Anda di halaman 1dari 16

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA

MERANTAU

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Derajat Sarjana (S-1)

Diajukan Oleh :

Danastri Prihantini

F 100 090 161

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA

MERANTAU

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :

Danastri Prihantini

F 100 090 161

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
ABSTRAKSI

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA

MERANTAU

Danastri Prihantini

Dr. Sri Lestari, M.Si

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

psy.danastri@gmail.com

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi problem psikososial pada


remaja yang orang tuanya merantau. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
terbuka. Informan dalam penelitian ini adalah 58 remaja yang terdiri dari 32 laki-
laki dan 26 perempuan yang berusia 12 sampai 18 tahun yang kedua orang tuanya
masih hidup dan merantau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
sembilan bentuk problem psikososial yang muncul pada remaja laki-laki adalah
membolos, bertengkar, main billiard, merokok, minum minuman keras, berjudi,
main kartu, berkelahi, dan tawuran. Problem psikososial yang dialami remaja
perempuan adalah membolos, bertengkar, berkelahi, dan main kartu.
Kata kunci: problem psikososial, remaja, merantau

PENDAHULUAN dukungan dalam menghadapi

Remaja merupakan suatu masalahnya sendiri (Gunarsa, 2001).

periode yang sudah mulai berani Secara khusus keluarga yaitu orang

untuk menunjukkan dirinya tetapi tua memiliki peranan yang sangat

masih mudah untuk terpengaruh oleh penting dalam pengajaran nilai-nilai

lingkungan sosialnya. Oleh karena bagi anak. Kurangnya peran orang

itu pada usia ini anak membutuhkan tua dalam pengajaran, pengasuhan,

perhatian khusus dan masih dan bimbingan kepada anak akan

membutuhkan bimbingan dan mempengaruhi perkembangan anak


tersebut sepanjang hidupnya, apalagi psikologis atau problem psikososial

untuk orang tua yang merantau. kepada anak tersebut di masa

Mayoritas perantau di Jawa remajanya. Problem psikososial

Tengah baik dengan tujuan dalam merupakan problem yang muncul

negeri maupun luar negeri, pada anak, dalam hal ini remaja yang

meninggalkan pengasuhan anaknya berhubungan dengan hubungan

kepada kakek nenek atau saudara sosial yang mencakup faktor-faktor

terdekatnya, sehingga antara anak psikologis (Chaplin, 2011).

dan orang tua kurang memiliki Achenbach dan Edelbrock (dalam

kedekatan dan kelekatannya kurang Steinberg, 2011), memaparkan

terbentuk. Kelekatan terhadap orang bahwa masalah psikososial seperti

tua diketahui memiliki pengaruh masalah-masalah penyalahgunaan

yang besar pada citra diri, terutama zat-zat terlarang, masalah perilaku

yang bekaitan dengan beberapa seperti kenakalan, pembolosan,

aspek yang sangat penting bagi antisosial, serta masalah emosi dan

sesama remaja, seperti gambaran kognisi seperti depresi, kecemasan,

fisik, sasaran pekerjaan, dan atau fobia.

seksualitas (O’koon dalam Geldard Kelekatan pada masa kanak-

& Geldard, 2011). kanak dengan orang tua akan

Dengan meninggalkan berpengaruh pada banyak

pengasuhan anak kepada orang pengalaman remaja di kemudian

ketiga selain orang tua, maka akan harinya serta dapat mempengaruhi

memberikan dampak-dampak remaja dalam menghadapi situasi-


situasi yang berpotensi menyebabkan yang berjumlah 58 responden dengan

stres dan problem-problem karakteristik yaitu remaja yang

psikososial (Geldard & Geldard, kedua orang tuanya merantau yang

2011). Hal ini seperti yang telah berada pada usia 12 s.d. 18 tahun.

dijabarkan oleh Bakker, Elings-Pels, Data-data yang diperoleh dari

dan Reis (2009), mengenai dampak penelitian ini akan dianalisis dengan

dari remaja yang ditinggal orang cara mencampurkan prosedur umum

tuanya migrasi, remaja memiliki dengan langkah-langkah khusus,

problem psikososial yang yaitu (Creswell, 2012): (1) Mengolah

diakibatkan dari tidak terbentuknya dan mempersiapkan data untuk

kelekatan anak dengan orang tua. dianalisis; (2) Membaca keseluruhan

Tujuan pada penelitian ini adalah data; (3) Melakukan pengkodean

mengidentifikasi problem psikososial (coding) data; (4) Kategorisasi data;

pada remaja yang ditinggal orang (5) Menghitung persentase; (6)

tuanya merantau. Mendeskripsikan kategori dan tema

METODE PENELITIAN dan (7) Menginterpretasi atau

Metode yang digunakan memaknai data.

dalam penelitian ini adalah metode HASIL DAN PEMBAHASAN

penelitian kualitatif. Data penelitian


Tujuan dari penelitian ini
akan diungkap dengan menggunakan
adalah untuk mengidentifikasi
wawancara mendalam dan kuesioner
problem psikososial remaja yang
terbuka. Informan penelitian dipilih
ditinggal orang tuanya merantau.
dengan cara purposive sampling
Orang tua yang merantau termasuk
salah satu hal yang sangat Edelbrock (dalam Steinberg, 2011),

berpengaruh dalam terbentuknya yakni selama masa remaja terdapat

problem psikososial pada remaja, hal tiga kategori masalah diantaranya

ini sesuai dengan pengertian yang masalah penyalahgunaan zat

kemukakan oleh Bakker, Elings-Pels termasuk alkohol dan nikotin,

and Reis (2009), yang gangguan internalisasi yang

mengungkapkan dampak dari remaja diwujudkan dalam bentuk gangguan

yang ditinggal orang tuanya migrasi emosi, dan gangguan eksternalisasi

atau merantau, remaja memiliki atau masalah perilaku.

problem psikososial yang Apabila definisi Achenbach

diakibatkan dari tidak terbentuknya & Edelbrock (dalam Steinberg,

kelekatan anak dengan orang tua. 2011) diuraikan lebih lanjut yang

Problem psikososial yang termasuk dalam masalah

dialami remaja yang orang tuanya penyalahgunaan zat yaitu nikotin

merantau dapat diidentifikasikan dalam bentuk merokok dan minum

menjadi sembilan bentuk problem, minuman keras yang diantaranya

yakni diantaranya main kartu, adalah alkohol. Gangguan emosi

membolos, main billiard, betengkar, yang diakibatkan dari masalah

berkelahi, merokok, tawuran, perilaku remaja seperti perilaku

berjudi, dan minum minuman keras. agresi yang dialami, yaitu rasa

Problem-problem psikososial khawatir dan takut ketika subjek

tersebut sesuai dengan definisi yang melakukan perilaku agresi tersebut.

dikemukan oleh Achenbach dan Ada beberapa masalah perilaku yang


terbentuk dan dialami remaja yang anak laki-laki. Gangguan

orang tuanya merantau yaitu internalisasi dan eksternalisasi yang

bertengkar, berkelahi, tawuran, serta dialami remaja perempuan ini

masalah perilaku lain seperti ditunjukkan dengan adanya data

membolos, berjudi, main kartu, dan yang menyebutkan perilaku yang

main billiard. dialami remaja perempuan

Apabila problem psikososial diantaranya adalah perasaan

dibedakan berdasarkan jenis kelamin khawatir, takut, malu, serta

responden. Problem psikososial yang membolos, bertengkar, berkelahi,

berupa penyalahgunaan zat nikotin, dan main kartu seperti yang

alkohol, gangguan internalisasi, dan tercantum dalam tabel 23.

eksternalisasi dialami oleh responden Perilaku yang dialami

laki-laki, sedangkan untuk responden responden laki-laki diantaranya

perempuan tidak melakukan adalah membolos, bertengkar, main

penyalahgunaan zat, tetapi hanya billiard, merokok, minum minuman

gangguan internalisasi dan keras, berjudi, main kartu, berkelahi,

ekternalisasi. Hal ini sesuai dengan dan tawuran. Hal ini sesuai dengan

definisi yang dikemukakan oleh definisi yang dikemukakan oleh

Ritakallio (dalam Steinberg, 2011) Ritakallio (dalam Steinberg, 2011)

yang memaparkan bahwa gangguan yang memaparkan bahwa diantara

internalisasi dan eksternalisasi lebih anak laki-laki, masalah perilaku

sering terjadi dan terlihat di antara seperti perilaku ekstrim yang

anak perempuan dibandingkan pada dianggap normal untuk anak laki-laki


adalah perilaku yang lebih agresif yang merokok dan minum minuman

dan sulit diatur. keras. Papalia, Olds dan Fieldman

Apabila definisi Ritakallio (2009) yang menyebutkan mengenai

(dalam Steinberg, 2011) dijabarkan faktor pendorong remaja untuk

lebih lanjut, perilaku agresif yang melakukan penyalahgunaan narkoba

dialami responden laki-laki seperti dan zat terlarang diantaranya adalah

perilaku bertengkar, tawuran, dan karakteristik temperamen, kontrol

berkelahi, serta perilaku yang sulit dorongan yang buruk, pengaruh

diatur diantaranya membolos, main keluarga, masalah perilaku seperti

billiard, merokok, minum minuman agresivitas, kurangnya komitmen

keras, berjudi, dan main kartu, terhadap pendidikan, penolakan

seperti yang tercantum dalam tabel teman sebaya, bergaul dengan

23. Disini peneliti ingin memaparkan pengguna narkoba dan zat terlarang,

mengenai bentuk problem memiliki teman-teman yang

psikososial yaitu: (1) masalah menggunakan dan mentolerir

penyalahgunaan zat; dan (2) penggunaan narkoba, merasa

gangguan emosi dalam masalah diasingkan dan memiliki sifat

perilaku. sebagai pemberontak, memandang

1. Masalah penyalahgunaan zat positif terhadap pengguna narkoba

Masalah penyalahgunaan zat serta mencoba narkoba sejak usia

pada remaja yang orang tuanya dini.

merantau, yaitu penyalahgunaan zat Apabila definisi Papalia,

nikotin dan alkohol seperti remaja Olds dan Fieldman (2009) dijabarkan
lebih lanjut karakteristik dengan data yang menyebutkan

temperamen, kontrol dorongan yang bahwa ketika subjek sedang

buruk dan memiliki sifat sebagai bermasalah dengan orang tuanya

pemberontak ini dijelaskan dengan baik ayah maupun ibu, mereka

adanya data yang menyebutkan cenderung akan merokok dan minum

bahwa remaja yang orang tuanya minuman keras seperti yang

merantau melakukan tercantum dalam tabel 30, 31, 36 dan

penyalahgunaan zat dan alkohol 37.

ketika mereka sedang bermasalah Faktor pendorong lainnya

baik bermasalah dengan orang tua, yang sesuai dengan penjelasan

teman, maupun pacar, selain itu juga Papalia, Olds dan Fieldman (2009)

disebutkan bahwa ada beberapa adalah bergaul dengan teman yang

remaja yang menunjukkan perilaku merokok dan minum minuman keras.

memberontak seperti membantah, Remaja menyebutkan bahwa mereka

dan sampai pergi dari rumah apabila akan merokok dan minum minuman

dimarahi orang tuanya, seperti yang keras ketika sedang berkumpul

tercantum dalam tabel 8, 30 dan 36. dengan teman, apabila tidak merokok

Pengaruh keluarga seperti mereka diejek temannya sehingga

yang dijelaskan Papalia, Olds dan merasa malu apabila tidak merokok.

Fieldman (2009) menjadi salah satu Perilaku minum minuman keras ini

faktor pendorong terbentuknya juga terjadi ketika remaja dan teman-

remaja yang merokok dan minum temannya sedang menonton konser

minuman keras. Hal ini sesuai dangdut, atau ketika ada acara
hajatan yang merupakan suatu situasi billiard. Orang tua yang merantau

yang sangat memungkinkan remaja merupakan penyebab utama

untuk berkumpul dengan teman- terbentuknya masalah perilaku atau

temannya, serta banyak dari mereka kenakalan remaja. Hal ini sesuai

yang juga melakukan perilaku lain dengan definisi yang dikemukakan

seperti perilaku agresi yang berupa oleh Santrock (2012) bahwa

perilaku bertengkar, tawuran, serta kenakalan remaja disebabkan oleh

masalah perilaku seperti membolos beberapa hal, diantaranya adalah

yang terbentuk karena kurang remaja yang berasal dari status sosial

adanya komitmen yang jelas yang rendah, peran keluarga, seperti

terhadap pendidikan. Usia anak yang kurangnya dukungan dari keluarga

tergolong dini (12 sampai 18 tahun) terlebih orang tua, kurangnya

dalam mencoba rokok dan minuman pengawasan dari orang tua, dan

keras ini semakin menguatkan memiliki atau bergaul dengan teman

terbentuknya anak sebagai perokok sebaya yang terlibat dalam kenakalan

dan peminum minuman keras. remaja.

2. Gangguan emosi dan masalah Apabila definisi Santrock

perilaku (2012) dijabarkan lebih lanjut bahwa

Gangguan emosi disebabkan penyebab kenakalan remaja salah

karena masalah perilaku. Masalah satunya adalah remaja yang berasal

perilaku tersebut seperti bertengkar, dari status sosial yang rendah. Hal ini

berkelahi, tawuran, membolos, dijelaskan dari data yang

berjudi, main kartu, dan main menyebutkan bahwa sebelum orang


tua merantau sosial ekonomi bahkan menghukum, tetapi hal itu

keluarga remaja tergolong dalam hanya berlaku ketika pertama kali

status sosial yang rendah, terlihat saja, untuk seterusnya mereka

dari kakek nenek remaja yang dibiarkan oleh orang tuanya. Dengan

bekerja dirumah sebagai petani dan kurangnya pengasuhan, pengawasan

beberapa orang tua merantau diluar dan dukungan dari orang tua seperti

negeri sebagai pembantu rumah yang telah dijelaskan tersebut,

tangga atau buruh pabrik. remaja akan mencari dukungan lain

Peran keluarga seperti yaitu misalnya dari pergaulan subjek

dukungan dari keluarga terlebih atau teman subjek.

orang tua, serta kurangnya Pemaparan Santrock (2012)

pengawasan dan pengasuhan dari yang meyebutkan bahwa memiliki

orang tua menjadi salah satu faktor atau bergaul dengan teman sebaya

terbentuknya kenakalan remaja. Hal yang terlibat dalam kenakalan remaja

ini terlihat dari data yang akan menyebabkan remaja juga ikut

menyebutkan bahwa ketika orang tua melakukan kenakalan tersebut.

mengetahui anaknya melakukan Remaja yang orang tuanya merantau

kenakalan seperti membolos, memiliki pergaulan dalam berteman

bertengkar, berkelahi, tawuran, main yang kurang baik. Teman-teman

billiard dan main kartu serta berjudi, remaja yang orang tuanya merantau

orang tua hanya menegur saja dan adalah mereka sendiri yang orang

ada yang membiarkan, walaupun ada tuanya juga merantau, bertengkar,

beberapa yang memarahi atau berkelahi, tawuran, main billiard,


main kartu serta berjudi. Hal ini sebatas pada kecemasan yang

tergambar dalam gambar 6 mengenai terwujud dari rasa khawatir dan

hubungan remaja dengan teman takut, tetapi tidak sampai pada

dekat dan teman lingkungan tempat depresi dan fobia.

tinggalnya yang termasuk sangat


KESIMPULAN
dekat. Secara keseluruhan sebagian
Berdasarkan hasil penelitian
besar remaja membolos oleh ajakan
yang telah dilakukan dapat
dari teman sebayanya (tabel 24).
disimpulkan bahwa secara umum
Secara emosional remaja
problem psikososial yang dialami
merasakan perasaan khawatir dan
remaja yang orang tua nya merantau
takut apabila ketahuan melakukan
diantaranya adalah membolos,
perilaku membolos, bertengkar,
bertengkar, main billiard, merokok,
tawuran, dan perilaku lainnya. Hal
minum minuman keras, berjudi,
ini sejalan dengan definisi yang
main kartu, berkelahi, dan tawuran.
dipaparkan oleh Achenbach dan
Problem psikososial yang dialami
Edelbrock (dalam Steinberg, 2011)
responden laki-laki kurang lebih
yang menyebutkan bahwa gangguan
sama dengan responden perempuan.
emosi dan kognisi pada remaja itu
Keseluruhan responden laki-laki
seperti kecemasan, depresi, dan
melakukan semua perilaku tersebut,
fobia. Sejalan dengan hal tersebut
tetapi untuk responden perempuan
analisis data menyebutkan bahwa
perilaku yang dilakukan seperti
remaja yang orang tuanya merantau
membolos, bertengkar, berkelahi,
mengalami gangguan emosi hanya
dan main kartu.
1. Masalah penyalahgunaan zat 3. Masalah perilaku (Kenakalan)

pada remaja yang orang tuanya yang dialami remaja yang orang

merantau seperti merokok dan tuanya merantau berupa perilaku

minum minuman keras. Secara bertengkar, berkelahi, tawuran,

umum tidak semua responden membolos, berjudi, main kartu,

merokok dan minum minuman serta main billiard. Semua

keras. Perilaku merokok dan responden mengalami masalah

minum minuman keras ini perilaku, baik responden laki-laki

dialami oleh semua responden maupun perempuan. Semua

laki-laki, tetapi untuk responden responden laki-laki melakukan

perempuan tidak ada yang masalah perilaku diatas,

merokok dan minum minuman begitupun dengan responden

keras. perempuan, letak perbedaanya

2. Gangguan emosi yang dialami hanya terletak pada responden

remaja yang orang tuanya perempuan tidak melakukan

merantau adalah rasa cemas, perilaku berjudi, tawuran, dan

khawatir, dan rasa takut. main billiard.

Perasaan ini terbentuk ketika


DAFTAR PUSTAKA
responden melakukan perilaku
Bakker, C., Pels, M.E., dan Reis, M.
kenakalan dan dialami oleh (2009). The Impact of
Migration on Children in The
semua responden baik laki-laki Caribbean: Unicef office for
Barbados and Easter
maupun perempuan. Caribbean. Paper, 4, 1-19.
Chaplin, J. P. (2011). Kamus
Lengkap Psikologi.
Terjemahan oleh Kartini
Kartono. 2011. Jakarta:
Rajawali Pers.
Creswell, J. W. (2012). Research
Design: Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed edisi ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Geldard, Kathryn., dan Geldard,
David. (2011). Konseling
Remaja: Pendekatan Proaktif
untuk anak muda.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. D.
(2001). Psikologi Praktis:
Anak, Remaja, dan Keluarga.
Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Papalia, D.E., Olds, S. W., dan
Feldman, R. D. (2008).
Human development:
Perkembangan Manusia
Edisi 10 Buku 2. Terjemahan
oleh Brian Marswendy. 2009.
Jakarta: Salemba Humanika.
Santrock, John. W. (2012). Life Span
Development: Perkembangan
Masa Hidup edisi ketigabelas
Jilid 1. Terjemahan oleh
Benedictine Widyasinta.
2012. Jakarta: Erlangga.
Steinberg, L. (2011). Adolescence.
New York: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai