Makalah Pola Manajemen Koperasi
Makalah Pola Manajemen Koperasi
LINEAR PROGRAMMING
Disusun Oleh :
AFNI SHINTIA
1601110065
RS4A
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRIDINANTI
PALEMBANG
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya bagi saya yang telah menyelesaikan makalah Metode Penelitian Dalam Bisnis ini
menyelesaikannya dengan baik . Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan
Disini saya sebagai penulis juga menyampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah
ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu saya dengan senang hati
menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang kita harapkan dapat di capai dengan sempurna.
Amin.
i
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 Linier Programming .......................................................................
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
4. Sifat divisiabel berarti unit aktivitas dapat dibagi dalam sembarang level
fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan.
Masalah pemrograman linear secara umum dapat ditulis dalam bentuk umum
sebagai berikut :
3
Persamaan (2. 1) dan (2. 2) bisa dikatakan sebagai model standar dari masalah
pemrograman linear. Sebuah formulasi matematika yang sesuai dengan model ini
adalah masalah program linier batas normal (Hiller, 1990).
Umumnya terminologi untuk model program linier sekarang dapat diringkas. Fungsi
objektif, c1x1 + c2x2+ … + cnxn,dengan kendala sebagai pembatas.
Batasan m (dengan fungsi semua variabel a11x1 + a12x2 + … + a1nxn) kadang-
kadang disebut fungsi pembatas. Sama halnya dengan kendala xj ≥ 0 disebut
pembatas non negatif.
Beberapa aturan bentuk program linear baku/standar (Aminudin, 2005):
D. Formulasi Permasalahan
1. Seorang pengrajin menghasilkan satu tipe meja dan satu tipe kursi. Proses yang
dikerjakan hanya merakit meja dan kursi. Dibutuhkan waktu 2 jam untuk merakit 1 unit
meja dan 30 menit untuk merakit 1 unit kursi. Perakitan dilakukan oleh 4 orang
karyawan dengan waktu kerja 8 jam perhari. Pelanggan pada umumnya membeli paling
banyak 4 kursi untuk 1 meja. Oleh karena itu pengrajin harus memproduksi kursi paling
banyak empat kali jumlah meja. Harga jual per unit meja adalah Rp 1,2 juta dan per unit
kursi adalah Rp 500 ribu. Formulasikan kasus tersebut ke dalam model matematiknya !
Solusi :
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan, alternatif keputusan
dan sumber daya yang membatasi. Berdasarkan informasi yang diberikan pada soal,
tujuan yang ingin dicapai adalah memaksimumkan pendapatan. Alternatif keputusan
adalah jumlah meja dan kursi yang akan diproduksi. Sumber daya yang membatasi
adalah waktu kerja karyawan dan perbandingan jumlah kursi dan meja yang harus
diproduksi (pangsa pasar ).
Kita definisikan :
Fungsi tujuan :
Kebutuhan pakan kambing setiap harinya adalah paling banyak 1% kalsium, paling
sedikit 30% protein dan paling banyak 5% serat.
Solusi :
Hal ini mengisyaratkan bahwa total biaya yang harus dikeluarkan peternak
proporsional terhadap jumlah jagung dan bungkil kedelai yang dibeli. Penggunaan
sumber daya yang membatasi, dalam hal ini komposisi jagung dan bungkil kedelai akan
serat, protein dan kalsium proporsional terhadap jumlah jagung dan bungkil. Dengan
demikian dapat dinyatakan sifat proporsionalitas dipenuhi.
Ada dua variabel keputusan dan empat sumber daya yang membatasi. Fungsi tujuan
merupakan minimisasi, karena semakin kecil biaya akan semakin disukai oleh peternak.
Fungsi kendala pertama (batasan jumlah pakan yang dibutuhkan per hari)
menggunakan persamaan (=), fungsi kendala kedua (kebutuhan kalsium) dan kendala
keempat (kebutuhan serat) menggunakan pertidaksamaan ≤, dan fungsi kendala ketiga
(kebutuhan akan protein) menggunakan pertidaksamaan ≥.
Kita definisikan :
x₁ + x₂ = 90
0.001 x₁ + 0.002 x₂ ≤ 0.9
0.09 x₁ + 0.6 x₂ ≥ 27
0.02 x₁ + 0.06 x₂ ≤ 4.5
x₁, x₂ ≥ 0
8
E. Metode Grafik
Metode grafik adalah satu cara yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah optimalisasi dalam programasi linier. Keterbatasan metode ini adalah variabel
yang bisa digunakan terbatas (hanya dua), penggunaan 3 variabel akan sangat sulit
dilakukan.
9
PT. Tatikucant memproduksi 2 macam produk yang dikerjakan secara manual. Setiap
unit produk I memerlukan waktu 20 menit pada proses 2 dan 24 menit pada proses 3,
sedangkan setiap unit produk II memerlukan waktu 15 menit pada proses 1, 16 menit
proses 2, dan 30 menit proses 3. Produk I memberikan keuntungan sebesar Rp.170/unit
dan Rp.190/unit untuk produk II. Jam kerja per hari yang tersedia untuk proses 1, 2,
dan proses 3 masing-masing 1050 menit, 1600 menit, dan 2400 menit. Berapakah
jumlah produk I dan II harus diproduksi agar keuntungan maksimal ?
Penyelesaian :
1 - 15 1050
2 20 16 1600
3 24 30 2400
Langkah 1 : Formulasikan
Untuk lebih jelas tentang cara mengformulasikan program linear dapat dibaca di
: Formulasi Program Linear
Untuk menggambarkan grafiknya, cara paling mudah adalah dengan menemukan nilai
suatu variabel saat variabel lain bernilai nol.
Maksudnya, kita membuat 2 titik pada sumbu X (dimana nilai Y = 0) dan di sumbu Y
(dimana nilai X = 0) kemudian menghubungkan 2 titik tersebut dengan garis. Sehingga
didapatkan persamaan garis lurus suatu kendala. Jika terdapat 3 kendala, maka
otomatis akan terdapat 3 garis juga.
15 X2 = 1050
X2 = 70
20 X1 + 16 X2 = 1600
X1 = 0 ⇾ X2 = 100 → F(0,100)
X2 = 0 ⇾ X1 = 80 → D(80,0)
24 X1 + 30 X2 = 2400
X1 = 0 ⇾ X2 = 80 → E(0,80)
X2 = 0 ⇾ X1 = 100 → H(100,0)
Setelah didapatkan garis-garisnya, untuk mengetahui daerah mana yang diarsir dari
suatu persamaan dapat dilihat dari tanda persamaan, seperti :
Tanda ≤ berarti bagian sebelah kiri dari persamaan garis yang diarsir.
Tanda ≥ berarti bagian sebelah kanan dari persamaan garis yang diarsir.
Tanda = berarti hanya pada bagian persamaan garis (hanya garis)
Daerah yang memenuhi persyaratan adalah daerah yang terarsir oleh semua kendala
yang ada.
Bedasarkan persamaan-persamaan kendala diatas, daerah yang bersamaan memenuhi
ketiga kendala ditunjukan oleh area gambar di atas yang di arsir yaitu O-ABCD. Bagian
yang diarsir dinamakan daerah feasible. Bagian O-ABCD dinamakan daerah feasible
karena memenuhi solusi dari semua pembatas yang ada.
Untuk mencari titik yang paling menguntungkan dari dearah feasible tersebut adalah
titik yang terjauh dari sumbu O untuk masalah maksimasi. Sedangkan untuk kasus
minimasi adalah yang paling dekat dengan titik sumbu O.
Pada gambar diatas sebagian titik koordinat dapat diketahui yaitu titik O(0;0), titik
D(80;0), titik A(0;70). Sedangkan titik B dan titik C dapat dicari dengan mencari
perpotongan antara 2 garis yang saling menyinggung dengan cara subtitusi maupun
eliminasi.
Jadi koordinat dari titk B dapat didapat dengan mengsubtitusikan kendala (15 X2 =
1050) dengan kendala (20 X1 + 16 X2 = 1600) maka didapatkanlah koordinatnya adalah
(12,5 ; 70).
Sedangkan untuk titik C dapat didapatkan dengan cara yang sama antara kendala (20
X1 + 16 X2 = 1600) dengan kendala (24 X1 + 30 X2 = 2400) maka didapatkanlah
koordinatnya (400/9 ; 400/9).
Setelah itu lakukan pengujian dari semua koordinat di daerah feasible yang didapat ke
persamaan tujuan seperti contoh di atas adalah (Z = 170 X1 + 190 X2) dan carilah hasil
terbesar untuk masalah maksimasi dan hasil terkecil untuk masalah minimasi.
Karena dalam contoh diatas adalah kasus maksimasi, maka kita cari nilai Z terbesar
sebagai outputnya. Sehingga didapatkan :
Titik A :
Z = 170 (0) + 190 (70) = 13.300
Titik D :
Z = 170 (80) + 190 (0) = 13.600
Titik B :
Z = 170 (12,5) + 190 (70) = 15.425
Titik C :
Z = 170 (400/9) + 190 (400/9) = 16.000
Dari hasil pengujian daerah feasible, maka yang memberikan nilai optimum adalah titik
C. Jadi maksudnya jumlah produk 1 (X1) yang harus dibuat adalah 400/9 dan jumlah
produk 2 (X2) yang harus dibuat adalah 400/9 agar produksi maksimal dengan nilai
output sebesar 16.000