TUGAS 5
ALIRAN PERMANEN MELALUI PIPA
Oleh
UNIVERSITAS KATOLIK
WIDYA MANDIRA
KUPANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Sebutkan dan diskusikan, dan jelaskan secara sistematis dalam kelompok
- Garis tenaga dan garis tekanan
- Pipa dengan turbin dan pompa
- System pemipaan dan jaringan pipa
Penyelesaian
2|HIDROLIKA
Pipa dengan pompa
H = hs + Ʃhf
𝑄𝐻𝛿
D= (𝑘𝑔𝑓𝑚/𝑑𝑒𝑡)
𝜂
𝑄𝐻𝛿
D= (ℎ𝑝)
75𝜂
Pada sunction atau pipa yang mengalirkan aliran disebut juga pipa hisap
harus diatur sedemikian rupa guna mencegah penurunan tekanan dan kantung
uap yang dapat pula menimbulkan kavitasi pada impeler. Apabila perubahan
ukuran diperlukan untuk mempercepat atau memperlambat aliran, maka
reducer eksentris harus dipakai bilamana kantung tanpa vent tak dapat
dihindari.
Pemasangan pipa pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa,
Sehingga mudah untuk perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk
mencegah pembongkaran besar yang tak perlu pada pemeliharaan dan
perbaikan pipa. Saringan permanen dan sementara harus pada inlet pompa dan
turbin.
3|HIDROLIKA
Sedangkan untuk aliran panas dan dingin harus diperhatikan fleksibilitas,
begitu pula kedudukan-kedudukan penyangga haruslah baik dan dapat
mengatasi getaran-getaran yang diakibatkan motor pipa serta aliran.
Jaringan pipa
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada system
jaringan distribusi air minum. Ada beberapa metode untuk menyelesaikan
perhitungan system jaringan pipa diantaranya metode cross dan metode
matriks.
Pada jaringan pipa harus dipenuhi persamaan kontinuitas dan tenaga yaitu
:
1. Aliran dalam pipa harus memenuhi hukum-hukum gesekan pipa untuk
aliran dalam pipa tunggal.
8𝑓𝐿
hf = 𝑄2
𝑔𝜋2 𝐷5
4|HIDROLIKA
2. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap simpul harus sama dengan aliran yang
keluar.
ƩQi = 0
3. Jumlah aljabar dari kehilangan tenaga dalam satu jaringan tertutup
harus sama dengan nol.
Ʃhf = 0
1. Diketahui : L = 2000 m
D = 50 cm = 0,5 m
Q = 500 L/d = 0,5 m3/d
5|HIDROLIKA
f = 0,020
Hs = 60 m
η = 90%
Ditanya : P?
Penyelesaian :
H = hs-hf
8𝑓𝐿
= 60 - 𝑄2
𝑔𝜋2 𝐷5
8.0,020.2000
= 60 – . 0,52
9,81.(3,14)2 .(0,5)5
= 60 – 26,67
= 33,33 m
𝑄𝐻𝛿𝜂
P= 𝐻𝑝
75
0,5.33,33.1000.0,9
= 𝐻𝑝
75
14998,5
= 𝐻𝑝
75
= 199,98 Hp
2. Diketahui : L = 1500 m
Q = 0,1 m3/d
6|HIDROLIKA
f = 0,015
P = 100 hp
η = 90%
hs = 100 m
Ditanya : D?
Penyelesaian :
𝑄𝐻𝛿𝜂
P = ℎ𝑝
75
𝑄(ℎ𝑠−ℎ𝑓)𝛿𝜂
P =
75
8𝑓𝐿
0,1(100− 𝑄2 )1000.0,9
𝑔𝜋2 𝐷5
100 =
75
8.0,015.1500
7500 = 0,1(100- 0,12 )900
9,81.3,14 2 .𝐷5
1,8
7500 = 0,1 (100- )900
96,72.𝐷5
725400D5 = 0,1.98,2.900
725400D5 = 8838
8838
D5 =
725400
D = 0,414 m
3. Diketahui : hs = 25 m
L = 1500 m
7|HIDROLIKA
D = 15 cm = 0,15 m
f = 0,02
Q = 25 L/d = 0,025 m3/d
η = 90%
Ditanya : P?
Penyelesaian :
8𝑓𝐿
hf = 𝑄2 H = hs + hf
𝑔𝜋2 𝐷5
8.0,02.1500
hf = 0,0252 = 25 + 0,00002
9,81.(3,14 2 ).(0,155 )
240
hf = . 6,25𝑥10−4 = 25,00002 m
7,35𝑥10−3
hf = 2,04x10-5 m
hf = 0,00002 m
𝑄𝐻𝛿
P= Hp
75𝜂
0,025.25,00002.1000
=
75.0,9
625,0005
=
67,5
= 9,23 Hp
4. Diketahui : Q = 150 L/d = 0,15 m3/d
L1 = 20 m
L2 = 100 m
D1 = 20 cm = 0,2 m
D2 = 20 mm = 0,02 m
f1 = 0,015
f2 = 0,0015
η = 85%
Ditanya : P?
8|HIDROLIKA
Penyelesaian :
8𝑓1 𝐿1 8𝑓2 𝐿2
hf1 = 𝑄2 hf2 = 𝑄2
𝑔𝜋2 𝐷1 5 𝑔𝜋2 𝐷2 5
8.0,015.20 8.0,0015.100
= 0,52 = 0,52
9,81.(3,14 2 )(0,25 ) 9,81.(3,14 2 )(0,025 )
2,4 1,2
= 0,25 = 0,25
0,03 3,10𝑥10−7
= 20 m = 9,67x10-9 m
= 0,000000009
H = hs + Ʃhf
= 25 + (20 + 0,000000009)
= 45,00000001
𝑄𝐻𝛿
P= ℎ𝑝
75𝜂
0,15.45,00000001.1500
=
75.0,85
= 105,88 hp
Oleh karena 𝑓1 ҂ 𝑓1′ ; 𝑓2 ҂𝑓2′ ; 𝑓3 ҂𝑓3′ maka prosedur hitungan di atas diulangi
lagi. Untuk itu nilai 𝑓1′ ; 𝑓2′ ; 𝑓3′ yang telah diperoleh tersebut disubstitusikan
ke dalam persamaan (1) sehingga di dapat debit aliran.
0,0004522 = (0,019 + 7,0096 x 0,0195 + 0,46266 x 0,019)𝑄2
𝑄′ = 0,05244 m3/d
𝑉1 ′ = 0,7419 𝑅𝑒1 ′ = 227112 𝑓1 ′′ = 0,0186
𝑉2 ′ = 1,6692 𝑅𝑒2 ′ = 340653 𝑓2 ′′ = 0,0194
10 | H I D R O L I K A
𝑉3 ′ = 0,5451 𝑅𝑒3 ′ = 194679 𝑓3 ′′ = 0,0186
Mengingat 𝑓1 ′ ≈ 𝑓1′′ ; 𝑓2 ′ ≈ 𝑓2′ ′; 𝑓3 ′ ≈ 𝑓3′ ′ maka hitungan sudah dianggap
benar, sehingga dengan substitusi nilai 𝑓1 ′′ ; 𝑓2 ′′ ; 𝑓3 ′′ ke dalam persamaan
(1) dapat dihitung debit aliran :
𝑄′′ = 0,0527 m3/d
6. Diketahui : L1 = 30 m ; D1 = 7,5 cm = 0,075 m ; f1 = 0,02
L2 = 15 m ; D2 = 15 cm = 0,15 m ; f2 = 0,02
L3 = 30 m ; D3 = 10 cm = 0,10 m ; f3 = 0,02
Ditanya : Q ?
Penyelesaian :
a. Menghitung debit aliran, apabila kehilangan tenaga sekunder diabaikan
Persamaan kontinuitas
Q1 = Q2 = Q3 = Q
Persamaan energi :
H = hf1 + hf2 + hf3
8𝑓1 𝐿1 8𝑓2 𝐿2 8𝑓3 𝐿3
15 = 𝑄2 + 𝑄2 + 𝑄2
𝑔𝜋2 𝐷1 5 𝑔𝜋2 𝐷2 5 𝑔𝜋2 𝐷3 5
Ʃℎ𝑒 = 4014,03 𝑄2
Kehilangan tenaga primer :
Ʃℎ𝑒 = hf1 + hf2 + hf3
8𝑥0,02 30 15 30
Ʃℎ𝑒 = [ ] 𝑄 = 26175,37 𝑄2
9,81𝑥𝜋2 (0,075)5 (0,15)5 (0,10)5
12 | H I D R O L I K A
Pompa harus bisa menaikkan tinggi tekanan sebesar perbedaan elevasi
muka air ke dua kolam ditambah dengan kehilangan tenaga pada pipa
1,2, dan 3
H = Hs + hf1 + hf2 + hf3
8𝑓1 𝐿1 8𝑓2 𝐿2 8𝑓3 𝐿3
= 30 + 𝑄2 + 𝑄2 + 𝑄2
𝑔𝜋2 𝐷1 5 𝑔𝜋2 𝐷2 5 𝑔𝜋2 𝐷3 5
= 56,982 m
Daya pompa :
𝑄𝐻𝛾 0,025𝑥56,982𝑥1000
𝑃= = = 23,74 hp ≈ 25 hp
75𝑥0,8 75𝑥0,8
𝑉2 = 0,44444 𝑉1 (1)
Kehilangan tenaga sekunder diperhitungkan :
H = hf1 + hf2 + heP + heQ + heR
𝐿1 𝑉1 2 𝐿2 𝑉2 2 𝑉1 2 𝐴1 2 𝑉1 2 𝑉2 2
10 = 𝑓1 + 𝑓2 + 0,5 + (1 − ) +
𝐷1 2𝑔 𝐷2 2𝑔 2𝑔 𝐴2 2𝑔 2𝑔
13 | H I D R O L I K A
= (25,4842𝑓1 + 0,0255 + 0,0157) 𝑉1 2 + (13,5916𝑓2 + 0,0510) 0,197532
= (25,4842𝑓1 + 13,5916 𝑓2 + 0,0922) 𝑉1 2 (2)
Persamaan (2) diselesaikan dengan cara coba banding. Pertama kali
dianggap aliran adalah turbulen sempurna sehingga diambil Remax.
Berdasar angka Reynolds dan kekasaran relatif dihitung koefisien gesekan.
𝑘1 0,0015
= = 0,0025 𝑓1 = 0,0246
𝐷1 0,6
Remax
𝑘2 0,00033
= = 0,00033 𝑓2 = 0,016
𝐷2 0,9
Remax
Koefisien gesekan 𝑓1 dan 𝑓2 yang diperoleh didistribusikan ke dalam
persamaan (2) untuk menghitung 𝑉1 ; dan kemudian berdasar persamaan
kontinuitas dihitung 𝑉2 . Dari kecepatan aliran yang diperoleh tersebut
dihitung kembali koefisien gesekan yang lebih benar.
10 = (25,4842 x 0,0246 + 13, 5916 x 0,016 + 0,0922) 𝑉1 2
𝑉1 = 3,73 m/d
Kecepatan aliran di pipa 2 dihitung dengan persamaan (2) :
𝑉2 = 0,44444 𝑉1 = 1,65 m/d
Anggapan bahwa aliran adalah turbulen sempurna belum tentu benar.
Selanjutnya kecepatan aliran yang diperoleh digunakan untuk menghitung
angka Reynolds. Berdasar angka Reynolds yang diperoleh dihitung
kembali koefisien gesekan pipa, dan hasilnya dibandingkan dengan
koefisien gesekan yang telah diperoleh di atas :
𝑉1 = 3,73 m/d 𝑅𝑒1 = 1.963.158 𝑓1 ′ = 0,0248
𝑉2 = 1,65 m/d 𝑅𝑒2 = 1.310.526 𝑓2 ′ = 0,016
Debit aliran
14 | H I D R O L I K A
𝜋 3
Q = 𝐴1 𝑉1 = (0,6)2 𝑥3,71 = 1,049 𝑚 ⁄𝑑
4
15 | H I D R O L I K A