dan
kenaikan BB > KBM
- N2: Grafik BB mengikuti garis pertumbuhannya dan kenaikan BB
≥ KBM
- T1: Grafik BB memotong garis pertumbuhan di bawahnya dan
kenaikan BB < KBM
- T2: Grafik BB mendatar dan kenaikan BB < KBM
- T3: Grafik BB menurun dan grafik BB < KBM
6. Arti warna pita pada KMS
- Hijau tua: perkembangan BB normal
- Hijau muda: risiko gemuk atau kurus
- Kuning: balita kurus atau gemuk
- Merah: balita sangat kurus (gizi buruk) atau dikenal dengan
istilah BGM (Bawah Garis Merah)
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MELAKUKAN PEMBERIAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tatalaksana


PENGERTIAN
pengobatan TB nasional.
Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah
TUJUAN kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya
resisten kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
1. Buku register TB
2. OAT tablet
3. Streptomycin
PERALATAN 4. Spuit
5. Kapas alkohol
6. Bak injeksi
7. Handscoon
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi dengan prinsip 5 benar (Benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar rute, dan benar waktu)
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Membaca doa dan menganjurkan pasien membaca doa
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
4. Menanyakan kesediaan pasien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang
PROSEDUR BP
PELAKSANAAN 2. Petugas menjelaskan efek samping OAT
3. Petugas memberikan OAT dan injeksi streptomycin sesuai dengan
tabel berikut:
Berat badan Tahap intensif Tahap
setiap hari RHZE lanjutan 3
(150/75/400/275) 3 kali
+S seminggu RH
(150/150) + E
(400)
Selama 56 hari Selama 28
hari
30 – 37 Kg 2 tab 4 KDT + 500 2 tab 4 KDT 2 tab 2 KDT +
mg sreptomycin 2 tab
injeksi etambutol
38 – 54 Kg 3 tab 4 KDT + 750 3 tab 4 KDT 3 tab 2 KDT +
mg sreptomycin 3 tab
injeksi etambutol
55 – 70 Kg 3 tab 4 KDT + 4 tab 4 KDT 4 tab 2 KDT +
1000 mg 4 tab
sreptomycin etambutol
injeksi

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENGUKUR TEKANAN DARAH

Adalah kegiatan atau pemeriksaan tekanan darah yang menggunakan alat


PENGERTIAN
tensimeter air raksa/jarum/digital
TUJUAN Mendapatkan data obyektif/valid tentang tekanan darah
1. Tensimeter
PERALATAN 2. Stetoskop
3. Alat tulis
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada/hyper/hypotensI
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien: duduk atau tiduran
2. Menempatkan diri di sebelah kiri klien, bila mungkin
PROSEDUR 3. Mengukur tekanan darah dengan benar:
PELAKSANAAN a. Membebaskan lengan klien dari baju atau kain penghalang
b. Memasang manset 2 jari di atas mediana cubiti, selang sejajar
arteri brachialis
c. Meraba denyut nadi pada arteri brachialis
d. Meletakkan diapragma stetoskop di atas arteri brachialis
e. Menutup skrup balon, membuka dan mengunci air raksa (untuk
tensimeter air raksa). Kalau tensimeter jarum tidak perlu .
f. Memompa balon sampai manset menekan nadi hingga tidak
terdengar denyut nadi arteri brachialis
g. Membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil melihat turunnya
air raksa/jarum dan dengarkan bunyi denyut pertama (systole)
hingga bunyi terakhir (diastole),sampai angka/tekanan nol.
h. Melakukan validasi dengan mengulang mulai poin “e – g” (bila
hasil pengukuran keduanya berbeda, ulangi sekali lagi)
i. Mengunci air raksa, dan melepas manset
j. Merapikan klien
k. Validasi keadaan
l. Salam penutup
4. Mencatat hasil pemeriksaan

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN GULA DARAH

Adalah kegiatan atau pemeriksaan kadar gula darah dengan


PENGERTIAN
menggunakan alat digital
TUJUAN Mendapatkan data obyektif/valid tentang kadar gula darah
1. Jarum khusus puncture
2. Puncture
3. Strip gula darah
PERALATAN
4. Mesin cek gula darah digital
5. Kapas
6. Alkohol
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila pernah melakukan
pemeriksaan gula darah
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien: duduk atau tiduran
PROSEDUR 2. Menempatkan diri di sebelah kanan klien, bila mungkin
PELAKSANAAN 3. Memasukkan jarum ke pucture
4. Melepaskan seal jarum, dengan memutar dan memutusnya
5. Sesuaikan tingkat kedalaman jarum, (1-2 kulit tipis, 3 kulit
biasa, 4-5 kulit tebal)
6. Masukkan key kode strip yang sama dengan wadah stripnya
yang menunjukkan bahwa stripnya adalah strip gula darah
7. Masukkan Strip gula darah ke dalam mesin /alat digital, on kan
sampai dengan keluar tanda ada tetesan darahnya
8. Usapkan kapas alkohol pada ujung jari yang akan ditusuk pakai
puncture
9. Tusuk dengan jarum pada puncture dengan cara menekan
tombol
10. Keluarkan darah pada ujung jari
11. Tempelkan darah ke ujung strip yang berlubang
12. Tunggu sampai hasil gula dalam darah muncul
13. Catat hasil pemeriksaan dengan benar
14. Interpretasi hasil pemeriksaan dan informasikan pada klien
apakah hasil pemeriksaan normal atau tidak

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN KOLESTEROL

Adalah kegiatan atau pemeriksaan kadar kolesterol dengan


PENGERTIAN
menggunakan alat digital
TUJUAN Mendapatkan data obyektif/valid tentang kadar kolesterol
1. Jarum khusus puncture
2. Puncture
3. Strip kolesterol
PERALATAN
4. Mesin cek kolesterol digital
5. Kapas
6. Alkohol
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila pernah melakukan
pemeriksaan kolesterol
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien: duduk atau tiduran
PROSEDUR 2. Menempatkan diri di sebelah kanan klien, bila mungkin
PELAKSANAAN 3. Memasukkan jarum ke pucture
4. Melepaskan seal jarum, dengan memutar dan memutusnya
5. Sesuaikan tingkat kedalaman jarum, (1-2 kulit tipis, 3 kulit
biasa, 4-5 kulit tebal)
6. Masukkan key kode strip yang sama dengan wadah stripnya
yang menunjukkan bahwa stripnya adalah strip Kolesterol
7. Masukkan Strip Kolesterol ke dalam mesin /alat digital, on kan
sampai dengan keluar tanda ada tetesan darahnya
8. Usapkan kapas alkohol pada ujung jari yang akan ditusuk pakai
puncture
9. Tusuk dengan jarum pada puncture dengan cara menekan
tombol
10. Keluarkan darah pada ujung jari
11. Tempelkan darah ke ujung strip yang berlubang
12. Tunggu sampai hasil Kolesterol dalam darah muncul
13. Catat hasil pemeriksaan dengan benar
14. Interpretasi hasil pemeriksaan dan informasikan pada klien
apakah hasil pemeriksaan normal atau tidak

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN ASAM URAT

Adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk mengetahui kadar asam urat


PENGERTIAN
menggunakan alat digital
TUJUAN Mendapatkan data obyektif/valid terkait kadar asam urat
1. Jarum khusus puncture
2. Puncture
3. Strip asam urat
PERALATAN
4. Mesin cek asam urat digital
5. Kapas
6. Alkohol
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila pernah melakukan
pemeriksaan asam urat
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi klien: duduk atau tiduran
PROSEDUR 2. Menempatkan diri di sebelah kanan klien, bila mungkin
PELAKSANAAN 3. Memasukkan jarum ke pucture
4. Melepaskan seal jarum, dengan memutar dan memutusnya
5. Sesuaikan tingkat kedalaman jarum, (1-2 kulit tipis, 3 kulit biasa, 4-
5 kulit tebal)
6. Masukkan key kode strip yang sama dengan wadah stripnya yang
menunjukkan bahwa stripnya adalah strip asam urat
7. Masukkan Strip asam urat ke dalam mesin /alat digital, on kan
sampai dengan keluar tanda ada tetesan darahnya
8. Usapkan kapas alkohol pada ujung jari yang akan ditusuk pakai
puncture
9. Tusuk dengan jarum pada puncture dengan cara menekan tombol
10. Keluarkan darah pada ujung jari
11. Tempelkan darah ke ujung strip yang berlubang
12. Tunggu sampai hasil asam urat dalam darah muncul
13. Catat hasil pemeriksaan dengan benar
14. Interpretasi hasil pemeriksaan dan informasikan pada klien apakah
hasil pemeriksaan normal atau tidak

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENYUSUN MENU MP-ASI

Adalah kegiatan menyusun kemudian memberikan menu makanan


PENGERTIAN
pendamping ASI bagi bayi yang berusia 6 bulan ke atas
TUJUAN Mencukupi kebutuhan nutrisi bayi yang sudah berusia 6 bulan
1. Food model
2. Piring/mangkok makan bayi
PERALATAN 3. Sendok makan bayi
4. Alat tulis
5. Kertas dokumen
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data terkait usia bayi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Berikan contoh menu makan 4 bintang (karbohidrat, protein nabati,
PROSEDUR protein hewani, dan sayuran) untuk balita sesuai usia menggunakan
PELAKSANAAN food model
3. Sajikan tekstur makanan sesuai dengan usia balita
4. Anjurkan ibu untuk menyusun kembali menu sesuai dengan yang
diajarkan
5. Anjurkan ibu menuliskan contoh menu dalam sehari sesuai dengan
pedoman gizi seimbang
6. Lakukan evaluasi terhadap tindakan dan rencana tindak lanjut

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

POSISI MENYUSUI YANG BENAR

PENGERTIAN Adalah kegiatan menyusui bayi dengan posisi yang benar


Dengan posisi menyusui yang benar, ibu dapat memberikan ASI dengan
TUJUAN
optimal dan mencegah putting lecet
1. Bantal
PERALATAN
2. Kursi
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data terkait proses menyusui
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Anjurkan ibu untuk mencuci tangan sebelum menyusui bayi
2. Anjurkan ibu duduk dengan posisi senyaman mungkin sambil
PROSEDUR menggendong bayi
PELAKSANAAN 3. Anjurkan ibu menggunakan baju yang nyaman dan berkancing
depan sehingga mudah dibuka
4. Anjurkan ibu membuka baju
5. Ajari ibu posisi menyusui yang benar dengan tanda-tanda perlekatan
yang benar yaitu:
a. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan
tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung
bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke
badan ibu, menyentuh bibir bayi ke puting susunya dan
menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

b. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga


bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara
melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel
pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah
bayi membuka lebar.

Perlekatan benar (Perinasia, 2004)

Perlekatan salah (Perinasia, 2004)


D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

INHALASI SEDERHANA PADA BALITA ISPA

Adalah kegiatan memberikan terapi inhalasi sederhana pada balita yang


PENGERTIAN
mengalami ISPA yang bisa dilakukan di rumah
Mengeluarkan dahak yang tertahan di dalam paru dan memperlancar
TUJUAN
saluran pernapasan
1. Baskom berisi air panas yang masih menguap
2. Minyak kayu putih
PERALATAN
3. Kain tipis untuk menutup baskom
4. Handuk
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data terkait lamanya batuk
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
1. Beritahu orang tua tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Teteskan minyak kayu putih sebanyak kurang lebih 6 tetes pada air
PROSEDUR panas sampai tercium bau
PELAKSANAAN 3. Tutup baskom yang sudah ditetesi minyak kayu putih dengan kain
tipis agar menghindari balita terkena panas
4. Tutup kepala anak dengan handuk, kecuali bagian wajah
5. Dekatkan baskom ke hidung anak atau anak dianjurkan untuk
menghirup uap dari baskom panas
6. Lakukan sampai air terasa dingin atau dahak keluar

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENGUKUR STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH

Adalah kegiatan mengukur tinggi badan dan menimbang berat badan


PENGERTIAN
anak usia sekolah
Menentukan status gizi anak usia sekolah apakah tergolong gemuk,
TUJUAN
normal atau kurus sesuai standar WHO
1. Timbangan BB
2. Microtoise
PERALATAN
3. Alat tulis
4. Kertas dokumen
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data terkait TB dan BB sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
Menimbang BB
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
PROSEDUR 2. Atur timbangan ke angka nol
PELAKSANAAN 3. Anjurkan klien untuk melepas jam tangan, topi, sepatu, atau benda
berat yang melekat di tubuhnya
4. Anjurkan pasien naik ke timbangan
5. Minta pasien untuk berdiri tegak dengan pandangan lurus ke
depan
6. Perawat berada di depan pasien dengan posisi tegak lurus dengan
pasien
7. Baca hasil timbangan
8. Bantu pasien untuk turun dari timbangan
9. Rapikan alat
10. Catat hasil pemeriksaan

Mengukur TB
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Anjurkan untuk melepas topi apabila menggunakan topi
3. Mempersilahkan pasien berdiri dengan kepala tegak dan badan
sampai tumit kaki menempel pada tembok atau bidang yang datar
4. Menarik alat pengukur tinggi badan tepat pada kepala pasien
5. Melihat skala yang ada pada alat pengukur TB
6. Merapikan alat dan menganjurkan pasien untuk menggunakan
kembali benda yang dilepas
7. Catat hasil pemeriksaan
8. Interpretasi kesimpulan status gizi klien dan informasikan apakah
tergolong normal, gemuk atau kurus

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN VISUS

Adalah kegiatan memeriksa visus atau tajam penglihatan menggunakan


PENGERTIAN
snellen chart
TUJUAN Menentukan visus atau tajam penglihatan
1. Snellen chart
2. Kursi
PERALATAN
3. Alat tulis
4. Kertas dokumen
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data terkait visus sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

4. Tahap Kerja
1. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Letakkan atau atur kartu snellen pada jarak 5 atau 6 meter dari
PROSEDUR pasien dengan posisi lebih tinggi atau sejajar dengan mata pasien
PELAKSANAAN 3. Mempersilahkan pasien untuk duduk dengan jarak kurang lebih 6
meter dari jarak kartu snellen
4. Untuk memeriksa visus mata kanan, anjurkan pasien menutup
mata kiri menggunakan telapak tangan kiri tetapi tidak boleh
ditekan
5. Lakukan pemeriksaan dengan cara menunjuk mulai dari huruf yang
paling besar hingga terkecil di kartu snellen dan anjurkan pasien
untuk membaca huruf/angka yang ditunjuk
6. Lakukan pemeriksaan sampai pasien tidak bisa membaca huruf
terakhir yang ditunjuk dan diberi tanda
7. Lakukan pemeriksaan untuk mata kiri dengan cara menutup mata
kanan dengan telapak tangan kanan tetapi tidak boleh ditekan
8. Lakukan pemeriksaan dengan prosedur yang sama dengan mata
kanan
9. Membaca snellen chart
- Snellen chart yang digunakan dalam dalam ukuran meter
normalnya = 6/6. Jadi apabila pasien dapat membaca hingga
baris ke 8, visusnya normal ditulis 6/6
- Bila pasien hanya dapat membaca huruf E, D, F , C pada baris ke
6 visusnya 6/9, artinya orang normal dapat membaca pada
jarak 9 meter, sedangkan pasien hanya dapat membacanya
pada 6 meter
- Dst sesuai dengan keterangan di pinggir huruf
10. Catat hasil pemeriksaan dengan bilangan pecahan

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SENAM ANTI STROKE

Adalah kegiatan senam khususnya pada penderita hipertensi yang dapat


PENGERTIAN
dilakukan di rumah
TUJUAN Mencegah stroke pada penderita hipertensi
PERALATAN -
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data terkait tensi sebelumnya dan adanya
kontraindikasi
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja
No Nama Gerakan Gambar
1 Jalan di tempat
PROSEDUR selama 8x
PELAKSANAAN

2 Tepuk tangan
4x8
3 Tepuk jari 4x8

4 Tepuk jalin
tangan 4x8.

5 Silang ibu jari


4x8

6 Adu sisi
kelingking 2x8

7 Ketuk pergelangan
2x8.
8 Ketuk nadi 2x8

9 Tekan jari jari 2x8.

10 Buka dan
mengepal 2x8

11 Menepuk
punggung tangan 4x8

12 Menepuk lengan
dan bahu 4x8
13 Menepuk
pinggang 2x8

14 Menepuk paha
4x8

15 Menepuk
samping betis 2x8

16 Jongkok berdiri
2x8
17 Menepuk perut
2x8

18 Kaki jinjit 2x8

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SENAM KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

Adalah kegiatan senam kaki yang dilakukan pada penderita diabetes


PENGERTIAN
mellitus
Melancarkan sirkulasi darah pada kaki untuk mencegah gangren pada
TUJUAN
diabetisi
1. Koran
PERALATAN
2. Kursi
A. Tahap Prainteraksi/Persiapan
1. Melakukan verifikasi data terkait kadar gula darah sebelumnya dan
adanya kontra indikasi
2. Mencuci tangan

B. Tahap Orientasi/pengenalan
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja

Langkah - langkah senam diabetes


PROSEDUR
PELAKSANAAN

Dengan tumit
yang diletakkan di lantai, gerakan jari-jari kaki ke atas dan kebawah, ulangi
sebanyak 2 set x 10 repetisi.
Angkat telapak
kaki kiri ke atas dengan bertumpu dengan tumit, lakukan gerakan memutar
keluar dengan pergerakan pada telapak kaki sebanyak 2 set x 10 repetisi,
lakukan gerakan bergantian pada kaki yang satunya.

Angkat kaki
sejajar, gerakan kaki ke depan dan kebelakang sebanyak 2 set x 10 repitisi.
Angkat kaki sejajar gerakan telapak kaki ke depan dan ke belakang sebanyak
2 set x 10 repetisi.

Selanjutnya
luruskan salah satu kaki dan angkat. Lalu putar kaki pada pergelangan kaki,
lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10
dilakukan secara bergantian.
Letakkan
selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut menjadi
seperti bola dengan kedua belah kaki.

Lalu buka
kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua
belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.
Kemudian robek koran
menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran tersebut. Sebagian koran
di sobek - sobek menjadi kecil - kecil dengan kedua kaki.
Kemudian pindahkan
kumpulan sobekan - sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi. Lalu bungkus semua
sobekan - sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan kiri menjadi bentuk
bola.

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

Anda mungkin juga menyukai