Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pembina:
Dr. H. Ardi Parminto., SE.,
Penyusun:
Devita Yuniar (1701045023)
Hartati Ellawati (1701045048)
Widya Astuti Prasetya (1701045012)
Yogi Prasetyo (1701045054)
Shahifa Rezaldi Prayoga (1701045057)
Umi Puspita Sari (1601045056)
Adan (16010450 )
UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga
penyusun mampu menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam kepada sang pendidik sejati Rasulullah SAW, serta para
sahabat, tabi’in dan para umat yang senantiasa berjalan dalam risalahnya. Dengan
terselesainya makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada semua pihak yang memberikan sumbangan baik moral
maupun spiritual.
Selanjutnya penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini
banyak terdapat kekurangan, walaupun penyusun sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk membuat yang terbaik. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
di dunia ini tidak ada yang sempurna. Begitu juga dalam penyusunan makalah
ini, yang tidak luput dari kekurangan dankesalahan.
Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan
makalah ini. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
Bab II Pembahasan
a. Perhitungan Return
b. Tingkat Keuntungan Return
c. Efek Diversifikasi
d. Set Efesien
e. Risiko Dan Return Portofolio Dengan Lebih Dari Dua Aset
Bab III Penutup
a. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Investasi merupakan salah satu bentuk pemanfaatan harta secara produktif. Dalam
investasi seorang investor akan berhadapan dengan dua hal yaitu keuntungan yang
diharapkan dan risiko yang akan dihadapi. Kedua hal tersebut saling berkaitan. Investasi
yang diinginkan adalah memberikan nilai tambah berupa tingkat keuntungan yang
diperoleh. Namun, faktanya para investor terkadang fokus pada pencapaian target
keuntungan yang diinginkan tanpa mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi atas
keputusan yang dibuatnya.
Hubungan positif antara tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan risiko ialah
bahwa semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Oleh karena itu, pada tulisan ini akan dibahas mengenai apa sebenarnya return (tingkat
keuntungan) dan risiko disertai dengan perhitungannya baik secara sederhana sampai
dengan pada portofolio. Sehingga tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi berbagai pihak dalam mengetahui dan menentukan tingkat return dan risiko dalam
bidang keuangan.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan perhitungan return?
2. Bagaimana cara perhitungan keuntungan dalam return?
3. Apa yang dimaksud dengan efek diversifikasi?
4. Apa yang dimaksud set efisien?
5. Apa resiko dari return?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERHITUNGAN RETURN
Return adalah tingkat keuntungan atau pengembalian modal (ma’ad). Misalkan
kita membeli aset keuangan (dayn) dalam bentuk saham dengan harga Rp. 1.000,
kemudian satu tahun mendatang kita menjual dengan harga Rp. 1.200. perusahaan
membayar deviden sebesar Rp 100 pada tahun tersebut.
Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut :
Dimana :
Pt = Harga atau nilai pada periode t
Pt-1 = Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)
Dt = Dividen yang dibayarkan pada periode t
Periode tersebut bisa harian, bulanan dan tahunan. Dalam contoh di atas,
periode tersebut adalah tahunan. Dengan demikian, pada contoh di atas, maka
investor memperoleh keuntungan sebesar 30% per-tahun.
B. PERHITUNGAN TINGKAT KEUNTUNGAN (RETURN) YANG
DIHARAPKAN DAN RISIKO
Muamalah Syari’ah
Kondisi Perekonomian Probabilitas
(A)% (B)%
Sangat baik 0,20 25 3
Baik 0,20 15 5
Normal 0,20 7.5 6
Jelek 0,20 5 6.5
Sangat jelek 0,20 2.5 7
Tingkat keuntungan
11% 5,5%
yang diharapkan
E(RSyariah) = 0,20 (3%) + 0,20 (5%) + 0,20( 6%) + 0,20 (6,5) + 0,20 (7%)
= 5,5%
Hal tersebut terlihat bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan untuk saham
Muamalah lebih tinggi dibandingkan Syariah. Risiko untuk menentukan daya tarik
investasi Muamalah dan syariah bisa dihitung dengan menghitung standar deviasi
return masing-masing saham.
Perhitungan standar deviasi untuk masing-masing saham dapat dilakukan
sebagai berikut ini : Pertama kita menghitung varians return untuk masing-masing
saham. Setelah varians ditemukan, standar deviasi dihitung sebagai akar dari
varians return tersebut.
σA2 = 0,25 (20 – 9)2 + 0,25 (10 – 92) + 0,25 (7,5 – 92) + 0,25 (5 – 9)2 + 0,25
(2,5 – 9)2
= 36,5
σA = (36,5)1/2 = 6,04%
σB 2 = 0,25(2,5 – 5,2)2 + 0,25 (4 – 5,2)2 + 0,25 (6 – 5,2)2 + 0,25 (6,5 –5,2)2
+
0,25 (7 – 5,2)2
= 2,68
σB = (2,68)1/2 = 1,69%
E(R) = Σ pi Ri
σR2 = Σ pi (Ri – E(R) )2
σR = (σR2)1/2
Dimana :
E(R) = tingkat keuntungan yang diharapkan
Pi = probabilitas untuk kondisi/scenario i
Ri = return atau tingkat keuntungan pada scenario i
σR = standar deviasi return (tingkat keuntungan)
σR2 = varians return (tingkat keuntungan)
C. EFEK DIVERSIFIKASI
Diversifikasi yaitu menginvestasikan pada beberapa aset, cenderung
menghasilkan risiko yang lebih kecil. Kunci dalam penurunan risiko portofolio adalah
kovarians (atau kofisien korelasi), menurut Suad Husnan (2001: 54), portofolio
adalah ‘sekumpulan kesempatan investasi’. Secara umum kofisien kolerasi antar
saham mempunyai tanda positif dan relatif kecil. Kofisien semacam ini sudah
cukup baik untuk menurunkan risiko portofolio.
Jika jumlah aset dalam portofolio ditambah misalnya secara acak, ada
kecenderungan risiko portofolio tersebut mengecil. Dengan kata lain, risiko akan
menurun dengan tingkat penurunan yang melambat, dengan ditambahkannya aset
dalam portofolio.
Contoh:
Kita mempunyai saham di perusahaan A, kemudian terjadi kebakaran
pabrik perusahaan tersebut yang mengakibatkan penurunan keuntungan
perusahaan. Karena hal tersebut kejadian buruk bagi perusahaan A, maka saham
perusahaan A akan mengalami penurunan dan kita akan memperoleh kerugian.
Misalkan korelasi A dengan B (TAB) adalah +1, risiko portofolio dapat dituliskan
sebagai berikut:
σp2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB σAB atau
σp2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB σAB ΓAB σA σA
karena ΓAB = +1, kita bisa meringkaskan formula di atas menjadi:
σp2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB σA σA atau
σp2 = (XA σA + XB σB)2
σp = (XA σA + XB σB)
Persamaan di atas menunjukkan jika korelasi antara aset A dengan aset B = +1, risiko
portofolio merupakan ratarata tertimbang dari risiko aset individual. Dengan kata lain,
diversifikasi dalam situasi ini tidak memberikan manfaat, karena risiko portoflio tidak
bisa lebih rendah dari rata-rata tertimbang risiko aset individualnya.
Tabel 11,4
Resiko retrun dengan korelasi=1
XA XB E(Rp) 𝜎𝑝
100 0 9 6.04
80 20 8.25 5.17
60 40 7.5 4.3
50 50 7.125 3.865
40 60 6.75 3.43
20 80 6 2.56
0 100 5.25 1.69
Perhatikan bahwa jika komposisi protopolio adalah 21% pada asset A dan 78% pada
asset B risiko polio jadi sangat kecil. Maka di bentuk portopolio dengan komposisi
tertentu.
3. Korelasi = 0 atau Tidak Ada Korelasi
Misalkan korelasi antara A dengan B (ΓAB) adalah 0, risiko portofolio bisa
dituliskan sebagai berikut ini.
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB (0) σA σB atau
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2
σP = [XA2 σA2 + XB2 σB2] 1/2
Persamaan di atas tidak bisa disederhanakan lagi.
XA XB E(Rp) 𝜎𝑝
100 0 9 6.04
80 20 8.25 4.85
60 40 7.5 3.69
50 50 7.125 3.14
40 60 6.75 2.63
20 80 6 1.82
0 100 5.25 1.69
Gambar berikut :
Risiko total portofolio merupakan gabungan dari kotakkotak di dalam bagan tersebut.
Jika aset dalam portofolio bertambah, maka jumlah kotak juga semakin bertambah,
yang berarti komponen dalam risiko total menjadi semakin bertambah.
Jika aset dalam portofolio bertambah, maka komponen yang perlu dihitung dalam
portofolio menjadi semakin banyak. ika ada N aset dalam portofolio, maka kita perlu
menghitung:
(N (N + 1)) /2 parameter,
yang terdiri dari N varians, dan (N (N - 1)) / 2 kovarians.
Sebagai ilustrasi, jika ada 300 saham dalam portofolio, dan kita akan menghitung risiko
portofolio tersebut, maka kita perlu menghitung: 300 varians dan 150 (299) = 44.850
kovarians. Jumlah tersebut cukup besar. Jika jumlah aset dalam portofolio adalah 1.000,
maka jumlah parameter yang harus dihitung menjadi sekitar 500.000 parameter.
MODEL INDEKS TUNGGAL
1. Risiko dan Return Aset Tunggal Berdasarkan Model Indeks Tunggal
William Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal (single index model).
Menurut model tersebut, return suatu saham/aset dipengaruhi oleh faktor bersama
tunggal, sebagai berikut ini.
Rit = αi + βi Ft + eit
Faktor bersama yang dimaksud, biasanya adalah return pasar. Dengan kata lain,
pergerakan return saham dipengaruhi oleh return pasar. Berdasarkan observasi, jika
kondisi pasar baik maka return saham individual pada umunya juga baik. Sebaliknya,
jika kondisi pasar jelek maka return saham individual pada umunya juga akan jelek.
Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk aset i bisa dituliskan sebagai berikut.
E(Ri) = αi + βi E(RM)
Menurut model indeks tunggal, total risiko bisa dipecah ke dalam dua komponen
yaitu:
σ i2 = ßi2 σM2 + σei2
(Risiko Total) = (Risiko yang Tidak Bisa Dihilangkan melalui Diversifikasi) + (Risiko
yang Bisa Dihilangkan melalui Diversifikasi)
Dimana:
σi 2 = risiko total (varians sekuritas i)
ßi = Beta sekuritas i (risiko sistematis sekuritas i)
σM2 = Varians return pasar
σei2 = Varians error sekuritas i
Persamaan di atas menunjukkan risiko total bisa dipecah ke dalam dua bagian: (1)
risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi (risiko sistematis), dan (2) risiko
yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi (risiko tidak sistematis). Risiko sistematis
pada ß (beta saham i).
Model indeks tunggal merupakan pendekatan terhadap model perhitungan risiko
Markowitz. Karena itu hasil yang diperoleh dari model indeks tunggal bisa berbeda
dengan perhitungan secara langsung (dengan Markowitz, langsung menghitung standar
deviasi return aset). Biasanya hasil yang diperoleh oleh model indeks tunggal cenderung
lebih rendah dari perhitungan langsung. Hal tersebut dikarenakan model indeks tunggal
mengasumsikan kovarians antar saham adalah 0.
Penulisan model indeks tunggal yang lebih lengkap adalah sebagai berikut.
σi2 = βi2 σM2 + σei2 + kovarians dengan saham lainnya
Jika kovarians dengan saham lainnya mempunyai nilai negatif, maka model indeks
tunggal akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan yang seharusnya. Jika
kovarians dengan saham lainnya mempunyai nilai positif, maka model indeks tunggal
akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan yang seharusnya. Karena secara
umum korelasi antar saham adalah positif, maka risiko yang dihitung dengan model
indeks tunggal akan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan risiko yang dihitung
langsung (dihitung langsung variansnya). Secara umum, perbedaan antara risiko yang
dihitung melalui model indeks tunggal dengan cara langsung, cukup kecil. Sehingga
bisa dikatakan model indeks tunggal cukup akurat.
Model indeks tunggal ditujukan untuk memecahkan masalah perhitungan risiko
dengan model Markowitz. Dengan menggunakan model indeks tunggal, maka
parameter yang perlu dihitung untuk menghitung risiko aset i adalah βi, σM , dan σei2.
Untuk portofolio, ketiga parameter tersebut yang harus dihitung. Karena itu, untuk
portofolio, model indeks tunggal membantu menyederhanakan perhitungan risiko model
Markowitz.
2. Return dan Risiko Portofolio berdasarkan Model Indeks Tunggal
Untuk portofolio dengan N aset, tingkat keuntungan yang diharapkan untuk suatu
portofolio bisa dituliskan sebagai berikut ini.
E(RP) = αP + βP E(RM)
Dimana
E(RP) = Tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
αP = Intercept untuk portofolio
βP = Beta portofolio
E(RM) = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
Parameter intercept dan beta portofolio dihitung sebagai berikut ini.
αP = ∑ wi αP βP = ∑ wi βP
Risiko portofolio menggunakan model indeks tunggal bisa dihitung sebagai berikut.
σP2 = βP2 σM2 + σeP2
Varians residual portofolio dihitung sebagai berikut ini.
σeP2 = ∑ wi2 σei2
Misal kita mempunyai empat saham A, B, C dan D dengan karakteristik sebagai
berikut.
αA = 2 βA = 0.9 σeA = 30%
αB = 4 βB = 0.7 σeB = 40%
αC = 3 βC = 1.2 σeC = 25%
αD = -1 βD = 1.5 σeD = 35%
Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan 25% dan standar deviasi 20%. Berapa
tingkat keuntungan dan risiko portofolio yang terdiri dar empat saham tersebut dengan
bobot yang sama?
Pertama, menghitung parameter untuk portofolio:
αP = ¼ (2) + ¼ (4) + ¼ (3) + ¼ (-1) = 2
βP = ¼ (0.9) + ¼ (0.7) + ¼ (1.2) + ¼ (1.5) = 1.075
σeP2 = (1/4)2 (0.3)2 + (1/4)2 (0.4)2 + (1/4)2 (0.25)2 + (1/4)2 (0.35)2 = 0.027
Tingkat keuntungan ynag diharapkan dan risiko portofolio bisa dihitung sebagai
berikut:
E(RP) = 2 + 1.075 (25%) = 28.88%
σP2 = (1.075)2 (0.2)2 + 0.027 = 0.073
σP = (0.073)1/2 = 0.27 atau 2.7%
Dengan menggunakan model indeks tunggal, tingkat keuntungan yang diharapkan
dan ridiko portofolio adalah 29% dan 27%.
Misalkan kita mempunyai portofolio yang terdiri dari N aset, berapa parameter yang
harus dihitung? Parameter yang harus dihitung adalah:
Jumlah Parameter = N αP + N βP + N σei2 + 1 σM2 + 1 E(RM)
Misalkan kita mempunyai portofolio dengan 1.000 aset, maka parameter yang harus
dihitung untuk menghitung tingkat keuntungan dan risiko portofolio adalah 1.000 alpha
+ 1.000 beta + 1.000 varians residual + 1 varians pasar + 1 tingkat keuntungan pasar,
atau 3.002 parameter. Bandingkan dengan 500.000 parameter yang harus dihitung oleh
model risiko Markowitz. Jumlah parameter dari model indeks tunggal jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah dari model Markowitz. Model indeks tunggal merupakan
penyederhanaan yang sangat signifikan dari model Markowitz.
Model indeks tunggal tidak memerlukan estrimasi kovarians (kaitan) antar saham
atau sektor. Yang diperlukan adalah estimasi kaitan antara satu saham (sektor) dengan
sektor secara keseluruhan (pasar). Beta (β) mencerminkan kaitan antara satu saham
(sektor) dengan pasar secara keseluruhan.
BAB III
KESIMPULAN