2. Bahan baku
Ketersediaan bahan baku harus cukup mendukung operasi
pabrik dan sebaiknya lokasi pabrik tidak terlalu jauh dari ketersedi-
aan bahan baku karena sangat berkaitan dengan transportasi,
biaya,dan waktu produksi.
3. Tenaga kerja
Pendirian pabrik sebaiknya di lokasi yang mudah untuk
mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk produksi .
4. Masyarakat
Lokasi yang akan didirikan pabrik harus memperhatikan
lingkungan masyarakat sosial dan budaya.
5. Peraturan pemerintah
Peraturan pemerintah berkaitan dengan perizinan untuk
mendirikan pabrik di lokasi tersebut.
6. Utilitas
- Air
Air dipakai untuk keperluan proses produksi, pabrik, kantor,
dan perumahan. Untuk pemilihan lokasi pabrik diutamakan
yang dekat dengan sumber air, seperti: air sungai, sehingga
lebih mudah dan cepat dalam proses pengolahannya.
- Listrik
Persediaan bahan bakar harus cukup dan mudah untuk
mendapatkannya. Selain itu tenaga listrik pun juga harus
mudah diperoleh atau dapat memerlukan pembangkit tenaga
listrik sendiri sebagai cadangan.
- Telepon
Jaringan telepon harus bagus karena berkaitan dengan
pemasaran produk.
32
7. Transportasi
Untuk memperlancar pengadaan bahan baku atau distribusi
hasil produksi, maka sebaiknya pabrik didirikan di lokasi yang tid-
ak berada jauh dari sarana transportasi, seperti: jalan kereta api,
pelabuhan laut atau jalan-jalan raya yang menghubungkan kota-
kota besar.
8. Sarana dan prasarana pendukung
Sarana dan prasarana pendukung diperlukan untuk kelang-
sungan proses produksi.
dalam penetaan instalasi listrik dan dari bahan yang mudah terba-
kar harus dipisahkan dalam perancangan tata letak. Pernempatan
alat pemadam kebakaran (hidrant) dan penampung air yang cukup
di sediakan di tempat tempat yang rawan terjadi kebakaran.
Secara garis besar tata letak ( lay out ) pabrikdi bagi menjadi beberapa
bagian yaitu :
Skala = 1:100
2. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan sekitar unit proses perlu diperhatiakn ke-
lancarannya untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu
tampat sehingga akumulasi bahan kimia berbahaya yang dapat
mengancam keselamatan para pekerja. Arah hembusan angin pun ha-
rus di perhatikan.
3. Lalulintas manusia
Dalam perancangan tata letak peralatan pabrik perlu diperhatikan agar
pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mu-
dah.Sehingga apabila ada gangguan atau kerusakan pada alat proses
dapat segaera diperbaiki, selain itu keamanan para pekerja selama
menjalani tugasnya juga diprioritaskan.
4. Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai terutama pada tempat-
tempat proses yang berbahaya atau beresiko tinggi perlu adanya pen-
erangan tambahan.
5. Pertimbangan Ekonomi
Penempatan alat-alat proses yang di tata sedemikian rupa dapat
menekan biaya operasi dan menjamin kelancaran serta keamanan
produksi pabrik. Sehinngan dari segi ekonomi akan menguntungkan .
6. Jarak antar alat proses
Untuk alat proses yang mempunyaitekanan dan suhu operasi tinggi
sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi
ledakan atau kebakaran pada alat tersebu makat tidak memmbaha-
yakan alat-alat proses lainya.
-
-
- CL-01
-
T-01 HE-01
S-01
-
-
MD- T-03
- R-01 01
-
-
T-02 HE-02
-
HE-03
-
-
skala = 1:1000
A. Neraca Massa
No Komponen
Arus 1 Arus 2 Arus 4 Arus 6 Arus 7
B. Neraca Panas
INPUT OUTPUT
Komponen BM
kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam
C2H4 28.0500 8.426,76 300,41 4.622,79 164,80
Cl2 70.9100 10.118,80 142,69 25,29 0,35
C2H4Cl2 98.9600 12.744,66 128,78
C2H3Cl3 133.4000 904,21 6.7782
42
INPUT OUTPUT
Komponen BM
kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam
CH4 16.0400 0,46 0.0288
C2H6 30.0700 0,92 0.0308
HCL 36.4700 247,20 6,77
Total 18.545,56 443,11 18.545,56 307,56
INPUT OUTPUT
Komponen BM
kg/jam kmol/jam Kg/jam Kmol/jam
Cl2 70.91 10.118,80 142,69 10.118,80 142,69
43
INPUT OUTPUT
Komponen BM
kg/jam kmol/jam Kg/jam Kmol/jam
C2H4 28.05 8.426,76 300,41 8.426,76 300,41
Unit utilitas merupakan unit penunjang yang sangat vital harus disediakam
dalam menjalankan suatu pabrik baik pada unit proses, unit sanitasi, serta kebu-
tuhan ai untuk karyawan menunjang kebutuhan-kebutuhan pekerja dalam suatu
plant.
Unit pendukung proses (unit utilitas ) yang tersedia dalam perancangan pabrik
etilen diklorida ii terdiri dari :
an kecil. Contohnya PT. Chandra Asri termasuk industri besar dan hanya
menggunakan air laut pada sistem pendinginnya.
Dalam perancangan pabrik Etilen Diklorida ini, sumber air yang digunakan
berasal dari air sungai. Adapun penggunaan air sungai sebagai sumber air dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Pengolahan air sungai relatif lebih mudah, sederhana dan biaya pen-
golahan relatif murah dibandingkan dengan proses pengolahan air laut
yang lebih rumit dan biaya pengolahannya umumnya lebih besar.
2. Air sungai merupakan sumber air yang kontinuitasnya relatif tinggi, se-
hingga kendala kekurangan air dapat dihindari.
3. Jumlah air sungai lebih banyak dibanding dari air sumur.
4. Letak sungai berada tidak jauh dari lokasi pabrik.
Air yang diperlukan pada pabrik ini adalah :
Keterangan :
1. PU : Pompa Utilitas
2. SC-01 : Screening
3. BP-01 : Bak Pengendap
4. FL-01 : Bak Flokulator (Koagulasi dan Flokulasi)
5. CL-01 : Klarifier
6. SF-01 : Sand Filter (Bak Penyaringan pasir)
7. BU-01 : Bak Penampung Air Bersih
8. FU-02 : Sand Filter
9. TU-01 : Tangki Tawas
10. TU-02 : Tangki Alum
11. TU-03 : Tangki Kaporit
12. TU-04 : Tangki Air Kebutuhan Domestik
13. TU-05 : Tangki Natrium hidroksida
14. TU-06 : Tangki Asam Sulfat
15. TU-06 : Tangki NaH2PO4
16. TU-07 : Tangki N2H4
17. TU-08 : Tangki Kondensat
18. TU-09 : Tangki Air Bertekanan
19. TU-010 : Tangki Bahan Bakar
20. De-01 : Deaerator
21. BO-01 : Boiler
22. AE-01 : Anion Exchanger
23. KE-01 : Kation Exchanger
49
a. Penghisapan
Pengambilan air dari sungai dilakukan dengan cara pemompaan yang
kemudian dialirkan ke penyaringan (screening) dan langsung dimasukkan ke
dalam reservoir.
b. Penyaringan (Screening)
Pada screening, partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa
bantuan bahan kimia. Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan teri-
kut bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya. Penyaringan dilakukan
agar kotoran-kotoran bersifat kasar atau besar tidak terikut ke sistem pen-
golahan air, maka sisi isap pompa di pasang saringan (screen) yang dilengka-
pi dengan fasilitas pembilas apabila screen kotor.
Air dari bak penyaringan di alirkan menggunakan pompa menuju bak koagu-
lasi. Pada tahap koagulasi ini ditambahkan larutan tawas 5% dan larutan ka-
pur 5%. Larutan kapur 5% (Ca(OH)2) untuk mengikat garam-garam yang ter-
larut dalam air sungai dan larutan tawas 5% (Al3(SO4)3) sebagai bahan koagu-
lan. Bak ini lalu dilakukan flokulasi dengan pengaduk flokulator bak.
d. Pemisahan dengan Klarifier
Air dari bak koagulasi kemudian dialirkan menggunakan pompa menuju
clarifier. Flok-flok yang terbentuk pada proses koagulasi dipisahkan dalam
clarifier. Flok akan mengendap di dasar clarifier dan keluar melalui pipa
blow down. Sedangkan air yang terpisahkan dari flok akan mengalir ke atas
menuju sand filter.
e. Pemisahan dengan Sand Filter
Air dari clarifier kemudian dipisahkan dari partikel-partikel yang belum
mengendap di dalam sand filter. Air keluaran sand filter kemudian dialirkan
menuju bak penampungan air bersih. Air bersih dari bak penampungan dapat
digunakan sebagai air proses, air konsumsi dan sanitasi, air umpan boiler.
50
f. Demineralisasi
Untuk umpan ketel (boiler) dibutuhkan air murni yang memenuhi persyaratan
bebas dari garam-garam murni yang terlarut. Proses demineralisasi dimak-
sudkan untuk menghilangkan ion-ion yang terkandung pada filtered water se-
hingga konduktivitasnya dibawah 0,3 Ohm dan kandungan silica lebih kecil
dari 0,02 ppm. Adapun tahap-tahap proses pengolahan air untuk umpan ketel
adalah sebagai berikut :
1) Cation Exchanger
Cation exchanger ini berisi resin pengganti kation dimana
pengganti kation-kation yang dikandung di dalam air diganti
dengan ion H+ sehingga air yang akan keluar dari cation ex-
changer adalah air yang mengandung anion dan ion H+. Se-
hingga air yang keluar dari cation tower adalah air yang
mengandung anion dan ion H+. Reaksi:
CaCO3 Ca2+ + CO3-
MgCl2 + R – SO3 MgRSO3 + Cl- + H+
Na2SO4 (resin) Na2+ + SO42-
Dalam jangka waktu tertentu kation resin ini akan jenuh se-
hingga perlu diregenerasikan kembali dengan asam sulfat.
Reaksi :
Mg + RSO3 + H2SO4 R2SO3H + MgSO4
2) Anion Exchanger
Anion exchanger berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif (an-
ion) yang terlarut dalam air, dengan resin yang bersifat basa,
sehingga anion-anion seperti CO32-, Cl- dan SO42- akan mem-
bantu garam resin tersebut. Reaksi:
CO3- CO3
Cl- + RNOH RN Cl- + OH-
Dalam waktu tertentu anion resin ini akan jenuh sehingga perlu
diregenerasikan kembali dengan larutan NaOH. Reaksi :
51
3) Deaerasi
Dearasi adalah proses pembebasan air umpan ketel dari oksigen
(O2). Air yang telah mengalami demineralisasi (polish water)
dipompakan ke dalam deaerator dan diinjeksikan hidrazin
(N2H4) untuk mengikat oksigen yang terkandung dalam air se-
hingga dapat mencegah terbentuknya kerak (scale) pada tube
boiler. Reaksi :
2N2H2 + O2 2H2O + 2N2
Air yang keluar dari deaerator ini dialirkan dengan pompa se-
bagai air umpan boiler (boiler feed water).
Jumlah Kebutuhan
No. Kode
Alat yang memerlukan (kg/jam)
1 Heater HE-01 4,9918
2 Heater HE-02 4,1571
3 Reboiler RB-01 5484,7180
Total 5493,8668
Perancangan dibuat over design sebesar 20%, maka kebutuhan air pendingin men-
jadi : 6.592,6402 Kg/jam
b. Kebutuhan Air Domestik
Tabel 4.11 Kebutuhan Air Domestik
(msdssearch.dow.com)
Pengadaan = 16512,2004kg/jam
55
Keterangan :
1. PU : Pompa Utilitas
2. TU-DT : Tangki Dowtherm
3. CT-01 : Cooling Tower
4. BU-BD : Bak Air Blowdown
4.5.4 Unit refrigerant pada tangki penyimpanan etilen
Kebutuhan listrik pada pabrik ini dipenuhi oleh 2 sumber, yaitu PLN dan
generator diesel. Selain sebagai tenaga cadangan apabila PLN mengalami
gangguan, diesel juga dimanfaatkan untuk menggerakkan power - power yang
dinilai penting antara lain boiler, kompresor, pompa, Spesifikasi diesel yang
digunakan adalah :
Kapasitas : 4.968 kW
Jenis : Generator Diesel
Jumlah : 1 buah
Prinsip kerja dari diesel ini adalah solar dan udara yang terbakar secara
kompresi akan menghasilkan panas. Panas ini digunakan untuk memutar poros
engkol sehingga dapat menghidupkan generator yang mampu menghasilkan tena-
ga listrik. Listrik ini didistribusikan ke panel yang selanjutnya akan dialirkan ke
unit pemakai. Pada operasi sehari-hari digunakan listrik PLN 100%. Tetapi apabi-
la listrik padam, operasinya akan menggunakan tenaga listrik dari diesel 100%.
Kebutuhan listrik untuk alat proses terdapat pada table 4.18
Rincian kebutuhan listrik pada alat proses dan utilitas :
58
Daya
Alat Kode Alat
Hp Watt
Expander Klorin E-01 3 2.237,10
Expander Etilen E-02 3 2.237,10
Expansion Valve V-01 3 2.237,1
Kompressor Klorin C-01 36,07 26.902,11
Kompressor Etilen C-02 133,44 99.507,92
Pompa hasil Separator P-01 5 3.728,50
Pompa hasil atas MD P-02 0,5 372,85
Pompa hasil bawah MD P-03 7 5.219,90
Total
188,01 140.205,49
Power yang dibutuhkan = 140.205,49 Watt
= 140,20 kW
Daya
Alat Kode Alat
Hp Watt
Pengaduk Flokulator BK-01 75 55.927,50
Klarifiyer C-01 1 745,70
Cooling Tower (Fan) CT-01 1 745,70
Boiler (Blower) BO-01 10 7.457,00
Total 99 73,824,30
73,82 kW
Total kebutuhan listrik adalah 771 kW. Dengan faktor daya 80% maka kebu-
tuhan listrik total sebesar 964 kW. Kebutuhan listrik dipenuhi dari PLN dan
fuel oil sebanyak 2468,00 Liter/jam. Bahan bakar diesel menggunakan bio-
2.468,95 Liter/jam
1. Bentuk Organisasi
Pabrik Ethylene dichloride direncanakan mempunyai bentuk
Perseroan Terbatas (PT) yang berbentuk badan hukum .Badan hukum
ini disebut perseroan karena modal badan hukum terdiri dari saham-
saham. Preseroan terbatas harus didirikan memakai akta autentik. Ben-
tuk perusahaan ini dipimpin oleh seorang direksi yang terdiri dari dari
seorang direktur utama dibantu oleh direktur-direktur per departemen.
Alasan dipilihnya bentuk perusahaan ini didasarkan atas be-
berapa faktor antara lain :
1. Mudah untuk mendapatkan modal yaitu dengan cara menjual saham
perusahaan.
2. Tanggung jawab pemegang saham terbartas sehingga kelancaran
produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan.
3. Pemili dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain. Pemmilik
perusahaan adalah para pemegang saham dan pengurus perusahaan
adalah direksi beserta stafnya yang diawasi oleh dewan komisaris.
4. Kelansungan perusahaan lebih terjamin karena tidak ber-
pengaruhdengan berhentinya pemegang saham direksi beserta
skaryawan perusahaan.
5. Efisiensi dari manajemen. Para pemegang saham dapat memilih
orang yang paling ahli sebagai dewan komisaris dan direktur utama
yang cukup cakap dan berpengalaman.
62
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu faktor yang sangat pent-
ing yang dapat menunjang kelangsungan dan kemajuan perusahaan ka-
rena berhubungan dengan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan
demi tercapainya kerja sama yang baik antar karyawan. Untuk
mendapatken sistem organisasi yang baik maka perlu diperhatikan be-
berapa asas yang dapat dijadikan pedoman anatara lain:
- Perumusan usaha yang jelas
- Tujuan organisasi harus di pahami oleh setiap orang dalam organ-
isasi.
- Adanya kesatuan arah
- Adanya pembagian tugas
- Adanya kesetimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
63
- Adanya koordinasi
- Tujuan organisasi harus diterima oleh setiap orang dalam organ-
isasi.
- Struktur organisasi yang disusun sederhana
- Penempatan orang harus sesuai keahlian
( Zamani ,1998)
Dengan berpedoman asas- asas diatas maka dipilih organisasi ker-
ja yang baik yaitu sistem line and staff .pada sisitem ini garis wewenang
lebih sederhana dan praktis.Demikian pula dengan pembagian tugas
kerja separti karyawan hanya aka bertanggung jawab pada seorang ata-
san saja.. Untuk kelancaran produksi perlu dibentuk staff ahli yang
terdiri dari orang yang ahli di bidangnya. Bantuan pikiran dan nasehat
akan diberikan oleh staff ahli kepada tingakat pengawasan demi
tercapainya tujuan perusahaan.
1. Sebagai garis atau line yaitu orang – orang yang melaksanakan tu-
gas pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
2. Sebagai staff yaitu orang –orang yang melakukan tugas sesuai
dengan keahliannya dalam hal yang berfungsi untuk memberikan
saran – saran kepada unit operasional.
Staff
Ahli
ministrasi
Kabag Ad-
Pemasaran
Pemegang Saham)
angan &
Dewan Komisaris
Litbang
Kabag
ngan
Kepala Seksi Laboratorium dan mutu
Direktur Teknik
dan Produksi
Kepala Seksi Peralatan dan bengkel
Teknik
Kabag
Kepala Seksi Listrik dan Instrumentasi
Kepala Seksi Utilitas
i & Util-
Produks
Kabag
itas
Kepala Seksi Proses Produksi
66
5. Kepala Bagian
Secara umum tugas kepala bagian adalahmengkoordinir mengatur
dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya
sesuai dengan garis wewenang yang diberikan oleh pemimpin perus-
ahaan. Kepala bagian dapat juga bertindak sebagai staf direktur. Kepala
bagian bertanggungjawab kepada Direktur Utama.
Kepala bagian terdiri dari :
1) Kepala Bagian Produksi
Bertanggungjawab kepada direktur produksi dalam bidang mutu
dan kelancaran produksi serta mengkoordinir kepala-kepala seksi
yang menjadi bawahannya. Kepala bagian produksi membawahi
seksi proses,seksi pengendalian, dan seksi laboratorium.
Tugas seksi proses yaitu mengawasi jalanya proses
produksi dan menjalankan tindakan seperlunya terhadap kejadian-
kejadian yang tidak di harapkan sebelum diambil oleh seksi yang
berwenang.
Tugas seksi pengendalian yaitu menangani hal-hal yang
dapat mengancam keselamatan pekerja dan mengurangi potensi
bahaya yang ada
Tugas seksi laboratorium mengawasi dan menganalisa mu-
tu bahan pembantu, mutu produksi, mengawasi hal-hal yang
berhubungan dengan buangan pabrik dan membuat laporan berka-
la kepada kepala bagian produksi.
69
Jam istirahat
1) Karyawan Tetap
Karyawan tetap yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan
dengan surat keputusan (SK) direksi dan mendapat gaji bulanan
sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa kerjanya.
73
2) Karyawan Harian
Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi tanpa SK
direksi dan mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.
3) Karyawan Borongan
Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja.
Karyawan ini menerima upah borongan untuk satu pekerjaan.
8. Perincian Tugas dan Keahlian
Direktur Utama : Magister Ekonomi / Teknik
Direktur Produksi : Sarjana Teknik
Direktur Keuangan dan Umum : Sarjana Ekonomi/Akutansi
Kepala Bagian Produksi : Sarjan Teknik Kimia
Kepala Bagian Teknik : Sarjana Teknik Kimia
Kepala Bagian Pemasaran : Sarjana Ekonomi
Kepala Bagian Keuangan : Sarjana Ekonomi
Kepala Bagian Umum : Sarjana Sosial
Kepala Seksi : Sarjana / Ahli Madya
Operator : Ahli Madya/STM/SLTA
Sekertaris : Sarjana/Akademi Sekertaris
Dokter : Sarjana Kedokteran
Perawat : Akademi Perawat
Lain-lain
No Jabatan Jumlah
1 Direktur Utama 1
2 Direktur Produksi 1
3 Direktur keuangan dan umum 1
4 Staf Ahli 2
5 Sekertaris 1
6 Kepala Bagian Produksi 1
74
Gaji/Bulan(Rp
Gol Jabatan Kualifikasi
)
S2 Pengalaman 10
I Rp. 75.000.000
Diretur Utama tahun
S1 Pengalaman 10
II Direktur Rp. 65.000.000
tahun
S1 Pengalaman 5
III Kepala Bagian Rp. 30.000.000
tahun
S1 Pengalaman 5
IV Staf Ahli Rp. 25.000.000
tahun
S1 Pengalaman 3
V Kepala Seksi Rp. 20.000.000
tahun
VI Dokter Rp. 15.000.000 S1
Karyawan Pros-
es,Pengendalian, labor-
VII Rp. 15.000.000 S1/D3
atorium,Pemeliharaan,
Utilitas
VIII Sekertaris Rp. 10.000.000 S1/D3
Karyawan Penjualan,
Litbang, Personalia,
D3/D1/SLTA/SM
IX Humas, Keamanan, Rp. 9.500.000
K
Pemasaran, safety dan
Lingkungan
X Perawat Rp. 7.000.000 D3
XI Sopir dan Pesuruh Rp. 5.000.000 SLTA Sederajad
tahun Indeks
1987 324
1988 343
1989 355
1990 356
1991 361,3
1992 358,2
1993 359,2
1994 368,1
1995 381,1
1996 381,7
1997 386,5
1998 389,5
1999 390,6
2000 394,1
2001 394,3
2002 395,6
2003 402
2004 444,2
2005 468,2
2006 499,6
2007 525,4
2008 575,4
2009 521,9
2010 550,8
2011 585,7
2012 584,6
2013 567,3
79
2014 576,1
2015 556,8
(www.chemengonline.com/pci)
500
y = 9.878x - 19325
0 R² = 0.8862
1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020
Tahun
Nx
Ex Ey.
Ny
Capital Investment
pun tidak langsung,dan biaya - biaya tetap yang timbul akibat suatu
produk.
manufacturing cost.
83
General Expanse
Total Cost
D. Analisis Kelyakan
𝑃𝑏 𝑟𝑎 𝑃𝑎 𝑟𝑎
Prb = Pra =
𝐼𝐹 𝐼𝐹
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 (𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛)
ROI = 𝑥 100%
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝐹𝐶𝐼)
dengan :
84
Pabrik Etilen Diklorida ini masih masuk dalam batas ROI before tax
yang disyaratkan, yaitu diatas 11 – 44 %.
BEP = 53,338 %
SDP = 33,11%
Dimana:
FC : Fixed capital
WC : Working capital
SV : Salvage value
C : Cash flow : profit after taxes + depresiasi + finance
n : Umur pabrik = 10 tahun
i : Nilai DCFR
Dengan trial and error diperoleh i = DCF = 8,40 %
DCF lebih besar dibandingkan suku bunga pinjaman (±5,25%), sehingga
memenuhi persyaratan yaitu DCF didapatkan lebih dari 1,5 kali suku bunga
pinjaman bank yang berlaku.
Analisa Keuntungan
Harga jual produk C2H4Cl2 = Rp 35.920,80 /kg
Annual Sales (Sa) = Rp3,592,080,000,000
Total Cost = Rp 3.380.171.218.123
88
4000
3500
3000 Ra
BIAYA (MILYARAN RUPIAH)
2500
2000 BEP
1500 Va Sa
SDP
1000
500
0,3Ra
0 Fa
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% Kapasitas per tahun
Keterangan :
Fa = Annual Fixed Cost
Va = Annual Variable Cost Gambar 4.11 Grafik Analisa Kelayaka
Ra = Annual Regulated Cost
Sa = Annual Sales Cost (Sa)
90