Anda di halaman 1dari 11

KELUARGA BERENCANA

(KB)

Kelompok 10

Norma Yunita Rante


Nova Yunus
Novia Sari
Novianti Manan
Novianti Serrong Unmehopa
Novitri Ada’ Mangago
Novrecia Dwika Timbang
Nunky Alfaritz Rante
Pricilia Puteri Maharani Puntu
Pricilia Serlyanti Tangdiseru
Ray Marcelino Lalo
Rency Agustina Sattu

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIK STELLA MAKASSAR

TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020


BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB)


1. Definisi KB
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak
dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya
jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerugian
akibat langsung dari kelahiran bayi bagi ibu, keluarga dan masyarakat.

2. Tujuan Program KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga
kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran
yang bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan
kebijakaan yang dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda,
dan menghentikan) maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk
menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak
kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Hartanto,
2002).

3. Manfaat Program KB
KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:
a. Kehamilan terlalu dini
b. Kehamilan terlalu telat
c. Kehamilan yang terlalu berdesakan jaraknya
d. Terlalu sering hamil dan melahirkan
B. Metode Kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007). Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur
oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).

2. Jenis-Jenis Metode Kontrasepsi


a. Non hormonal
1) Metode Amenore Laktasi (MAL)
- Ibu memberikan ASI secara rutin kepada bayi
- Belum haid
- Metode ini efektif digunakan sampai bayi berusia 6 bulan
- Ibu tidak terpisah dari bayi selama 6 jam dalam sehari
- Harus dilanjutkan dengan pemakaian kontrasepsi lainnya.
Cara Kerja
Menunda ovulasi dan menghambat pembentukan estrogen
melalui perangsangan pengeluaran prolaktin saat menyusui
Keuntungan:
- Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca
persalinan)
- Tidak mengganggu senggama
- Tidak ada efek samping sistemik
- Tidak perlu pengawasan medis
- Tidak perlu obat atau alat
- Tidak perlu biaya
Keterbatasan:
- Perlu persiapan sejak awal kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pascapersalinan
- Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai 6
bulan
2) Metode keluarga berencana alamiah (KBA)
KBA adalah metode kontrasepsi dengan cara menghindari
senggama pada masa subur ibu. Metode ini baru efektif bila
dilakukan secara tertib dan ibu mengetahui kapan masa suburnya
berlangsung.
3) Senggama terputus (Coitus Interruptus)
Adalah metode kontrasepsi tradisional dimana ejakulasi dilakukan
di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya
terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi,
orgasme berulang atau terlambat mengeluarkan alat kelaminnya
sebelum ejakulasi terjadi.
Keuntungan:
- Tidak mengganggu produk ASI
- Tidak ada efek samping
- Dapat digunakan setiap waktu
- Tidak membutuhkan biaya
Keterbatasan:
- Keterbatasan bergantung pada kesediaan pasangan untuk
melakukan senggama terputus
- Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam
sejak ejakulasi masih melekat pada penis.
- Memutuskan kenikmatan dalam behubungan seksual
4) Metode Barier
a) Kondom
Kondom bekerja menghalangi pertemuan sperma dengan sel
telur dengan cara menahan sperma diujung selubung
karetsehingga tidak mengarak ke dalam saluran reproduksi
wanita.
b) Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel yang akan menutup mulut
rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum
senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus
digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas
80%.
c) Spermisida
Bahan kimia aktif untuk “membunuh” sperma, berbentuk cairan,
krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5
menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%
5) Intrauterine devices (IUDs) (alat kontrasepsi dalam rahim)
IUD dapat di insersikan ke dalam uterus kapan saja, tetapi lebih
sering pada saat menstruasi dimana mulut serviks berdilatasi.
Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai 10
tahun). Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak. Dapat dipakai
oleh semua perempuan usia reproduksi.
Kerugian :
- Saat haid lebih sakit
- Haid lama dan banyak
- Perdarahan (spotting) antar menstruasi
Keuntungan :
- Tidak mempengaruhi kulaitas dan volume ASI
- Tidak ada efek samping hormonal
- Metode jangka panjang
- Efektivitas tinggi
Kontraindikasi:
Utama : Infeksi pelvic akut dan resiko tinggi PID, diduga adanya
keganasan pada serviks atau uterus, kehamilan.
Relative : kelainan uterus seperti kelainan congenital, mioma
dan merubah bentuk uterus, hypermenore, dysmenorhea
6) Sterilisasi
a) Tubektomi (Metoda Operasi Wanita/MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk
menghentikan fertilitas seorang wanita secara permanen.
Mekanismenya adalah mengoklusi tuba (mengikat dan
memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak bisa
bertemu ovum.
Keuntungan :
sangat efektif, tidak mempengaruhi proses menyusui,
tidak menganggu senggama, merupakan kontrasepsi pilihan
bagi pasien apabila hamil merupakan resiko kesehatan yang
serius, tidak ada perubahan dalam fungsi seksual atau produksi
hormone.
Keterbatasan :
Pembedahan sederhana memerlukan anastesi lokal
dilakukan oleh dokteryang terlatih (diperlukan dokter spesialis
ginekologi atau spesialis bedah untuk laparaskopi), tidak
melindungi diri dari IMS termasuk HIV dan HBV, tuba dapat
bergabung dan menjadi fertile kembali (jarang terjadi).
b) Vasektomi (Metoda Operasi Pria/MOP)
Vasektomi adalah oklusi vasa deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak
terjadi.
Keutungan :
sangat efektif dan permanen, tidak ada efek samping, tidak ada
efek samping jangka panjang, tindakan lebih aman dan
sederhana.
Keterbatasan :
terdapat kondisi – kondisi yang memerlukan perhatian khusus
untuk vasektomi diantaranya adalah infeksi kulit daerah
operasi, infeksi sistemik, hidrokel atau varikokel besar, hernia
inguinalis, filariasis, undensensus testikularis, masa
intraskrotalis, anemia berat, gangguan pembekuan darah hebat
atau sedang menggunakan antikoagulansia, efektif setelah 2
bulan paska operasi atau 15 – 20 kali ejakulasi (tes semen
negative).
7) Emergensi
a) Digunakan pada situasi – situasi
Kondom yang tergelincir atau diafragma yang berpindah posisi,
lupa memakai metode kontrasepsi biasa dan melakukan
hubungan seksual atau dipaksa melakukan hubungan seksual,
salah melakukan perhitungan waktu subur.
b) Jenis
a) Emeregency contraceptive (ECP) atau morning after pill
kombinasi dosis tinggi dan digunakan 72 jam pasca
hubungan seksual yang tidak terproteksi dapat menurunkan
resiko kehamilan sampai 72 – 88%. Mengandung estrogen
dan progestin.
b) Intra Uterine Device (IUD), dipasang dalam waktu 7 hari (120
jam) setelah hubungan seksual yang tidak terproteksi dapat
menurunkan angka kehamilan 99%.

b. Kontrasepsi Hormonal
1) Pil Kombinasi
Pil kombinasi berisi estrogen maupun progesterone (progestagen,
gestagen). Dosis estrogen ada yang 0,05; 0,08; dan 0,1 mg
pertablet. Sedangkan dosis dan jenis progesteronnya bervariasi
dari masing-masing pabrik pembuatnya.
Jenis Pil Kombinasi
- Monofasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet,
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam
dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
- Bifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet,
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dua
dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
- Trifasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet,
mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam tiga
dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Cara kerja pil kombinasi

- Menghalangi produksi gonadotropin dan hipofise secara terus-


menerus, sehingga tidak terjadi ovulasi
- Merubah konsistensi lendir serviks menjadi tebal dan kental,
sehingga penetrasi dan transportasi sperma akan terhalang,
sulit atau tidak mungkin sama sekali
- Merubah peristaltik tuba dan rahim, sehingga mengganggu
transportasi sperma maupun sel telur
- Menimbulkan perubahan pada edometrium, sehingga tidak
memungkinkan terjadinya nidasi
- Merubah kepekaan indung telur terhadap rangsangan-
rangsangan gonadotropin

Keuntungan :

- Memiliki efektivitas yang tinggi


- Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
- Tidak mengganggu hubungan seksual
- Siklus haid menjadi teratur
- Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
- Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat

Kerugian :

- Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya


setiap hari
- Mual, terutama pada 3 bulan pertama
- Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan
pertama
- Pusing
- Nyeri payudara
- Berat badan naik sedikit
- Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi
- Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AID

Waktu penggunaan pil kombinasi:

- Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid


- Boleh menggunakan pada hari ke-8 tetapi perlu menggunakan
metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai
hari ke-14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai
telah menghabiskan paket pil tersebut
- Setelah melahirkan
- Setelah 6 bulan pemberian asi eksklusif
- Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
- Pasca keguguran (segera dalam waktu 7 hari)

2) Suntikan KB
Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan
selama 1 bulan ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hampir
mirip dengan pil KB, namun jika pil KB harus rutin dikonsumsi
setiap hari, sedangkan suntuk rutin setiap satu bulan atau 3 bulan
sekali. Kontrasepsi ini juga termasuk dalam kategori temporer
dengan tingkat kegagalan 3% dalam pencegahan kehamilan.
Efek samping:
- Rasa mual
- Peningkatan berat badan
- Gairah seks menurun
- Pendarahan diluar jadwal menstruasi atau bahkan tidak
menstruasi sama sekali
- Sakit kepala
- Jerawatan

3) Kontrasepsi Implan
Jenis ini merupakan penanaman sebuh benda kecil seukuran
batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit,
umumnya pada lengan bagian atas. Implan termasuk dalam
kategori KB temporer, dengan jangka waktu pencegahan kehamilan
selama 3 tahun.
- Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan
36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
- Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang didisi dengan 68 mg
3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Cara kerja:

- Lendir serviks menjadi kental


- Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
menjadi implantasi
- Mengurangi transportasi sperma
- Menekan ovulasi

Keterbatasan :

- Terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur,


kemungkinan telah menjadi kehamilan
- Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi
kehamilan ektopik
- Terjadinya perdarahan banyak dan lama
- Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi
(pemasangan)
- Ekspulsi batang implan
- Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat, atau
penglihatan menjadi kabur

4) Transdermal Patches
Mekanisme kerja
- Melepaskan hormon estrogen dan progesteron dalam taraf
harian
- Mencegah ovulasi
- Mengentalkan lendir serviks, sehingga membuat sperma sulit
untuk masuk kerahim

Lokasi Pemakaian Transdermal Patches

- Abdomen
- Lengan atas
- Punggung bawah
- Bokong

Anda mungkin juga menyukai