Kata Pengantar Makalah Agama
Kata Pengantar Makalah Agama
Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta shalawat dan salam kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW. Atas berkat dan rahmatNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ sewa menyewa dalam islam “ telah diselesaikan
dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan tugas. Dengan $erasaan rendah hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu Haliya S,pd.i selaku guru agama yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan tugas ini.
kami menyadari bahwa dalam menyelesaian tugas ini masih belumsempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan tugas
kami selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan pengertian sewa menyewa
2. Menjelaskan rukun dan syarat-syarat sewa menyewa
3. Menjelaskan hikmah dari sewa menyewa
4. Landasan hukum sewa menyewa
5. Juga hal-hal lain yang berkaitan dengan sewa menyewa
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEWA MENYEWA
1. Pengertian sewa menyewa
Al-ijarah berasal dari kata Al-ajruyang berarti Al-I’wadhu (ganti). Dari sebab itu Ats
Tsamut (pahala) dinamai Ajru (upah). Menurut pengertian Syara’, Al-ijarah ialah : “suatu
jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian”.
Karena itu menyewakan pohon untuk dimamfaatkan buahnya, tidaklah sah, karena
pohon bukan sebagai manfaat. Demikian pula halnya menyewakan dua jenis mata uang (emas
dan perak), makanan untuk dimakan, barang yang dapat ditakar dan ditimbang. Karena jenis-
jenis barang ini tidak dapat dimanfaatkan kecuali dengan menggunakan barang itu sendiri.
Begitu juga menyewakan sapi, atau domba, atau unta untuk diambil susunya. Karena
penyewaaan adalah pemilikan manfaat. Sedangkan dalam keadaan seperti ini, berarti
pemilikan susu, padahal ia adalah ain(barangnya) iu sendiri. Akad menghendaki pengambilan
manfaat, bukan barangnya itu sendiri.
Manfaat, terkadang berbentuk manfaat barang, seperti rumah untuk ditempati, atau
mobil untuk dinaiki (dikendarai). Dan terkadang berbentuk karya, seperti karya seorang
insinyur pekerja bangunan, tukang tenun, tukang pewarna (celup), penjahit dan tukang
binatang. Terkadang manfaat itu berbagai kerja pribadi seseorang yang mencurahkan tenaga,
seperti khadam (bujang) dan para pekerja.
Pemilik yang menyewakan manfaat disebut Mu’ajir (orangyang menyewakan).
Pihak lain yang memberikan sewa disebut Musta’jir (orang yang menyewa=
penyewa).
Dan, sesuatu yang diakadkan untuk diambil manfaatnya disebut Ma’jur (sewaan).
Sedangkan jasa yang diberikan sebagai imbalan manfaat disebut Ajran atau Ujah (upah).
Manakala akad sewa menyewa telah berlangsung, penyewa sudah berhak mengambil
manfaat. Dan orang yang menyewakan berhak pula mengambil upah, karena akad ini adalah
mu’awadhah(pengganti).
2. Landasan Hukum
Sewa menyewa disayari’atkan berdasarkan Al-Qur’an, sunnah dan ijma’.
3. Landasan Qur’ani
KESIMPULAN
Al-ijarahberasal dari kata Al-ajru yang berarti Al-I’wadhu (ganti). Dari sebab itu Ats Tsamut
(pahala) dinamai Ajru (upah). Menurut pengertian Syara’, Al-ijarah ialah : “suatu jenis akad
untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian”.
Ijarah menjadi sah dengan ijab qabul lafaz sewa atau kuli dan yang berhubungan dengannya,
serta lafaz (ungkapan) apa saja yang dapat menunjukkan hal tersebut.